Anda di halaman 1dari 20

PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL

PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL


Kemajuan teknologi begitu cepat dan pesat saat ini telah memberikan berbagai kemudahan bagi
masyarakat dalam menjalankan segala bentuk aktivitas sehari-hari, terutama dalam mengakses
segala informasi dengan cepat. Kemajuan teknologi ini juga memberikan pengaruh signifikan
terhadap tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat.

Dengan kemajuan teknologi di era digital ini tentunya harus kita sikapi secara bijak dan tepat,
agar dapat memberikan manfaat bagi keluarga terutama dalam mendidik anak. Di era digital ini
tidak bisa kita pungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini terutama berbasis internet
memberikan dampak positif dan bisa juga berdampak negatif untuk perkembangan anak anak.
Dimana media teknologi bisa melalui laptop, gadget, komputer, tablet dan lain sebaginya yang
dapat memberikan kemudahan kepada anak untuk mengakses informasi melalui internet
dimanapun dan kapanpun.
Peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendampingan terhadap anak-anak di era
digital ini. Sebagimana di kutip dari beberapa sumber. Bahwasanya peran orang tua yang harus
dilakukan di era digital adalah:

1. Mengarahkan Penggunaan Perangkat dan Media Digital


Kondisi orangtua harus bisa dan dapat memberikan arahan terhadap anak-anaknya dalam
memberikan informasi terkait penggunan alat digital dengan jelas jika anak sudah terpapar
dengan perangkat digital akan memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak
dalam lingkungan keluarga. Lebih baik utk mengarahkan dengan komunikasi yang efektif untuk
memutuskan berapa lama dan kapan mereka dapat menggunakannya. Seperti memberikan
batasan waktu kapan harus mulai menggunakan media digital dan kapan harus berhenti.

2. Imbangi Waktu Menggunakan Media Digital dengan Interaksi di Dunia Nyata.


Orang tua dapat memberikan gambaran paparan media digital dengan mengenalkan
pengalaman di dunia nyata seperti kegiatan di luar ruangan, olahraga, kesenian, membaca
interaktif, musik dan gerakan, permainan tradisional.

3. Tambah Pengetahuan Orang Tua


Penerapan aturan terhadap anak-anak sangat sulit diterapkan jika pengetahuan dan wawasan
tentang digital tidak ditingkatkan. Ortu harus sudah mengenal dan mengetahui apa itu twitter,
facebook atau blog. Luangkan waktu untuk mengenal situs yang pernah di kunjungi anak
dan history laman web atau blog yanag sudah di kunjungi anak.
4. Pinjamkan Anak Perangkat Digital Sesuai Keperluan
Pinjamkan anak perangkat-perangkat yang memang diperlukan dan menunjang utk kebutuhan
belajar anak. Batasi perangkat-perangkat yang memang tdak diperlukan dan kalau
memungkinkan jauhkan dari perangkat yang dapat menggangu kegiatan anak.

5. Pilih Program Atau Aplikasi Positif


Peran orang tua sangat perlu untuk selektif dan mengidentifikasi program atau aplikasi yang
bernilai edukasi dan memberikan manfaat bagi pertumbuhan anak.

6. Gunakan Perangkat Digital Secara Bijaksana


Orang tua memegang peranan utama dalam kontroling segala kegiatan anak, termasuk dalam
penggunaan perangkat digital. Oleh karena itu, orang tua perlu bijak dalam menggunakan
perangkat digital selama berinteraksi dengan anak. Orang tua yang kurang bijak dalam
menggunakan perangkat digital akan membawa dampak negatif terhadap perkembangan anak.
Seperti hindari penggunaan gadget sebelum tidur, bangunlah kedekatan dengan anak sebelum
tidur dengan bercerita, atau membacakan dongeng untuk buah hati.
7. Mendampingi dan Meningkatkan Interaksi
Orang tua perlu mendampingi dan berinteraksi dengan anak selama penggunaan media digital.
Dampingi selalu anak saat berselancar di dunia maya dan gunakan satu perangkat digital dalam
kesempatan aktivitas keluarga.

HADAPI TRANSFORMASI DIGITAL,


TRIDAYA SIAP BERKOMITMEN
 August 19, 2021
 aty
 Artikel, Informasi, Life Style, Pendidikan, Tips & Trik
 0 Comments
Post Series: Artikel Edukasi
 1.PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL
 2.Tahap Mengenali dan Mengembangkan Minat Bakat Anak
 3.GURUKU MENYEBALKAN
 4.PERLUKAH BIMBINGAN BELAJAR DI MASA PANDEMI?
 5.TIPS JITU BELAJAR BIOLOGI
 6.TETAP BAHAGIA SAAT PJJ/BDR
 7.POLEMIK SEKOLAH TATAP MUKA DI MASA PANDEMI
 8.7 ICEBREAKING YANG SEDERHANA DAN MUDAH DILAKUKAN PADA
SAAT VIRTUAL
 9.JADI IBU ‘KILER’ SELAMA PANDEMI
 10.KENDALA SISWA TERHADAP AKSES BELAJAR DARING DI TENGAH
PANDEMI COVID-19
 11.BELAJAR JARAK JAUH TETAP MENYENANGKAN
 12.BAGAIMANA SIH BELAJAR EFEKTIF DI MASA PANDEMI?
 13.TEKNIK PODOMORO UNTUK BELAJAR DARING DI RUMAH
 14.PINTAR DALAM PENGGUNAAN GADGET UNTUK BUAH HATI SELAMA
PANDEMI
 15.HADAPI TRANSFORMASI DIGITAL, TRIDAYA SIAP BERKOMITMEN
Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 sangat berpengaruh pada
hampir semua sektor. Salah satu sektor yang mendapatkan dampak yang besar akibat pandemi
ini adalah sektor pendidikan. Siswa-siswi di seluruh tingkatan sekolah ataupun mahasiswa di
seluruh perguruan tinggi diminta untuk menerapkan Study From Home (SFH), atau sistem
pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring. Kondisi ini menuntut siswa untuk
melakukan aktivitas belajar secara lebih mandiri dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi
informasi (IT).
Meskipun sekarang kita telah memasuki era new normal, di mana masyarakat mulai menjalani
aktivitas sehari-hari seperti biasa, namun, untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
siswa, sistem pembelajaran tetap dihimbau untuk dilaksanakan secara daring. Mungkin awalnya
kita tidak terbiasa dengan sistem daring dan merasa bahwa sistem belajar secara tatap muka
tentu lebih efektif. Tetapi lambat laun kita menjadi lebih terbiasa. Bertemu dengan guru secara
virtual melalui platform Zoom, Google Meet, Microsoft Teams menjadi hal yang lumrah.
Mengakses materi belajar melalui video Youtube, artikel di internet, ataupun belajar dari sumber
lainnya yang diakses secara online menjadi salah satu kegiatan yang tidak lepas dari proses
belajar saat ini. Hingga akhirnya, pandemi covid-19 ini benar-benar membuka peluang baru
dalam pengajaran dan pembelajaran yang sudah terbukti di berbagai negara. Kini, sistem
pendidikan di Indonesia memiliki wajah baru. Mau tidak mau, kita harus bersiap menghadapi
akselerasi transformasi digital pada bidang pendidikan.
Menyikapi terjadinya transformasi digital yang terjadi dan berkembang sangat pesat, Tridaya
hadir memberikan solusi dengan adanya Tridaya Digital Learning (https://tridayaonline.com/),
yaitu unit layanan pendidikan pembelajaran online di Tridaya yang memberikan jasa bimbel
online, les privat online, kursus bahasa dan matematika online, dan aplikasi tanya jawab online.
Dengan menerapkan sistem pendekatan individu dalam proses belajarnya, siswa akan diberikan
layanan sesuai potensi, kebutuhan, dan karakternya. Didampingi oleh tutor yang handal dan
tersertifikasi, siswa mendapatkan fasilitas seperti modul belajar, evaluasi online, live streaming
di Youtube channel Tridaya Online, dan aplikasi tanya jawab soal untuk memenuhi semua
kebutuhan belajar siswa. Tridaya siap berkomitmen untuk selalu menciptakan inovasi dan
mendukung transformasi digital di indonesia. Bimbel online yang interaktif belajar sampai
ngerti, hanya di Tridaya.

