Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH MENONTON FILM HOROR TERHADAP

KUALITAS TIDUR DAN KONDISI KESEHATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai satu di antara Syarat Lulus Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU
Nurhaidah, M.Pd.

Diva Wahyu Syahputra


NIM H1031211003

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan proposal penelitian ini bisa
dilakukan dengan lancar dan tanpa kekurangan satu apa pun.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia, Ibu Nurhaidah, selaku pengampu
dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Makalah berjudul Pengaruh Menonton Film Horor terhadap Kualitas


Tidur dan Kondisi Kesehatan ini disusun sebagai satu di antara Syarat Lulus Mata
Kuliah Bahasa Indonesia.

Demikian proposal penelitian ini yang penulis telah susun, semoga


proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Pontianak, 3 November 2021

Penulis,

Diva Wahyu Syahputra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………2
D. Manfaat Penelitian………………………………………………..2
1. Manfaat Bagi Penulis..................................................................2
2. Manfaat Bagi Pembaca...............................................................3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................ 4
A. Pengertian Film Horor………………………………………….... 4
B. Dampak Menonton Film Horor………………………………….. 4
C. Pengertian dan Manfaat Tidur ……………………………………4
D. Tidur yang Berkualitas……………………………………………5
E. Dampak dari Buruknya Kualitas Tidur…………………………...6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………7
A. Pendekatan Penelitian………………...…………………………...7
B. Metode Penelitian………………………………….………………7
C. Subjek Penelitian dan Objek………………………………………7
D. Populasi dan Sampel Penelitian……….…………………………..7
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………...7
F. Prosedur Penelitian………………………………………………. 8
G. Alat Pengumpulan data……………………………………………8
H. Teknik Analisis Data……………………………………………... 8
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang, film telah menjadi media hiburan yang paling digemari
masyarakat umum. Film dapat dengan mudah diakses dengan mudah melalui
perangkat gawai dan tidak harus pergi ke bioskop untuk bisa menonton film.
Genre dan cerita yang ditawarkan pun sangatlah beragam dan menarik. Hal ini
yang membuat film sangat digemari dan tidak bosan untuk ditonton. Dari
berbagai genre film, terdapat salah satu genre film yang sangat digemari dan
menakutkan bagi sebagian golongan masyarakat, yaitu genre film horor.
Banyak sekali film-film horor yang tersebar di pasaran dan memiliki
keunikan dan ketakutan tersendiri dalam penyajian ceritanya. Umumnya film
horor menceritakan tentang hal-hal mistis atau kejadian yang tidak dapat
dijelaskan dengan logika atau berupa teror dan kekerasan yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh yang menyeramkan seperti hantu, psikopat, dan monster yang
ditambah dengan penyajian drama yang epik antara tokoh-tokohnya, latar yang
gelap dan sepi, serta musik yang menyeramkan dan menegangkan. Hal
tersebutlah yang membuat film horor mampu memberikan rasa takut kepada
penontonnya.
Menonton film horor dapat memberikan perasaan takut dan cemas yang
dapat mengganggu pikiran dan psikis seseorang. Hal ini disampaikan oleh
Firmansyah (2018: 64-65) yang menyatakan bahwa responden yang ia
wawancarai mengalami perasaan cemas dan takut setelah menonton film horor.
Hal ini mengakibatkan responden mengalami kesulitan untuk tidur dan takut
pergi ke kamar mandi di malam hari.
Menurut Safaringga dan Herpandika (2018:236) jika seseorang
mengeluhkan kendala-kendala seperti kesulitan tidur, tidak tenang saat tidur,
kesulitan menahan tidur, terbangun saat tengah malam, dan terbangun lebih
awal kemungkinan orang tersebut terganggu kualitas tidurnya. dipenuhi oleh
semua orang.

1
Semua orang tahu bahwa tidur merupakan kebutuhan yang wajib
dipenuhi. Jika tidur seseorang tidak berkualitas dapat mengakibatkan
terganggunya keseimbangan mental emosional dan kesehatan. Aktivitas sehari-
hari juga akan terganggu Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai
pengaruh menonton film horor terhadap kualitas tidur dan kondisi kesehatan
agar dapat mengetahui dampak-dampak yang dialami seseorang setelah
menonton film horor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
ingin peneliti kemukakan, antara lain.
1. Apa yang dialami seseorang saat tidur setelah menonton film horor?
2. Bagaimana kondisi kesehatan seseorang setelah menonton film horor
kemarin?
3. Berapa lama perasaan takut dan cemas dapat menghilang pada diri
seseorang saat tidur setelah menonton film horor?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, antara lain.
1. Menjelaskan hal-hal yang dialami seseorang saat tidur setelah menonton
film horor.
2. Menjelaskan pengaruh menonton film horor terhadap kualitas tidur dan
kondisi kesehatan.
3. Mengetahui berapa lama perasaan takut dan cemas dapat menghilang pada
diri manusia setelah menonton film horor.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman lewat menulis karya
ilmiah.

2
2. Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengetahui gangguan-gangguan yang akan dialami dan
dirasakan saat tidur serta kondisi kesehatan setelah menonton film horor.
Sehingga membuat pembaca dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
gangguan tersebut setelah menonton film horor atau lebih selektif dalam
memilih genre film yang ingin ditontonya.

3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Film Horor
Film horor merupakan salah satu genre film yang masih tetap eksis di
masa sekarang. Bordwell dan Thompson (2008) genre film horor merupakan
suatu genre yang bertujuan untuk membuat kaget, jijik, dan untuk menakut-
nakuti penontonnya (dalam Permana, 2014). Sementara itu, menurut
Dharmawan (2008) film horor merupakan film yang dirancang untuk
menimbulkan rasa ngeri, takut, teror, atau horor dari para penontonnya (dalam
Permana, 2014). Rumahfilm Org. (2008) tujuan dari dibuatnya film yang
bercerita horor pada dasarnya untuk meneror penonton dengan memperlihatkan
bermacam-macam adegan menggunakan tokoh yang menakutkan (dalam
Permana, 2014). Berdasarkan pengertian di atas film horor adalah film yang
bertujuan memberikan rasa takut, teror, kaget, dan jijik kepada penonton
melalui adegan-adegan dan tokoh-tokoh yang menakutkan.
B. Dampak Menonton Film Horor
Menonton film horor memiliki dampak tersendiri bagi manusia. Perasaan
takut dan cemas setelah menonton film horor dapat menimbulkan gangguan-
gangguan yang dapat mengganggu aktivitas-aktivitas manusia. Gangguan
tersebut dapat berupa perasaan takut saat tidur sendiri, tidak berani ke kamar
mandi sendiri, merasa dibayang-bayangi sesuatu, tidak berani sendirian di
rumah, mimpi buruk, bahkan sampai berimplikasi pada gangguan fisik seperti
sering mengompol, menurunnya konsentrasi, lesu, tidak bertenaga, sulit makan,
pencernaan terganggu, sakit perut, dan diare (Iskandar, 2020:42). Gejala-gejala
tersebut merupakan petanda bahwa terjadi permasalahan serius pada kesehatan
psikologis seseorang.
C. Pengertian dan Manfaat Tidur
Jenni dan Dahl (2008) tidur adalah suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang
penuh, yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing

4
menyatakan fase kegiatan otak dan jasmaniah (dalam Muslikhatul, 2017). Tidur
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Menurut Sarfriyanda,
Karim, dan Dewi (2015) tidur dapat mengembalikan kebugaran atau pun
sekedar mengistirahatkan organ-organ tubuh setelah melakukan aktivitas
olahraga karena pada kondisi tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal
(dalam Safaringga dan Herpandika, 2018). Pada saat tidur kita memberikan
waktu istirahat untuk organ tubuh dalam menjaga keseimbangan metabolisme
dan biokimiawi tubuh serta membantu dalam proses pembentukan sel-sel baru
dan perbaikan sel-sel yang rusak (Roshifanni, 2016:410). Berdasarkan
penjelasan tersebut, tidur bermanfaat dalam mengembalikan stamina dan
metabolisme tubuh ke kondisi yang prima serta memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak.
D. Tidur yang Berkualitas
Nashori dan Diana (2005) kualitas tidur adalah sebagai suatu keadaan, di
mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kebugaran dan
kesegaran pada saat terbangun (dalam Muslikhatul, 2017). Sementara itu,
menurut Hidayat (2006) kualitas adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva/selaput lendir mata merah, mata perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (dalam Muslikhatul,
2017). Berdasarkan pengertian tersebut, kualitas tidur adalah suatu kondisi yang
nyaman yang dialami seseorang saat menjalani aktivitas tidur yang ditandai
dengan hilangnya rasa lelah setelah bangun dari tidur.
Bussye dkk (2013) kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif
tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur
seperti kedalaman dan kepulasan tidur (dalam Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman,
2016). Menurut Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman (2016:244) kualitas tidur

5
dikatakan baik jika tidak menunjukkan gejala-gejala kekurangan tidur dan tidak
mengalami masalah dalam tidur.
E. Dampak dari Buruknya Kualitas Tidur
Seseorang yang mempunyai kualitas tidur yang buruk dapat menimbulkan
gejala-gejala berupa mengantuk, merasa khawatir dan lelah, menurunnya
konsentrasi dan kemampuan dalam mengingat, dan emosi menjadi tidak stabil
(Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman, 2016:244). Gejala-gejala tersebut akan
mengganggu kelangsungan dan produktivitas manusia. Manusia dapat dengan
mudah jatuh sakit jika kualitas tidurnya buruk. Oleh karena itu, manusia wajib
memperhatikan kualitas tidur mereka, salah satunya adalah tidur dengan waktu
yang cukup. Asmadi (2008) waktu yang digunakan untuk tidur oleh manusia
rata-rata seperempat sampai sepertiga waktu dalam sehari. Jadi, manusia
memerlukan waktu tidur selama 6 sampai 8 jam dalam sehari.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang hasil penelitian dalam bentuk data-
data angka
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan mengetahui mengapa
suatu masalah dapat terjadi.
C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Objek dalam Penelitian ini adalah pengaruh film horor terhadap kualitas tidur dan
kondisi kesehatan dan Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program
Studi Kimia, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Kimia
Angkatan 2021 di Univesitas Tanjungpura yang berjumlah 94 orang dengan
kondisi yang sehat secara fisik dan mental.
Dalam memilih sampel yang sesuai dengan kriteria, digunakan teknik sampling
proportionate stratified random sampling dan simple random sampling. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 mahasiswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket
tertutup. Teknik angket tertutup merupakan teknik pengumpulan data melalui
pertanyaan tertulis disertai pilihan jawaban yang akan diisi oleh responden.
2. Wawancara

7
Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap data.
Responden diwawancai mengenai kualitas tidur dan kondisi kesehatannya
secara subjektif yang tidak tercantum dalam pertanyaan tertulis.
F. Prosedur Penelitian
Guna mendapatkan hasil penelitian yang akurat, sehari sebelum pengambilan data
para responden dikumpulkan dalam satu ruangan untuk menonton film horor yang
telah disediakan oleh penulis.
G. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah angket elektronik,
perekam suara, dan alat tulis.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif
kuantitatif. Data-data hasil penelitian ditampilkan dalam angka yang kemudian
disusun dalam tabel. (Ersya, 2014:29)
Adapun tolak ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. 76% - 100% Besar dampaknya
2. 56% - 75&% Sedang dampaknya
3. 40% - 55% Kecil dampaknya (Suharsimi 1998: 246).

8
DAFTAR ISI

Ersya, K. (2014). Dampak Film Horor Terhadap Perilaku Siswa Di Sma Tri
Bakti Pekanbaru (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Sarif
Kasim Riau).
Fajar, R. P. A. L., & Lestari, T. (2021). Pengaruh Film Horor Terhadap
Perkembangan Kepribadian Dan Emosional Anak. Jurnal Kajian Gender Dan
Anak, 5(1), 17-26.
Firmansyah, F. (2019). Pengaruh Film Pengabdi Setan Terhadap Sikap
Remaja Di Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Sukomanunggal
Surabaya (Doctoral Dissertation, Stikosa-Aws).
Herwanto, H., & Umboh, A. Penurunan Kapasitas Memori Kerja Pada
Residen Pediatri Yang Kurang Tidur. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan, 1(2), 62-67.
Iskandar, S. (2020). Pengaruh Perilaku Gemar Menonton Film Horor terhadap
Gangguan Emosional Anak Menjelang Usia Baligh di SDN 11
Limboto. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan
Pembelajaran, 4(1), 41-49.
Kurniawaty, Y., & Bosko, M. A. (2011). Tingkat Stres Dan Kualitas Tidur
Mahasiswa. Jurnal Penelitian Kesehatan, 2(1), 73-78.
Mulya, F. D., Putri, K. M., & Ramadhanti, S. Pengaruh Banyaknya Tugas
Terhadap Kesehatan Mahasiswa Itera.
Nilifda, H., Nadjmir, N., & Hardisman, H. (2016). Hubungan kualitas tidur
dengan prestasi akademik mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan
2010 FK Universitas Andalas. Jurnal kesehatan andalas, 5(1).
Nina, N., Kalesaran, A. F., & Langi, F. L. F. G. (2018). Hubungan Antara
Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada Masyarakat Pesisir Kota
Manado. KESMAS, 7(4).

9
Permana, K. S. A. (2014). Analisis Genre Film Horor Indonesia Dalam Film
Jelangkung (2001). Commonline Departemen Komunikasi, 3, 559-573.
Riau, S. K. Pengaruh Film Horor Di Televisi Terhadap Perilaku Siswa Sma
Negeri 2 Tapung Hilir Desa Kijang Makmur Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten
Kampar Skripsi.
Roshifanni, S. (2016). Risiko Hipertensi Pada Orang Dengan Pola Tidur
Buruk. Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(3), 408-419.
Safaringga, E., & Herpandika, R. P. (2018). Hubungan antara kebugaran
jasmani dengan kualitas tidur. Sportif, 4(2), 235-247.

10

Anda mungkin juga menyukai