Anda di halaman 1dari 13

DESAIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPESIFIC

PURPOSE BERBASIS STUDY ISLAM DALAM MATAKULIAH


BAHASA INGGRIS PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

Syamsul Rizal
Email: syamsul.rizal42@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Abstract: English as an international communication tool is one of the subjects taught to all the students of the State Is-
lamic University and State Institute for Islamic Studies in Indonesia. But the facts that there are still some serious prob-
lems in the process of teaching and learning English at most of Islamic Universities in Indonesia, so that the impact of
this problem causes the English language skills of Indonesian Islamic university students in Indonesia being relatively
low. One of the factors causing the problem is the ineffective quality of English language teaching materials that have
been used. This paper discusses the design of the development of English reading teaching materials based on Islamic
studies with the English for Specific Purpose (ESP) approach for Indonesian Islamic university students in Indonesia.
Keywords: Reading, English for Specipic Purpose, Islamic Studies

Abstrak: Komunikasi internasional Inggris dan lembaga negara untuk studi Islam di Indonesia. Tetapi fakta bahwa
masih ada beberapa masalah serius dalam proses belajar mengajar, sehingga dampak dari masalah ini menyebabkan
kemampuan bahasa Inggris siswa Indonesia menjadi relatif rendah. Salah satu faktor yang telah digunakan. Makalah
ini membahas desain pengembangan bahan ajar membaca bahasa Inggris berdasarkan studi Islam dengan pendekatan
English for Specific Purpose (ESP) untuk mahasiswa universitas Islam Indonesia di Indonesia.
Kata kunci: Membaca, Bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus, Studi Islam

Pendahuluan Dupuis (1992:17) mengemukakan, “reading is


Dalam kehidupan era modern sekarang ini the heart of education” yang artinya mem-
penguasaan keterampilan membaca mutlak har- baca merupakan jantung pendidikan. Kedua
us dimiliki terutama bagi mahasiswa sebagai in- pakar tersebut sepakat menyatakan bahwa ket-
san kampus karena pada era teknologi informasi erampilan membaca merupakan salah satu ket-
ini tersebar banyak informasi ilmu pengetahuan erampilan literasi yang mempunyai pengaruh
yang dapat diakses dengan mudah baik melalui yang sangat besar terhadap kualitas akademik
media cetak maupun non cetak. Farr (1984:5), mahasiswa.

Vol. XII, No. 1, Juni 2019 125


126 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

Mengingat pentingnya penguasan keter- berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku
ampilan membaca tersebut, maka tidaklah teks, yang diterbitkan oleh perguruan tinggi dan/
mengherankan bila tujuan pengajaran bahasa atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber
Inggris di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) belajar dan untuk pengembangan budaya aka-
di Indonesia pada umumnya menekankan pada demik serta pembudayaan”.
kompetensi literasi agar mahasiswa mampu Jika dilihat dari materi ajar pada beberapa
menggunakan bahasa Inggris baik secara tertu- buku ajar bahasa Inggris untuk mahasiswa Per-
lis maupun lisan dalam memahami bacaan text guruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang di tulis
berbahasa Inggris. Hal ini sebagaimana dis- oleh beberapa dosen bahasa Inggris di bebapa
ebutkan dalam kurikulum matakuliah beberapa PTKIN di Indonesia bertujuan agar mahasiswa
PTKIN bahwa tujuan perkuliahan mata kuliah memiliki kemampuan membaca pemahaman-
bahasa Inggris sebagai salah satu mata kuliah an (reading comprehension), penguasaan kosa
Matakuliah Dasar Umum (sekarang Matakuliah kata dan penguasaan grammar. Pada setiap topik
Pengembangan Kepribadian) pada semua non pembahasan selalu diawali dengan wacana ba-
Program Studi Bahasa Inggris pada setiap Fa- caan yang diikuti oleh beberapa kosa kata ba-
kutas adalah berbasis literasi agar mahasiswa hasa Inggris yang terdapat dalam wacana bacaan
memiliki kompetensi pemahaman terhadap wa- dan diartikan kedalam bahasa Indonesia. Se-
cana teks bahasa Inggris.Salah satu sumber be- lanjutnya materi dilanjutkan pada pembahasan
lajar yang sangat penting dalam meningkatkan grammar yang contoh-contoh kalimatnya tertu-
kemampuan pemahaman menbaca teks bahasa lis dalam wacana bacaan yang telah diberikan
Inggris adalah bahan ajar yang berkualitas yang sebelumnya.
disusun berdasarkan prinsip-prinsip Pengem- Pada umumnya dalam proses perkuliahan
bangan bahan ajar secara ilmiah. bahasa Inggris aktivitas reading comprehen-
Pengadaan bahan ajar bagimahasiswamen- sion dari wacana bacaan yang ada dalam buku
jadi syaratmutlak keberhasilan perkuliahan ba- ajar menghabiskan paling banyak waktu karena
hasa Inggris. Adanya bahan ajar yang berkualitas mahasiswa mengalami kesulitan dalam mema-
sangat tergantung pada Sumber Daya Manusia hami teks bacaan sementara alokasi waktu untuk
(SDM), yaitu dosen yang memiliki wilayah kerja pembahasan bagian lainnya seperti pembahasan
dibidang pengajaran, penelitian, dan pengab- grammar tidak sebanding dengan alokasi waktu
dian pada masyarakat sebagaimana dinyatakan pembahasan reading comprehension. Disamp-
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No- ing itu penyusunan bahan ajar bahasa Inggris
mor 12 Tahun 2012 Bab II pasal 12 butir 1 tentang pada ummunya masih menggunakan pendeka-
penyelenggaraan pendidikan tinggi disebutkan tan English for General Purpose (EGP) dan be-
bahwa, “Dosen sebagai sivitas akademika memi- lum mengarah kepada pendekatan English for
liki tugas mentransformasikan Ilmu Pengeta- Specific Purpose (ESP). Artinya, belum ada satu
huan dan atau Teknologi yang dikuasainya ke- buku ajar bahasa Inggris di lingkungan PTAI
pada mahasiswa dengan mewujudkan suasana di Indonesia yang ditulis secara khusus untuk
belajar dan perkuliahan sehingga mahasiswa mahasiswa Fakultas Tarbiyah maupun untuk
aktif mengembangkan potensinya”. Demikian mahasiswa pada Fakultas-Fakultas lainnya, sep-
juga dalam Undang-Undang Republik Indone- erti Fakultas Syari’ah, Dakkwah dan Ushuluddin.
sia Nomor 12 bab II pasal 12 butir 3 tahun 2012 Oleh karena itu, tujuan tulisan ini menjelaskan
dinyatakan, “Dosen secara perseorangan atau desain pengembangan bahan ajar ESP reading
Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 127

berbasis kajian studi Islam dikhususkan untuk dan Finocchiaro & Bonomo dengan menyata-
mahasiswa Prodi pendidikan Agama Islam PAI kan bahwa membaca adalah suatu proses psiko-
Fakultas Tarbiyah. Secara rinci tulisan ini diawali linguistik yang berawal dari penyandian oleh
dengan (1) landasan teori yang menjadi variabel penulis dan berakhir dengan pemberian makna
pengembangan bahan ajar, (2) tahapan pengem- oleh pembaca. Artinya, membaca merupakan
bangan bahan ajar. suatu proses mengkonstruk atau mengembang-
kan makna dari teks yang tercetak, dan fungsi
Landasan Teoritis background knowledge atau skemata (pengeta-
1. Konsep Reading (Membaca) huan latar ) pembaca pada saat berlangsungnya
Dalam studi membaca, pengertian atau defi- proses membaca memainkan peran penting un-
nisi membaca telah mengalami pergeseran dari tuk mendapatkan makna dari teks yang tecetak .
pandangan konvensional hingga pada pandan- Kutipan teks dari Cooper et. al. di atas mend-
gan modern, dan sampai dengan saat ini menu- efisikan konsep membaca sebagai suatu proses
rut William (Harras dan Sulistianingsih, 1997: mengkonstruk atau mengembangkan makna
1.6) para pakar masih bersilang pendapat da- dari teks bacaan yang tercetak. Pengkonstruk-
lam memberikan definisi membaca yang benar- sian dan pengembangan makna oleh pembaca
benar akurat. Meskipun demikian, ada satu hal terhadap teks yang dibaca itu baru dapat berhasil
yang disepakati oleh seluruh pakar terkait kon- bila pembaca membangkitkan skematanya yang
sep membaca bahwasannya unsur yang harus berkaitan dengan teks bacaan yang dibacaanya.
ada dalam kegiatan membaca adalah pemaha- Kutipan di atas dapat dibuktikan berdasarkan
man (understanding). Kegiatan membaca yang fakta-fakta yang sering dialami oleh banyak pem-
tidak disertai dengan pemahaman bukanlah baca bahwa pembaca mengalami kegagalan da-
kegiatan membaca. lam memetik pesan dan infomasi-informasi yang
Secara sederhana Anderson (1972: 209) disampaikan oleh penulis. Dalam pandangan
mendefinisikan membaca sebagai proses kegia- modern Goodman (1988:63) dan Grellet(1992: 8)
tan penyesuaian huruf atau melafalkan lambang- menyatakan bahwa ketika seseorang membaca
lambang bahasa tulis atau reading is a recording bukan hanya sekedar menuntut kemampuan
and decoding process. Artinya, membaca meru- mengambil dan memetik makna dari materi
pakan suatu proses penyandian kembali (record- yang tercetak melainkan juga menuntut ke-
ing) dan melafalkan sandi-sandi atau lambang- mampuan menyusun konteks guna memben-
lambang bunyi (decoding) yang terdapat pada tuk makna (reading between the lines) serta
teks (reading the lines). Finocchiaro dan Bon- makna di balik deretan baris tersebut (reading
omo (1973:11) menyanggah definisi membaca beyond the lines). Jadi, pembaca juga melakukan
yang dikemukakan oleh Anderson karena mem- interpretasi terhadap hal-hal yang tersirat yang
baca tidak hanya cukup sebagai proces recoding ada dalam materi bacaan.
dan decoding saja tetapi membaca adalah se- Dalam perspektif kofnitif, Irwin (1985:3)
bagai suatu proses memahami arti atau makna menjelaskan lima tahapan proces pemahaman,
yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is yaitu: (1) tahapmicroprocesses, (2) tahap inte-
bringing meaning to and getting meaning from grated processes, (3) tahapmacroprocesses, (4)
printed or written material). tahapelaborative processes, dan (5) tahap meta-
Carrell, et al. (1988:12) dan Cooper et.al. cognitive processes, sebagaimana terlihat pada
(1988:3) menggabungkan pendapat Anderson Skema berikut
128 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

Gambar 2.2 Skema Proses Membaca Pemahaman Dasar ((Irwin, 1985:4)


Basic Comprehension Processes
memprediksi apa yang terjadi, hingga akhirnya
Microprocesses
processes
Integrative Macroprocesses
processes
Elaborative
processes
Metacognitive
menyimpulkan (Irwin, 1985:3-5).
Chunking Microselection

Comprehension Adjusting
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di-
monitoring strategies

Undersatanding Slot filling Study


tarik kesimpulan bahwa pemahaman membaca
anaphora inferences skills
merupakan proses kognitif yang melibatkan keg-
Undersatanding Making Mental Affective
connectives predictions imagenery

Prior knowledge
responses

Higher level
iatan-kegiatan pikiran atau penalaran termasuk
Integration thinking processes

Organizing Summarizing Application


ingatan. Artinya, pembaca berusaha menemu-
Analysis

Story Understanding
Synthesis
Evaluation
macroselection
kan dan memahami informasi yang dikomu-
grammar organizational Deletion
knowledge patterns in
expository
Invention
Superordination
nikasikan oleh pengarang melalui tulisannya.
materials

Skema proses dasar membaca pemahaman


2. Indikaktor Kemampuan Pemahaman
di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahap proses
Membaca
pertama, microprocesses, terbagi pada dua tahap
Pertanyaan dalam membaca pemahaman
yaitu tahap chunking proces dan tahap microse-
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
lecting proces. Pada tahap chunking proces ada-
pada rumusanyang dikembangkan oleh Sharpe
lah kemampuan pembaca untuk memahami arti
(2000:316)dalam Baron’s TOEFL. Sharpe(2000)
baik kata per kata maupun kelompok kata yang
mengidentifikasi limajenispertanyaanyang laz-
berupa phrase. Sementara, proses microselect-
imdigunakan dalamtesmembaca. Ke-5jenis
ing adalah kemampuan pembaca untuk dapat
pertanyaan tersebutialah: (1) pertanyaanuntuk-
mengambil makna atau ide pada setiap kalimat
mengetahui idepokok(readingformainideas),
secara terpisah dengan kalimat lainnya.
(2) pertanyaankosakatadalamkonteks(usingcon
Proces integratif (integrative processing)
textforvocabulary), (3) skanninguntuk mencari
adalah tahap lanjutan dari tahap microprocess-
detil(scanningfordetails), (4) membuatinferensi(
es, yaitu tahap penggabungan semua ide yang
makinginferences), dan (5) menemukanreferens
diperoleh dari proses sebelumnya yang masih
(locatingreferences),danpertanyaan yangmeruju
terpisah-pisah, sehingga dalam satu paragrap
kkembalipadateks(referringto thepassage).
dapat dipahami hanya ada satu ide pokok. Se-
lanjutnya tahap macroprocesses adalah proces
3. Pengembangan Bahan Ajar
mensintesis seluruh paragraf dalam suatu teks
a. Konsep Bahan Ajar
bacaan sehingga diperoleh summary atau tema
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber
dari teks bacaan tersebut. Selanjutnya pada ta-
belajar (learning resource). Berdasarkan website
hap elaborative processing adalah proces ketika
Dikmenjurdalamhttp://www.dikmenum.go.id
berlangsungnya membaca dimana pembaca
disebutkan bahwa “Bahan ajar merupakan sep-
menghubungkan skematanya dengan teks ba-
erangkatmateri/substansi perkuliahan (teach-
caan yang sedang dibacanya, sehingga pembaca
ing material) yang disusun secara sistematis,
sering membuat kesimpulan atau penafsiran
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
diluar makna teks yang dimaksud oleh penulis.
akan dikuasai mahasiswa dalam kegiatan perku-
Adapun tahap metaconitive processes adalah
liahan”. Menurut Depdiknas (2006:5), bahan ajar
gabungan seluruh tahapan proces sebelumnya
adalah bahan-bahan atau materi perkuliahan
seperti menghubungkan seluruh ide, mem-
yang mencakup pengetahuan (fakta, konsep,
bandingkan dan mengkontraskan, menentukan
prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap yang-
sebab-akibat, meringkaskan, berhipotesis dan
harus dipelajari peserta didik dalam rangkamen-
Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 129

capai standar kompetensi yang telah ditentukan web (web based learning materials).
Pengertian bahan ajar ini senada dengan
apa yang dikatakan Tomlinson (1998:2), bahan c. Kriteria Penilaian Bahan Ajar
ajar adalah sesuatu yang digunakan dosen atau Dalam penyusunan bahan ajar kriteria pe-
mahasiswa untuk memudahkan belajar bahasa, nilaian sangat penting untuk dijadikan lan-
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dasan. Pada umumnya penentuan kriteria
berbahasa. bahan ajar menampilkan sosok utuh- penyusunan buku ajar yang sering menjadi ru-
dari kompetensi yang akan dikuasai mahasiswa jukan banyak peneliti pengembangan bahan
dalam kegiatan perkuliahan. ajar adalah pendapat pakar desain pembela-
jaran diantaranya seperti pendapat Reigeluth
b. Jenis dan Bentuk Bahan Ajar (1983), Tomlinson(1998),Brown(2007), dan
Richards (2005:251) menjelaskan jenis-jenis Moore(2005). Sementara dalam konteks ka-
bahan ajar, yaitu (1) bahan ajar cetak berupa wasan Indonesia rujukan kritria penilaian buku
buku bacaan, buku latihan, dan lain-lain, (2) ba- ajar yang sering dijadikan landasan adalah Ba-
han ajar non-cetak seperti kaset, materi-materi dan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu
yang ditayangkan melalui video atau komputer, suatu badan nasional yang berisi para pakar yang
dan (3) bahan ajar gabungan antara materi cetak bertugas untuk menilai kelayakan buku teks un-
dan non-cetak, yaitu bahan ajar yang diunduh tuk diterbitkan dan dijadikan sebagai buku teks
dari internet yang ditambah dengan materi-ma- pembelajaran baik untuk buku teks tingkat seko-
teri yang tidak secara khusus dirancang untuk lah Dasar maupun sampai buku teks Perguruan
materi ajar seperti majalah, koran, atau materi Tinggi (PT).
dari tayangan televisi yang sesuai dengan kuri- Reigeluth(1983) menyatakan bahwa pengem-
kulum. Dalam hal ini Tomlinson (2011:309) me- bangan model perkuliahan merupakan suatu
nambahkan bahwa bahan ajar dapat didesain sistem dan proses perlakuan sistematis dengan
dengan menggunakan teknologi digital literacy. tahapan rasional dan objektif, mulai dari kon-
secara online yang bisa diakses di mana saja. sep kurikulum sampai dengan pelaksanaan dan
Dari pendapat ahli di atas dapat dinyatakan evaluasinya. Desain pengembangan perkuliahan
bahwa bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi mencakup: menetapkan tujuan instruksional,
dua jnis, yaitu bahan ajar cetak (printed) dan ba- menentukan kurikulum, menentukan konsel-
han ajar non cetak. Bahan ajar cetak antara lain, ing, menetapkan rasio akademis, dan menentu-
seperti: handout, buku teks, buku ajar, modul, kan standar evaluasi. Unsurt ersebut mencakup:
lembaran fotokopi, koran, brosur, leaflet, wall- struktur (urutan atau desain), desain pengem-
chart, foto/gambar, model/maket. Adapun ba- bangan, pengimplementasian, manajemen
han ajar non cetak dikelompokkan menjadi 4 pelaksanaan dan mengevaluasi.
jenis, yaitu: (1) bahan ajar dengar (audio) seperti Tomlinson(1998:9-98)merancang proses-
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk perkuliahan dan pengembangan bahan ajar ba-
audio, (2) bahan ajar pandang dengar (audio vi- hasa diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan
sual) seperti video compact disk, film, (3) bahan dosen dan mahasiswa. Tomlinson menyebutkan
ajar multimedia interaktif (interactive teaching tujuh langkah pengembangan model bahan ajar
material) seperti CAI (Computer Assisted In- bahasa, yaitu mengidentifikasi kebutuhan bah-
struction), compact disk (CD) multimedia Pem- anajar, mengeksplorasi kebutuhan bahanajar,
belajaran interaktif, dan (4) bahan ajar berbasis merealisasi kontekstual bahanajar, merealisasi
130 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

perkuliahan bahanajar, memproduksi bahan kelayakan penyajian, (3) kelayakan kebahasaan,


ajar, menganjurkan penggunaan bahan ajar oleh dan (4) kelayakan kegrafisan. Bagidosen, ma-
mahasiswa, dan mengevaluasi bahan ajar yang- hasiswa, dan masyarakan umum, instrumen ini
berterima. Model itu dapat dijadikan sebagai dapat dipakai sebagai dasar pengembangan atau
alternatifacuan (referensi) dalam mengembang- penulisan buku teks sehingga hasilnya tidak me-
kan proses perkuliahan bahan ajar bahasa di uni- nyimpang dari harapan BSNP.
versitas atau perguruan tinggi di samping model
lain yang dapat digunakan secara bervariasi. d. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Disamping itu Tomlinson(1998) mengemu- Berkaitan dengan penyusunan bahan ajar
kan prinsip dasar pemerolehan bahasa kedua terdapat tiga prinsip yang harus diikuti oleh
yang relevan dengan pengembagan materi ajar. pengembang atau penyusun bahan ajar, yaitu
Hal ini dikemukakan oleh Tomlinson agar tu- (1) prinsip relevansi, (2) prinsip konsistensi, dan
juan penyusunan materi ajar bahasa Inggris da- (3) prinsip kecukupan (Gafur:1994:17). Perta-
pat memfasilitasi dosen dan mahasiswa dalam ma, prinsip relevansi adalah adanya keterkaitan
proses perkuliahan. Prinsip dasar yang relevan antara bahan ajar yang dipilih dengan Standar
dengan pengembangan materi ajar yang dike- Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
mukakan oleh Tompinson (2098) meliputi: (1) Artinya, materi perkuliahan hendaknya relevan
memilikidampak positif, (2)membuat maha- atau ada kaitan dengan pencapaian standar
siswa merasa nyaman, (3)membantu mahasiswa kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai mis-
mengembangkan rasa percayadiri, (4) dipan- al, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai pe-
dang mahasiswa sebagai sesuatu yang relevan serta didik berupa menghafal fakta, maka materi
dan bermanfaat, (5)membuat mahasiswa rela perkuliahan yang diajarkan harus berupa fakta
berusahakarena merasakan manfaatnya, (6) atau bahan hafalan.
sesuai dengan kesiapan atau bekal yang telah Kedua, prinsip konsistensi artinya keajegan,
dimiliki mahasiswa, (7) memuat fitur bahasa yaitu adanya kesesuaian antara kompetensi
yang harus menjadi perhatian mahasiswa, (8) dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik
memberi kesempatan kepada mahasiswa un- dengan bahan ajar yang harus diajarkan. Sebagai
tuk menggunakan bahasa Inggris untuk men- contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikua-
capai tujuan komukatif, (9) mempertimbang- sai peserta didik berupa menghafal fakta, maka
kan perbedaan-perbedaan mahasiswa dalam materi perkuliahan yang diajarkan harus berupa
gayabelajardansifat- sifat afektif mereka, (10) fakta atau bahan hafalan.
mempertimbangkan kemungkinan terjadi masa Ketiga, prinsip kecukupan artinya materi yang
diam (mahasiswa tidak boleh dipaksa berbicara) diajarkan seharusnya cukup memadai dalam
pada awal masa perkuliahan, dan (11) memak- membantu mahasiswa menguasai kompetensi
simalkan berbagai potensi mahasiswa dengan dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
melibatkan kecerdasan intelektual, estetik, dan sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika ter-
emosional yang dapat merangsang kegiatan otak lalu sedikit kurang membantu mencapai SK dan
kanan dan otak kiri. KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak membuyang-
Menurut Badan Standar Nasional Pendidi- buyang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
kan (BSNP) melalui Muslich (2010:292-312), mempelajarinya.Hal lain yang berkaitan dengan
buku teks yang berkualitas wajib memenuhi em- penyusunan bahan ajar selain prinsip-prinsip
pat unsur kelayakan, yaitu (1) kelayakan isi, (2) penyusunan bahan ajar adalah klasifikasi bahan
Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 131

ajar yang terdiri pengetahuan, keterampilan, dan dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya ada-
sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam lah model ASSURE. Model berorientasi produk
rangka mencapai standar kompetensi yang telah adalah model desain perkuliahan untuk meng-
ditentukan. Sebagai aspek kognitif pengetahuan hasilkan suatu produk, biasanya media perku-
terdiri dari fakta, konsep, prinsip, dan prosedur liahan, misalnya video perkuliahan, multimedia
(Romiszowski, 1981:242). perkuliahan, atau modul. Contoh modelnya ada-
lah model hannafin and peck. Satu lagi adalah
e. Model Penyusunan dan Pengembangan model beroreintasi sistem yaitu model desain
Bahan Ajar pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem
Permasalahan bahan ajar juga tidak terlepas pembelajaran yang cakupannya luas, seperti
dari persoalan model penyusunannya. Dalam desain sistem suatu pelatihan, kurikulum seko-
hal ini, Hutchinson dan Waters (1987:96) men- lah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain
jelaskan ada tiga cara yang mungkin dilakukan itu ada pula yang biasa disebut sebagai model
dalam mengadakan materi ajar yang sesuai prosedural dan model melingkar. Contoh dari
yaitu dengan (1) memilih materi ajar yang sudah model prosedural adalah pengembangan bahan
ada (evaluasi materi), (2) mengadaptasi materi ajar Borg dan Gall.
ajar yang ada (adaptasi materi), dan(3) menulis Model Borg dan Gall ini merupakan lang-
sendiri materi ajar tersebut (pengembangan ma- kah-langkah pengembangan bahan ajar secara
teri). Hal ini sesuai dengan pendapat Tomlinson sistematis untuk menghasil suatu produk. Se-
(1999:xi), dan Maley (1999:279) yang menjelas- lanjutnya model pengembangan bahan ajar
kan bahwa adaptasi materi dapat dilakukan den- berorientasi prosedural adalah model Dick and
gan cara mengurangi (reducing), menambahkan Carrey sementara contoh model melingkar ada-
(adding), menghilangkan (omitting), memodi- lah model Kemp. Adanya variasi model yang
fikasi (modifying), melengkapi (supplementing), ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan
mengembangkan (extending), menggantikan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah
(replacing), menyusunkembali (reordering), dan kita dapat memilih dan menerapkan salah satu
mendetilkannya (branching). Dari ketiga model model desain pembelajaran yang sesuai dengan
penyusunan bahan ajar tersebut, model adata- karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain
si merupakan model yang banyak digunakan itu juga, kita dapat mengembangkan dan mem-
pengembang bahan ajar. Model adaptasi, yaitu buat model turunan dari model-model yang
membuatperubahan terhadap materi ajar yang- telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
sudah ada dalam rangka menjadikannya lebih mengembangkan desain yang telah ada untuk
sesuai dengan kharakteristik mahasiswa yang diuji coba dan diperbaiki. Kesemua model terse-
dalam tulisan ini dikhususkan pada kharakteris- but juga dapat dimodifikasi untuk melakukan
tik mahasiswa Prodi PAI. pengembangan bahan ajar.
Secara umum, model desain pembelajaran Langkah-langkah model Borg and Gall meru-
dapat diklasifikasikan ke dalam model berori- pakan salah satu model penelitian dan pengem-
entasi kelas, model berorientasi sistem, model bangan pendidikan yang sangat populer. Model
berorientasi produk, model prosedural dan Penelitian & Pengembangan (R&D) Borg dan Gall
model melingkar. Model berorientasi kelas bi- ini tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan
asanya ditujukan untuk mendesain perkuliahan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap tersebut. Agar dapat menghasilkan produk ter-
132 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

tentu digunakan penelitian yang bersifat analisis schema, beranggapan bahwa schema yang telah
kebutuhan dan uji keefektifan produk tersebut. menjadi bagian yang sudah terbentuk dalam diri
anak berguna dalam mengingat pengalaman
4. Teori Belajar yang Melandasi Pengemban- yang diperoleh melalui beberapa proses seperti
gan Bahan Ajar menyeleksi, mengambil intisari, dan menginter-
Dalam penyusunan buku ajar reading com- pretasi yang kemudian dapat dimodifikasi mela-
prehensioan berbasis IES ini juga berlandaskan lui aktivitas yang merujuk pada penambahan,
pada beberapa teori belajar yang merupakan penyesuaian, dan restrukturisasi. Ketiga, infor-
grand teori dalam ilmu pendidikan seperti: teori mation-processing theory menjelaskan bahwa
belajar behaviorisme, kognitivisme, dan kon- belajar adalah suatu upaya untuk memproses,
struksitivisme. Ketiga grand teori tersebut dan memperoleh, dan menyimpan informasi melalui
implikasinya terhadap pengembangan bahan short term memory (memori jangka pendek) dan
diuraikan secara rinci sebagai berikut. long term memory (Byrnes, 1996:24-25
Menurut kaum behaviorisme, belajar adalah Teori konstruktivis dikembangkan oleh
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat Piaget dengan nama individual cognitive
dari interaksi antara stimulus dan respon (Gre- constructivist theory dan Vygotsky dalam
dler, 1986:46). Belajar menurut kaum behavio- teorinya yang disebut social cultural con-
ris menekankan pada perubahan perilaku yang structivist theory.Vygostsky mengajukan teori
dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal
antara dosen sebagai pemberi stimulus dan ma- Development(ZPD) yangmerupakan dimensi
hasiswa sebagai perespon dari stimulus yang sosio-kultural yangpenting sebagai dimensi
diberikan. Beberapa teori belajar yang dikem- psikologis (Vigotsky, 1977:23). ZPD adalah ja-
bangkan dari teori behavioris adalah teori classi- rak antara tingkat perkembanganactual den-
cal conditioning dari Ivan Pavlov, Connectionism gantingkat perkembanganpotensial. Tingkat
dari Thorndike, dan teori operant conditioning perkembanganyang dimaksud terdiri atasem-
dari Skinner (Woolfolk, 2004:20-203). pat tahap.Pertama, more dependence to oth-
Teori belajar kognitif justru memberikan ers stage, yakni tahapan di mana kinerjaanak
tanggapan langsung bahwa belajar bukan hanya mendapat banyak bantuan dari pihak lain sep-
dapat diamati melalui perubahan perilaku, me- erti teman-teman sebayanya, orang tua, dosen,
lainkan juga perubahan struktur mental internal masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah
seseorang yang memberikan kapasitas padanya muncul model perkuliahan kooperatif dan ko-
untuk menunjukkan perubahan perilaku. Struk- laboratif dalam mengembangkan kognisi anak
tur mental yang dimaksud mencakup pengeta- secara konstruktif. Teori belajar konstruktivis
huan, keyakinan, keterampilan, harapan, dan ini dijaldikan landasan dalam pengembangan
mekanisme lainnya dalam otak peserta didik. bahan ajar reading berbasis studi Islam agar
Teori-teori belajar kognitivisme terdiri atas teori mahasiswa dapat membangun pengetahuan
cognitive field, teori schema, dan information- secara mandiri.
processing theory. Pertama, teori belajar cogni- Perbedaan ketiga Grand teori yang dijadi-
tive field menjelaskan bahwa yang dimaksud kan landasan dalam pengembangan bahan ajar
dengan belajar adalah termasuk mental sehingga dalam penelitian sebagaimana telah dijelaskan
yang paling berperan adalah motivasi baik beru- pada bagian sebelumnya dapat dilihat pada Ta-
pa ekternal dan motivasi internal.Kedua, teori bel 2.3 berikut.
Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 133

Tabel 2.3 Perbedaan Teori behaviorism, Kognitif dan Konstructivism


dalam pengembangan Bahan AjarReading Comprehension Berbasis IES ESP Hutchinson dan Water (1987:2) “ESP is an
Konteks Teori
Perbedaan
A. Konsep
Behaviorsm
Belajar adalah
Teori Kognitif
Belajar tidak hanya dapat diamati melalui perubahan
Teori Konstruktivism
Pengetahuanbukanlahseperangkatfakta-fakta,konsepatau
approach to language teaching which is aimed to
belajar perubahan dalam perilaku, melainkan juga perubahan struktur mental internal kaidahyang siap untukdiambildan
tingkah laku seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk diangkat.Tetapimanusiaharusmengkonstruksipengetahuan itu
sebagai akibat dari
interaksi
stimulus
antara
dan
menunjukkan perubahan perilaku. danmemberimaknamelaluipengalamannyata.
mahasiswaperlu
untukmemecahkanmasalah,menemukansesuatuyang bergunabagi
Untukitu
dibiasakan meet the needs of particular learners”.Pernyataan
respon (S-R). dirinya,dan bergelut denganide-ide,yaitu mahasiswa

B. Implikasi
dalam
Pengetahuan
adalah obyektif,
1.
Bahasadancaraberfikiranakberbedadenganorangdewasaa.
harusmengkonstruksikansendiripengetahuan dibenakmereka.
1. Konstruktivisme memandang
belajarsebagaisuatuprosesmengkonstruksipengetahuanmelalui
ini mngandung makna bahwa isi matri pembela-
proses pasti, tetap, tidak Olehkarena itu, dalam mengajar guru hendaknya keterlibatanfisik dan mentalsecaraaktif.
belajar
mengajar
(PBM)
berubah.
Pengetahuan telah
terstruktur dengan
menggunakan bahasa
dengancaraberfikiranak.
yang sesuai
jaran harus benar-benar dibutuhkan pembela-
rapi, sehingga
belajar adalah
perolehan
pengetahuan.
Fungsi mind atau
jar. Jadi, fokus utama ESP adalah keterampilan
pikiran adalah
untuk
struktur
menjiplak

pengetahuan yag
bahasa yang berkaitan dengan kebutuhan atau
sudah ada melalui
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat 2. Belajarjuga merupakansuatuprosesasimilasidan enghubungkan
proses
yang
dianalisis
berpikir
dapat
dan
menghadapi lingkungandengan baik.Guru
harusmembantu anakagar dapat berinteraksi dengan
lingkungan.
bahan yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman yang
dimilikiseseorangsehinggapengetahuanyangdimilikinyamenjadis
emakinkuat.
disiplin ilmu tertentu.
dipilah, sehingga
makna yang
dihasilkan
proses
seperti
dari
berpikir
ini
Definisi ESP yang senada dengan Hutchin-
ditentukan oleh
karakteristik
struktur
pengetahuan
son dan Water juga dinyatakan oleh Robinson
tersebut. Pebelajar

(1990:5) “It (here ESP) is generally used to refer


diharapkan akan
memiliki
pemahaman yang
sama terhadap
pengetahuan yang
diajarkan. Artinya,
apa yang dipahami
oleh pengajar itulah
to the teaching and learning of a foreign lan-
yang harus
dipahami
pebelajar.
oleh

3. Bahanpelajaran yangharusdipelajarianak
guage for a clearly itilitarian purpose of which
hendaknyadirasakansesuatuhal

there is no doubt.” Konsep dan definisi ESP yang


yangbaru,tetapitidakasingbagimereka.
4. Sebaiknya member peluang kepada mahasiswauntuk
belajar sesuai dengan tingkatperkembangannya.
5 . Di dalam kelas, mahasiswadiberikan kesempatan untuk
berkomunikasi antar

C. Landasan
pengemba
1. Memilih topik-
topik
temanmelaluiprosesdiskusi.
1. Pemilihan topik-topik pembahasan yang bersifat baru dan
tidak asing bagi mahasiswa. Artinya, bahan ajar yang
Perancangan aktivitas pembelajaran dimana mahasiswa
lebihbanyak diberi
sama dengan pernyataan dari pakar ESP di atas
ngan pembahasan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesempatan untukmengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui
bahan ajar pada teks yang
diminati
sesuai dengan
dan
karakteristik mahasiswa. brainstorming dan berdiskusi
dengan temankelompok belajar. juga dinyatakan oleh Mc Donough (1984:3),
tingkat berpikir,
karakteristik
mahasiswa dan
sesuai dengan
yaitu: “ESP courses are those where the syllabus
disiplin bidang
ilmu
mahasiswa
2. Membuat
latihan-latihan
2. Bahan ajar yang disusun sesuai dengan tingkat
perkembangan berpikir mahasiswa.
and materials are determined in all essentials by
keterampilan
membaca
sebanyak
mungkin agar
prior analysis of the communication needs of the
mahasiswa
terbiasa dalam
mengaplikasikan
keterampilan
learners.”
membaca
pemahaman
1. Membantu
mahasiswa
merasa siap
3. Memberikesempatan untuk
temanmelaluiprosesdiskusi.
berkomunikasi antar
Pendapat Donough mengindikasikan bahwa
untuk mengikuti
pembelajaran,
materi dan silabus serta tujuanESP harus diran-
yakni melalui
pengaktifan
skemata
mahasiswa
2. Mengorganisasi
cang dan dikembangkan berdasarkan kebutu-
kan bagian-
bagian
pembelajaran
kedalam bentuk
han mahasiswa dan pengguna lulusan karena
unit yang setiap

mahasiswa baik ketika mereka kuliah maupun


unit
pembahasan
dibagi lagi
menjadi sub unit
kecil shingga
setiap akhir dari
sub unit ini
diakhiri dengan
ketika mereka akan bekerja materi ajar atau ba-
pemberian
latihan-latihan
atau tugas-tugas
kepada
han ajar harus sesuai dengan kebutuhannya. Jadi
mahasiswa dan

pendekatan ESP adalah pendekatan dari bawah


setiap tugas
mahasisw
tersebut sesgera
mungkin
dilakukan
feedback
dosen
sekaligus dosen
dari
dan ke atas (button up approach ).
membrikan
reward
punishment
kepada
atau
Berdasarkan pndapat para pakar ESP seba-
mahasiswa.

gaimana dijelaskan di atas dapat ditarik kesi-


impulan, yaitupengajaran Bahasa Inggris untuk
5. EnglishforSpecificPurposes(ESP)
Tujuan Khusus (English For Specific Purposes–
English For Specific Purposes (ESP) atau Ba-
ESP) mempunyai pendekatan dan asumsi yang
hasa Inggris untuk tujuan khusus adalah suatu
berbeda dengan General English (GE). Tujuan
pendekatan dalam pengajaran dan penggunaan
ESP adalah agar mahasiswa mampu menguasai
Bahasa Inggris untuk bidang dan kajian khusus
Bahasa Inggris pada bidang yang mereka pela-
yang sesuai dengan kebutuhan bidang ilmu dan
jari. Misalnya mahasiswa kimia, maka mereka
profesi pengguna Bahasa Inggris tersebut. Bi-
harus memahami Bahasa Inggris untuk kimia,
dang ilmu dan profesi tersebut misalnya Bahasa
atau jika mereka mahasiswa teknik, mereka har-
Inggris untuk ilmu hukum, kedokteran, teknik
us mengetahui Bahasa Inggris untuk teknik, atau
mesin, ekonomi, maritim dan lain sebagainnya.
jika mereka bekerja di perhotelan, maka mereka
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh pakar
134 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

harus menguasai Bahasa Inggris perhotelan, jika Menurut Sukmadinata (2002:14), dikarena-
mereka mahasiswa maritim, maka mereka har- kan adanya pertimbangan tertentu, maka dalam
us menguasai Bahasa Inggris maritim dan jika melakukan penelitian dan pengembangan pe-
mereka mahasiswa IAIN, maka harus mengua- neliti tidak harus mengikuti kesepuluh langkah-
sai bahasa Inggris yang brhubungan dengan ka- langkah model penelitian dan pengembangan
jian Islamic studies, atau secar lebih specifik lagi Borg and Gall tersebut melainkan bisa saja se-
jika mereka mahasiswa PAI, maka mereka harus orang peneliliti memodifikasi atau mengurangi
mengiasai bahasa Inggris dalam kontek Islamic tahapan yang dikemukan oleh Borg dan Gall itu.
Educational Studies. (IES). Oleh karena itu tahapan pengembangan bahan
ajar reading berbasis studi Islam dalam tulisan
6. Ruang Lingkup Studi Islam Prodi PAI ini dibatasi pada enam tahapan saja sebagaima-
Menurut Thoha (1999:1) ruang lingkup pen- na dapat dilihat Tabel 4.1 berikut.
didikan agama Islam meliputi masalah: (1) aqi- Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Bahan Ajar Reading Berbasis Studi Islam
dah (keimanan), syari’ah (keislaman), dan akhlak No Tahapan Pengembangan Kegiatan Peneliti
1. Penelitian dan 1. Menganalisis Kebutuhan (Need Analysis)
(ihsan). Ketiga kelompok ilmu agama ini kemu- pengumpulan informasi a. Analisis kebutuhan belajar bahasa Inggris
Mahasiswa
dian dilengkapi dengan pembahasandasarhu- b. Analisis Kurikulum
c. Analisis bahan ajar bahasa Inggris yang selama
kumIslam yaituAlQur’andanAlHaditsserta para ini digunakan
c. Analisis karakteristik mahasiswa
pakar pendidikan Islam lainnya menambahkan 2. Perencanaan
2. Mengidentifikasi masalah
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang
terdapat pada SK dan KD
lagi dengan sejarah Islam (tarikh), kapita selek- 2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi
pembelajaran
ta pendidikan Islam sebagaimana dapat dilihat 3. Memetakan materi bahan ajar
4. Memilih materi bahan ajar
pada skema Gambar 2.14 berikut. 5. Memilih Jenis Materi yang Sesuai dengan SK dan
KD
6. Memilih Sumber Bahan Ajar
3. Pengembangan Produk Mendesain prototype Bahan ajar
Gambar 2.14 Skema ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Reading comprehension berbasis Studi Islam
Islam 4. Uji Coba Validitas 1. Uji validitas instrumen produk
Produk pengembangan
Akidah (Iman) Syari’ah (Islam) Akhlak (ikhsan) 2. Uji validitas produk pengambangan
5. Revisi Produk 1. Merevisi produk sesuai dengan masukan dan
Rukun Iman Kepada Allah Kepada Makhluk saran-saran ahli
N 6 Uji Coba Efektifitas 1. Melakukan ujipraktikalitas produk bahan ajar
Ibadah Khusus Muamalah Manusia Abiotik dan Abiotik Produk reading comprehension berbasis Studi Islam
2. Melakukan uji efektifitas produk bahan ajar
reading comprehension berbasis Studi Islam
Hukum Publik Hukum Perdata
Gambar 2.14 Skema ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Rukun Islam Islam

Sumber:https://pintu-cerdas.blogspot.co.id/2015/03/arti-dan-ruanglingkup-agama-
Tahapan Pertama,dilakukan dua kegia-
Akidah (Iman) Syari’ah (Islam) Akhlak (ikhsan)
islam.html
tan, yaitu analisis kebutuhan dan identifikasi
Rukun Iman Kepada Allah Kepada Makhluk
C. Tahapan Pengembangan Bahan Ajar N masalah. Kegiatan pertama dimaksudkan un-
C. Tahapan Pengembangan Bahan Ajar
Tahapan
Ibadah pengembangan
Khusus bahan ajar reading berbasis Studi Islam dalam
Muamalah Manusia Abiotik
tulisan ini mengikuti model pengembangan bahan ajar Borg and Gall yangdan Abiotik
teridiri tuk mengetahui alasan dilakukan pengemban-
Tahapan pengembangan bahan ajar reading
dari 10 langkah (Borg dan Gall, 1983:772) sebagaimana terlihat pada Gambar
Skema berikut.
Hukum Publik Hukum Perdata gan. Sementara kegiatan kedua dilakukan untuk
berbasis Research andStudi Islam ,planning dalam tulisan inipreliminary
develop preliminary mengi-
Rukuninformation
Islam form of product field testing mengetahui faktor-faktor penyebab masih ren-
kuti modeloperational pengembangan
operational bahan
main field ajar Borg
main productand
Sumber:https://pintu-cerdas.blogspot.co.id/2015/03/arti-dan-ruanglingkup-agama-
field testing
final product
product
dissemination
testing revision dahnya kemampuan pemahaman membaca teks
Gall yang
islam.html revision teridiri anddari 10 langkah (Borg dan Gall,
bahasa Inggris pada mahasiswa.
1983:772)Gambar Model Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall (1983)
sebagaimana terlihat pada Gambar
C. Tahapan Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Sukmadinata (2002:14), dikarenakan adanya pertimbangan Tahapan kedua, yaitu perencanaan yang ter-
Skema
Tahapanmaka
tertentu, berikut.
pengembangan bahanpenelitian
dalam melakukan ajar reading berbasis Studi
dan pengembangan Islamtidak
peneliti dalam
tulisanharus
ini mengikuti
mengikuti model pengembangan
kesepuluh bahan
langkah-langkah modelajar Borg and
penelitian danGall yang teridiri
pengembangan diri dari 6 kegiatan sebagaimana yang terlihat pada
dari 10Borg
langkah (Borg
and Gall danmelainkan
tersebut Gall, 1983:772)
bisa saja sebagaimana terlihat
seorang peneliliti pada Gambar
memodifikasi atau
Skemamengurangi
berikut. tahapan yang dikemukan oleh Borg dan Gall itu. Oleh karena itu Tabel di atas. Proses tahap kedua ini menghasilkan
tahapan pengembangan bahan ajar reading berbasis studi Islam dalam tulisan ini
Research and enam tahapan,planning develop
dapatpreliminary preliminary
dibatasi pada
information
saja sebagaimana dilihat Tabel 4.1 berikut.
form of product field testing rumusan SK, KD dan indikator bahan ajar reading
Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Bahan Ajar Reading Berbasis Studi Islam
operational operational main field main product berbasis ST dalam bentuk matrix analisis SK, KD
field testing product testing revision
No product
final Tahapan Pengembangan
dissemination Kegiatan Peneliti
1.
revisionPenelitian dan and 1. Menganalisis Kebutuhan (Need Analysis) dan indikator.Hasil akhir tahap kedua ini paling
pengumpulan informasi a. Analisis kebutuhan belajar bahasa Inggris
Gambar Model Penelitian dan Pengembangan
Mahasiswa
b. Analisis Kurikulum
Borg and Gall (1983) tidak dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.
c. Analisis bahan ajar bahasa Inggris yang selama
Menurut Sukmadinata (2002:14), inidikarenakan digunakan
adanya pertimbangan
tertentu, maka dalam melakukan penelitian dankarakteristik
c. Analisis pengembangan
mahasiswa peneliti tidak
harus mengikuti kesepuluh langkah-langkah model penelitian dan pengembangan
Borg and Gall tersebut melainkan bisa saja seorang peneliliti memodifikasi atau
mengurangi tahapan yang dikemukan oleh Borg dan Gall itu. Oleh karena itu
tahapan pengembangan bahan ajar reading berbasis studi Islam dalam tulisan ini
dibatasi pada enam tahapan saja sebagaimana dapat dilihat Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Bahan Ajar Reading Berbasis Studi Islam

No Tahapan Pengembangan Kegiatan Peneliti


Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 135

SK
Tabel 4.17 Pemetaan SK/KD, Indikator Dan Materi Bahan Ajar Reading Berbasis SI
KD Indikator Materi Pokok Materi Bahan Ajar Jenis Materi
Bahan Ajar
Validator terdiri dari dua (atau lebih dari dua)
1. Memahami konsep dan Merespon makna struktur Mengidentifikasi struktur Paragraf 1. Concept of Reading Fakta
struktur paragraf secara
ilmiah.
2. Memahamimakna
paragraf dan merespon
maknadalam
deskriptif
teks
dalam
paragraf yang meliputi
kemampuan
menentukan:
2. Concept of Reading
Comprehension
3. Definition of Paragraf
Konsep

Pinsip
orangahli materi, dua (atau lebih dari dua)
teksesei berbentuk khususnya kontekskajian 1. Topic Sentence 4. The Structure of paragraf Prosedur
deskriptifdalam khususnya
konteks kajian Islamic
Educational Studies (IES)
Islamic
Studies
Educational
(IES)
umumnya dalam kontek
dan
2. Supporting Details
3. Conclusion Sentence
pada setiap paragaraf
Including:
a. Topic Sentence
b. Topic of Paragraf
orang ahli media pembelajaran, dan dua (atau
dan umumnya dalam kehidupansehari- hari teks bacaan dalam c. Supporting Details
kontek kehidupansehari-
hari
mengaksesilmu
danuntuk
danuntukmengaksesilmu
pengetahuan
kontekskajian
Educational
(IES)
Islamic
Studies
d. Concluding Sentence
lebih dari dua) orang ahli pengajaran bahasa In-
pengetahuan.

Memahamimakna teksesei Merespon maknadalam Mahasiswa dapat Main Idea 1. Definition Of Main Idea Fakta
ggris. Sebaiknya semua validator memiliki kuali-
berbentuk deskriptifdalam teks deskriptif dalam mengidentifikasi Main 2. Finding Main Idea Konsep
khususnya konteks kajian
Islamic
Studies
Educational
(IES) dan
khususnya kontekskajian
Islamic
Studies
Educational
(IES) dan
Ideapada
paragraphteks
dalam
setiap
bacaan
kontekskajian
3. Reading Tips for Main
Idea
4. Finding Main Idea
Pinsip

Prosedur
fikasi pendidikan S3 (doktor). Penetapan para
umumnya dalam kontek umumnya dalam kontek Islamic Educational Examples and Exerciss
kehidupansehari-
danuntuk mengaksesilmu
pengetahuan
hari kehidupansehari-
danuntukmengaksesilmu
pengetahuan
hari Studies (IES)
ahli tersebut dimaksudkan untuk memberikan
Memahamimakna teksesei
berbentuk
Merespon makna struktur
paragraf dan merespon
Mahasiswa Mampu
Mengidentifikasi
Supporting
Details
1. Definition of Supporting
Details
Konsep penilaian dan saran perbaikan terhadap produk
deskriptifkhususnya dalam maknadalam teks supporting details pada 2. Identifying Supporting Pinsip

pengembangan bahan. Uji prototype sebagai


konteks kajian Islamic deskriptif dalam setiap paragaraf teks Details
Educational Studies (IES) khususnya kontekskajian bacaan dalam 3. Supporting Details Prosedur
dan umumnya dalam Islamic Educational kontekskajian Islamic Examples and Exerciss
kontek kehidupansehari- Studies (IES) dan Educational Studies
hari danuntuk umumnya dalam kontek (IES)
mengaksesilmu
pengetahuan
kehidupansehari-
danuntukmengaksesilmu
hari
dasar untuk memperbaiki produk, baik dari ahli
pengetahuan
Memahamimakna teksesei Merespon makna struktur Mahasiswa Mampu Identifying 1. Definition of Reference Konsep
berbentuk
deskriptifkhususnya dalam
paragraf dan merespon
maknadalam teks
Mengidentifikasi
reference yang terdapat
Referencel 2. Identifying Reference
3. Reference multiple choice
Pinsip
Prosedur
media pembelajaran, ahli materi PAI maupun
konteks kajian Islamic deskriptif dalam dalam teks yang examples and Exercises.
Educational Studies (IES) khususnya kontekskajian ditugaskan
dan umumnya dalam
kontek kehidupansehari-
hari danuntuk
Islamic
Studies
Educational
(IES)
umumnya dalam kontek
dan dari pakar pengajaran bahasa Inggris.
mengaksesilmu kehidupansehari- hari
pengetahuan

Memahamimakna teksesei
danuntukmengaksesilmu
pengetahuan
Merespon makna struktur Mahasiswa mampu Understanding 1. Definition of Vocabulary Konsep
Tahapan kelima, yaitu tahap kegiatan merevisi
berbentuk paragraf dan merespon mangartikan makna kata Vocabulary 2. Kinds of Vocabulary Pinsip
deskriptifkhususnya dalam
konteks kajian Islamic
Educational Studies (IES)
maknadalam
deskriptif
teks
dalam
khususnya kontekskajian
atau phrase yang terdapat
dalam
ditugaskan.
teks yang
3. Vocabulary examples and
exercises
Prosedur
prototype yang telah dinilai oleh para ahli sehing-
dan umumnya dalam Islamic Educational
kontek kehidupansehari-
hari
mengaksesilmu
danuntuk
Studies (IES)
umumnya dalam kontek
kehidupansehari-
dan

hari
ga produk bahan ajar pengembangan hasil revisi
pengetahuan danuntukmengaksesilmu

Memahamimakna teksesei
berbentuk
pengetahuan
Merespon makna struktur
paragraf dan merespon
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi
Making
Inference
1. Definition of Inference
2. How to Practice Making
Konsep
Prosedur
berdasarkan saran-saran dan masukan dari para
deskriptifkhususnya dalam maknadalam teks inference dari setiap Inferences
konteks kajian Islamic
Educational Studies (IES)
dan umumnya dalam
deskriptif dalam
khususnya kontekskajian
Islamic Educational
paragraf yang terdapat
dalam teks bacaan yang
ditugaskan
3. Reference Multiple choice
Examples And Exercises
Prosedur
ahli tersebut menjadi lebih baik. Produk bahan
kontek kehidupansehari- Studies (IES) dan
hari
mengaksesilmu
pengetahuan
danuntuk umumnya dalam kontek
kehidupansehari-
danuntukmengaksesilmu
hari ajar hasil evisi ini selanjutnya siap untuk dilaku-
pengetahuan

kan pengujian praktikalitasnya maupun keefek-


Tahapan ketiga, tahap pengembangan tipannya.
produk dalam bentuk prototype yang berdasar- Tahapan keenam adalah tahap uji prktikali-
kan karakteristik , kajian teoretik, identifikasi tas dan efektifitas produk hasil pengembangan.
kebutuhan, dan analisis bahan ajar yang ada. Se- Uji yang pertama dilakukan pada kelompok ke-
lain itu, bahan ajar ini juga disusun berdasarkan cil mahasiswa Prodi PAI sejumlah 15 orang ma-
rancangan sillabus mata kuliah bahasa Inggris. hasiswa dengan tujuan untuk mengetahui ting-
Format rancangan silabus ini memiliki sturuk- kat kepraktisan penggunaan bahan ajar ini oleh
tur: standar kompetensi, kompetensi dasar, in- mahasiswa. Adapun uji yang kedua bertujuan
dikator, materi pembelajaran, kegiatan pembe- untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
lajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ signifikan kemampuan membaca pemahaman
bahan/alat belajar. Format tersebut pada bagian pada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
awal dicantumkan judul silabus, nama Fakultas, dengan menggunakan bahan ajar yang telah
mata kuliah, ruang /semester, dan tema yang di- dikembangkan dengan mahasiswa yang mengi-
gunakan.Desainproduksiawal bahan ajar reading kuti pembelajaran tanpa menggunakan bahan
comprehension berbasis IES ini memiliki struk- ajar ini.
tur sebagai berikut: (a) judul pembelajaran, (b)
tema pembelajaran, (c) aspek keterampilanyang Kesimpulan
dilengkapi SK, KD, indikator, tujuan pembelaja- Berdasarkanpembahasandi atas beberapa
ran, dan alokasi waktu, (d)pengantar,(e) uraian point penting dapat disi.Pertama, Pada umum-
materi, (f )rangkuman, dan (g)tugas/latihan. nya pnyusunan buku ajar bahasa Inggris untuk
Tahapan keempat, tahap validasi ahli, yaitu mahasiswa PTAI di Indonesia dirancang tanpa
tahap validasi instrumen dan produk produk terlebih dilakukan analisis kebutuhan belajar ba-
pengembangan bahan ajar reading berbasis SI. hasa Inggris mahasiswa. Oleh karena itu, materi
136 Vol. XII, No. 1, Juni 2019

buku ajar bahasa Inggris yang ada selama ini cen- Second LanguReading.London: Cambridge
drung mengarah kepada General Islamic Stud- University Press.
ies (kajian Islam secara umum) untuk diajarkan Cooper, J.D., E.W. Warneke, and D.A. Shipman.
kepada semua mahasiswa PTAI tanpa memper- 1988. The What and How Reading Instruc-
timbangkan adanya kebutuhan mahasiswa dari tion. Columbus, OH: Merril Publishing
berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Company.
Kedua, pengembangan bahan ajar reading Depdiknas, 2006. Pedoman Penulisan BukuPela-
berbasis Studi Islam pada matakuliah bahasa In- jaran, Penjelasan Standar Mutu Buku Pelaja-
ggris untuk mahasiswa Prodi PAI Fakultas Tarbi- ran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbu-
yah PTKI yang dapat meningkatkan pemahaman kuan, Departemen Pendidikan Nasional.
membaca mahasiswa terhadap teks bahasa Ing- --------------, 2006b. Pemilihan dan Pemanfaa-
gris dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip tan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi
pengembangan bahan ajar bahasa Inggris bertu- Syarat Kelayakan. Jakarta: Pusat Perbukuan,
juan khusus, yaitu English for Specific Purposes Departemen Pendidikan Nasional.
(ESP). Dupuis, M.M. (1992). Content Area Reading. New
Ketiga, proses pengambangan bahan ajar Jersey, Engliwood Cliffs : Prince-Hall, Inc.
berbasis studi Islam dapat dilakukan melalui Farr, R. (1984). Reading: Trends an Challenges.
enam tahapan, yaitu: tahap pengumpulan infor- Washington D.C.: National
masi, tahap perencanaa, tahap pengembangan Education Association.
produk, tahap uji coba validitas produk, tahap re- Finochiaro, M. & Bonomo, M. (1973). The For-
visi produk, dan tahap ujicoba efektifitas produk. eign Language Learner: A Guide for Teacher.
Produk bahan ajar hasil penelitian dan pengem- New York: Regents Pub. Co., Inc.
bangan ini merupakan temuan pengembangan Gafur, Abdul . 1994. Disain Instruksional: Lang-
bahan ajar baru dalam penegmbangan bahan kah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Keg-
ajar bahasa Inggris untuk mahasiswa Prodi Pen- iatan Belajar Mengajar, Solo: Tiga Serangkai.
didikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah di Goodman, K. (1988). The Reading Process, In-
lingkungan PTAI di Indonesia. teractive Approaches to Second Language
Reading. Cambridge : Cambridge University
Daftar Pustaka Press.
Anderson, P.S. (1972). Language Skills in Elemen- Harras, Kholid A. dan Lilis Sulistianingsih. 1997.
tary Education. New York: The Macmillan Membaca I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pub. Co., Inc. Irwin, J. W. (1991). Teaching reading comprehen-
Borg. W.R. & Gall, M.D. 1983.Educationnal Re- sion processes (2nd ed.). Englewood Cliffs,
search: An Introduction. New York: Long- NJ: Prentice Hall.
man. Maley, Alan. 1999. “Squaring the Reconcil-
Brown, H. Douglas. 2007. Teaching by Principles: ingMaterials asConstraint with Materialsas
An Interactive Approach to Language Peda- Empowerment”in Tomlinson, Brian. 1999.
gogy. New York: Pearson Education, Inc. Materials Development in Language Teach-
Byrnes, James P. 1996. Cognitive Development ing. Cambridge:CUP.
and Learning in Instructional Contexts, Bos- McDonough, Jo dan C. Shaw. 2003. Materials and
ton: Allyn and Bacon Inc. Methods in ELT: A Teacher’s Guide. London:
Carrel, P. et al. (1988). Interactive Approaches to Blackwell Publishing.
Syamsul Rizal| Desain Pengembangan Bahan Ajar English For Spesific Purpose 137

Moore, Kenneth D. 2005. Effectiveinstructional Sharpe,P.2004.HowtoPreparefortheTOEFL:Test


strategies: Fromtheory topractice.London: of English as Foreign Language: New York:
Sage Publications. Barron”s Educational Series, Inc.
Reigeluth, C. M. (Editor). 1983. Instruksional– Sukmadinata, N.A. 2002. Pengembangan Kuriku-
Desain Theores Dan Models: An Overview lum Teori dan Praktek.Bandung: PT Remaja
Of TeirCurrentStatus.London:LawrenceErllb Rosdakarya.
aumAssociatedPublishers. Tomlinson,B.1998.Material Development in Lan-
Richards, J. C. 2005. Curriculum Development in guage Teaching.Cambridge:
Language Teaching. Cambridge: Cambridge CambridgeUniversityPress.
University Press. Vigotsky. 1977. Thought and Language. Com-
Robinson, Pauline C. 1991. ESP Today: A Practi- bridge: The Mitt Press.
tioner’s Guide, New York: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai