Anda di halaman 1dari 5

MITIGASI DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN ROGRAM

KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT BERBASIS PRODUK LOKAL

Mewirausahakan masyarakat bukanlah hal yang mudah, banyak hal yang


harus dipersiapkan mulai dari perencanaan program sampai pada tahap mitigasi dan
pengawasan. Pengawsan diperlukan untuk memastikan bahwa program berjalan
sesuai dengan rancana yang telah disusun. Utamanya tentang pengelolaan dan
mitigasi keuangan yang dialokasikan selama program. Sebelum kita membahas lebih
jauh tentang mitigsi dan pengawasan pelaksanaan proyek sosial terlebih dulu kita
mengetahui pengertian dari manajemen resiko dan pengawasan. Manajemen risiko
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui,
untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi Selanjutnya dapat diketahui akibat
buruknya yang tidak diharapkan (Cooper dan Chapman, 1993) dan dapat
dikembangkan rencana respon yang sesuai untuk mengatasi risiko-risiko potensial
tersebut. Sedangkan pengawasan merupakan kegiatan pengawasan terhadap sebuah
program yang sedang dijalankan. Berikut adalah pengertian pengawasan menurut
beberapa ahli:
1. Menurut Winardi (2000, hal. 585) "Pengawasan myaitu semua aktivitas yang
dilakukan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan".
2. Sedangkan menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) "Pengawasan merupakan
fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti
yang diinginkan".
3. Lebih lanjut menurut Komaruddin (1994, hal. 104) "Pengawasan adalah
berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal
Untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti".
Adapun konsep yang dapat digunakan dalam pengawasan menurut Mockler ada
empat konsep yakni:
1. harus adanya rencana, standar atau tujuan sebagai tolak ukur yang ingin dicapai
2. adanya proses pelaksanaan kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3. adanya usaha membandingkan mengenai apa yang telah dicapai dengan standar,
rencana, atau tujuan yang telah ditetapkan
4. melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Dengan demikian konsep
pengawasan dari Mockler ini terlihat bahwa ada kegiatan yang perlu direncanakan
dengan tolak ukur berupa kriteria, norma-norma dan standar, kemudian
dibandingkan, mana yang membutuhkan koreksi ataupun perbaikan-perbaikan.
Jenis-Jenis Pengawasan
a. Pengawasan Internal "Intern", merupakan pengawasan yang dilakukan oleh orang
ataupun badan yang ada terdapat di dalam lingkungan unit organisasi/lembaga
yang bersangkutan.
b. Pengawasan Eksternal "Ekstern", merupakan pengawasan atau pemeriksaan yang
dilakukan oleh unit pengawasan yang ada di luar unit organisasi/lembaga yang
diawasi.
c. Pengawasan Preventif Dan Represif, pengawasan preventif ialah lebih
dimaksudkan sebagai suatu pengawasan yang dilakukan pada kegiatan sebelum
kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya kegiatan yang
menyimpang, misalnya pengawasan tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk
menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan keuangan negara
yang akan membebankan/merugikan negara. Sedangkan pengawasan represif
ialah suatu pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan
tersebut sudah dilaksanakan atau dilakukan. Misalnya pengawasan represif
dilakukan pada akhir tahun anggaran yang dimana anggaran yang telah
ditentukan lalu disampaikan laporannya.
d. Pengawasan Aktif Dan Pasif. Pengawasan aktif "dekat" adalah pengawasan yang
dilaksanakan sebagai bagian bentuk pengawasan yang dilakukan di tempat
kegiatan yang bersangkutan. Sedangkan pengawasan pasiaf "jauh" adalah suatu
pengawasan yang dilakukan misalnya melalui "penelitian serta pengujian
terhadap surat-surat atau laporan-laporan pertanggung jawaban yag disertai
dengan berbagai bukti penerimaan maupun bukti pengeluaran.
e. Pengawasan Kebenaran Formil. Pengawasan kebenaran formil adalah
pengawasan menurut hak dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud
serta tujuan pengeluaran.