PINTAR DALAM PENGGUNAAN GADGET


UNTUK BUAH HATI SELAMA PANDEMI
 February 18, 2021
 gio123
 Artikel, Informasi, Life Style, Pendidikan, Tips & Trik
 1 Comment
Post Series: Artikel Edukasi
 1.PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL
 2.Tahap Mengenali dan Mengembangkan Minat Bakat Anak
 3.GURUKU MENYEBALKAN
 4.PERLUKAH BIMBINGAN BELAJAR DI MASA PANDEMI?
 5.TIPS JITU BELAJAR BIOLOGI
 6.TETAP BAHAGIA SAAT PJJ/BDR
 7.POLEMIK SEKOLAH TATAP MUKA DI MASA PANDEMI
 8.7 ICEBREAKING YANG SEDERHANA DAN MUDAH DILAKUKAN PADA
SAAT VIRTUAL
 9.JADI IBU ‘KILER’ SELAMA PANDEMI
 10.KENDALA SISWA TERHADAP AKSES BELAJAR DARING DI TENGAH
PANDEMI COVID-19
 11.BELAJAR JARAK JAUH TETAP MENYENANGKAN
 12.BAGAIMANA SIH BELAJAR EFEKTIF DI MASA PANDEMI?
 13.TEKNIK PODOMORO UNTUK BELAJAR DARING DI RUMAH
 14.PINTAR DALAM PENGGUNAAN GADGET UNTUK BUAH HATI SELAMA
PANDEMI
 15.HADAPI TRANSFORMASI DIGITAL, TRIDAYA SIAP BERKOMITMEN
Pandemi covid-19 yang disebabkan virus corona, telah terjadi perubahan besar terhadap
aktivitas manusia, termasuk rutinitas yang dilakukan di lingkungan keluarga. Saat ini, tidak hanya
orang tua siswa yang harus bekerja dari rumah. Akan tetapi, anak-anak juga menjalankan
aktivitas pembelajarannya dari rumah yang sudah kita dengan dengan nama poluper Belajar
Dari Rumah (BDR). Anak-anak juga tidak dianjurkan untuk bermain dengan teman-temannya di
luar rumah.

Pada akhirnya, seluruh anggota keluarga kini banyak menghabiskan waktu di depan gadget, baik
televisi, tablet, smartphone, laptop, komputer atau video games. Pengguna gadget ini bisa lebih
lama dari biasanya, atau melebihi batas yang disarankan satu jam per harinya. Dengan
demikian, anak harus terpapar gadget sepanjang hari untuk mempelajari materi yang diberikan
sekolah.

Kondisi ini membuat orangtua resah dan hampir semua orang tua memiliki perasaan campur
aduk saat membiarkan anak menghabiskan waktu lebih lama dengan gadget mengambil alih
perhatian anak, tetapi perlu disadari juga bahwa pada masa kini, teknologi adalah hal yang
penting.
Banyak orang tua yang merasakan khawatir jika membiarkan anak menghabiskan banyak waktu
menggunakan gadget selama pandemi ini. Berikut tips agar anak tidak berlebihan menggunakan
gadget:

1. Memilih program pendidikan bermutu


Salah satu fungsi gadget selain hiburan adalah sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu,
pastikan orang tua memilih dengan konten yang tepat sesuai usia anak. Program -program
berkualitas tinggi lebih cenderung untuk menyesuaikan konten mereka dengan kebutuhan anak-
anak. Biasanya video yang mereka sajikan memiliki alur cerita yang koheren dan bisa membantu
perkembangan anak- anak. Program pendidikan sering memberi label objek dan berbicara
langsung kepada anak- anak, yang dapat membantu untuk mempelajari kata- kata dan suara
baru.

2. Gunakan gadget untuk terhubung dengan teman atau saudara


Ahli perkembangan anak menyarankan untuk menggunakan gadget untuk terhubung dengan
keluarga, teman dan orang yang dicintai, bahkan untuk bayi dan anak kecil. Koneksi sosial
penting untuk anak- anak dan dipandang sebagai cara yang sehat untuk menggunakan gadget.
Karena kita tidak bisa dengan mudah mengunjungi keluarga di lain tempat, maka ini saatnya
memanfaatkan berbagi aplikasi video call untuk berkomunikasi dengan mereka. Mintalah
keluarga atau teman pada obrolan video untuk berinteraksi dengan anak, misalnya dengan
menyanyi, menari, atau membacakan cerita untuk mereka.

3. Usahakan orangtua pendampingan


Menunjukkan bahwa ketika anak- anak dan orang tua menonton layar bersama anak- anak lebih
mungkin untuk belajar kata- kata baru. Orang tua membantu anak- anak mereka ketika
menggunakan media bersama- sama dengan mengarahkan perhatian anak mereka ke konten
tertentu. Mendiskusikan apa, yang dilihat dan memperkuat apa yang telah mereka pelajari
dengan menjadikannya sesuai dengan kegiatan sehari- hari anak. Jadi jika memungkinkan,
duduklah bersama anak dan nikmati media bersama.

4. Menyeimbangkan dengan aktivitas lain


Seperti aktivitas fisik dan aktivitas sosial. Anak perlu mengatur waktunya untuk tetap
berinteraksi dengan orang tua, saudara kandung atau kakek- nenek mereka tanpa melalui
gadget. Selain itu libatkan anak dalam aktivitas tanpa layar, seperti berkebun menyiram
tanaman di halaman rumah, bermain permainan sederhana seperti monopoli atau ular tangga
dan sebagainya.

Ingat, orang tua juga harus membatasi pengggunaan gadget karena ada penelitian yang
mengatakan bahwa penggunaan gadget berlebih dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan waktu tidur karena dapat mempengaruhi kualitas tidur anak anda.

TEKNIK PODOMORO UNTUK BELAJAR


DARING DI RUMAH
 February 10, 2021
 gio123
 Artikel, Informasi, Pendidikan, Tips & Trik
 2 Comments
Post Series: Artikel Edukasi
 1.PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL
 2.Tahap Mengenali dan Mengembangkan Minat Bakat Anak
 3.GURUKU MENYEBALKAN
 4.PERLUKAH BIMBINGAN BELAJAR DI MASA PANDEMI?
 5.TIPS JITU BELAJAR BIOLOGI
 6.TETAP BAHAGIA SAAT PJJ/BDR
 7.POLEMIK SEKOLAH TATAP MUKA DI MASA PANDEMI
 8.7 ICEBREAKING YANG SEDERHANA DAN MUDAH DILAKUKAN PADA
SAAT VIRTUAL
 9.JADI IBU ‘KILER’ SELAMA PANDEMI
 10.KENDALA SISWA TERHADAP AKSES BELAJAR DARING DI TENGAH
PANDEMI COVID-19
 11.BELAJAR JARAK JAUH TETAP MENYENANGKAN
 12.BAGAIMANA SIH BELAJAR EFEKTIF DI MASA PANDEMI?
 13.TEKNIK PODOMORO UNTUK BELAJAR DARING DI RUMAH
 14.PINTAR DALAM PENGGUNAAN GADGET UNTUK BUAH HATI SELAMA
PANDEMI
 15.HADAPI TRANSFORMASI DIGITAL, TRIDAYA SIAP BERKOMITMEN
Bila waktu belajar kamu sebetulnya banyak, tapi tidak ada satu pun tugas atau sesi belajar kamu
yang beres, berarti kamu sering terdistraksi banyak hal.  Solusinya mari kita coba teknik belajar
Pomodoro.

Pomodoro adalah sebuah teknik belajar berdasarkan time management yang diciptakan oleh
Francesco Cirillo. Dulu, ketika dia awal-awal kuliah pada akhir tahun 1980, Francesco susah fokus
belajar, sampai akhirnya dia menyadari bahwa dia harus belajar dengan interval waktu tertentu-
dan diselingi oleh waktu istirahat agar kondisi fisik maupun psikisnya bisa di-refresh.

Pomodoro sendiri artinya tomat dalam bahasa Italia. Nama ini dipilih karena pada saat
mengembangkan teknik ini. Francesco menggunakan timer dapurnya, dan timer ini kebetulan
berbentuk tomat merah.
Untuk melakukan teknik Pomodoro ini, kamu cuma perlu timer. Minimal jam. Pasti ada, dong, di
smartphone kamu? Teknik Pomodoro membagı waktu belajar menjadi interval bernama “jendela
kerja” selama 25 menit. Setelah 25 menit, “jendela kerja” ini berakhir, lalu diselingi interval waktu
istirahat.

Kalau waktu belajar kamu sebetulnya banyak, tapi nggak ada satu pun tugas atau sesi belajar
kamu yang beres, berarti kamu sering terdistraksi banyak hal, gaes. Solusinya, coba, deh, teknik
belajar Pomodoro.

Teknik belajar Podomoro sebagai berikut:

1. Siapkan tugas yang mau kamu kerjakan. Ingat, dahulukan tugas prioritas atau tugas
yang deadlıne-nya paling mepet.
2. Set timer di HP kamu selama 25 menit.
3. Kerjakan tugas kamu dengan fokus, sampai timer berbunyi. Ingat, selama 25 menit
ini, kamu tidak boleh mengerjakan apapun, termasuk nmembuka HP selain belajar
selama 25 menit. Beberapa menit inilah yang disebut sebagai “jendela kerja”.
4. Setelah timer berbunyi, berhentilah bekerja, meskipun tugas yang kamu kerjakan
itu belum selesai.
5. Istirahatlah selama 3-5 menit. Kamu bisa mengisi waktu istirahat ini untuk ke toilet,
minum, stretching, atau cek Hp siapa tahu ada pesan penting.
6. Setelah empat “jendela kerja” berlalu, kamu boleh istirahat panjang sekitar 15-30
menit.
Menurut penelitian Staffen Noteberg, seorang lulusan Royal Institute of Technology di Stockholm
yang mengajarkan Teknik Pomodoro, teknik ini digunakan banyak orang karena si konsep
“jendela kerja” memang efektif untuk menghindarı dıstraksı Kenapa setiap 25 menit kita harus
istirahat? Supaya nggak bosan. Trus, kenapa break-nya sebentar banget? Supaya kamu nggak
kebablasan melakukan hal-hal lain yang menyita waktu.

Selama lebih dari enam bulan lamanya, siswa terpaksa harus menjalankan pembelajaran
daring akibat pandemi corona. Dengan adanya pandemi ini membuat beberapa siswa
mengeluh karena merasa pembelajaran daring kurang efektif. Banyak gangguan yang
membuat proses belajar mereka tidak maksimal.

Lalu bagaimana cara belajar agar lebih efektif yang dapat diterapkan saat pandemi ini?
Berikut cara-cara efektif dan tidak membosankan selama belajar di rumah :

1.     Menentukan suasana ruang untuk belajar

Ruangan untuk belajar menjadi salah satu hal penting sebagai pertimbangan belajar lebih
efektif. Hal pertama yang perlu diperhatikan, pilih ruang belajar yang tidak ada menjadi satu
dengan kamar tidur. Mengapa demikian ? Hal ini untuk mengurangi rasa malas karena
keinginan untuk rebahan di tempat tidur. Siapkan tempat yang nyaman dan tidak berisik
sehingga belajar dapat lebih efektif karena minim gangguan.

2.      Sekolah daring = sekolah offline


Menganggap sekolah daring seperti sekolah luring sehingga mengawali kegiatan belajar
dengan rutinitas seperti saat sedang sekolah secara luring. Dimulai dengan bangun pagi,
mandi, dan sarapan. Siapkan buku sesuai jadwal pelajaran sekolah dan siapkan gawai untuk
sekolah daring. Pastikan koneksi dan gawai dalam kondisi yang baik. Jangan lupa catat
materi yang diberikan.

3.      Jangan nyambi!
Belajar di rumah terkadang menimbulkan banyak distraksi yang kita buat sendiri. Hal itu
karena ketika belajar daring di rumah memang memiliki suasana yang lebih santai. Anda bisa
mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Jadi, akan lebih baik tidak menyambi melakukan
hal lainnya ketika sekolah daring. Sebagai contoh hindari mencuri-curi waktu sambil
menonton film, bermain game, dan lainnya demi menciptakan suasana belajar lebih
konsentrasi dan efektif.
4.      Sosialisasi dan komunikasi sebagai sarana me-refresh otak
Di masa pandemi ini di mana hampir setiap orang dituntut untuk di rumah saja terkadang
menciptakan kebosanan tersendiri. Semakin jarang bertemu dengan teman-teman dapat
menyebabkan stress.  Oleh karena itu, otak kita juga butuh refreshing agar belajar bisa lebih
efektif. Dengan tetap bersosialisasi dan komunikasi dengan teman-teman dan saudara, dapat
menjaga kita terhindar dari stress. Sosialisasi dan komunikasi di masa pandemi ini tentunya
sangat terbatas, tetapi dengan kecanggihan teknologi kita tetap dapat bersosialisasi tanpa
harus bertemu langsung.  Kita bisa berkomunikasi melalui pesan singkat atau video call.
Intinya, bersosialisasi dan komunikasi akan menciptakan motivasi positif sehingga belajar
bisa dilakukan dengan efektif.
Rate this item: Submit Rating

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini telah mengubah banyak hal. Selain di bidang
ekonomi, dunia pendidikan pun merasakan dampaknya. Selama kurang lebih sepuluh bulan
lamanya anak-anak tidak lagi melakukan rutinitas pergi ke sekolah, bermain dengan teman, dan
berwisata. Hampir semua aktivitas kini harus dilakukan dari rumah.

Dampak pandemi di dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar mengharuskan
anak-anak melakukan pembelajaran secara jarak jauh/daring, di mana baik siswa maupun guru
dituntut agar cepat beradaptasi dalam menjalankan proses belajar mengajar dengan cara dan
suasana yang baru.

Tanpa adanya kreativitas dari guru, proses belajar mengajar yang terus menerus dilakukan
secara jarak jauh akan membuat anak-anak merasa kurang bersemangat, jenuh, dan cepat
bosan. Lalu hal-hal apa saja yang bisadilakukan agar proses belajar mengajar secara jarak jauh
bisa tetap menyenangkan? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Guru harus selalu tampil ceria dan bersikap positif


2. Guru harus bisa membuat materi rumit menjadi materi yang sederhana
3. Guru harus mampu mengaktifkan panca indera siswa baik auditorial, visual, dan
kinestetik
4. Pembelajaran harus interaktif
5. Libatkan orang tua melalui efek sentuhan/bonding dengan anak saat pembelajaran.
Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam memahami serta
menginterpretasikan suatu pembelajaran agar lebih membangun potensi serta tindak perilaku.
Dalam hal ini, proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan fundamental yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Pendidik (guru) berperan sebagai seseorang yang bukan
hanya mentransfer atau memindahkan suatu informasi (ilmu pengetahuan). Akan tetapi,
pendidik memiliki tugas dalam mengembangkan potensi serta membentuk sikap dan perilaku
peserta didik yang mencakup moral, pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya.
Sedangkan orang yang mendapatkan didikan (siswa) memiliki peran dalam memahami serta
mengimplemantasikan apa yang diperoleh dari proses didikan tersebut ke dalam kehidupan dan
lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan suatu potensi yang dimiliki.

Salah satunya adalah proses pendidikan pemanusiaan manusia muda melalui homunisasi dan
humanisasi. Seorang pelajar bisa bergerak, berdiri,bersikap dan bertingkah laku sebagai
manusia seutuhnya dalam berpendidikan. Manusia harus selalu siap dalam meningkatkan
pengetahuan meskipun banyak kendala yang harus mereka lalui. Seperti sekarang, proses
pendidikan dilakukan secara daring karena disebabkan adanya pandemik covid 19 yang
menyebabkan seluruh mahasiswa harus melakukan proses pembelajaran secara online. Sebagai
proses pendidikan pemanusiaan manusia muda melalui homunisasi dan humanisasi kita harus
tetap melakukan pendidikan sebagaimana pendidikan adalah kebutuhan kita dan suatu
kewajiban yang harus kita jalankan meskipun banyak kendala seperti kurangnya jaringan dan
lain sebagainya. Sekarang ini kita sebagai manusia berpendidikan tidak boleh putus asa dan
tetap dituntut untuk selalu belajar meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.

Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Jika dilihat sekilas, keduanya nampak sama. Padahal
pendidikan dan pengajaran memiliki perbedaan dan pengertiannya masing-masing. Pengajaran,
yang dalam bahasa Arab merupakan ta’lim khusus yang ditujukan pada akal manusia. Karena
itu, mudah dan lurus ke depan. Sedangkan pendidikan (tarbiah) merupakan pembinaan manusia
yang tidak saja melibatkan masalah fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu. Karena
sesungguhnya yang di didik adalah hati dan nafsu. Karena itu pendidikan lebih rumit dan susah.
Oleh karena itu, kedua hal tersebut harus betul-betul dipahami sebagai acuan untuk
membimbing generasi muda ke depannya. Baik Pendidikan maupun pengajaran memiliki peran
yang penting dalam proses pembinaan dan pembentukan karakter pribadi, diantaranya taat
kepada Tuhan dan menghormati sesama manusia. Pengajaran adalah proses belajar atau
proses menuntut ilmu. Dalam dunia pendidikan, pengajaran bisa dilakukan oleh dosen, guru,
atau ustadz yang sedang melakukan proses belajar mengajar atau menyampaikan ilmu kepada
murid. Hasilnya murid menjadi pandai, berilmu , dan memiliki pengetahuan. Sedangkan
pendidikan adalah proses mendidik dengan menerapkan nilai-nilai tertentu sesuai tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Seperti di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman,
penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh dari hasil belajar dapat
dihayati hingga tertanam dalam hati dan tentu saja diharapkan bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak dan budi pekerti.

Dalam pendidikan ada dikenal sistem paradigma lama dan paradigma baru, paradigma
pendidikan adalah salah satu cara memandang dan memahami mengenai masalah-masalah
pendidikan dan mengatasi masalah tersebut. Paradigma lama berubah menjadi paradigma baru
sesuai dengan perkembangan zaman. Peran guru berkembang dari paradigma lama ke
paradigma baru, paradigma lama guru hanya mentransfer pengetahuan saja, sedangkan
diparadigma baru selain sebagai transmiter guru sebagai fasiliator, motivator, mediator, dll. Jadi
sistem paradigma baru ini lebih berkembang yang awalnya hanya fokus di kelas saat ini fokus ke
masyarakat. Dalam paradigma lama guru mengajar sebagai sumber pengetahuan, komunikasi
yang interaksi, dan mekanistik. Sedangkan dalam paradigma baru guru sebagai panutan dan
konsultan, komunikasi yang transaksional dan lebih bervariatif. Dalam perilaku pebelajar serta
evaluasi di paradigma lama dan baru itu berbeda. Tujuan dari paradigma baru yaitu untuk
membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas dari tujuan ini maka harus diubah
sistem pendidikannya. Sedangkan dalam paradigma lama yang sejak tahun 1950 an
pendidikannya tidak memuaskan sebab peran guru hanya mengajar. Oleh karena itu paradigma
lama disebut juga paradigma tradisional artinya “Guru mengajar”. Muncullah paradigma baru
atau disebut paradigma modern untuk membangkitkan siswa belajar. Ini salah satu cara
pandang dalam menyelesaikan problem dalam pendidikan.

Saat ini ada beberapa kendala yang dialami siswa dalam belajar di masa pandemi Covid-19,
kendalanya seperti akses jaringan dan kouta yang kurang mendukung, malasnya siswa dalam
belajar dirumah selama beberapa bulan yang membuat mereka bosan dan kurang perhatian
terhadap belajar. Kendala yang seperti ini tentunya menjadi tanggung jawab besar bagi seorang
guru atau kemendikbud yang mengatur pendidikan dalam masa pandemi ini. Tentunya kita
dapat melihat solusi dan cara mengatasi Kemendikbud dalam kendala belajar siswa seperti
disalurkannya kouta dengan provider telkomsel yang akses jaringannya sangat memadai di
kondisi atau situasi letak geografis mana pun itu. serta mulailah ada kegiatan guru mendatangi
siswanya di rumah (luring) dalam hal ini mengontrol siswanya belajar di rumah, ini salah satu
bentuk perhatian guru dalam menghadapi pandemi ini. Dalam paradigma baru itu harus guru
sebagai fasiliator kepada siswanya. Paradigma baru tetap dilaksanakan meski kurang efektif
karena masa pandemi yang melanda, tetapi bukan berarti harus diberhentikan sistem
pendidikan ini dalam paradigma baru (modern). Kendala akses belajarnya siswa merupakan
solusi yaitu diberlakukannya paradigma baru. Paradigma baru ini menjadi solusi yang sangat
relevan dengan kondisi saat ini. Paradigma baru dan lama dalam pandemi Covid-19 tetap
diselaraskan dimana peran guru untuk siswa itu harus diperhatikan, karena ketika siswa belajar
dari rumah maka siswa tidak akan memperhatikan penuh pembelajaran itu. Dalam paradigma
baru guru membantu siswa, memberikan penguatan, dll. Oleh karena itu, dalam mengatasi
kendala seperti itu diharapkan guru memberikan variasi-variasi dalam proses pembelajaran
meski pun itu belajar online (daring).

Meskipun keadaan pembelajaran yang dilakukan sekarang tidak seperti sebelumnya akan tetapi
hal ini tidak boleh mempengaruhi hasil belajar para peserta didik. Hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan perubahan pada diri
pebelajar baik itu perilakunya, pengetahuannya, keterampilan dan pengalamannya. Dapat
dikatakan hasil belajar jika sudah ada perubahan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Jika
tujuan pembelajaran itu sudah tercapai maka itu dikatakan hasil belajar.

Hasil belajar di sekolah itu sedikit berbeda dengan hasil belajar saat di rumah, sebab saat ini
sudah beberapa bulan belajar di rumah akibat masa pandemi, banyak yang mengatakan
pembelajaran saat di rumah itu kurang efektif. Seharusnya hanya 30 % pembelajaran lewat
daring. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik guru harus memberikan
solusi kepada siswanya yang mengalami kendala dalam belajar jarak jauh.
Seperti, mendatangi siswanya di rumah atau membuat jadwal per minggu yaitu 1 kali pertemuan
di sekolah untuk mengontrol siswanya yang belajar dari rumah.
Setiap kendala tentunya ada solusi maka guru sebagai fasiliator, mediator, motivator harus
mengetahui perannya meski proses pembelajaran bukan di sekolah.

Hasil belajar di sekolah ada 3 ranah yaitu Kognitif, Psikomotorik dan afektif:

 Ranah Kognitif
Kognitif yaitu pengetahuan, ketika siswa mampu menjelaskan, mendeskripsikan, menguraikan,
menganalisis, dll dalam indikator-indikator tujuan pembelajaran maka itu adalah hasil belajar
dalam ranah kognitif. Jika dilihat dari pemahamannya, ketika siswa mampu memahami materi
yang telah dipelajari.

 Ranah Psikomotorik
Psikomotorik yaitu keterampilan, hasil belajar dari siswa adalah ketika ia mampu meniru,
memanipulasi, pengalamiahan, artikulasi jadi ketika siswa mampu memproduksi atau
menciptakan suatu hal maka itu disebut telah berhasil dalam belajar. Jadi psikomotorik ini
penerapannya selalu berkaitan dengan anggota badan dan kompetensi yang dimiliki.

 Ranah Afektif
Afektif yaitu sikap, perasaan, dan nilai, hasil belajar dalam ranah ini ketika siswa aktif dalam
menjawab pertanyaan dari guru, mengeluarkan pendapat (berpendapat).

Hasil belajar saat di Rumah ada 3 ranag yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif:

 Ranah Kognitif
Sama halnya dengan saat belajar sekolah cuman pengaplikasiannya hanya berbeda suasana,
sebab materi atau bahan ajar dari guru di kirim lewat daring diberbagai platform seperti WA,
Google Classroom, dll. Jadi ketika siswa mampu menjelaskan materi yang sudah dipaparkan oleh
gurunya lewat Voice note maka ia mampu menjelaskan kembali lewat Voice note atau video.

 Ranah Psikomotorik
Sama halnya dengan saat belajar di sekolah, di rumah pun siswa mampu menangkap
pembelajaran lewat daring dengan keterampilan jadi saat belajar di rumah juga ada indijator-
indikator yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran daring. seperti mempresentasikan tugas
kelompok dari hasil diskusi mereka.

 Ranah Afektif
Saat belajar di rumah guru dapat melakukan penilaian terhadap siswa, ketika siswa mampu
menjawab pertanyaan lewat platform yang disediakan, menanggapi, mengumpulkan tugas
dengan batas waktu yang telah ditentukan, dan sebagainya. Jadi ada pula indikator-indikator
untuk mencapai tujuan pembelajaran meski belajar di rumah.

Hasil belajar saat di rumah dan di sekolah yang diharapkan tetap sama yaitu keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran baik secara langsung (tatap muka) atau pun tidak.

Referensi:

Alem Febri Sonni. 27 Oktober 2020. [Home/opini] Artikel Pendidikan, Kendala Siswa Terhadap
Akses Daring di Tengah Covid-19. https://fixmakassar.pikiran-rakyat.com/opini/pr-
57877397/artikel-pendidikan-kendala-siswa-terhadap-akses-belajar-daring-di-tengah-pandemi-
covid-19
 

Kiler, mendengar katanya saja sudah merinding. Ya memang tidak salah, karena kata ‘Kiler’
diserap dari bahasa Inggris killer yang artinya pembunuh. Kata ini biasa digunakan untuk
menunjukkan sifat kejam atau galak. Jadi tidak heran ketika mendengar kata “Kiler” kita
langsung akan berasumsi jelek dan tidak suka.
Pandemi di Indonesia sudah memasuki waktu hampir 1 tahun dan hampir selama waktu itu
pula anak-anak kita melakukan belajar secara daring. Mau tidak mau ibu dipaksa menjadi
pendamping bahkan menggantikan guru untuk membantu anak belajar di rumah. Ga ngajar
aja kita sudah emosi ya bun dengan anak sendiri, apalagi disuruh mengajar yang mungkin
materinya kita tidak kuasai karena zaman sudah berubah.

Sebagai ibu selama pandemi ini kita dipaksa untuk menambah peran. Mungkin tidak sedikit
ibu yang mendapatkan julukan ibu ‘kiler’ dari anak kita.  Tapi, itu semua semata-mata
dilakukan karena para ibu ingin anaknya berhasil dan demi kebaikan juga.

Nah, sekarang kita ubah yu “kiler” yang negatif menjadi ‘Kiler” positif. Yuk, jadi ibu ‘Kiler’
selama pandemic. Kiler ini singkatan dari Kreatif, Inovatif, Lembut, Emphaty, dan Riang.
Berikut tipsnya:
1. Kreatif
Ibu harus kreatif menciptakan suasana agar tidak bosan. Selain mendampingi anak
belajar/daring, berikut ada kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak ketika waktu luang.
Diantaranya mendongeng dan olah raga. Mendongeng dapat memperluas wawasan untuk
anak, melatih berpikir kritis dengan menanyakan sebab akibat dari cerita yang kita bacakan.
Olah raga pun bisa dilakukan secara sederhana, seperti naik turun anak tangga, bermain
lempar tangkap bola, atau pun loncat karet.

2. Inovatif
Terkadang anak tidak mengerti dengan materi yang disampaikan gurunya ketika belajar
online atau ibu harus menjelaskan kembali bahan pembelajaran yang dishare guru. Nah disini
diperlukan ibu yang inovatif untuk memudahkan anak kita mengerti dengan materi yang
sedang diajarkan. Hal inovatif yang bisa dilakukan misalnya, ketika anak sedang belajar
matematika maka ibu bisa menggunakan alat atau benda yang ada di rumah untuk
mencontohkan, atau materi hapalan yang banyak bisa dibuat mind map atau gambar yang
anak inginkan dan ditulis kata penting dalam gambar tersebut.

3. Lembut
Mungkin ini susah ya bun, pertama mendampingi kita akan lembut tapi lama kelamaan tak
bisa ditahan juga. Hal paling mudah yang dapat dilakukan agar ibu selalu lembut adalah tarik
napas dan mencoba berbicara secara pelan kembali.

4. Emphaty
Selama pandemi sebenarnya bukan hanya ibu saja yang emosi, kadar emosi anak pun bisa
meningkat saat pandemi ini, maka diperlukan emphaty dari ibu agar emosi anak tidak
meluap-luap. Salah satu emphaty yang bisa ibu lakukan ketika anak emosi adalah bantu
menenangkan dengan cara memluknya, atau mengajaknya bicara “kamu kenapa?” “Ga apa-
apa kok kalau kamu merasa bête atau bosen”

5. Riang
Riang, ceria, bersemangat adalah sosok ibu yang ingin dilihat oleh anak-anak kita. Anak
senantiasa mencontoh atau meniru sikap ibunya. Terkadang ketika suasana rumah terasa tidak
enak, anak-anak rewel itu dikarenakan suasana hati ibu yang sedang rewel juga. Jadi, yu para
ibu kita riang selalu dengan cara lihatlah semua yang terjadi di rumah sebagai ibadah dan
syukuri kita masih bisa diberi kesempatan untuk selalu bisa melihat perkembangan anak kita
😉

Rate this item: Submit Rating


Sembilan bulan sudah kita lalui bersama pandemik Covid-19 dan entah hingga kapan
berakhirnya. Hal ini tentu sangat berpengaruh khususnya di dunia pendidikan. Selama satu
semester, siswa jenjang SD, SMP, dan SMA bahkan mahasiswa melakukan pembelajaran secara
online/ daring. Tantangan baru bagi peserta didik, orang tua, dan pengajar. Semua serba online,
pengajar dituntut untuk lebih kreatif dan melek teknologi agar pembelajaran tetap dirasa
menarik , tidak membosankan. Namun sayangnya, hal tersebut tidak merata dirasakan oleh
peserta didik dikarenakan berbagai kondisi yang tidak memungkinkan, salah satunya adalah
ketersediaan perangkat smarphone khususnya di daerah terpencil dan atau kekreatifan pengajar
yang belum merata. Alhasil, pembelajaran online hanya berupa tugas, kurang 2 arah, dan
menimbulkan kejenuhan.  Peserta didik sudah mulai hapal pola PBM dan menimbulkan
kebiasaan baru, yang cenderung lebih santai dalam mengerjakan tugas, jenuh, dan orang tua
yang harus lebih berperan aktif.
Satu semester terlewati. Pemerintah pusat memberikan angin segar bahwa di semester 2
pembelajaran bisa diupayakan tatap muka agar lebih efektif dan mengurangi resiko putus
sekolah. Survey yang dikeluarkan oleh KPAI menyatakan bahwa 78% peserta didik menginginkan
pembelajaran secara tatap muka. Namun, kondisi pandemik yang kian “mengganas” membuat
para kebijakan daerah mengambil tindakan preventif. Pun dengan orang tua, yang semula
mengharapkan pembelajaran di sekolah tatap muka agar lebih efektif dan paham materi,
berpikir ulang karena khawatir dengan kondisi sekarang, pasien covid-19 setiap harinya
bertambah dikisaran 6000-7000 kasus.

Sekolah tatap muka mulai semester 2 kembali menjadi polemik. Orang tua sebagian besar
berharap sekolah kembali tatap muka, melihat situasi di semester 1 khususnya jenjang SD,
orang tua merasa berat karena harus full mendampingi, anak menjadi lebih santai dan
cenderung lebih taat kepada guru. Namun, beberapa Kepala Daerah seperti Jawa Tengah dan
Dinas Pendidikan Kota Bandung khususnya sudah menyatakan bahwa semester 2 pembelajaran
tetap dilakukan secara daring/ online dengan mengutamakan kesehatan, menghindari
penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan, dan melihat pertimbangan kesiapan pihak
sekolah terkait protokol kesehatan, serta izin lingkungan setempat. Hal ini tentunya menjadi
tantangan kembali bagi pengajar agar pembelajaran di semester 2 lebih kreatif dan menarik,
tidak menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik, dengan memperhatikan evaluasi di semester
1. Pun dengan peserta didik itu sendiri beserta orang tua harus saling support. Jika orang tua
merasa pembelajaran secara daring masih kurang efektif, maka sudah saatnya orang tua
memilih tempat bimbingan belajar yang dapat membantu melakukan pendampingan belajar
putra/i nya agar lebih efektif, tentunya tetap menjaga protokol kesehatan. Peserta didik harus
menahan kerinduan untuk bertemu dengan teman-temannya di sekolah secara langsung demi
menjaga kesehatan bersama. Meski pembelajaran tetap dilaksanakan secara daring, semoga
lebih baik, kreatif, dan menarik sehingga tujuan pembelajaran tetap tercapai. Semoga pandemik
segera berakhir. Sehat jiwaku, sehat bumiku, sehat Indonesia ku!!!

