Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

“PENENTUAN KADAR GARAM MOHR”

Dosen Pengampu :

Pramudya kurnia, STP ., Magr

Asisten Laboratorium :

Tiara Putri Aziza


Izzatul Fajriyah

Disusun Oleh :

1. Salsa Avia Arman (J310210029)


2. Lu’lu’ul Muslimah (J310210031)
3. Tiara Sang Ether Asy-Shifa’ (J310210032)
4. Aviva Tunisyia (J310210033)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………… 2

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bahan utama dalam pembuatan garam mohr adalah serbuk besi (Fe). Besi
merupakan salah satu logam yang melimpah kedua setelah Aluminium, dan unsur
keempat yang paling melimpah di kulit bumi. Logam besi ditemukan dialam dalam
bentuk bijih besi. Bijih besi yang utama, diantaranya adalah hematite
Fe2O3, magnetite Fe3O4,limonite Fe(OH), dan siderite FeCO3.
Senyawa yang digunakan dalam percobaan ini adalah senyawa Ferro.
Senyawa Ferro yang paling penting adalah garam besi (II) sulfat. Besi (II) sangat
reaktif terhadap udara lembab, sehingga mudah teroksidasi menjadi besi (III).
Besi merupakan salah satu logam transisi golongan VIII B. Seperti logam
lainnya,sifat yang dimiliki besi yaitu mudah ditempa, mudah dibentuk, berwarna
putih perak, dan mudah dimagnetisasi. Sifat lainnya pada logam besi adalah mudah
berkarat atau yang sering dikenal dengan korosi.
Ketika besi (II) bereaksi dengan suatu asam, maka akan membentuk suatu
garam besi. Garam besi yang penting diantaranya, yaitu garam sulfat. Garam sulfat
dan garam alkali dapat membentuk suatu garam rangkap. Selain dengan garam
alkali,rangkap juga dapat terbentuk ketika direaksikan dengan garam amonium.
Larutan amoniak disini berfungsi sebagai ligan yang mempunyai sebuah
orbital yang terisi (elektron tak berpasangan) untuk interaksinya dengan logam,
bentuk komplek koordinasi yang klasik dengan logam. Mereka bergabung hanya
dengan interaksi elektron ligan dengan orbital d,s, atau p yang kosong dari logam.
Ligan ini adalah basa lewis, dan logam adalah asam lewis. Ikatan ini dibentuk dari
rotasi simetrik diatas sumbu logam dengan ligan dan digambarkan sebagai suatu
ikatan. Ligan unidentat,mereka diikat pada logam melalui ligan atom tunggal.
Mereka mempunyai polarisabilitas yang kecil dan lemah serta ikatan yang lemah
untuk transisi.
Mengapa garam mohr harus disintesis? Inilah yang menjadi alasan dari
sintesi garam mohr, yaitu : Jika dibandingkan dengan dengan FeSO4 atau FeCl2,
kristal garam mohr lebih stabil di udara dan larutannya tidak mudah dioksidasi oleh
oksigen diatmosfer.
Banyak manfaat yang dapat digunakan dalam bidang kimia. Untuk bidang
kimia analitik sendiri sering digunakan garam mohr dalam analisis volumetri, dan
untuk membakukan Kmn O4 atau K2Cr 2O7.

B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan normalitas KMnO4
2. Menentukan kadar garam MOHR (Fe (NH4)2 (SO4)2. 6H2O)

C. Manfaat praktikum

1. Agar dapat menentukan normalitas larutan KMnO₄ (Kalium Permanganat).


2. Mampu menentukan kadar garam Mohr.
BAB II
Tinjauan Pustaka

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganat (KMnO4). Kalium permanganat adalah oksidator kuat.
Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indicator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1
N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari
larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini digunakan
untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Kelemahannya adalah dalam
medium HCl. Cl-dapat teroksidasi, demikian juga larutannya, memiliki
kestabilan yang terbatas.

Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal
lebih dari seratus tahun.

Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
sebagainya.
BAB III
Metode Penelitian

A. Alat dan Bahan

Bahan: Alat:
1) H2C2O4 1) Pipet Ukur/Gondok 10 Ml
2) H2SO4 4N 2) Pipet Tetes
3) KMnO4 3) Erlenmeyer 50 Ml
4) Spiritus 4) Labu Ukur
5) garam Mohr 5) Buret
6) Statif,
7) Penjepit
8) Gelas Beaker
9) Pemanas Spiritus
10) Kaki Tiga
11) Kasa Asbes
12) Termometer
B. Cara Kerja

1. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4


a. Memipet 10 ml H2C2O4 0,1 N dengan pipet gondok atau pipet ukur
b. Menuangkan 10 ml H2C2O4 0,1 N ke dalam erlenmeyer 50 ml
c. Menambahkan 5 ml H2SO4 4N dengan pipet ukur
d. Mencampur baik-baik isi erlenmeyer
e. Memanaskan erlenmeyer dengan pemanas spiritus sambil diukur
temperaturnya. Bahan siap saat temperatur sekitar 85o c
f. Sambil memanaskan erlenmeyer, Memasang buret pada statif dan
penjepit
g. Mengisi buret dengan larutan kmno4 dan mencatat skala awal (S1)
h. Melakukan titrasi sampai warna larutan dalam erlenmeyer menjadi
merah muda (agak ungu). Titrasi harus dilakukan dengan cepat supaya
temperatur saat titik akhir titrasi tidak kurang dari 65oc
i. Jika suhu terlalu rendah, warna tidak akan menjadi merah muda
j. Mencatat skala akhir (S2)
k. Menghitung volume kmno4 yang dititrasikan (S2-S1) dalam ml
10 ml H2C2O4 0,1 N

← + 5 ml H2C2O4


Dipanaskan (+ 85C)
Dititrasi (dalam keadaan
panas) dengan KMnO4
(Sampai merah muda keunguan)

2. Penentuan kemurnian garam MOHR


a. Memipet 10 ml larutan garam Mohr dengan pipet gondok atau pipet
ukur
b. Menuangkan 10 ml larutan garam Mohr ke dalam erlenmeyer 50 ml
c. Menambahkan 4 ml H2SO4 4N dengan pipet ukur
d. Mencampur baik-baik isi erlenmeyer
e. Memanaskan erlenmeyer dengan pemanas spiritus samapi mendidih
f. Sambil memanaskan erlenmeyer, Memasang buret pada statif dan
penjepit
g. Mengisi buret dengan larutan kmno4 dan mencatat skala awal (S1)
h. Melakukan titrasi sampai warna larutan dalam erlenmeyer menjadi
merah muda (agak ungu). Titrasi harus dilakukan dengan cepat supaya
temperatur saat titik akhir titrasi tidak kurang dari 65o c. Jika suhu
terlalu rendah, warna tidak akan menjadi merah muda
i. Mencatat skala akhir (S2)
j. Menghitung volume KMnO4 yang dititrasikan (S2-S1) dalam ml
10 ml larutan garam MOHR

+ 4ml H2SO4 4N

Dipanaskan sampai mendidih



Di titrasi (dalam keadaan panas) dengan KMnO4
sampai merah muda keunguan
.BAB IV
Hasil

A. Tabel
Normalitas KMnO4
N SKALA SKALA AKHIR VOLUME KMnO₄ NORMALITAS
O AWAL KMnO₄
1 1 10,9 9,9 0,99
2 10,9 22,4 12 0,08
3 19,5 28,5 9 0,11
4 0 12 12 0,08
5 9,5 19,5 10 0,1
6 16,7 24,2 7,5 0,13
7 13 21,5 8,5 0,11
NORMALITAS KMnO₄ RATA-RATA 0,22

Kadar Garam Mohr


NO SKALA SKALA VOLUME BERAT GARAM KADAR
AWAL AKHIR KMnO₄ MOHR GARAM MOHR
1 5,2 6,1 0,9 3880,8 129,36 %
2 6,1 7,1 1 4312 143,73 %
3 7,1 7,9 0,8 3449,6 114,98 %
4 0 1,2 1,2 5174,4 172,48 %
5 1,2 2,5 1,3 5605,6 186,85 %
6 2,5 3,2 0,7 3018,4 100,61 %
7 3,2 4,1 0,9 3880,8 129,36 %
KADAR GARAM MOHR RATA-RATA 139,62 %

B. Perhitungan
Hitunglah Normalitas KMnO4

v H 2 C 2 O 4 × N H 2 C2 O4
Normalitas KMnO4 =
V KMnO 4

1) Diketahui :
Skala awal =1
Skala akhir = 10,9
Volume KMn O 4 = Skala akhir – skala awal
= 10,9 – 1
= 9,9
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
9,9
= 0,99 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,99 N

2) Diketahui :
Skala awal = 10,9
Skala akhir = 22,4
Volume KMn O4 = Skala akhir – skala awal
= 22,4 – 10,9
= 11,5
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
11,5
= 0,08 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,08 N

3) Diketahui :
Skala awal = 19,5
Skala akhir = 28,5
Volume KMn O4 = Skala akhir – skala awal
= 28,5 – 19,5
=9
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
9
= 0,11 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,11 N

4) Diketahui :
Skala awal =0
Skala akhir = 12
Volume KMn O 4 = Skala akhir – skala awal
= 12 – 0
= 12
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
12
= 0,08 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,08 N
5) Diketahui :
Skala awal = 9,5
Skala akhir = 19,5
Volume KMn O4 = Skala akhir – skala awal
= 19,5 – 9,5
= 10
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
10
= 0,1 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,1N

6) Diketahui :
Skala awal = 16,7
Skala akhir = 24,2
Volume KMn O 4 = Skala akhir – skala awal
= 24,2 – 16,7
= 7,5
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
7,5
= 0,133 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,133 N

7) Diketahui :
Skala awal = 13
Skala akhir = 21,5
Volume KMn O4 = Skala akhir – skala awal
= 21,5 – 13
= 8,5
Vol H 2C 2O 4 x Normalisasi H 2 C 2 O 4
Rumus N KMnO4 =
Vol KMn O 4
10 ml ×0,1 N
=
8,5
= 0,11 N
Jadi, Normalitas KMnO4 adalah 0,11 N

Rata−rata N KMnO 4

0,99+0,08+0,11+ 0,08+0,1+0,13+0,11
¿ =0,22N
7
Hitunglah Kadar Garam Mohr

ml pengenceran
Mg garam MOHR = × v KMnO 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan

mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan

1) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg garam MOHR =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×0,9 × 0,22× 392
10
= 3.880,8
mg garam MOHR
Kadar asam Asetat = x 100%
mg penimbangan
3.880,8
= x 100%
3000
= 129,36 %

Jadi, kadar garam MOHR adalah 129,36%

2) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg garam MOHR =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×1 ×0,22 ×392
10
= 4312
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
4312
= x 100%
3000
=143,73%
Jadi, kadar garam MOHR adalah 143,73%

3) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg garam MOHR =
ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×0,8 × 0,22× 392
10
=3449,6
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
3449,6
= x 100%
3000
= 114,98 %
Jadi, kadar garam MOHR adalah 114,98 %
4) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg gram MOHR =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×1,2 ×0,22 ×392
10
=5174,4
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
5174,4
= x 100%
3000
=172,48%
Jadi, kadar garam MOHR adalah 172,48%

5) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg garam MOHR =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×1,3 × 0,22×392
10
=5605,6
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
5605,6
= x 100%
3000
= 186,85%

Jadi, kadar garam MOHR adalah 186,85%

6) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Kadar asam asetat =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×0,7 × 0,22× 392
10
= 3018,4
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
3018,4
= x 100%
3000
=100,61%
Jadi, kadar garam MOHR adalah 100,61%

7) Diketahui :
ml pengenceran = 500 ml
ml pemipetan = 10 ml
mg penimbangan sampel = 3 gr
Mr garam MOHR = 392
Mg garam MOHR =

ml pengenceran
× v KMnO 4 × N KMn O 4 × BM garam MOHR
ml pemipetan
500
= ×0,9 × 0,22× 392
10
= 3880,8
mg garam MOHR
Kadar asam asetat = x 100%
mg penimbangan
3880,8
= x 100%
3000
=129,36%
Jadi, kadar garam MOHR adalah 129,36%

Rata−rata Kadar garam MOHR

129,36 %+143,73 %+ 114,73 %+172,48 % +186,85 %+100,61 %+ 129,65 %


¿ =139,62 %
7
DAFTAR PUSTAKA

Chricton. Robert, 2001, Inorganic biochemistry of iron metabolism, Belgium


Universite Catholique de Louvain.Fackler.
John P, 1982, inorganic chemistry, Canada : Department of Chemistry
CaseWestern Reserve University

Anda mungkin juga menyukai