Strategi Pelaksanaan dan Pengawasan Program


1. Membuat panitia pengawas secara internal yang terdiri dari pejuang muda dan
pihak desa atau kelompok masyarakat
2. Melakukan evaluasi rutin setiap bulan dan menyerahkan laporan kegiatan yang
telah dilakukan.
3. Melakukan audit keuangan oleh pihak eksternal
4. Menyiapkan planning kegiatan lebih dari satu
5. Membuat peraturan organisasi agar semua anggota tidak berlaku sewenang-
wenang.

Analisis Mitigasi Resiko dan Pengawasan


Dalam menganalisis atau mengidentifikasi risiko kita menggunakan metode
Huse of Risk (HOR). Huse of Risk (HOR) merupakan salah satu cara atau tahapan
yang digunakan untuk menentukan prioritas risiko yang perlu diperhatikan
berdasarkan tingkat keparahan atau besarnya akibat yang ditimbulkan. Berikut
langkah-langkah metode HOR
HOR 1
Model HOR 1 untuk menetukan prioritas risk agent sebagai penyebab
terjadinya risiko guna pengambilan langkah pencegahan. Langkah-langkah dalam
HOR 1:
a.Mengidentifikasi terjadinya risiko (risk event, Ej) dan menilai tingkat
keparahannya (severity, Sj)
b.Mengidentifikasi risk agent (Aj) dan menilai tingkat keseringannya (Oj)
untuk kemungkinan terjadi
c.Memberikan nilai korelasi (Rij) antara risk event dan risk
d. Menghitung aggregate risk potential (ARPj) ditentukan oleh
kemungkinan terjadinya risk agent dan aggregate dampak dari risk event
yang ditimbulkan
e.Membuat prioritas risk agent berdasarkan potensi risiko agregat
HOR 2
Model HOR2 memberikan prioritas langkah proaktif yang efektif mengurangi
terjadinya risiko didasarkan kemampuan keuangan dan resources
lainnya. Langkah-langkah dalam HOR 2:
a. Menentukan beberapa risk agent dengan rangking teratas untuk dijadikan
penyebab risiko yang akan diprioritaskan untuk ditangani
b. Mengidentifikasi langkah proactive action (PAk) yang relevan untuk
mencegah risk agent
c. Menentukan tingkat hubungan antara masing-masing PA dan risk agent
(Ejk)
d. Menghitung total efektifitas masing-masing proactive action
e. Menilai tingkat kesulitan (Dk) dalam melaksanakan PA
f. Menghitung rasio total efektifitas dengan tingkat kesulitan
g. Memberikan rangking prioritas pada proactive action yang paling efektif
mengurangi terjadinya risiko sesuai kemampuan perusahaan
Adapun contoh dari penerapan dari metode HOR adalah sebagai berikut:
Kode Risiko Nilai
E1 Masalah dalam penyediaan sumberdaya 4.00
(material; tenaga kerja; alat)
E2 Kerusakan alat; properti; fisik proyek 4.00
E3 Kualitas pekerjaan yang buruk 3.00

Demikianlah analisis yang akan kami gunakan dalam analisis mitigasi dan
pengawasan program kewirausahaan yang kami rencanakan. Nantinya semua yang
kita rencanakan bisa berubah sesuai dengan keadaan di lapangan.
Daftar Pustaka
Nurlela. 2021. Pembangunan Infrastruktur Bangunan Gedung Bertingkat Identifikasi
Dan Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma. Jalan Margonda Raya No. 100, Depok
16424, Jawa Barat
Spada Indonesia. 2021. Mitigasi Dan Pengawasan
https://adminspada.kemdikbud.go.id/lpRkl2poammTZGOWZpZrmWiWa5eT
mZVllJJna2RlY5VlZ5NrZpeTZ5eWmGdrbJZoZZRjY5NklmSTlGlna5draw?i
d=3403. Diakses pada tanggal 20 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai