Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatny
Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatny
Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya - Kita sebagai ummat
Islam yang beriman kepada Allah SWT, sudah menjadi keharusan untuk mengetahui sejarah nabi
Muhammad Saw yang telah berjuang untuk Islam dan untuk ummatnya. Simak artikel mengenai
kisah nabi muhammad dari lahir sampai wafat.
Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad
saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun
juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah
makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap
pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan
kebenaran yang dibawanya.
Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di
hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para
nabi.
Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari
dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali
sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam
peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar
tersebut adalah Allah Swt.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke
kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas
(lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-
Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat
dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan
mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan:
"Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau
ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang
yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang
pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah
menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah
datang kepada nabi Musa As.
"Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…," jawabnya. (lihat HR
Bukhari dan Muslim).
- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui
batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah:
190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua,
orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan
tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu
Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah
peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith
pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara
beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang
membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan
isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke
wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk
setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk
Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada
mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan
amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam
jarak satu bulan perjalanan,
bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang
mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
diberi syafa’at
dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia."
(HR. Bukhari dan Muslim)
* Referensi :
- A’rif Nabiyyaka Saw, Qism Ilmiy, Dar Al-Wathan, Riyadh
- Al-Mu’in ar-Raiq min Sirah Khairi al-Khalaiq, Prof. Dr. Sa’id M. Shaleh
Shawabi, Risywan Kairo, 2008.
- Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Pena, Jakarta, 2002
- Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
- Subul al-Huda wa ar-Rasyad, Maktabah Syamilah
- Tafsir Ibnu Katsir
- Raudhatul Anwar, Shafiurrahman Al-Mubarkafury, Pustaka Raja Fahd, Riyadh
1427 H
- Uyun al-Atsar, Maktabah Syamilah