NPP : 32.0434
Kelas : I-1
A. 12 Spirit Kepamongprajaan
1. Voorruitzein
Mengamong adalah memandang (envision) sejauh mungkin ke depan, tidak hanya sebatas
masa jabatanya. Misalnya jika seorang dengan masa jabatan 5 tahun, maka ia wajib
membuat perhitungan dalam 20 tahun kedepan.
Contoh : Kepala desa yang membuat rencana pembangunan desa dalam jangka waktu 10
tahun ke depan.
2. Conducting
Menciptakan harmoni antar kegiatan yang berbeda oleh aktor yang berlainan.
Contoh : kepala desa dan para perangkatnya yang konsisten melakukan pertemuan
mingguan guna melakukan evaluasi agar tetap menciptakan lingkungan pekerjaan yang
harmonis.
3. Coordinating
Membangun komitmen bersama antar unit kerja dalam rangka mencapai tujuan yang
optimal.
Contoh : kerjasama antara bagian keuangan dan bagian hubungan masyarakat ditingkat
pemerintahan kecamatan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelatihan desa wisata.
4. Peace Making
Membangun kedamaian di masyarakat.
Contoh : Camat desa pulosari yang giat terjun langsung dalam rangka pengawasan terhadap
kenyamanan dan ketentraman masyarakat di wilayahnya.
5. Residu Serving
Mengurus sesuatu yang sudah ditugaskan walaupun itu bukan kewajibannya.
Contoh : Melaksanakan mandat yang diberikan oleh bupati dengan sebaik-baiknya.
6. Turbulence serving
Mengamong adalah mengantisipasi dan melayani dalam arti melindungi dan
menyelamatkan manusia dan lingkungannya terhadap segala sesuatu yang sifatnya
mendadak, tiba-tiba, di luar perhitungan, tak disangka-sangka, force mmajeur
Contoh : kepala desa yang giat melakukan sosialisasi terhadap bahaya dan cara penanganan
virus covid 19.
7. Freises Ermessen
Menunjukan keberanian untuk melakukan turbulance serving atas inisiatif pribadi.
Contoh : Kepala desa yang berani mengalihkan dana pembangunan desa untuk bencana
yang terjadi di daerahnya , serta mampu mempertanggungjawabkan dan melaporkan secara
jelas atas tindakan yang diambilnya.
8. Generalist Function
Belajar sedikit demi sedikit untuk mengetahui banyak hal.
Contoh : seorang kepala desa yang membekali dirinya dengan pengetahuan bahasa asing
guna memberi contoh serta memotivasi masyarakatnya.
9. Specialist Function
Belajar untuk mengetahui semakin banyak tentang semakin sedikit hal.
Contoh : Camat pulosari yang mendalami ilmu pemerintahan melalui pendidikan S2 disuatu
lembaga pendidikan.
10. Responsibility
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, sumpah dan janji jabatan, self commitmen
dan freises ermessen.
Contoh : Seorang bupati yang melaksanakan program kerjanya secara terstruktur dan
transparan tanpa adanya kegiatan KKN didalamnya.
11. Magnanimous Thinking
Mengonstruksi pikiran besar yang dapat diwariskan untuk generasi dimasa depan.
Contoh : Camat yang melakukan observasi serta menuangkan buah penelitianya kedalam
program kerja guna menghadapi tantangan yang akan dihadapi generasi masa depan.
12. Omnipresense
Membangun citra pemerintah yang ada dimana-mana dan kapan saja.
Contoh : seorang camat yang selalu siap melayani dalam 24 jam guna melaksanakan
pengabdian kepada masya rakat.
1. Mahambeg Mring Kismo (meniru sifat bumi). Bumi, dalam hal ini diintepretasikan
sebagai ibu pertiwi. Bumi memiliki peran sebagai ibu yang didalamnya mengandung
perilaku memelihara dan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk
yang hidup di bumi. Implementasinya adalah, Pemimpin harus memiliki unsur bumi
yang mampu mengayomi dan melindungi anak buahnya. Secara praktik, sifat bumi
juga memunculkan perhatian kepada kaum lemah dan mengarahkan kekuasaannya
untuk mensejahterakan rakyat dan mengentaskan kemiskinan. (Sudharta, 2006)
WATAK BUMI, Bumi sebagai tempat hidup manusia dan makluk hidup lainnya
mempunyai sifat sejahtera, sentosa dan suci, artinya setiap Pamong Praja harus dapat
laksana bumi yang memberikan anugerah rasa aman sentosa bagi setiap orang untuk
hidup dalam kondisi memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup atas dasar kejujuran,
serta memberikan anugerah kepada siapa saja yang telah berjasa kepada bangsa dan
negara.
