Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas critical jurnal review ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Adapun tujuan penulis dalam menyusun Critical Jurnal Review ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Motor Diesel dan Critical Jurnal

Review ini juga dapat digunakan menjadi bahan diskusi,serta dapat diaplikasikan sebagai

bahan pembelajaran.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
            Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I 1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

A. Rasionalisasi pentingnya CJR..................................................................................................................1

B. Tujuan penulisan CJR..............................................................................................................................1

C. Manfaat CJR............................................................................................................................................1

D. Identitas jurnal.........................................................................................................................................1

BAB II3

PEMBAHASAN..........................................................................................................................................3

A. Ringkasan Jurnal.....................................................................................................................................3

BAB III......................................................................................................................................................10

PEMBAHASAN DAN ANALISIS...........................................................................................................10

A. Pembahasan Isi Jurnal...........................................................................................................................10

BAB IV......................................................................................................................................................12

PENUTUP.................................................................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................................................12

A. Rekomendasi.........................................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CJR
Dengan adanya Critical Jurnal Review ini dapat membantu mahasiswa dalam
belajar karena didalam suatu jurnal sudah terbukti kebenarannya tinggal pembaca
mengkritik apa kekurangannya jurnal satu dengan yang lainnya, dan juga melatih
keterampilan mahasiswa untuk belajar bagaimana melakukan suatu penelitian. Dari jurnal
tersebut kita bisa mengembangkan sesuatu hal yang baru.
B. Tujuan penulisan CJR

 Untuk memenuhi salah satu tugas Critical Journal Review Teknologi Motor Diesel
 Menambah minat membaca.
 Meningkatkan rasa ingin tau pembaca dalam hal-hal penelitian.
 Menguatkan pembaca dengan hasil penelitian di dalam suatu penelitian.

C. Manfaat CJR
 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya agar bisa lebih
sempurna
 Melatih mahasiswa dalam membuat Critical Journal Review,dan
 Menambah wawasan pembaca

D. Identitas jurnal
Jurnal 1
1. Judul Artikel : Effects of SCR System on Nox Reduction in Heavy Duty Diesel
Engine Fuelled with Diesel and Alcohol Blends
2. Nama Journal : Advances in Automobile Engineering
3. Edisi terbit : Eng 2016
4. Penulis artikel : Ozgur and Aydin
5. Penerbit : a. Department of Automotive Engineering, Cukurova University,
01330, Adana, Turkey
b. Department of Mechanical Engineering, Cukurova University, 01330, Adana,
6. Kota terbit : Turkey
7. Nomor ISSN : 2167-7670

1
Jurnal 2
1. Judul Artikel :Analisis Kegagalan Katup Buang Pada Mesin Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD)
2. Nama Journal : Jurnal String
3. Edisi terbit : 2016
4. Penulis artikel : Ridwan Usman
5. Penerbit : Program Studi Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI
6. Nomor ISSN : 2527 – 9661

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ringkasan Jurnal
Jurnal 1
Mesin diesel adalah salah satu alasan penting pencemaran udara semacam itu sebagai
nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2),
opacity asap, dll [1]. Kepunahan bahan bakar minyak telah menyebabkan para peneliti untuk
menemukan bahan bakar alternatif [2-4].
Untuk meningkatkan kualitas kinerja dan pembakaran berbagai bahan bakar tambahan
baru-baru ini digunakan di sektor otomotif [5]. Yang paling aditif yang diselidiki adalah aditif
bahan bakar teroksigenasi dalam mesin diesel [6]. Alkohol seperti metanol, etanol, proponal dan
butanol adalah lebih disukai sebagai bahan bakar karena mereka dapat dihasilkan oleh fermentasi
gula dari bahan nabati, seperti jagung, ganggang, dan tebu bahan tanaman lainnya yang
menyusun selulosa [7,8]. Bahan bakar alkohol miliki banyak keuntungan seperti penurunan
partikulat (PM), nitrogen emisi gas buang oksida (NOx) dan karbon monoksida (CO) karena
oksigen tambahan dalam bahan bakar [2]. Ada berbagai studi tentang dampak etanol, metanol,
dan butanol pada pembakaran mesin diesel dan emisi [6-14].
Liotta dan Montalvio [15] meneliti dampak oksigen bahan bakar pada emisi gas buang
pada mesin tugas berat dan mereka temukan penambahan eter glikol memiliki efek lebih untuk
mengurangi PM, CO dan Nox emisi Ajav et al. [16] mengeksplorasi dampak campuran bahan
bakar diesel etanol (E5, E10, E15 dan E20) pada emisi mesin diesel dan mereka melaporkan
bahwa campuran bahan bakar yang diperoleh berkurang emisi CO dan NOx dalam a mesin diesel
dioperasikan pada kecepatan konstan. Chao et al. [17] meneliti dampak dari aditif bahan bakar
yang mengandung metanol (MCA) pada emisi yang diatur dari diesel tugas berat mesin. Bahan
bakar diesel yang rapi dicampur dengan tingkat metanol 5, 8, 10 dan 15% volume masing-
masing. Dan hasilnya mencatat bahwa penambahan MCA menurunkan emisi gas buang, seperti
NOx, PM, dan PAH diesel emisi mesin.
Li et al. [18] mengeksplorasi dampak campuran bahan bakar etanol-diesel (5, 10, 15 dan
20%) dalam mesin diesel satu silinder dan hasilnya menunjukkan bahwa campuran bahan bakar
etanol-diesel berkurang CO, NOx dan emisi asap knalpot opacity berkaitan dengan bahan bakar
diesel. Rakopoulos et al. [19] meneliti kinerja dan emisi nilai campuran bahan bakar etanol-

3
diesel (5% dan 10% (berdasarkan volume)) pada enam silinder, mesin diesel tugas berat
turbocharged. Mereka mengukur emisi gas buang dari mesin diesel tugas berat dan mereka
melaporkan bahwa campuran bahan bakar etanol-diesel mengurangi kepadatan asap, Emisi NOx
dan CO terkait bahan bakar diesel yang rapi. Zhang et al. [20] mengukur perubahan emisi
dengan menggunakan diesel sistem katalis oksidasi pada mesin diesel.
Mereka memadukan bahan bakar diesel metanol fumigasi. Mereka melakukan percobaan
pada 4 silinder mesin diesel injeksi langsung dengan kecepatan 1800 putaran / menit pada
kecepatan yang berbeda lima beban mesin. Mereka mengamati bahwa campuran bahan bakar
menurunkan nitrogen oksida (NOx), opasitas asap dan konsentrasi massa partikulat menurun.
Ozsezen et al. [21] menjelajahi pembakaran dan emisi gas buang nilai campuran bahan bakar
isobutanol-diesel pada mesin diesel tugas berat. Mereka mencampur adonan iso-butanol ke
dalam bahan bakar diesel dengan rasio 5%, 10% dan 15% volume dan mereka menguji
campuran bahan bakar pada kecepatan 1400 rpm pada beban 150, 300 dan 450 Nm. Hasil
penelitian menunjukkan bahw ketika isobutanol- campuran bahan bakar diesel digunakan
mengurangi emisi Nox dibandingkan dengan bahan bakar diesel.
Dalam penelitian ini, efek etanol, metanol dan butanol diesel bahan bakar memadukan
emisi NOx dari tugas berat 6 silinder, turbocharged Mesin diesel dengan dan tanpa sistem SCR
diselidiki. Etanol, metanol dan butanol dicampur dengan bahan bakar diesel yang rapi pada
volumetrik tarif antara 5 dan 15%.

Bahan dan Metode


Tes eksperimental dilakukan pada enam silinder, mesin diesel turbocharger empat langkah
berpendingin udara. Teknisnya spesifikasi dan diagram skematik unit uji ditunjukkan pada Tabel
1 dan Gambar 1 masing-masing. Dynamometer hidrolik digunakan untuk tentukan torsi.
Spesifikasi teknis dinamometer diberikan

4
Gambar 1: Diagram skematik unit uji.

Brand Cummins
Model ISBE4+250B
Type Electronic control
system
Cylinder 6
Bore/Stroke 107/124 mm
Compressio Ratio 17.3
Weight 485 kg
After treatment SCR
Peak Torque/Speed 1200-1800
(r/min)
Rated Speed 2500 rpm
Displacement 6700cc
Power 184 kW@2500 rpm
Torque 1020Nm @1500 rpm
Oil Cooler Turbocharger and
after cooled
Tabel 1: Spesifikasi teknis mesin.

Torque range 250-2200


Nm
Speed range 0-4500 rpm
Body weight 45 kgf
Coupling 400-750 mm
length
Torque arm 350mm
length
Tabel 2: Spesifikasi teknis dari dinamometer.

Perangkat (FTIR) digunakan untuk mengukur emisi gas buang. Perangkat FTIR
karakteristik teknis disajikan pada Tabel 3. Dalam perawatan setela proses, pengurangan katalitik
5
selektif, yang melibatkan penyemprotan urea di pipa ekor, dimasukkan untuk mengurangi NOX.
Mesinnya dilengkapi dengan sistem aftertreatment SCR (Gambar 2). menunjukkan skematis
diagram unit sistem SCR.
Dalam percobaan, diesel, metanol, etanol dan butanol adalah digunakan sebagai bahan
bakar. Campuran bahan bakar disiapkan dengan mencampur diesel euro pada tingkat volumetrik
5, 10 dan 15%. Campuran metanol-diesel ditentukan sebagai D95M5, D90M10 dan D85M15.
Campuran etanol-diesel ditentukan sebagai D9update, D90E10 dan D85E15. Campuran butanol-
diesel ditentukan sebagai D95B5, D90B10 dan D85B15. Sebelum mulai menguji, mesin
dihidupkan selama 15 tahun min menggunakan bahan bakar diesel untuk mencapai suhu operasi.
Bahan bakar menyatu diuji antara 1400 rpm hingga 2400 rpm dengan interval 200 rpm kondisi
muatan penuh. Bahan bakar propertis bahan bakar diesel, etanol, metanol dan butanol dilaporkan
pada Tabel 4.

Data Spektrometer FTIR


Tingkat pengambilan sampel 1 pindaian per detik (1 Hz)
Kecepatan data Semua komponen gas yang diukur pada 1 Hz
Resolusi spektral 0,5 cm-1
Sel pengukuran Sel gas dipanaskan hingga 191 ° C (375,8 ° F)
Waktu respons t10 hingga t90 dalam 1 detik (versi respons
cepat
dalam 300 ms)
Laju aliran sampel 10 l / mnt per aliran (20 l / mnt untuk cepat
versi tanggapan)
Detektor pendingin Nitrogen cair, 50 ml / jam
Nol / bersihkan gas Nitrogen / sintetis, 0,6-1,5 l / mnt
Rel udara terkompresi 5-6 bar. maks. 100 l / mnt per FTIR
Tabel 3: Spesifikasi Teknis FTIR.

Fuel Properties Diesel Ethano Methanol Butanol


l

Density (kg/lt) 0.833 0.788 0.793 0.810


Cetane Number 61 ~8 3.8 ~25
Viscosity (cSt) 2.7 1.078 0.5445 3.6
Calorific value 45,100 26,900 20,100 33,100
(kj/kg)
Boiling Point 180- 78 64 118
360

6
Stoichiometric 15 8.9 6.7 11.2
air fuel ratio
Tabel 4: Sifat bahan bakar diesel, metanol, etanol, dan butanol.

Jurnal 2
Motor diesel merupakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), dimana
bahan bakarnya di semprotkan kedalam silinder pada waktu torak hampir mencapai titik mati
atas (TMA). Oleh karena udara didalam silinder mempunyai temperatur yang tinggi, maka bahan
bakar akan terbakar sendirinya. Motor diesel umumnya mempunyai beberapa kontruksi utama di
antaranya adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan tinggi
dan mekanisme penggerak lainnya.
Daya yang dihasilkan motor diesel diperoleh melalui pembakaran bahan bakar yang
terjadi di dalam silinder. Hal ini menyebabkan gerakan translasi torak di dalam silinder yang
dihubungkan dengan poros engkol pada bantalannya melalui batang penghubung (Connecting
Rod)(G. Nofica, 2012).
Katup atau engine valve merupakan komponen penting dalam sebuah kendaraan. Engine
valve berada pada kepala silinder pada setiap kendaraan yang berbentuk seperti payung. Engine
valve terbagi menjadi dua kerja. Pertama katup hisap (inlet valve) berfungsi untuk membuka
saluran bahan bakar yang akan masuk pada ruang bakar, katup hisap ini bekerja atau membuka
pada saat piston akhir langkah buang sampai pada saat piston awal langkah kompresi. Kedua
katup buang (exhaust valve) berfungsi untuk membuka saluran buang yang akan membuang sisa-
sisa pembakaran, katup buang ini bekerja atau membuka pada saat piston akhir langkah kerja
sampai pada saat piston awal langkah hisap (Hetharia, 2012).
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan dan penutupan
katup pada saluran masuk dan buang motor bakar. Mekanisme tersebut berfungsi untuk
membuka dan menutup katup hisap dan katup buang (inlet & exhaustvalve) yang sesuai putus,
sehingga menyebabkan, pengguna mobil harus mengganti engine valve akibat katup tersebut
bengkok dan tidak dapat dipakai lagi.
Kepala katup atau sering disebut daun katup untuk katup hisap (inlet valve), diameternya
lebih besar dibandingkan dengan daun katup buang. Hal ini dimaksudkan agar pemasukan gas
bersih dapat lebih sempurna. Temperatur rata-rata yang terjadi pada daun katup hisap sekitar
250˚C sampai dengan 275˚C sedangkan pada katup buang (exhaust valve) sekitar 700˚C sampai

7
dengan 760˚C. Perbedaan ini disebabkan pada katup hisap (inlet valve) hanya di lewati gas
bersih yang dingin sehingga temperaturnya lebih rendah di banding katup buang, sedangkan
katup buang (exhaust valve) terus menerus di lewati oleh gas bekas pembakaran yang panas.
Dengan temperatur seperti tersebut diatas, katup tidak boleh berpijar, karena akan
menyebabkan timbulnya pre-ignition atau knoking. Agar dapat memenuhi ketentuan diatas, maka
bahan katup buang (exhaust valve) harus dibuat lebih kuat dari bahan katup hisap (inlet valve).
Selain itu juga diameter katup masuk (inlet valve) dibuat lebih besar agar pemasukan gas bersih
dapat lebih sempurna. Disamping itu juga bahan katup harus mempunyai angka pemuaian yang
kecil agar kerja mesin dapat sempurna, katup buang yang lebih kecil ini juga disesuaikan hasil
pembakaran dari perpindahan panas ke kepala silinder. Pada mesin dengan tekanan kompresi
tinggi, temperatur daun katup akan tinggi sekali, untuk itu pada mesin tersebut biasanya di
lengkapi dengan katup yang mempunyai bahan pendingin (B Dinesh Prabu, 2013).
Jenis operasi mekanisme katup terdiri dari pegas katup, paduan batang dorong, lengan
rocker, tappets, diagram katup timing, didesain untuk mengetahui proses campuran udara dan
bahan bakar di dalam mesin silinder dan memaksa membuang keluar sisa pembakaran pada
waktu yang tepat, beberapa sistem kontrol diperlukan untuk mengatur katup (B Dinesh Prabu,
2013).
Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head) dan batang katup (valve stem).
Katup ini bentuknya mirip dengan jamur. Pada kepala katup bentuknya disesuaikan dengan
kebutuhannya agar gas yang keluar masuk dapat mengalir dengan lancar. Disamping itu juga
pada kepala katup terdapat suatu permukaan yang nantinya akan berhimpit dengan dudukan
katup. Bagian katup yang berhimpitan ini disebut permukaan katup (valve face). Permukaan
katup ini dibuat miring yang sesuai dengan kemiringan pada permukaan dudukan katup.
Untuk menemukan penyebab akar masalah dari analisis kegagalan harus menggunakan
langkah-langkah implementasi analisis kegagalan, berpikir secara logis dengan fakta dan
mengikuti tanda-tanda yang mengarah pada akar penyebab kegagalan. Langkah-langkah
mengikuti pemecahan masalah logis, misalkan permasalahan tentang pengaturan bahan bakar
yang tinggi penyebab kegagalan valve, kesalahan bahan bakar, hambatan udara masuk, exhaust,
masalah sistem pendingin, masalah bahan bakar atau timing valve, atau penyetelan valve terlalu
ketat. Ketika valve patah, valve bagian bawah sering kali rusak secara fisik oleh piston dan
cylinder head.

8
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Pembahasan Isi Jurnal


Jurnal 1

9
Emisi NOx sebagian besar berkaitan dengan nitrogen monoksida NO dan
nitrogen dioxide NO2 [22]. TIDAK biasanya merupakan NOx paling banyak dan
menyusun lebih dari 70–90% dari total NOx pada knalpot mesin diesel [23].
Campuran bahan bakar alkohol digunakan untuk studi emisi NOx lebih lanjut di a
mesin diesel dilengkapi dengan sistem SCR. Variasi nitrogen oksida
(NOx) emisi bahan bakar uji dengan kecepatan engine ditunjukkan dalam
Gambar 3-5. Gambar 3 menunjukkan nilai emisi NOx dari metanol
campuran bahan bakar dengan dan tanpa sistem SCR. Setelah menerapkan sistem SCR,
emisi NOx berkurang secara substansial sebesar 43,12%, 43,3 dan 43,43%
dari D95M5, D90M10 dan D85M15 masing-masing.
Gambar 4 menunjukkan nilai emisi NOx dari campuran bahan bakar etanol
dengan dan tanpa sistem SCR. Setelah menerapkan sistem SCR, NOx
emisi berkurang secara substansial sebesar 42,9%, 43,01% dan 43,14% dari
D9PUBL, D90E10 dan D85E15.
Jurnal 2
Material dasar katup buang (exhaust valve) harus memiliki sifat tahan temperatur tinggi,
memiliki koefisiensi ekspansi panas yang tinggi dan bersifat panas yang tinggi, tahan
aus,ketahanan terhadap kejut panas, ketahanan korosi tinggi dan bersifat ringan. Selain itu
adanya kenaikan dan penurunan temperatur pada katup dari data DAR (Data Analisis
Record) pada temperatur 416 ˚C material katup buang (exhaust valve) mengalami
kerusakan patahan dan deposit. Sedangkan deposit yang terbentuk pada katup buang
berasal dari reaksi bahan bakar dan oli sebagai lubrikasi selama pembakaran Sulfur
Dioksida, Sulfur Trioksida, Sodium Oksida dan Panadium Pentaoksida. Pada temperatur
550 ˚C garam-garam deposit akan mencair sebagai akibat korosi pada katup buang
(exhaust valve) (ASM Metal Handbook, 2004).

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam karya ini, nilai emisi NOx dari etanol, metanol dan aditif butanol pada diesel tugas
berat 6 silinder, turbocharged mesin dengan dan tanpa sistem SCR diselidiki. Utama
Temuan dari penelitian ini selaras di bawah:
Setelah menerapkan sistem SCR untuk bahan bakar D85M15, D85E15 dan D85B15
campuran, emisi NOx berkurang secara substansial sebesar 46,45%, 45,9% dan 45,5%
masing-masing dari diesel. Penambahan etanol, metanol dan butanol menurunkan Nox
emisi berkaitan dengan diesel yang rapi. Alasan pengurangan mungkin karena kandungan

11
oksigen meningkat dan angka cetane lebih rendah aditif alkohol. Menurunkan angka
setana etanol, metanol, dan butanol memadukan endapan untuk menunda pengapian lebih
lama, dan mengarah mungkin ke suhu pembakaran yang lebih tinggi selama premixed
mode pembakaran
2. Kerusakan pada piringan katup buang (exhaust valve) karena adanya lapisan oksida
ataukotoran (oxide debris) yang diakibatkan hasildari bahan bakar atau sisa pembakaran
yang tidak sempurna, dipicu oleh peningkatan temperatur saat proses pembakaran yang
akan menghasilkan partikel-partikel oksida yang halus dan keras (oxide glazes).
A. Rekomendasi
Penulis menyadari bahwa kajian review yang telah penulis lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak ada
satupun manusia yang sempurna.” maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik.
Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan
dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.

12
\

13

Anda mungkin juga menyukai