Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Pemboran

Institut Teknologi Medan

II. PENGENALAN ALAT BOR DAN KOMPONEN ALAT BOR

2.1. Maksud dan Tujuan.

Adapun maksud dari pelaksanaan Praktikum Pemboran adalah:


 Mengetahui kinerja alat bor.
 Mengetahui sistem dari alat bor.
 Mengetahui tahap-tahap pemboran.

Tujuan dari Praktikum Pemboran adalah:


 Mengenal jenis alat bor dan komponennya.
 Mengetahui fungsi dari setiap komponen alat bor.
 Mengetahui perbedaan alat bor hidrolik dan mekanik.

2.2. Landasan Teori.

Aktifitas pada kegiatan pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali


dilakukan dalam suatu operasi peledakan batuan. Karena pentingnya kegiatan
pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang pemboran serta
segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara terperinci sebagai
bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan pemboran dan untuk
mengenal jenis-jenis alat bor serta komponen dari alat bor. Kinerja suatu mesin
bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

A. Sifat batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
pemilihan metode pemboran yaitu :
1. Kekerasan
2. Kekuatan (strength)
3. Bobot isi / Berat jenis

Tiffani Agustasia Simorangkir


12306096
Teknik Pertambangan
4. Kecepatan Rambat Gelombang Seismik
5. Abrasivitas
6. Tekstur
7. Elastisitas
8. Plastisitas
9. Struktur Geologi.

B. Drilabilitas batuan (Drillability of Rock)


Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor terhadap batuan.
Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap toughness berbagai
tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka memperlihatkan
kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate untuk tipe batuan yang
sejenis.

C. Umur dan kondisi mesin bor


Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan
mesin bor akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran.
Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai
dalam melakukan pemboran. Untuk menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan
dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu:
a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
c. Penggunaan Efektif
d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)

D. Geometri pemboran
1. Diameter lubang ledak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak adalah :
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.

II-2
2. Arah lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan
arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring >
dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan posisi awal lebih
sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang ledak yang
direncanakan.

Gambar 2.1 Arah Lubang ledak a. vertical (tegak lurus), b. miring

3. Kedalaman lubang ledak


Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi jenjang, dimana
kedalaman lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan kedalaman lubang bor
(subdrilling) dimaksudkan untuk memperoleh jenjang yang rata.

2.3. Peralatan dan Fungsi

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan


pemboran diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mesin bor
Mesin bor berfungsi sebagai sumber tenaga atau daya untul memutar alat bor.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:
• Tipe/ model mesin bor
• Diameter lubang
• Sliding stroke
• Berat mesin bor
• Power unit

II-3
• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
• Hoisting capacity (kapasitas)
• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Gambar 2.2. Mesin Bor

2. Pompa atau kompresor


Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga
untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur,
maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang
digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun hal –
hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah:
a. Tekanan udara yang dihasilkan
b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Adapun yang perlu diperhatikan pada pompa/ kompresor yang digunakan adalah
merk, model, kapasitas dimensi, diameter piston, berat, power, volume/ pressure
dan working pressure.

Gambar 2.3. Kompresor

II-4
3. Stang bor
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung –
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah
stang bor. Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:
1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin
bor menuju mata bor.
2. Jalan keluar – masuknya fluida bor, panjang stang bor yang umum digunakan
dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa
berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran. Kriteria yang harus
diperhatikan dalam pemilihan ukuran meliputi tujuan pemboran, kedalaman
pemboran, kekerasan batuan, metode sirkulasi fluida, diameter lubang bor.

Gambar 2.4. Stang Bor

Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung
dari mekanisme pemboran yang diterapkan:
a. Rangkaian stang bor pada mesin bor putar. Rangkaian stang bor pada pemboran
putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor
yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan
diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya
memiliki klasifikasi yang berbeda.
b. Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk. Rangkaian stang bor pada mesin
bor tumbuk terdiri dari:
 Mata bor pahat.
 Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.

II-5
 Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.
 Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk
meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran
kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang
bor lurus.
c. Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah
Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.

4. Pipa casing
Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari
colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan. Ada
dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:
a. Tipe Flash Joint, dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
dilakukan secara langsung.
b. Tipe Flash Coupled, dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah
coupling.

Gambar 2.5. Pipa atau Casing

Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah:


 Casing Swivel, Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang
bor,
 Casing Head Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat
casing bagian atas.
 Casing Shoe, Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari
kerusakan

II-6
 Casing Cutter, Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi
masalah, fungsinya untuk memotong casing pada titik yang diinginkan,
 Casing Band, Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operasi
pengangkatan dan penurunan.

5. Mata bor
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan
khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya dorong dapat
dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk,pemuatan
bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme
pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit
(setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong statik
mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara
tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari
stang bor dan berat rig.

Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:


1. Ukuran dan bentuk mata bor
2. Ukuran gigi mata bor
3. Berat mata bor
4. Kekerasan matriks.

Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya :


a. Mata bor rotasi
 Mata bor pisau
 Air coring bits
 Roller bits

Gambar 2.6. Mata Bor

II-7
b. Mata bor tumbuk
 Cross bit
 Button bit
 Chisel bit
c. Mata bor auger
 Tipe kelly
 Tipe auger
d. Mata bor pada pengeboran kabel
 Mata bor tabung
 Mata bor chisel
e. Mata bor intan
 Mata bor formasi lunak
 Surface set bits
 Impregnated bits

6. Peralatan pelengkap.
Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran
diantaranya meliputi:
a. Water swivel,
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa
menuju ke dalam stang bor.
b. Hoisting water swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar
selama proses pengangkatan dan penurunan.
c. Hoisting plug
Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
d. Hoisting pope socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.
e. Pipe wrench
Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain – lain.
f. Snatch block

II-8
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat
dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor. Pada kenyataannya, beban
yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown
block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan.
g. Travelling block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
h. Come along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran
dangkal
i. Rod coupling tap
Alat ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan
tertinggal dalam lubang bor.
j. Rod band
Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
k. Knocking block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk
melindungi peralatan bor.
l. Drive hammer with chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.
m. Menara
Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah
derrick
n. Permale wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang kecil, seperti
kabel core barrael tanpa merusak tabung.
o. Rod holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau
penurunan.
p. Super strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan ukuran
besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

II-9
2.4. Prosedur Percobaan.
2.4.1. Prosedur Percobaan Kegiatan Pemboran Coring.
a. Menentukan titik kedalaman bor.
b. Mempersiapkan peralatan serta pelaksanaan pemboran.
c. Melaksanakan kegiatan pemboran.
d. Melakukan pengangkatan sampel coring hasil pengeboran.
e. Meletakan sampel coring diatas meja dan ditaruh didalam core box.
f. Menganalisis atau mendeskripsi coring.
g. Menghitung nilai RQD coring.
h. Melakukan pemotongan sampel sesuai dengan keperluan.
i. Melakukan pengiriman sampel ke laboratorium.

2.4.2. Prosedur Percobaan Kegiatan Pemboran Lubang Ledak.


a. Membuat desain pola atau perancangan geometri lubang ledak.
b. Menentukan titik dilapangan
c. Mempersiapkan semua peralatan serta safety tool sebelum pelaksanaan
pemboran.
d. Melaksanakan kegiatan pengeboran lubang ledak.
e. Mengankat mata bor setelah selesai pengeboran.
f. Memindahkan mata bor ke lubang ledak yang lain lalu melakukan pemboran
sesuai dengan desain geometri peledakan.

2.5. Data Percobaaan


2.5.1. Bor Hidrolik
Pada mesin hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem
hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari
berat stang bor dan mata bor. Pada intinya hydraulic drill mempunyai komponen
yang hampir sama dengan pneumatic.
Perbedaan yang paling penting antara kedua sistem tersebut adalah hydraulic rock
drill tidak menggunakan udara bertekanan sebagai energi untuk transmisi tetapi
menggunakan hydraulic oil yang dipompa kedalam sirkuit oleh gigi-gigi atau
pompa piston yang digerakkan baik oleh mesin diesel atau electric power pick.

II-10
Cara kerja dari jenis mesin bor ini adalah mengombinasikan tekanan hidrolik,
stang bor dan putaran mata bor di atas formasi batuan. Formasi batuan yang
tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau
melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang
digunakan.

2.5.1.1. Pemboran Eksplorasi Bijih (ore) dan Batubara


Pemboran Eksplorasi adalah tahap yang paling penting dalam pencarian bijih
(ore) dan batubara. Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam,
pemboran tidak saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk
bidang-bidang lain. Pemboran juga yang di lakukan untuk membuktikan ada
tidaknya hidrokarbon, untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak
mungkin dan mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin.
Langkah-langkah nya dapat dilihat sebagai berikut :
 Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan
tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa
cutting, logging, dan testing.
 Persiapan pemboran : pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan
peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu jaringan telekomunikasi, air,
listrik, dsb, perhitungan perkiraan biaya pemboran.
 Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui
coring dan pemeriksaan cutting.

2.5.1.2. Pemboran Air Tanah.


Persiapan pengeboran, dalam tahap ini terdiri atas:
a. Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasinya yang
perlu diperhatikan adalah volume dan sirkulasi fluida yang terlalu cepat.
b. Pemasangan balok landasan mesin, papan untuk saluran sirkulasi dan lantai
dasar mesin.
c. Pengesetan mesin dan pompa.
d. Pendirian menara.
e. Persiapan lainnya seperti lumpur bor Pengeboran dengan kedalaman dan
diameter tertentu.

II-11
Untuk pengeboran air perlu beberapa tahapan diantaranya adalah pengeboran awal
(pilot hole), pengujian geofisika well logging, pembesaran lubang (reaming),
konstruksi sumur, pembersihan sumur (development) dan pengujian (pumping
test). Tujuannya dalam hal mendapatkan kemudahan peletakan pipa dan saringan
(konstruksi), peletakan pipa pengantar saat pengisian gravel dan grouting cement,
peletakan pipa piezometer (kalau ada) dan peletakan pipa pelindung sementara.

2.5.2. Bor Mekanik


Komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik,
batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi
terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk
pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan
sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga )
yaitu rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.

2.5.2.1. Sistem Pemboran Putar


Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang
paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor
hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika
pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang
bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh
gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh
yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor. Pada jenis meja
putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi
putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya
terdapat alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi
mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari
generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.
Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:
• Swivel
• Kelly bar
• Stabilizer
• Mata bor

II-12
• Stang bor
• Stang pemberat

2.5.2.2. Sistem Pemboran Tumbuk


Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang
diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan
terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada
lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan
fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air,
perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan
volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan
mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat
menjadi sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba
(bailer) atau sand pump.
Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk
yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-
stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika
dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kelebihannya:
• Ekonomis, Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
• Tanpa sistem sirkulasi.
• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:
• Kecepatan laju pemboran rendah
• Sering terjadi sling putus
• Tidak bisa mendapatkan core
• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan.

II-13
2.5.2.3. Sistem Pemboran Rotary Tumbuk
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan
dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan
permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis
batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu :
 Top hammer
Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2
kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan
gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan
batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan
tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu : Hydrolic Top Hammer
dan Pneumatic top hammer.
 Down the hole hammer (DTH hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH hammer dipasang dibelakang
mata bor, di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang
akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor
dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah jack hammer.

2.6. Pembahasan
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Sifat Batuan
 Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
 Umur dan Kondisi Mesin Bor
 Geometri Pemboran.

Keuntungan dari pemboran hidraulik adalah:


 Konsumsi energi rendah
 Biaya asesoris pemboran rendah
 Kapasitas pengeboran yang besar
 Operasi lebih fleksibel

Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:


 Ukuran dan bentuk mata bor

II-14
 Ukuran gigi mata bor
 Berat mata bor
 Kekerasan matriks.

Keuntungan dari pemboran hidraulik adalah:


 Konsumsi energi rendah
 Biaya asesoris pemboran rendah
 Kapasitas pengeboran yang besar
 Kondisi lingkungan lebih baik
 Operasi lebih fleksibel
 Lebih mudah digunakan

Sementara kerugian dari pemboran hidraulik ini adalah:


 Investasi awal tinggi
 Lebih kompleks dan biaya perbaikan lebih mahal

2.7. Kesimpulan
Pemilihan alat bor didasarkan pada :
a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotary-
rushing dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan
sedimen.
b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi
jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau
ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka
dan quarry. Diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan
beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15
meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan
peralatan.

Sumber:

Internet dan Hasil Pemikiran Sendiri :D

II-15

Anda mungkin juga menyukai