A. Sifat batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
pemilihan metode pemboran yaitu :
1. Kekerasan
2. Kekuatan (strength)
3. Bobot isi / Berat jenis
D. Geometri pemboran
1. Diameter lubang ledak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak adalah :
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.
II-2
2. Arah lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan
arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring >
dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan posisi awal lebih
sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang ledak yang
direncanakan.
1. Mesin bor
Mesin bor berfungsi sebagai sumber tenaga atau daya untul memutar alat bor.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:
• Tipe/ model mesin bor
• Diameter lubang
• Sliding stroke
• Berat mesin bor
• Power unit
II-3
• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
• Hoisting capacity (kapasitas)
• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)
Adapun yang perlu diperhatikan pada pompa/ kompresor yang digunakan adalah
merk, model, kapasitas dimensi, diameter piston, berat, power, volume/ pressure
dan working pressure.
II-4
3. Stang bor
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung –
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah
stang bor. Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:
1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin
bor menuju mata bor.
2. Jalan keluar – masuknya fluida bor, panjang stang bor yang umum digunakan
dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa
berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran. Kriteria yang harus
diperhatikan dalam pemilihan ukuran meliputi tujuan pemboran, kedalaman
pemboran, kekerasan batuan, metode sirkulasi fluida, diameter lubang bor.
Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung
dari mekanisme pemboran yang diterapkan:
a. Rangkaian stang bor pada mesin bor putar. Rangkaian stang bor pada pemboran
putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor
yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan
diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya
memiliki klasifikasi yang berbeda.
b. Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk. Rangkaian stang bor pada mesin
bor tumbuk terdiri dari:
Mata bor pahat.
Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.
II-5
Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.
Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk
meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran
kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang
bor lurus.
c. Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah
Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.
4. Pipa casing
Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari
colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan. Ada
dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:
a. Tipe Flash Joint, dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
dilakukan secara langsung.
b. Tipe Flash Coupled, dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah
coupling.
II-6
Casing Cutter, Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi
masalah, fungsinya untuk memotong casing pada titik yang diinginkan,
Casing Band, Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operasi
pengangkatan dan penurunan.
5. Mata bor
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya dorong dapat
dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk,pemuatan
bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme
pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit
(setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong statik
mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara
tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari
stang bor dan berat rig.
II-7
b. Mata bor tumbuk
Cross bit
Button bit
Chisel bit
c. Mata bor auger
Tipe kelly
Tipe auger
d. Mata bor pada pengeboran kabel
Mata bor tabung
Mata bor chisel
e. Mata bor intan
Mata bor formasi lunak
Surface set bits
Impregnated bits
6. Peralatan pelengkap.
Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran
diantaranya meliputi:
a. Water swivel,
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa
menuju ke dalam stang bor.
b. Hoisting water swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar
selama proses pengangkatan dan penurunan.
c. Hoisting plug
Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
d. Hoisting pope socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.
e. Pipe wrench
Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain – lain.
f. Snatch block
II-8
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat
dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor. Pada kenyataannya, beban
yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown
block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan.
g. Travelling block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
h. Come along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran
dangkal
i. Rod coupling tap
Alat ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan
tertinggal dalam lubang bor.
j. Rod band
Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
k. Knocking block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk
melindungi peralatan bor.
l. Drive hammer with chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.
m. Menara
Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah
derrick
n. Permale wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang kecil, seperti
kabel core barrael tanpa merusak tabung.
o. Rod holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau
penurunan.
p. Super strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan ukuran
besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.
II-9
2.4. Prosedur Percobaan.
2.4.1. Prosedur Percobaan Kegiatan Pemboran Coring.
a. Menentukan titik kedalaman bor.
b. Mempersiapkan peralatan serta pelaksanaan pemboran.
c. Melaksanakan kegiatan pemboran.
d. Melakukan pengangkatan sampel coring hasil pengeboran.
e. Meletakan sampel coring diatas meja dan ditaruh didalam core box.
f. Menganalisis atau mendeskripsi coring.
g. Menghitung nilai RQD coring.
h. Melakukan pemotongan sampel sesuai dengan keperluan.
i. Melakukan pengiriman sampel ke laboratorium.
II-10
Cara kerja dari jenis mesin bor ini adalah mengombinasikan tekanan hidrolik,
stang bor dan putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang
tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau
melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang
digunakan.
II-11
Untuk pengeboran air perlu beberapa tahapan diantaranya adalah pengeboran awal
(pilot hole), pengujian geofisika well logging, pembesaran lubang (reaming),
konstruksi sumur, pembersihan sumur (development) dan pengujian (pumping
test). Tujuannya dalam hal mendapatkan kemudahan peletakan pipa dan saringan
(konstruksi), peletakan pipa pengantar saat pengisian gravel dan grouting cement,
peletakan pipa piezometer (kalau ada) dan peletakan pipa pelindung sementara.
II-12
• Stang bor
• Stang pemberat
Kekurangannya:
• Kecepatan laju pemboran rendah
• Sering terjadi sling putus
• Tidak bisa mendapatkan core
• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan.
II-13
2.5.2.3. Sistem Pemboran Rotary Tumbuk
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan
dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan
permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis
batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu :
Top hammer
Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2
kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan
gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan
batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan
tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu : Hydrolic Top Hammer
dan Pneumatic top hammer.
Down the hole hammer (DTH hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH hammer dipasang dibelakang
mata bor, di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang
akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor
dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah jack hammer.
2.6. Pembahasan
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Sifat Batuan
Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
Umur dan Kondisi Mesin Bor
Geometri Pemboran.
II-14
Ukuran gigi mata bor
Berat mata bor
Kekerasan matriks.
2.7. Kesimpulan
Pemilihan alat bor didasarkan pada :
a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotary-
rushing dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan
sedimen.
b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi
jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau
ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka
dan quarry. Diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan
beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15
meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan
peralatan.
Sumber:
II-15