Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

TINJAUAN STRUKTUR BENTANG LEBAR

1.1. Definisi Struktur Bentang Lebar


Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya
digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar
kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi
pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang
lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan
terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

1.2. Guna dan fungsi bangunan bentang lebar.


, Bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion,
pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung
exhibition.

1.3. Tingkat kerumitan, 


Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa
hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur
bentang lebar . Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem
struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:


a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik

c. Struktur Kabel dan jaringan

3.4.   Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

a. Form Active Structure System

1.    Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari  struktur kabel adalah penahanan  beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya
horizontal dengan asumsi  bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang
bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi
yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung
tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka
semakin kecil gaya horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban
dengan mengalami terutama tegangan tarik. Struktur membran sangat sensitif terhadap
tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada permukaan dan perubahan bentuk yang
terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam
membran (internal rigid structures) dengan cara memberikan volume dalam membran sampai
pada batas maksimal yang juga didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga sifat
permukaan struktur membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang


digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang
ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-infalated
structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup ruang yang
beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.

Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar
tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban yang
lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk (misalmya
pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan,
yaitu struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan,
struktur yang digelembungkan udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar
dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan
internal tidak dapat langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus
digunakan untuk memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu
udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.

4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah  digunakan
bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan
yang besar/luas. Pada zaman itu  maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan
padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan
bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan
kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat
(bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan
luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

b. Bulk Active Structure System

1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen
kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari
panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya.
Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok
akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering
disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada
umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan
balok tungga di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok
menerus merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di
atas dua tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari
batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya
Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan
kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara
rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal,
berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur
horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-
kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan
untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan
tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan
dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak
struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-
lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak
digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang relatif
rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi berat
sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien
untuk bentangan besar dan juga dapat didesain sesuai selera.

a) Struktur Plat

(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:

 Beban Merata
Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid. perbedaannya adalah
bahwa pada struktur plat, berbagi aksi terjadi secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya
pada titik- titik tumpuan. Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang
berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di seluruh bagian
panjangnya.

 Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan
terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang diterima
oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan itu dikurangi
dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut. Torsi juga terjadi pada jalur tersebut. Pada
jalur yang semakin jauh dari jalur dimana beban terpusat bekerja, torsi dan geser yang terjadi
akan semakin berkurang di jalur yang mendekati tepi plat. Hal ini berarti momen internal juga
berkurang. Jumlah total reaksi harus sama dengan beban total yang bekerja pada seluruh arah
vertikal. Jumlah momen tahanan internal yang terdistribusi di seluruh sisi plat juga harus sama
dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas tinjauan keseimbangan dasar.

 Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan yang relatif
kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan balok-
balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok. Momen
negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang
ada, yaitu sebagai berikut:

– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom


b) Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang
sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan ke
tumpuan. Apabila balok-balok tersebut tidak identik maka bagian terbesar dari beban akan
dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang yang tidak sama, maka
balok yang lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan dengan
beban yang diterima oleh balok yang lebih panjang. Hal ini karena balok yang lebih pendek akan
lebih kaku. Kedua balok tersebut akan mengalami defleksi yang sama di titik pertemuannya
karena keduanya dihubungkan pada titik tersebut. Agar defleksi kedua balok itu sama, maka
diperlukan gaya lebih besar pada balok yang lebih pendek. Dengan demikian, balok yang lebih
pendek akan memikul bagian beban yang lebih besar. Besar relatif dari beban yang dipikul pada
struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen grid
tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi. Semua
elemen berpartisipasi dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur
dan kekuatan torsi. Defleksi yang terjadi pada struktur grid yang terhubung kaku akan lebih
kecil dibandingkan dengan defleksi pada struktur grid terhubung sederhana.

C. Vector Active Structure System

1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang
secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.

2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan.
Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem fame work. Sistem ini
dapat mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada hanggar bangunan
pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang
secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai space
frame. Space frame  atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang
membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja.
Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang.
Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara
modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-
modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling mengatkan, sehingga sistem struktur ini
tidak mudah goyah.

D. Surface Active Structure System

1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah yang
diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi besar
pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar . Karakteristik suatu struktur bidang
lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif rata (merupakan sederetan elemen
tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari
bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya jika
tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat akan
selalu dapat dikekang pelat sebelahnya. Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih
besar dari bidang datar karena momen energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang  terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk
segitiga.

3.Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung
yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga
yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang  lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan arah
lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan
dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.
BAB II

TINJAUAN PERANCANGAN HANGGAR PESAWAT

2.1 Pengertian Hanggar Pesawat

Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
pesawat yang dapat melindungi pesawat dari cuaca dan cahaya ultraviolet. Untuk kepentingan
militer hanggar juga menjadikan pesawat tersembunyi dari satelit dan pesawat mata-mata.
Kebanyakan dari hanggar terbuat dari logam, namun kayu dan beton juga bisa digunakan.

2.2 Perkembangan Hanggar

Pada tahun 1879 di Chalais Meudon, Paris, telah dibangun hanggar pesawat pertama yang
dinamakan Hanggar “Y”; dimana seorang Engineer Charles Renard dan Arthur Constantin Krebs
membuat pesawat mereka yang pertama “La France”.

Hanggar Y Chalais
Meudon, Paris, Perancis

 Pada tahun 1899, telah dibangun hanggar yang mengambang di danau Constance, Manzell.
 Beberapa tahun kemudian dibangun hanggar yang dapat berputar di Biesdorf, Berlin dan
Cuxhaven, Jerman.
 Sebelum perang dunia I dibuat Hanggar dari konstruksi tenda yang mudah dipindahkan, untuk
pesawat ukuran kecil. Seorang kebangsaan Amerika membangun Hanggar dengan konstruksi tenda
yang besar untuk tentara Perancis.
 Hanggar Zeppelin, dibangun untuk memfasilitasi pesawat jenis Zeppelin, misalnya di Brazil.
Hanggar Zeppelin, Rio de
Jeneiro, Brazil

 Di AS, pembangunan hanggar besar mulai dilakukan pada tahun 1921 yaitu hanggar No. 1 di
Lakehurst Naval Airship Station.
 Tahun 1923-1926, dibangun dua hanggar dengan konstruksi beton, di Paris dengan panjang 300 m.
 Pada tahun 2008, sudah bermacam-macam konstruksi yang digunakan untuk membuat Hanggar,
dengan pertimbangan ruang yang cukup luas, material yang kuat, tahan lama, ekonomis dan
estetis.

2.3 Tipe-Tipe Hanggar

Sebuah bandara internasional yang sudah besar, dipastikan memiliki fasilitas hanggar yang
memadai sebagai bentuk pemberian pelayanan terbaik untuk para calon penumpang. Apabila suatu
bandara memiliki lebih dari satu hanggar, biasanya hanggar tersebut memiliki fungsi yang berbeda
sehingga berdasarkan fungsi yang berbeda tersebut, hanggar dibedakan menjadi beberapa tipe.

Tipe-tipe hanggar pada setiap bandara belum tentu sama, itu tergantung pada kebijakan
setiap bandara untuk mengelompokkan hanggarnya. Klasifikasi ukuran lebar bentang sebuah
bangunan hanggar menentukan jenis pesawat apa saja yang dapat masuk ke dalam bangunan
hanggar. Berikut penjabarannya:

A. Lebar bentang kurang dari 30 meter (Size : Small) Pada bangunan hanggar yang memiliki ukuran
lebar bentang kurang dari 30 meter biasanya digunakan untuk private hangar atau hanggar pribadi.
Jenis pesawat yang dapat masuk ke dalam hanggar ini adalah pesawat terbang bermesin piston dan
propler.

B. Lebar bentang antara 30 – 60 meter (Size : Medium) Kemudian untuk bangunan hanggar yang
memiliki ukuran lebar bentang antara 30- 60 meter dapat digunakan sebagai tempat bernaung dari
pesawat terbang dengan jenis mesin piston (lebih dari satu pesawat) hingga turbo-propler dan rotary
wings (helicopter).

C. Lebar bentang antara 60 – 90 meter (Size : Large) Untuk bangunan hanggar dengan ukuran lebar
bentang 60-90 meter mampu menaungi pesawat terbang berjenis mesin turbo-propler (lebih dari
satu pesawat) hingga turbo-fan dengan jenis pesawat berbadan dekat (Narrow-Body) seperti Boeing
737-300 dan Airbus A320 Family.

2.4 Aktivitas dan fasilitas hanggar maintenance

Secara garis besar hanggar maintenance adalah suatu wadah yang memiliki fasilitas
pemeliharaan dan perawatan pesawat terbang, baik itu perawatan berkala, maupun perawatan
besar (Overhaul). Menurut peraturan Unified Facilities Criteria: Hangar Maintenance (2004),
terdapat dua fasilitas yang harus disediakan di dalam hanggar pemeliharaan antara lain:

A. Fasilitas Pokok
 Fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO)

 Fasilitas Penyimpanan/Parkir Pesawat

 Fasilitas Peralatan (Equipment Facility)

 Fasilitas Pengelola

 Fasilitas Workshop

 Fasilitas Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan (Building Service)

B. Fasilitas Penunjang

 Fasilitas Pemadam Kebakaran

 Fasilitas Ground Support Equipment

 Fasilitas Gudang Penyimpanan Bahan Bakar

 Fasilitas Service (Pembuangan Limbah oli dan bahan bakar pesawat)

 Fasilitas Untuk Pekerja (Loker Room, Rest Room, dll)


 Fasilitas Utility (Pengaturan pencahayaan dalam hanggar, ruang control panel, penoperasian crane,
dll).

Menurut GMF (Garuda Maintenance Facillity) yang merupakan hanggar maintenance pesawat
terbang berstandar internasional, aktivitas MRO pesawat terbang di dalam hanggar maintenance
terbagi atas beberapa tahapan servis, yaitu:

A. Line Maintenance Line maintenance merupakan perawatan rutin ekstensif yang berkala pada
pesawat terbang. Umumnya fasilitas ini hanya sebagai persyaratan pengecekan bagian- bagian yang
ada pada sistem pesawat terbang.
B. Base Maintenance Atau dapat disebut juga sebagai Heavy Maintenance adalah perawatan berat
seperti memperbaiki kerusakan utama, pengecatan ulang pada lambung luar pesawat, reparasi
komponen, modifikasi wing pylon, Pembaruan ruang kabin, hingga perbaikan besar struktur rangka
pesawat.

C. Engine Maintenance Perawatan dan reparasi bagi mesin pesawat terbang mulai dari overhaul
hingga penggatian mesin.

D. Component Maintenance Melayani pemeliharaan, perawatan, penggantian suku cadang, dan


perbaikan bagi komponen pesawat seperti roda pesawat, sistem hidrolik dan pneumatik, pompa
bensin dan klep, air-conditioning, instrument, dan flight control.

E. Engine Service Adalah pemeliharaan dan perawatan rutin berkala bagi engine atau mesin
pesawat dan dilakukan pengecekan terhadap sistem mesin.

C. Aksesoris

Hal-hal lain yang ada pada sebuah bangunan hanggar diantaranya adalah:

1. Lampu/Penerangan
2. Sign System
3. Safety Line. Berfungsi sebagai batas pengaman untuk pengaturan lalu lintas kerja alat-alat di
hanggar
4. Saluran Utilitas. Biasanya ada di dalam lantai, dan ditutup dengan plat, sehingga pada waktu-
waktu tertentu dapat di cek.
 Saluran pembuangan air
 Saluran untuk pipa angin/pipa tekanan udara
 Ssaluran untuk kabel-kabel elektrikal
5. Exhaust Vent. Dapat berupa kipas yang dipasang di struktur atap. Kipas ini bersatu dengan
penutup atap.

2.4 Karakteristik Pesawat

Karakteristik pesawat terbang antara lain :

• Berat (Weight) Berat pesawat diperlukan untuk merencanakan tebal perkerasan dan kekuatan
landasan pacu.

• Ukuran (Size) Lebar dan panjang pesawat (Fuselag) mempengaruhi dimensi landasan pacu.

• Kapasitas Penumpang Kapasitas penumpang berpengaruh terhadap perhitungan perencanaan


kapasitas landasan pacu.

• Panjang Landasan Pacu Berpengaruh terhadap luas tanah yang dibutuhkan suatu bandar udara.
Anggapan bahwa makin besar pesawat terbang, makin panjang landasan tidak selalu benar. Bagi
pesawat besar, yang sangat menentukan kebutuhan panjang landasan adalah jarak yang akan
ditempuh sehingga menentukan berat lepas landas (Take Off Weight).

2.4.1 Berat Pesawat Terbang

Beberapa komponen dari berat pesawat terbang yang paling menentukan dalam menghitung
panjang landas pacu dan kekuatan perkerasannya, yaitu :

• Operating Weight Empty Adalah berat dasar pesawat terbang, termasuk di dalamnya crew dan
peralatan pesawat terbang, tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang atau barang yang
membayar.

• Pay Load Adalah produksi muatan (barang atau penumpang) yang membayar, diperhitungkan
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Pertanyaan yang sering muncul, berapa jauh pesawat
bisa terbang, jarak yang bisa ditempuh pesawat disebut jarak tempuh (range). Banyak faktor yang
mempengaruhi jarak tempuh pesawat, yang paling penting adalah pay load. Pada dasarnya pay load
bertambah, jarak tempuhnya berkurang atau sebaliknya pay load berkurang, jarak tempuh
bertambah.
• Zero Fuel Weight Adalah batasan berat, spesifik pada tiap jenis pesawat, di atas batasan berat itu
tambahan berat harus berupa bahan bakar, sehingga ketika pesawat sedang terbang, tidak terjadi
momen lentur yang berlebihan pada sambungan.

• Maximum Structural Landing Weight Adalah kemampuan struktural dari pesawat terbang pada
waktu melakukan pendaratan.

• Maximum Structural Take Off Weight Adalah berat maximum pesawat terbang termasuk
didalamnya crew, berat pesawat kosong, bahan bakar, pay load yang diizinkan pabrik, sehingga
momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat terbang, ratarata masih dalam batas kemampuan
yang dimiliki oleh material pembentuk pesawat terbang.

• Berat Statik Main Gear dan Nose Gear Pembagian beban statik antara roda pendaratan utama
(main gear) dan nose gear, tergantung pada jenis/tipe pesawat dan tempat pusat gravitasi pesawat
terbang. Batas-batas dan pembagian beban disebutkan dalam buku petunjuk tiap-tiap jenis pesawat
terbang, yang mempunyai perhitungan lain dan ditentukan oleh pabrik.

2.4.2 Dimensi Pesawat Terbang


BAB III

TINJAUAN SISTEM STRUKTUR KABEL, TENDA DAN PNEUMATIK

3.1 Struktur Kabel

3.1.1 Pengertian Struktur Kabel

Struktur Kabel adalah sebuah system struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik,
terdiri atas kabel baja,sendi,batang ,dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin
tertutupnya sebuah bangunan.

3.2 JENIS-JENIS STRUKTUR KABEL

Struktur Kabel Non Pretension

Adalah struktur kabel yang tidak diregang sebelum maupun sesudah diberi beban luar,
tegangan yang timbul pada kabel hanya diakibatkan oleh berat kabel sendiri dan beban luar, seperti
pada contoh yaitu kabel yang tergantung bebas atau dak gantung. Perhitungan statis: Bentuk
lengkungan kabel dak gantung sesuai bentuk bidang momen.

Jenis-jenis Struktur Kabel non Pretension, yaitu:

1. Kabel vertical
Contoh: kabel pada kran (crane) Gaya yang bekerja hanya gaya yang disebabkan oleh beban
gantung, sehingga membentuk kabel menjadi garis vertikal.
2. Kabel horizontal

Contoh: kabel untuk menarik beban secara horizontal.

Bila gaya tarik yang bekerja pada kabel benar-benar horizontal, maka kabel akan membentuk
garis lurus yang benar-benar horizontal dengan catatan berat sendiri diabaikan.

3. Kabel Diagonal

Contoh: jembatan gantung, atap gantung dan Iain- lain.

4. Kabel-kabel parabola

a. Balok tepi sejajar

b. Balok tepi sejajar melengkung ke atas, bersama kabel-kabel gantung membentuk


bidang synklastik.
c. Balok tepi sejajar melengkung ke bawah, bersama kabel-kabel gantung membentuk
bidang antiklastik.

Selain bentuk-bentuk balok tepi seperti a, b, dan c diatas, juga boleh digunakan balok
tepi berbentuk busur, rangka ruang dan Iain-lain. Pada tiap-tiap kabel ada kemungkinan terjadi
deformasi ke segala poros, maka perlu dilakukan penyetabilan dengan salah satu cara di
bawah ini: Di atas kabel-kabel diletakan balok-balok melintang.

Balok Kestabilan Dengan Balok Melintang

 Penutup atap dibuat berat.


 Penutup atap dibuat dari beton yang sekaligus membungkus kabel-kabel.
5. Kabel-kabel radial

Balok tepi berbentuk ring yang kaku dengan kabel-kabel yang tergantung bebas dan
bertemu di satu titik, katenoid.

Kabel-Kabel Radial

Struktur Kabel Pretension

Struktur Kabel Pretension adalah struktur kabel yang diregang sebelum diberikan beban
luar. Contoh: struktur kabel sistim Jawerth, jaring kabel synklastik tiga dimensional

1. Struktur kabel dimana setiap kabel diregang sebelumnya.

Konstruksi menjadi tegang karena kabel-kabel bagian bawah menarik kabel-


kabel bagian atas. Penutup atap dapat menggunakan bahan yang ringan, karena
konstruksi sudah stabil.

Sistim Jawerth Pada Gelanggang Anggar di Mexico.

2. Struktur kabel dengan batang-batang tekan.


Sistem Bidang Datar (Dua Dimensional)

Sistem Radial

Sistem Kombinasi Tiga Dimensional


Sistem Dengan Kolom Terurai

Villa di Atas Sungai, 1983 Struktur Kabel Non Pretension, Jenis Kabel Diagonal
High Rise Building Masa Depan (+1000M) Struktur Kabel Pretension, Jenis Kombinasi 3
Dimensional
Stadion, 1927 Struktur Kabel Pretension, Jenis Kolom Terurai

Struktur tenda atau membran adalah sebuah struktur yang mempunyai permukaan
fleksibel tipis yang memikul beban terutama melalui proses tegangan tarik. Seperti halnya
pada struktur kabel 3 D maka pada struktur tekstil haruslah pula digunakan teknik prategang,
agar diperoleh sistem struktur yang stabil mampu memikul berbagai kombinasi beban. Seperti
halnya pada jaringan kabel, tekstil sebagai material yang fleksibel, akan sangat effektip diberi
gaya prategang bila bentuk geometri nya adalah lengkung ganda antiklastis atau bentuk
pelana. Frei Otto dalam riset nya memperkenalkan teknik form finding yang banyak dipakai
oleh para arsitek.Form finding adalah proses untuk menemukan bentuk struktur yang optimal,
yaitu struktur yang bentuknya akan memberikan kondisi paling efisien dari segi penggunaan
bahan konstruksinya. Kondisi ini dapat kita peroleh apabila material konstruksi hanya
mengalami tarik pada bidangnya (membran), tanpa adanya tegangan-tegangan akibat momen
lentur.
Gambar. Sama halnya pada jaringan kabel, apalikasi teknik prategang pada struktur
membran dengan bentuk lengkung ganda antiklastis menghasilkan sistem struktur yang stabil
dan kaku.

Prinsip prinsip pada struktur membran antara lain selalu mengalami gaya tarik dan
memerlukan struktur lain untuk mempertahankan bentuk permukaanya. Struktur lain itu
memiliki persyaratan rangka penumpu dalam yang kaku prategang pada permukaan yang
memberikan gaya eksternal yang menarik membrane (jika bentuknya lembaran) Tekanan
internal (apabila bentuknya volume tetutup (pneumatic)

Jika tepi tenda adalah fleksibel (tidak terikat) biasanya berbentuk menjadi kurva cekung untuk
memastikan bahwa hal itu tetap di berikut tegangan. karena tepi adalah wilayah stres yang
tinggi. itu yang konstan yang diperkuat kabel sedikit pun yang terus jangkar titik. titik anchor
dapat dihubungkan ke kabel orang (yang mengirimkan pasukan ketegangan untuk yayasan atau
mungkin tidak didukung oleh penyangga tiang atau kompresi (yang kompresi transfer beban ke
tanah.)

                                                                          

              Struktur  tenda tipis,antiklastik, terdiri dari membran tarik yang didukung oleh struktur
lengkung (arch) atau tiang (masts).
Jenis tenda :

1.       Internal masts
Tiang terdapat didalam membran,dimana tiang menompang membran.

2.       Internal Arch
Tidak menggunakan tiang, tetapi menggunakan struktur lengkung untuk menompang
membran.

3.       External Masts
Menggunakan tiang terapi untuk di topang pada tengah membran namun di ujung tepinya.
Struktur tenda mempunyai kesamaan dengan jembatan gantrung dan kabel dobel
kantilever  Yaitu di dukung  oleh tiang utama. Ada juga tenda menggunakan prinsip kabel untuk
menopangnya

1.       Internal Masts,Tiang penyangga menopang di tepi tanda dengan percabangan yang menyatu
di titik tiang utama.
2.       External Masts,dengan kabel suspensi tiang penyangga terletak di tepi dan pembagian beban
seperti pada kabel dengan menggunakan kabel suspensi.
3.       Interior Masts,kabel suspensi di bawah pabric.

              Horst Berger. seorang insinyur yang terlibat sedikit pun desain banyak struktur tenda
baru-baru ini. menulis sementara material dan teknologi telah maju secara signifikan dalam
beberapa tahun terakhir. ada kurangnya tenda. sifat sementara dan kerentanan yang terkait
dengan kata-kata dan tenda kain mengaburkan fakta bahwa struktur tesis lebih aman dan lebih
dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem konvensional banyak karena mereka praktis
berbobot dan memberikan terus menerus. fleksibel kedap air kulit. Kompleksitas struktur kain
ada dimensi menyembunyikan konfigurasi culvilinear yang simplycity mendasari abillity untuk
membawa beban. kesederhanaan ini membuat membran terlihat dari gambar yang benar dari
aliran kekuatan sendiri.

             Untuk struktur kain. Architectureal dari dan fanction struktural adalah satu dan sama.
sebagai enggirieening, hasil dan arsitektur tidak dapat dipisahkan. Dan pemahaman tentang
struktur merupakan alat desain penting. karena hubungan erat antara tampilan visual dan
perilaku structual tersebut dan pemahaman ini tidak sulit untuk dikembangkan. Mengamati
struktur-struktur ini adalah cara terbaik untuk mulai dapat merancang mereka "(Berger, 1985).

             Cara lain untuk mengembangkan pemahaman intuitif bentuk yang sesuai untuk tenda
adalah untuk bereksperimen dengan model skala menggunakan kain, stertchy double-merajut
ringan didukung oleh lengkungan, tikar, atau string. Pada skala bangunan, bagaimanapun,
minimal stetch yang diinginkan, bahkan, kain tenda yang dipilih untuk ketahanan mereka untuk
meregangkan bawah beban (antara kualitas lain). Tiga-dimensi dari direpresentasikan dalam
model oleh kain streched dibangun pada skala penuh dengan menyesuaikan bentuk dan lokasi
panel individual sebelum perakitan. Techniqueis ini juga digunakan dalam desain dan konstruksi
kapal layar untuk memastikan bentuk aerodinamis yang benar. Dalam struktur tenda
kontemporer, model komputer tiga dimensi yang digunakan untuk merencanakan bentuk tenda
dan stabilitas (serta longeity). Adalah penting bahwa tenda dirancang sebagai ganda
kelengkungan struktur (gambar 11.12)
Gambar 11.3: paviliun, laut dunia (1980, San Diego, CA; Horst Berger, insinyur struktur).
Perhatikan bahwa struts kompresi digunakan dukungan ti puncak atap sehingga menghindari
penggunaan tiang-tiang pusat. Juga, struts kompresi horisontal di bawah kain menyelesaikan
kekuatan dorong, menghilangkan kebutuhan untuk kabel orang memperluas luar perimeter
struktur.

Gambar 11.4: kabel catenary diskors dari tiang-tiang dapat digunakan untuk mendukung
puncak tenda: (a) eksternal tiang-tiang, (b) eksternal tiang-tiang dengan kabel suspensi, (c)
tiang-tiang interior dengan kabel suspensi di bawah kain-mendukung surts.
Gambar 11.5: imajinasi bangunan (1994; london, Herron Associates, arsitek): bagian melalui
galeri menunjukkan jamur berbentuk push-up strut digunakan untuk mendukung pusat atap
kain.

3.3 STRUKTUR PNEUMATIK

3.3.1 Pengertian Struktuk Pneumatik

Struktur Pneumatik merupakan salah satu sistem struktur yang termasuk dalam
kelompok Soft Shell Structure yang memiliki ciri khas semua gaya yang terjadi pada membran-
nya berupa gaya tarik. Pada Pneumatik, gaya tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar struktur ini. Pneumatic
Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Air Inslated Structure dan Air Supported
Structure.

Dari kedua kelompok ini masing-masing dikembangkan dari sisi; olah bentuk
yangbermacam-macam, fungsinya dalam sebuah bangunan, bahkan kini telah dikembangkan
secara vertikal. Pneumatic Structure pada mulanya hanya dikembangkan sebagai bidang
penutup atap dan untuk bangunan berbentang lebar, sekarang mulai dipikirkan untuk memikul
beban lantai pada bangunan bertingkat sedang (Medium Rise Building). Mencermati
perkembangan pneumatic structure sebagai sistem struktur yang memiliki bentuk dan sistem
kerja yang khas ini, sangatlah menatik. Walaupun pengembangannya tidak secepat sistem
struktur lain yang lebih sederhana, namun sistem struktur ini ternyata menarik perhatian
untuk dikembangkan karena kekhasannya prinsip kerjanya dan bentuknya yang inovatif
3.3.2 AIR SUPPORTED STRUCTURE

Air Suppoerted Structure disebut juga Single Membrane Structure karena hanya
menggunakan satu lapis membrane dan membutuhkan tekanan udara yang rendah (Low
Pressure System). Ciri-ciri dari sistem Air Supported Structure ini adalah membutuhkan sedikit
perbedaan tekanan udara untuk mengangkat membran-nya. Tekanan udara yang dibutuhkan
sekitar 2-20 Psf (pon per feet) di atas tekanan atmosfir.

Besarnya tekanan udara ini direncanakan berdasar kondisi angin, ukuran struktur,
kekedapan udara (perembesan udara melalui membran, tipe dan jumlah jendela/pintu, dsb).
Tekanan udara pada sistem ini mempunyai pengaruh terhadap geometri membran.
Memperbesar radius kurvatur (lengkung) akan menambah kekuatan membran, pengurangan
kekuatan membran (membrane force) dapat dilakukan dengan mereduksi kurvatur melalui
penggunaan kabel atau kolom tarik. Pada umumnya Air Supported Structure ini dirancang
untuk dapat mengantisipasi pengaruh angin, mengingat beban angin paling besar
pengaruhnya, maka sedapat mungkin gaya kritis angin harus diketahui untuk menentukan
besaran tegangan membrane dan gaya pada angkutnya.

Sistem struktur ini membutuhkan angkur pengikat membran ke tanah dan


membutuhkan sistem pencegah kebocoran. Air Supported Structure mampu mencapai
bentang lebih besar dibandingkan dengan Air Inflated Structure.

united States pavilion at Expo '70 in Osaka, Japan 


3.3.3 AIR INFLATED STRUCTURE

Air Inflated Structure disebut pula Double Membrane Structure dan membutuhkan
tekanan udara yang lebih besar dibandingkan dengan Air Supported Structure sehingga sering
disebut juga dengan nama High Pressure System. Tekanan udara pada sistem ini hanya
diberikan pada strukturnya bulan pada space bangunannya, sehingga pemakai bangunan tidak
berada dalam tekanan udara. Dari sebab itu sistem ini lebih bebas dipakai sebagai penutup
space, karena tidak membutuhkan air lock dan peralatan lain

agar struktur ini tetap berdiri. Elemen dari sistem ini lebih berlaku sebagai elemen rigid
(kaku), sehingga lebih tahan terhadap tekuk maupun lendutan (momen) dibandingkan dengan
sistem Air Supported Structure. Sistem struktur ini membutuhkan tekanan udara sebesar 2-
100 Psi (0,2 – 7 Atm) besarnya sekitar 100 sampai 1000 kali dibandingkan sistem Air Supported
Structure. Karena membutuhkan tekanan udara yang besar, maka dibutuhkan material
membran yang kuat dan kedap udara. Secara prinsip dapat digunakan untuk elemen batang
(Tubular System) dan elemen bidang (Dual Wall System), Perilaku struktur dengan sistem ini
sangat kompleks, sehingga sampai sekarang belum diketahui prosedur perancangan yang
tepat.
3.3.4 DISAIN STRUKTURAL

Pneumatik adalah sebuah sistem struktur yang memiliki bentuk yang unik. Sistem
struktur ini dapat dikembangkan pada bentuk, fungsi meupun bentang dan ketinggiannya.
Pengembangan desain struktur pneumatik ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Perkembangan desain bentuk semakin inovatif, demikian pula dari sisi fungsi. Hal yang
menarik untuk dicermati adalah penggunaan pneumatik untuk bangunan multy-story.
Pneumatik direncanakan untuk mampu menahan beban, baik sebagai dinding pemikul
maupun sebagai bidang penggantung yang menerima beban tarikan yang sangat berat.
Pneumatik untuk bangunan multy-story ini dibadi dalam dua sistem juga, yaitu Air Supported
Structure dan Air Inflated Structure. Pada bangunan dengan menggunanan sistem Air
Suppoerted Structure ini, ruang di dalam bangunan yang digunakan untuk aktifitas pengguna
bangunan diberi tekanan udara.

Semua sisi bidang membran dimanfaatkan pula untuk memikul dan menerima gaya tarik
untuk menahan berat lantai. Pada sistem rigid, membrane building with built in floor system
membran pada sisi vertikal memikul beban lantai bangunan. Semua sisi vertikal membran akan
menegang dan direncanakan mampu memikul beban. Sedangkan pada sistem rigid, membrane
building with suspended floor system), bidang atap dimanfaatkan pula sebagai
penerima/penggantung kabel yang menahan beban lantai. Lantai digantung dengan
menggunakan kabel (suspended system). Kedua sistem ini diuji coba dengan menggunakan
maket, memiliki kelemahan berupa besarnya beban yang dipikul oleh membran sangat tinggi
sehingga dinilai tidak effisien bagi penentuan bahan membran.
Gambar 2. Multy Story Air Supported Building Construction Sumber: Cowan, Henry J.
and Pohl, J. G. 1972, Multy Story Air Supported Building Construction, Sydney, Build
International, March/April Edition, p. 17.

Perkembangan berikutnya dipikirkan menggunakan sistem Air Inflated Structure.


Dengan memanfaatkan sisi luar berupa tabung dan bidang pemikul, maka struktur pneumatik
digunakan dengan mengangkat bidang atap yang dapat direncanakan menggunakan konstruksi
baja maupun plat lainnya. Bidang atap ini sendiri yang kemudian dimanfaatkan untuk
menerima beban lantai. Lantai digantung (suspended structure) pada bidang atap tersebut.
Dengan tekanan udara yang tinggi, maka sistem ini dinilai lebih efektif dan dapat secara
optimal mengangkat beban maupun menahan beban lateral.

Anda mungkin juga menyukai