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok, karena melalui proses itulah
tujuan pendidikan akan tercapai dalam bentuk perubahan perilaku/pribadi pada masing-
masing diri siswa. Meski dalam kondisi pandemi seperti sekarang, proses belajar mengajar
harus tetap terlaksana. Namun, kondisi saat ini mengharuskan proses belajar mengajar
dilaksanakan secara jarak jauh, yang biasa dikenal dengan sebutan PJJ/daring/pembelajaran
online/Belajar Dari Rumah (BDR). Meski tak dapat dipungkiri pembelajaran secara tatap
muka langsung adalah yang terbaik dan tak dapat tergantikan.
Memasuki awal tahun ajaran baru pendidikan nasional 2020-2021, pemerintah menetapkan
PBM di sekolah dinonaktifkan dan dilakukan secara PJJ. Hal ini mau tidak mau, suka tidak
suka memang harus dijalani demi keamanan, kenyamanan, dan menjaga kesehatan tentunya.
Hal ini menjadi tantangan baru, baik bagi guru sekolah, siswa, maupun orang tua. Tak sedikit
akhir-akhir ini banyak keluhan dari orang tua saat mendampingi sang anak saat PJJ. Orang
tua dan siswa cukup stress dengan sistem PJJ yang tengah berlangsung ini.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata salah satu penyebabnya adalah masih banyak proses
PJJ satu arah, siswa mendapatkan banyak tugas, stress, meminta bantuan orang tua, alhasil
orang tua pun ikut stress. Lantas, apa yang akan terjadi jika hal ini berlangsung dalam waktu
yang lama? Bisa jadi imun tubuh menurun karena stress, padahal salah satu tujuan utama PJJ
saat pandemi agar terjaga kesehatan, khususnya siswa.

Nah, agar tetap bahagia saat PJJ baik guru, siswa, dan orang tua, lakukan tips-tips berikut
yuk:

1. Berdo’a
Awali setiap aktivitas harian dengan mengucap basmallah dan mengakhirinya dengan
hamdalah/ berdo’a, atau berdoa menurut keyakinan kita masing-masing, agar berkah dan
lancar.

2. Siapkan satu tempat/ spot khusus se-cozy mungkin


Pemilihan tempat belajar merupakan satu hal yang penting. Saat PJJ di rumah, ada baiknya
orang tua menyiapkan spot khusus bagi anak senyaman mungkin agar anak senang mengikuti
PJJ

3. Bangun komunikasi
 Saat PJJ berlangsung, guru menciptakan komunikasi dua arah dengan siswa,
layaknya mengajar tatap muka. Berikan kesempatan untuk siswa
mengungkapkan pendapatnya dan berkreasi dalam menyelesaikan tugas
 Orang tua membantu menstimulus anaknya saat memecahkan masalah, santai,
kreatif
 Bangun komunikasi antar guru dan ortu, tidak hanya tentang pembelajaran
namun lebih ke pendekatan secara personal terkait siswa
4. Serius tapi santai
PJJ tetap dilaksanakan sesuai prosedur, namun tidak membebani siswa, interaktif, diselingi
games untuk menjaga semangat dan antusias siswa. Ortu ikut mendampingi dan memfasilitasi
kebutuhan anaknya.

5. Gerak badan
Sesekali guru memberikan arahan kepada siswa untuk menggerakkan badan/olahraga
kecil/moving agar tidak bosan dan tidak lelah mata.

6. Siapkan cemilan
Selain gerak badan, sesekali siswa disediakan cemilan, seperti cokelat untuk meningkatkan
mood nya saat belajar.

7. Reward
Guru kreatif memberikan reward bagi siswa meski sederhana, seperti pembuatan sertifikat
untuk siswa ter-semangat di hari itu atau lebih baik lagi jika ada reward yang bisa dikirim
langsung ke rumah siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

8. Hindari pikiran negatif/ mengeluh


Pastikan setiap PJJ menyenangkan dan berpikiran positif. Sisi baiknya sistem pembelajaran
jarak jauh ini adalah guru, siswa, dan ortu melek teknologi

Demikian tips agar #Tetap bahagia saat PJJ kali ini. Semoga bermanfaat.

Rate this item: Submit Rating

Sebagian besar adik-adik pasti menganggap bahwa IPA menjadi salah satu pelajaran yang cukup
menakutkan. Setuju atau tidak kalian? Sebenarnya ini bersifat relatif, tergantung pada pola pikir
kita masing-masing. Karena tiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
memahami suatu pelajaran, maka kita tidak bisa menyamakan anggapan kita ini. Nah prinsip
utamanya sebenarnya adalah pola pikir kita yang harus bisa kita ubah. Kita mungkin
menganggap IPA fisika rumus dan konsepnya banyak atau biologi terlalu banyak hafalan dan
teorinya. Padahal jika kita mampu mengubah pola pikir kita, maka pasti kita akan mampu lebih
memahami pelajaran yang dipelajari.

Intinya jika ada kemauan belajar, pasti kita akan mampu memahami. Poin utamanya adalah :

1. Niatkan untuk belajar dan penuhi diri dengan rasa penasaran. Karena dengan rasa
penasaran ini akan memberi dorongan kuat untuk belajar.
2. Jika sudah penasaran untuk mempelajari sesuatu, pastikan jangan takut untuk
mencoba. Sekiranya susah dan hasilnya salah ya tidak apa-apa, at least kita sudah
pernah mencoba.
3. Jika kita sudah berani mencoba maka lama-kelamaan akan timbul rasa “suka” dan
“cocok”. Maksudnya disini suka terhadap mata pelajaran tertentu ya hehehe.
4. Orang yang sudah menyukai suatu hal pasti dia akan berusaha mengulanginya rutin
di kemudian hari, sehingga ini akan menjadi sesuatu yang “rutin”.
5. Nah yang terakhir, hasil dari semua proses di atas adalah kita akan lebih “paham”
terhadapa materi yang kita pelajari.
Nah untuk belajar IPA, khususnya biologi, ada beberapa hal yang bisa diaplikasikan oleh adik-
adik semua. Yuk kita bahas “Tips Jitu Belajar Biologi” berikut ini :

1. Gunakan media gambar


Dengan menggunakan alat peraga gambar apalagi yang berwarna akan mampu membantu kita
untuk mengingat informasi dan kata-kata asing yang belum kita pahami. Apalagi bila gambar
tersebut hasil gambar kita sendiri tentu akan jauh lebih bermakna dan membantu kita dalam
mengingat konsep-konsep biologi.

2. Pelajari sesuatu yang bersifat umum kemudian lanjut hingga hal yang lebih khusus.
Pada awalnya pasti kamu diharuskan untuk menguasai konsep yang umum terlebih dahulu
sebelum menginjak ke hal yang khusus. Misalnya kamu harus paham dulu tentang organ-organ
reproduksi sebelum memahami proses reproduksi seutuhnya. Untuk mempercepat proses
menghafal semua konsep, biasakan membuat mind maping atau peta konsep. Karena dengan
peta konsep akan membantu kamu mengatur informasi secara mudah dan visual.
3. Pecahkan kata-kata sulit
Salah satu kesulitan belajar biologi adalah banyaknya istilah-istilah dan kata-kata sulit yang
harus kita pelajari. Metode yang paling tepat untuk menguasainya adalah pecahkan kata-kata
sulit tersebut, catat dan cari definisinya sehingga kamu mudah mengerti asal kata tersebut.
Dengan cara ini diharapkan kamu akan jadi lebih terbiasa dengan kata-kata sulit tersebut.

4. Gunakan fasilitas laboratorium yang tersedia


Untuk lebih menguasai biologi maka pecahkan rasa penasaranmu dengan praktikum di
laboratorium untuk memecahkan kebenaran dari teori atau suatu konsep. Dengan hal tersebut
semoga kamu bisa membuktikan teori-teori yang ada dan mengaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari.

5. Kerjakan semua soal saat ujian


Salah satu penentu keberhasilan belajar kamu adalah ujian. Pastikan kamu tahu tipe soal apa
yang akan keluar di ujian apakah isian, pilihan ganda atau essay. Dengan kamu tahu bentuk soal
yang keluar maka kamu bisa menyesuaikan gaya belajar yang tepat sehingga hasilnya akan lebih
optimal.

Nah sekian tips jitu untuk belajar biologi untuk kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa
diaplikasikan oleh adik-adik semua. Tetap semangat belajar dan semoga apa yang kalian cita-
citakan bisa tercapai. Aamiin.

Sebelum kita bahas pentingnya Bimbingan Belajar di masa Pandemi, ada baiknya kita
mengetahui apa sih peran guru dalam pembelajaran? Menurut UU no. 14 tahun 2005, “Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Dari pengertian ini kita
tahu bahwa guru berperan besar dari awal sampai akhir pembelajaran demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Namun selain faktor guru, banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil dari
proses pembelajaran tersebut. Menurut Sofyatiningrum (2001: 45) “Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa tidak lepas dari dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan
eksternal”. Faktor internal seperti jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor
eksternal seperti faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Di masa pandemi seperti ini, dengan terbatasnya pertemuan antara siswa dengan guru maka
secara otomatis kemampuan siswa dalam menerima materi pun akan terbatas. Dengan
berkurangnya intensitas pertemuan siswa dengan guru di sekolah dan sistem pembelajaran
yang dilakukan secara Jarak jauh akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan belajar. Lalu,
apa yang bisa dilakukan guru agar tetap bisa maksimal dalam menjalankan perannya? Salah
satunya dengan melakukan pendampingan belajar bersama orang tua di rumah siswa, bisa
melalui kunjungan belajar. Namun kegiatan tersebut tentunya masih bersifat terbatas karena
guru tidak bisa setiap hari melakukan kunjungan ke rumah siswanya. Di sini peran orang tua
sangat penting dalam melengkapi proses pendampingan belajar anak-anaknya.
Bagi anak-anak yang memiliki orang tua full time di rumah, akan lebih menguntungkan karena
bisa setiap saat dilakukan proses pendampingan belajar ketika diberikan tugas dari sekolah.
Bagaimana dengan anak-anak yang memiliki orangtua yang keduanya bekerja? Mungkin bagi
sebagian anak yang memang diberikan anugerah kecerdasan lebih dibanding yang lain mereka
akan lebih mudah menyelesaikan setiap tugas yang sudah diberikan oleh sekolahnya meskipun
tanpa proses pendampingan. Proses pendampingan belajar kini bisa diperoleh selain dari guru
ataupun orang tua siswa, misalnya melalui les privat, bimbingan belajar non formal, belajar
kelompok, dan lain sebagainya. Pelaksanaan bimbingan dilatarbelakangi oleh beberapa aspek.
Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis. Latar belakang
psikologis dalam proses pendidikan, yaitu siswa sebagai subjek didik merupakan pribadi yang
unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak
dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Kenapa harus bimbingan belajar? Karena
melalui bimbingan belajar siswa akan lebih banyak dilatih pengerjaan soal-soal, didampingi oleh
tutor-tutor yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada
orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang
belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya. Sehingga harapannya adalah
bimbingan belajar mampu mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya.

Sebagai manusia kita tentu jangan pernah berhenti untuk belajar. Belajar bisa dari apapun dan
dengan cara apapun. Semua yang kita lihat dan temukan sehari-hari bisa jadi bahan belajar buat
kita. Saat kita melihat seorang yang mabuk kemudian dia terperosok ke dalam selokan, saat itu
kita belajar, bahwa mabuk itu tidak baik. Saat kita melihat suatu barang jatuh dari saku jaket
bagian samping seorang pengendara motor, kita pun belajar untuk tidak menyimpan barang di
saku jaket bagian samping. Dua hal tersebut adalah hanya contoh kecil bahwa manusia terus
belajar dari apa yang dilihat dan dialaminya.

Saat kita menjadi siswa, tentu kita merupakan pembelajar yang formal saat di sekolah. Kita
belajar berbagai bidang studi dengan berbagai karakter guru yang berbeda-beda. Sebagian kita
cocok dengan karakter guru yang satu, sebagian yang lain mungkin tidak. Ya, begitulah karakter
manusia, tidak mungkin semuanya bisa cocok dengan harapan orang lain. Demikian juga
dengan guru, ada kalanya guru bisa dengan mudah diterima oleh siswanya, ada pula yang tidak.
Namun demikian, ada kalanya guru tertentu dicap killer, atau adapula guru yang dicap
menyebalkan oleh kebanyakan siswa. Jika kita pernah menemukan guru semacam ini, tentu
guru ini akan terus kita ingat meskipun kita sudah tidak bersekolah di sekolah tersebut.
Di antara kita mungkin ada yang pernah merasakan atau melihat teman kita dimarahi, dihukum,
atau bahkan menerima perkataan yang menurut kita tidak pantas dilontarkan oleh seorang
guru. Misalnya, dulu, ada seorang siswa yang terkenal bandel pada massanya. Siswa tersebut
kerap kali bolos atau melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang siswa.
Pada suatu saat, ada seorang guru yang memarahinya sampai terlontar kalimat “mau jadi apa
kamu kalau kelakuan kamu kayak gini terus?”, atau mungkin kalimat yang lebih pedas, “nggak
akan sukses kamu kalau kelakuan kamu gini terus”. Dengan mendengar kalimat itu, tentu si
siswa bakal merasa diremehkan. Tidak sedikit siswa yang menerima kalimat-kalimat semacam
itu bakal tumbuh motivasi di dirinya untuk menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Banyak
siswa yang akhirnya membuktikan hal itu. Saat mereka telah lulus sekolah, mereka menjadi
orang yang sukses. Mereka bisa dengan bangga membuktikan bahwa ucapan gurunya di masa
lalu itu salah besar. Mungkin siswa itu pun bisa sedikit sombong mengatakan “neh saya udah
sukses pak, saya buktiin kalo omongan bapak dulu salah. Sekarang saya udah jauh lebih sukses
dari bapak yang masih hanya jadi seorang guru”.
Betul, suksesnya siswa tadi tentu dipengaruhi oleh ucapan seorang guru yang pernah
memarahinya, dan mencapnya tidak akan menjadi orang sukses. Tapi, tunggu dulu, pernahkah
kita sejenak berpikir, sejenak merenung tentang apa yang terjadi pada saat peristiwa siswa itu
dimarahi? Bisa jadi, guru itu sengaja memarahi siswanya dengan kata-kata seperti itu agar
siswanya termotivasi. Bisa jadi, guru itu mengorbankan dirinya dibenci oleh siswanya seumur
hidup hanya agar siswanya termotivasi untuk sukses. Dia rela seumur hidupnya dicap sebagai
guru yang menyebalkan agar siswanya berhasil. Guru itu telah mengorbankan dirinya demi
masa depan anak didiknya. Mungkin dia juga memohonkan maaf kepada Tuhan agar anak
didiknya tidak berdosa karena membencinya. Begitulah dia, seorang guru yang memotivasi
dengan cara seiklhas-ikhlasnya.

Mengenali minat dan bakat anak sejak usia dini akan sangat bermanfaat bagi orangtua untuk
mengarahkannya secara tepat dan sesuai usia. Minat dan bakat anak nantinya akan
menjadi life skill, yaitu kemampuan khusus untuk dapat bertahan hidup.
5 tahap bagaimana mengembangkan minat dan bakat anak sejak dini:

1. Memberikan stimulus
Beri stimulus pada anak untuk bisa lebih bereksplorasi terhadap diri dan lingkungan.
Orangtua dapat memulai dengan memberi kesempatan pada anak mengenal berbagai macam
bentuk kegiatan olahraga, hobi, musik, atau berbagai jenis pekerjaan di sekelilingnya.
Tentunya hal ini perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan ringan dan
menyenangkan sesuai usia anak. Melalui stimulan ini, orangtua dapat mendeteksi apa yang
menjadi minat dan bakat anak.
2. Mengamati tingkah laku
Dalam tahap ini, orangtua mulai mengobservasi pada jenis kegiatan apa anak merasa senang,
ingin melakukan berulangkali, atau merasa tertarik sehingga selalu ingin tahu lebih banyak.

3. Perhatikan kecerdasan
Setidaknya ada 9 jenis kecerdasan dimiliki anak, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan
logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan
ekstensial. Sembilan kecerdasan ini sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple
intelligence) hasil penelitian Dr Howard Gardner, Harvard University.
4. Beri ruang eksplorasi
Bila orangtua sudah mengetahui bakat dan minat anak, maka langkah selanjutnya
memberikan ruang tepat agar bisa mengekspresikan kemampuan. Mendekatkan anak dengan
orang yang ahli dengan aktivitas yang ia sukai, bergabung dengan perkumpulan yang sesuai
bakat dan minat anak adalah salah satu cara memberikan ruang gerak aktif bagi mereka.
Selain itu, eksplorasi bakat dan minat anak juga bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai
perlombaan sesuai bakat dan minatnya sehingga anak akan semakin percaya dengan diri.

5. Memberi dukungan positif


Dibutuhkan dukungan positif agar anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara
optimal. Hargai setiap usaha yang telah dilakukan anak dalam bentuk dukungan bukan hanya
secara materi namun terlebih perhatian dan waktu. Pujian atau apresiasi sederhana dapat
memberikan dampak besar dalam mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya

Rate this item: Submit Rating


7 ICEBREAKING YANG SEDERHANA DAN
MUDAH DILAKUKAN PADA SAAT VIRTUAL
 February 5, 2021
 gio123
 Artikel, Hits, Informasi, Life Style, Pendidikan, Tips & Trik
 0 Comments
Post Series: Artikel Edukasi
 1.PENDAMPINGAN ANAK DI ERA DIGITAL
 2.Tahap Mengenali dan Mengembangkan Minat Bakat Anak
 3.GURUKU MENYEBALKAN
 4.PERLUKAH BIMBINGAN BELAJAR DI MASA PANDEMI?
 5.TIPS JITU BELAJAR BIOLOGI
 6.TETAP BAHAGIA SAAT PJJ/BDR
 7.POLEMIK SEKOLAH TATAP MUKA DI MASA PANDEMI
 8.7 ICEBREAKING YANG SEDERHANA DAN MUDAH DILAKUKAN PADA
SAAT VIRTUAL
 9.JADI IBU ‘KILER’ SELAMA PANDEMI
 10.KENDALA SISWA TERHADAP AKSES BELAJAR DARING DI TENGAH
PANDEMI COVID-19
 11.BELAJAR JARAK JAUH TETAP MENYENANGKAN
 12.BAGAIMANA SIH BELAJAR EFEKTIF DI MASA PANDEMI?
 13.TEKNIK PODOMORO UNTUK BELAJAR DARING DI RUMAH
 14.PINTAR DALAM PENGGUNAAN GADGET UNTUK BUAH HATI SELAMA
PANDEMI
 15.HADAPI TRANSFORMASI DIGITAL, TRIDAYA SIAP BERKOMITMEN
Dengan pembuka percakapan yang baik, Anda dapat mengatur suasana rapat, memberikan
kesempatan kepada peserta online Anda untuk berbicara, dan membuat mereka lebih nyaman
untuk berbagi dan berinteraksi. Sebagai inspirasi Anda, berikut adalah 7 ide sederhana dan
mudah dilakukan untuk ice breaking virtual yang menyenangkan untuk diikuti.

1. Mood Barometer
2. Where are you
3. Background Challenge
4. Doodle Team
5. Virtual Body Language
6. Play with Emoji
7. Collage Picture
 

1)      Mood Barometer


Pembelajaran  jarak jauh bisa menjadi pembelajaran yang sepi. Tunjukkan kepada siswa Anda
bahwa Anda peduli dan tanyakan kepada siswa Anda bagaimana keadaan mereka. Karena tidak
semua orang merasa nyaman membagikan ini secara lisan, tanyakan kepada anggota tim Anda
melalui jajak pendapat. Dengan cara ini, Anda dapat yakin bahwa semua orang akan
berpartisipasi dan jawaban mereka akan jujur. Misalnya, Anda dapat mencoba polling peringkat
seperti ini: “Pada skala 1-7, bagaimana perasaan Anda hari ini?” Anda kemudian dapat
menggunakan hasilnya sebagai permulaan diskusi dan menanyakan sesuatu kepada siswa Anda
seperti: “Saya dapat melihat bahwa tidak semua orang merasa dalam kondisi terbaiknya. Apakah
ada yang ingin berbagi pemikiran mereka? ”

2)      Where are You?

Dimanakah kamu bergabung untuk pembelajaran online? Jika rekan satu tim Anda tersebar di
berbagai tempat, mulailah rapat Anda dengan mengirimkan hi virtual kepada mereka masing-
masing. Di awal panggilan Zoom, setiap audience menyebutkan tempat dia berada. Saat kita
memanggil namanya, audien menyebutkan tempat dia berada,buat irama agar lebih menarik.
Ice breaking ini ideal untuk rapat besar atau acara virtual yang besar dengan banyak lokasi.

3)      Background Challenge

Berbagi tawa dengan rekan satu tim Anda akan membuat suasana lebih kondusif di Zoom.
Sebelum rapat, tetapkan tema dan minta audiens Anda untuk memilih gambar latar belakang
virtual yang paling mewakili. Jadilah kreatif, ada banyak kemungkinan yang tidak terbatas:
Adegan film favorit, meme, tempat liburan impian, apa saja. Melihat latar belakang satu sama
lain akan mencairkan suasana dan memberi Anda bahan pembicaraan selama menit-menit
pertama panggilan. Tapi latar belakang virtual Zoom melakukan lebih dari sekedar hiburan. Hal
ini juga bagus untuk menyembunyikan ruangan yang berantakan di belakang Anda, atau
anggota keluarga yang masuk tanpa izin!

4)      Doodle Team

Buat beberapa karya seni bersama. Meskipun kemampuan membuat karya seni tidak dimiliki
oleh semua orang, namun ini bisa menjadi icebreaking yang baik untuk all audiens dan
membuat kita berbagi tawa dengan all audiens. Ajarkan ke audiens cara membuka panel dan
berikan rules agar tidak terjadi saling mencoret doodle yang lain. Games ini bisa divariasikan
dengan team challenge yang berisi 2- 5 orang, setiap tim harus membuat gambar yang hanya
diberi tau ke pemimpin grup saja, dan dengan clue yang sedikit setiap anggota harus
menggambarkan dan menebak gambar yang diminta.

5)      Virtual Body Language

Membungkam mikrofon selama panggilan video adalah praktik yang baik untuk menghindari
kebisingan yang mengganggu, tetapi sering kali menghalangi komunikasi spontan di antara
orang-orang. Ciptakan sinyal atau beberapa sinyal yang akan membantu orang
mengekspresikan diri. Sinyal kata ketika disebutkan audiens harus menunjukan dengan body
language. Misalnya, ketika muncul kata bertepuk tangan maka audiens menutup tangan di
udara. Ketika muncul kata “cinta” lakukan lambang hati kecil dengan menyatukan kedua tangan
atau ketika muncul kata “bahagia” audiens mengacungkan jempol.

6)      Play with Emoji


Terkadang, sulit untuk memahami perasaan anggota tim Anda – terutama selama rapat yang
cukup besar. Dorong rekan satu tim Anda untuk menggunakan reaksi emoji selama panggilan
Zoom Anda. Misalnya, di awal rapat Anda, minta audiens Anda untuk mengklik emoji yang paling
menggambarkan suasana hati mereka saat ini. Kemudian dorong audiens untuk sharing terkait
dengan alasan memilih emoji tersebut.

7)      Collage Picture

Mengambil foto grup Anda (bahkan melalui obrolan video) adalah cara lain untuk bersenang-
senang. Ambil yang berbeda setiap kali – buat wajah lucu, bawa hewan peliharaan Anda, lakukan
gerakan gila, jadilah kreatif. Ambil inspirasi lain misal membuat kolase hati dengan tangan dari
beberapa audiens.

Anda mungkin juga menyukai