Pendahuluan
Permanganometri merupakan salah satu metoda dalam titrasi reduksi-oksidasi dimana
menggunakan larutan kerja KMnO4. Dalam permanganometri tidak ditambahkan suatu indikator khusus
atau dengan kata lain menerapkan metoda auto indikator, karena larutan KMnO 4 memiliki warna yang
kuat (intens). Pada titik akhir titrasi sedikit kelebihan larutan KMnO 4 akan memberikan pewarnaan merah
muda. Kondisi titrasi dalam permanganometri dapat dilakukan dalam suasana asam, basa maupun
netral.
KMnO4 merupakan oksidator yang kuat, dalam suasana asam akan tereduksi menjadi Mn 2+
dan melibatkan 5 elektron, sehingga berat ekivalen zat tersebut sama dengan seperlima berat
molekulnya
Suasana asam saat titrasi diperoleh dengan menambahkan suatu asam yang tidak akan teroksidasi oleh
KMnO4, biasanya asam yang digunakan adalah H 2SO4 (H2SO4 merupakan asam dengan bilangan
oksidasi sulfur tertinggi) . HCl tidak dapat digunakan karena Cl – dalam asam tersebut kemungkinan
teroksidasi oleh KMnO4 menjadi Cl2, hal ini tentu saja mengakibatkan jumlah KMnO 4 yang digunakan
dalam titrasi akan melebihi seharusnya .
Karena KMnO4 merupakan oksidator kuat, maka dalam pembuatan larutannya sejumlah
tertentu zat tersebut ditimbang dengan menggunakan gelas jam atau botol timbang. Larutan yang
diperoleh kemudian didihkan selama 15 – 20 menit untuk mengusir CO 2 dan mengoksidasi zat-zat
organik yang menjadi kontaminant pada larutan KMnO 4. Dalam kondisi panas larutannya disaring
menggunakan glass wool atau goch crucible kemudian disimpan dalam botol gelap yang tertutup rapat.
KMnO4 merupakan zat standar sekunder oleh karena itu harus distandarisasi menggunakan
larutan standar primer seperti natrium oksalat / asam oksalat (Na 2C2O4/ H2C2O4) atau arsen trioksida
(As2O3)
Standarisasi larutan KMnO4 menggunakan Na2C2O4 dilakukan dalam suasana asam menggunakan
larutan H2SO4. Sebelum dititrasi dengan larutan KMnO4, larutan Na2C2O4 dipanaskan terlebih dahulu
sampai suhu 80 – 90 °C. Suhu pada titik akhir titrasi harus sama atau lebih tinggi dari 60 °C
Prinsip dari analisa ini adalah zat organik akan dioksidasi dengan menambahkan KMnO 4
2KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + K2SO4 + 3H2O + 5 On
C2H2O + On → 2CO2 + H2O
Adapun angka permanganat didefinisikan sebagai jumlah miligram kalium permanganat yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat organik dalam 1000 ml air dalam kondisi mendidih.
Dimana :
a = volume KMnO4 yang dibutuhkan pada titrasi
b = normalitas larutan KMnO4
c = normalitas larutan H2C2O4
d = volume sampel
f = faktor pengenceran
31,6 = Berat equivalent KMnO4
3. Menentukan nilai 1. Ambil 100 ml contoh uji dan Reaksi antara zat organik dan KMnO4
permanganat masukkan ke dalam erlenmeyer. 2KMnO4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + K2SO4
2. Tambahkan 3 butir batu didih. + 3H2O + 5 On
3. Tambahkan KMnO4 0,01 N C2H2O + On → 2CO2 + H2 O
beberapa tetes ke dalam contoh uji
hingga terjadi warna merah muda.
4. Tambahkan 5 ml H2SO4 8 N bebas
zat organik.
5. Panaskan di atas pemanas listrik
pada suhu 105°C ± 2°C, bila terjadi
bau H2S pendidihan diteruskan
beberapa menit.
6. Tambahkan 10 ml larutan baku
KMnO4 0,01 N.
7. Panaskan hingga mendidih selama
10 menit.
8. Tambahkan 10 ml larutan baku
H2C2O4 0,01 N
9. Titrasi dengan larutan KMnO4 0,01
N sampai berwarna merah muda
10.Apabila pemakaian larutan KMnO4
0,01 N lebih dari 7 ml, ulangi
pengujian dengan mengencerkan
contoh uji
Perhatian :
1. Selalu gunakan alat perlindungan diri.
2. Selalu terapkan standar Good Laboritory Practice dalam setiap langkah analisa.
3. Konsentrasi sesungguhnya dari larutan KMNO4 pada saat standarisasi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
VH2C2O4 x NH2C2O4
Nst =
V KMnO4
Nst = konsentrasi sesungguhnya larutan KMnO4
VH2C2O4 = volume larutan H2C2O4 yang digunakan dalam standarisasi
NH2C2O4 = normalitas larutan H2C2O4 yang diperoleh dari penghitungan ulang dari berat H2C2O4
yang tertimbang
VKMnO4 = Volume rata-rata larutan KMNO4 yang digunakan dalam standarisasi
Referensi :
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi VI, diterjemahkan oleh: Sopyan
Iis, Erlangga, Jakarta
Vogel, 1994, Buku Ajar Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi IV, diterjemahkan oleh: Setiono L & P
Hadyana, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
SNI 06-6989.22-2004
GRAVIMETRI PENGENDAPAN
(Ba sebagai BaSO4)
Dasar Teori
Gravimetri adalah suatu metode analisa kuantitatif berdasarkan penimbangan. Dalam hal
ini menimbang suatu produk dari analat setelah mendapat perlakuan tertentu. Produk tersebut dapat
berupa sisa zat, gas ataupun endapan yang terbentuk. Berdasarkan jenis produk yang ditimbang,
metode dalam gravimetri dapat dibedakan menjadi metode volatilisasi dan metode pengendapan.
Dalam metode pengendapan analat diendapkan sebagai senyawa tertentu dengan
menambahkan zat pengendap yang paling tepat. Secara garis besar langkah-langkah dalam metode
pengendapan sebagai berikut :
a. Melarutkan endapan.
b. Membentuk endapan.
c. Mengontrol kondisi larutan
d. Menumbuhkan kristal endapan.
e. Menyaring endapan.
f. Mencuci endapan.
g. Memanaskan dan memijarkan endapan.
h. Mendinginkan endapan.
i. Menimbang endapan.
Pekerjaan memanaskan/memijarkan endapan, kemudian mendinginkan dan menimbang ini diulang-
ulang sampai diperoleh bobot konstan. Dengan demikian jelaslah bahwa analisa gravimetry memerlukan
banyak waktu, sehingga perlu pengaturan waktu sebaik-baiknya.
Endapan gravimetri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Analat harus dapat diendapkan sesempurna mungkin
b. Endapan yang diperoleh mempunyai kemurnian yang tinggi, bebas dari pengotor
c. Endapan yang diperoleh memiliki komposisi tertentu dan tetap
d. Endapan yang diperoleh berupa endapan kasar
e. Endapan yang diperoleh bersifat bulki
f. Endapan yang diperoleh bersifat spesifik.
Penentuan kadar Ba dalam suatu sampel dilakukan dengan cara melarutkan sampel
(BaCl2) dengan aquadest sampai larut sempurna.
Setelah sampel larut sempurna, larutan sampel dipanaskan untuk mencegah pengotor-
pengotor karena kopresipitasi. Larutan hangat tersebut kemudian ditambahkan zat pengendap ( H 2SO4
encer ) setetes demi setetes sampai mencapai kesempurnaaan pengendapan.
Ba2+ (aq) + SO42– (aq) → BaSO4 (s)
Suspensi yang diperoleh dibiarkan beberapa saat pada tempat yang panas agar diperoleh endapan kasar
dengan bentuk kristal yang sempurna, dan juga memberi kesempatan pengotor-pengotor yang teroklusi
maupun terserap larut kembali ke dalam larutan.
Setelah proses penyaringan, residu BaSO4 dicuci dengan air panas yang mengandung
H2SO4 sampai bebas klorida (Cl–). Untuk memperoleh residu BaSO4 dengan komposisi tertentu dan
tetap, residu yang telah bebas klorida tersebut dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai
diperoleh berat konstant.
Kadar Ba dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :