Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahman

NIM : 20210090120
Kelas : HK21A
Tugas : Ilmu Negara 7
Bagaimana pendapat tentang kekuasaan menurut miriam Budiardjo dan Ibnu Khaldun,
bandingkan dari kedua pendapat itu hubungkan dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat saat ini.
Jawaban :
- Menurut Miriam Budiardjo dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar Ilmu Politik
mengemukakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain
sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujua
dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Lebih lanjut menurutnya, kekuasaan
berhubungan erat dengan pengaruh, sehingga sering dikatakan bahwa pengaruh
adalah bentuk lunak dari kekuasaan. Dalam hal ini biasanya seseorang yang memiliki
kekuasaan juga memiliki pengaruh didalam dan diluar kekuasaannya.
Dalam kekuasaanya biasanya terdapat suatu hubungan (relationship) dalam arti bahwa
ada satu pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah (the ruler and the
ruled), satu pihak yang memberi perintah dan satu pihak yang mematuhi perintah.
Dalam suatu kekuasaan tidak ada persamaan martabat. Hubungan kekuasaan
merupakan hubungan yang tidak setara (asymmetry relationship). Hal yang satu lebih
tinggi dari yang lain. Didalam kekuasaan juga ada unsur paksaan (Budiardjo,
1981:36-37)
- Menurut Ibnu Khaldun, kekuasaan negara adalah dominan dan memerintah atas dasar
kekerasan. Kekuasaan tidak dapat ditegakan tanpa kekuatan yang menunjangnya.
Kekuatan panjang ini hanya dapat diberikan oleh solidaritas dan kelompok yang
mendukungnya. Tanpa satu kekuatan yang selalu dalam keadaan siap siaga, dan
bersedia mengorbankan segalanya untuk kepentingan bersama maka kekuasaan
penguasa tidak dapat ditegakan. Kekuatan seperti itu hanya dapat ditegakan dengan
solidaritas (khaldun:137).

Dari kedua pendapat tersebut menurut saya dengan kenyataan yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat saat ini yaitu, menurut Miriam Budiardjo kekuasaan adalah
kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya
seseorang atau sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi
sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Jadi
sesuai dengan keidupan bermasyarakat saat ini, dimana masyarakat diatur
sedemikian rupa agar menuruti perintah dari orang yang memiliki keuasaan, yang
dilihat perintah yang diberika itu sesuai dengan keinginan yang dituju. Dengan suatu
hubungan (relationship) dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan ada
pihak yang mematuhi perintah (the ruler and the ruled). dimana satu pihak yang
memerintah yaitu sang penguasa dan yang mematuhi perintah itu masyarakat.
Menurut Ibnu Khaldun, kekuasaan negara adalah dominan dan memerintah atas dasar
kekerasan. Kekuasaan tidak dapat ditegakan tanpa kekuatan yang menunjangnya.
Jadi dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat saat ini yaitu, dikala
ada perintah atas dasar kekerasan itu adalah pendapat dimana, kendati kekuasaan itu
memiliki segi-segi yang negatif, terutama berada apabila ditangan orang-orang yang
telah lupa akan keluhuran budi pekerti yang menjadi dasar dari kekuasaan itu,
aspekaspeknya yang positif jauh melebihi segi-seginya yang negatif. (Huda,
2010:108) Jadi wajar apabila menutu (Ibnu Khaldun) memerintah atas dasar
kekerasan, karena ada aspek negatif dan poitif negatif apabila menghilangkan budi
pekerti yang menjadi dasar kekuasaan.
Dengan pendapat Max Webber adalah Logemann yang membagi wewenang menjadi
lima macam (Kusnardi dan saragih, 1998:177) : 1. Kewenangan berdasarkan magic
atau kekuasaan gaib
2. Kewenangan berdasarkan dinasti atau hak keturunan
3. Kewenangan berdasarkan kharisma
4. Kewenangan berdasarkan atas kehendak rakyat melalui perwakilan
5. Kewenangan dari elit
Di kehidupan bermasyarakat kita saat ini itu melalui point ke empat dimana,
kewenangan berdasarkan atas kehendak rakyat melalui perwakilan. Dengan sistem
demokrasi melalui pemilihan umum. Dimana seorang penguasa yang dipilih oleh
rakyat yang akan menjujung budi pekerti agar menggunakan kekuasaannya atau
perintah nya itu dengan positif tanpa ada unsur negatif yang menggunakan aspek
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai