Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
TAHUN 2022/2023
A. Pendahuluan
Rumangsa melu handarbeni (merasa ikut memiliki), Secara sederhana kata tersebut bermakna
bahwa seseorang hendaklah menyadari bahwa setiap tugas yang diembannya harus dilaksanakan
dengan sepenuh hati, dan menjaganya seperti miliknya sendiri (Rosari, 2017). wajib
hangrungkebi (wajib membela), mulat sarira hangrasa wani (melihat badan merasakan berani).
Terjemahan bebasnya, merasa ikut memiliki, wajib membela, berani melihat diri sendiri.
Peribasaha ini sering dimanfaatkan sebagai ajakan Negara (pemerintah) kepada rakyatnya.
Tujuannya, agar rakyat ikut terlibat aktif (berpatisipasi) dalam pembangunan Negara dan bangsa.
Caranya, dengan merasa ikut memiliki, bukan malah membiarkan atau tidak mau campur tangan
dalam kehidupan Negara dan masyarakat. Di samping itu, rakyat pun diharapkan ikut membela
apabila terjadi gangguan dari mana pun datangnya. Selanjutnya, dalam membangun
kesejahteraan Negara dan bangsa, semua pihak harus bersedia melakukan introspeksi, berani
mengakui kekurangan dan kelemahan diri sendiri, sehingga ditemukan cara memperbaikinya
dengan tepat dan cepat. Apabila partisipasi rakyat dan seluruh aparat Negara telah dilandasi
semangat sebagaimana isi peribahasa ini, besar kemungkinan pembangunan dan kesejahteraan
yang dicita-citakan dapat segera terwujud.
C. Penutup
Salah satu wahana transformasi budaya adalah pendidikan. Jawa memiliki banyak nilai
kearifan lokal salah satunya adalah petuah yang berbunyai Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib
Hangrungkebi, Mulad Sarira Hangrasawani. Dalam kalimat tersebut memuat nilai yang
menyadarkan generasi muda pada pemeliharaan dan penjagaan terhadap sesuatu yang
dimilikinya. Dihubungkan dengan peran manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, kalimat tersebut dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kepedulian, dan
nasionalisme yang pada masa ini mulai luntur. Dengan digalinya kembali dan diajarkannya
nilai-nilai kearifan lokal tersebut dapat memperkuat karakterbangsa dan memunculkan
keteladanan baru bagi upaya pembentukan karakter. Sehingga penggalian nilai-nilai kearifan
lokal dapat mendukung pendidikan karakter sebagai prioritas dalam Pendidikan.
Daftar Pustaka
AkhirLLusiono1, Pratiwi Dwi Suhartanti, 2022. Pengembangan Skala Nilai Budaya Jawa:
Studi Kasus Abdi Dalem Keraton SurakartaDevelopment of Javanese Culture Values
Scale: A Case Study of Abdi Dalem Keraton Surakarta. JURNAL ILMIAH
EKONOMI DAN BISNIS, Vol.15, No.1, Juli 2022, pp. 113 -122p-ISSN : 1979-0155
(print)e-ISSN : 2614-8870 (online)
Suwito, Anton. (2014). Membangun integritas bangsa dikalangan pemuda untuk menangkal
radikalisme. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume IV, No 2, Juli 2014
Rosari, R. (2017). Hubungan Kepemilikan Psikologikal pada Konteks Budaya Jawa dengan
Anteseden dan Konsekuensinya. Jurnal Siasat Bisnis, 21(1), 37–54. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/317113060_Hubungan_kepemilikan_psi
kologikal_pada_konteks_budaya_jawa_dengan_anteseden_dan_konsekuensinya
Wardhani.N.W.,2016kearifan lokal jawa sebagai pembentuk karakter muda. Semarang. Seminar
Nasional : ISSN: 2598-6384 Pembentukan Karakter dan Moralitas bagi Generasi Muda
yang Berpedoman pada Nilai-nilai Pancasila serta Kearifan Lokal.
.