CONTOH :
Contoh :
3. Mahambeg Mring Samirono (meniru sifat angin). Pemimpin yang menguasai sifat
angin adalah ia yang selalu terukur bicaranya. Implementasinya adalah pada perilaku
kehati hatian dalam bertindak dan perkataannya selalu disertai argumentasi serta
dilengkapi data dan fakta. Kehati-hatian ini termasuk didalamnya melakukan check
and recheck sebelum berbicara atau mengambil keputusan. (Sudharta, 2006)
WATAK ANGIN, angin mempunyai sifat mengisi setiap ruang yang kosong,
walaupun tempatnya sulit sekalipun, artinya bahwa setiap Pamong Praja harus dapat
berfungsi laksana angin yaitu dapat melakukan tindakan yang teliti, cermat dan mau
ber-incognito (turun ke lapangan) untuk mengetahui dan menyalami kehidupan
masyarakatnya
Contoh :
Mukti agung wibowo sebagai Bupati Pemalang selalu mengecek semua
keputusan yang dibuat sebulum disetujui dengan DPRD Kabupaten
Pemalang.
4. Mahambeg Mring Condro (meniru sifat bulan). Pemimpin melandasi tindakan dan
perkataannya dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosio-emosional.
Implementasinya, pemimpin memperhatikan harkat dan martabat pengikutnya sebagai
sesama. Dalam istilah Jawa, perilaku tersebut dinamakan nguwongke. Selain itu,
dalam perilaku kesehariannya ia mampu menjadi penuntun dan memberikan
pengarahaan baik bersifat konkrit maupun ideologis kepada bawahannya. Konsep ini
juga berkaitan erat dengan kemampuan pemimpin dalam memahami dan
mengamalkan ajaran luhur yang terkandung dalam agama (religiusitas) dan
menjunjung tinggi nilai-nalai moralitas. (Sudharta, 2006)
WATAK BULAN, Bulan mempunyai wujud indah dan menerangi dalam kegelapan,
artinya setiap Pamong Praja harus dapat berfungsi laksana bulan yakni memberi
terang dalam kegelapan bagi setiap orang yang dipimpinnya.
Contoh :
WATAK MATAHARI, Matahari mempunyai sifat panas dan penuh energi dan
pemberi sarana hidup, artinya bahwa setiap Pamong Praja harus dapat berfungsi
laksana matahari yaitu dapat memberi semangat kehidupan dan memberi energi
kepada setiap orang yang dipimpinnya.
Contoh :
WATAK SAMUDERA, Samudra mempunyai sifat luas dan rata, artinya bahwa
setiap Pamong Praja harus dapat menjadi laksana samudra yang mempunyai
pandangan yang luas, berwawasan yang luas, berpengetahuan yang luas, dan sanggup
menerima setiap persoalan dan mampu memecahkannya serta tidak boleh membenci
seseorang.
Contoh :
7. WATAK BINTANG, Bintang mempunyai bentuk yang indah dan menjadi hiasan di
waktu malam yang sunyi serta menjadi kompas atau pediman arah bagi mereka yang
kehilangan arah, artinya setiap Pamong Praja harus dapat berfungsi laksana bintang
yaitu bertaqwa dan dapat menjadi contoh tauladan bagi orang lain yang dapat menjadi
pedoman bagi orang yang dipimpinnya dan dilayaninya.
Contoh :
WATAK API, Api mempunyai sifat panas dan tegak sanggup membakar apa saja
yang bersentuhan dengannya, artinya bahwa setiap Pamong Praja harus dapat
berfungsi laksana api yang membakar semangat orang-orang yang dipimpinnya untuk
bersemangat, beraktivitas, berkinerja tinggi dalam membangun dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan tegas tanpa pandang bulu.
Contoh :