Anda di halaman 1dari 2

Nama : citra asmara

Nim : 612062021013

Prodi : perbankan Syariah

Kelompok : 1

MUTU PENDIDIKAN RENDAH AKAR DARI SEMUA MASALAH HIDUP

Saat ini kita sedang dihadapkan oleh permasalahan sosial di masyarakat yangtidak kunjung usai,
seperti kemiskinan, kriminalitas, kekurangan gizi, tunawisma,dan masih banyak lagi. Bahkan kini
permasalahan tersebut semakin meningkatdari tahun ke tahun. Contohnya adalah tindakan kriminalitas
di masyarakat.Akhir-akhir ini masyarakat cemas karena banyak pembegal yang mengincar mereka.
Tidak hanya motor, bahkan para pelaku begal ini tidak segan-segan mengambil nyawa pemiliknya.

Maraknya pembegalan saat ini merupakan salahsatu dari permasalahan sosial.Sebenarnya, banyak
tindakan yang telah diambil oleh pemerintah maupun para penegak hukum untuk menyelesaikannya,
seperti memberi bantuan, mengadakan razia, dan masih banyak lagi, tetapi tetap saja tidak
terselesaikan.Hal ini menciptakan sebuah pertanyaan yang muncul dari benak pikiran kita,mengapa hal
ini tidak kunjung usai? Tidak terselesaikannya masalah sosial yang ada bukan dikarenakan tidak adanya
tindakan dari pemerintah melainkan belum tersentuhnya akar permasalahan dari semua masalah
ini.Sesungguhnya akar permasalahan sosial ini adalah mutu pendidikan yang rendah.

Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia yang bisa merubah kualitas hidup mereka
menjadi lebih baik. Pendidikan juga akan membentuk manusia menjadi makhluk yang beradab dan
bermoral. Namun, kenyataanya pendidikan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat, sehingga
menimbulkan masalah-masalah sosial di masyarakat.Bukti rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bisa
dilihat dari data UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (IPM).

Indeks ini merupakan komposisi dari peringkat pencapaian suatu Negara dari berbagai bidang, seperti
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala. UNESCO menemukan bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia makin menurun dari tahun ke tahun. Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-
99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999) dari 174 negara yang ada di dunia. Hal serupa juga bisa
dilihat dari survei Political and Economic Risk Consultant (PERC). Survey ini membuktikan bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

Posisi Indonesia bahkan beradadi bawah Vietnam, Negara yang notabene lebih kecil dari Indonesia.
Ironisnya lagi, data yang dilaporkan oleh The World Economic Forum Swedia (2000), mengungkapkan
bahwa Indonesia memiliki daya saing yang terbilang rendah, yakni hanya menempati urutan ke-37 dari
57 negara-negara dunia yang telah disurvei. Bahkan Indonesia hanya berpredikat sebagai follower dalam
hal pengembangan teknologi, bukan sebagai pemimpin dari 53 negara yang ada di dunia Dampak yang
dirasakan Indonesia akibat rendahnya mutu pendidikan, salahsatunya adalah semakin meningkatnya
angka kemiskinan, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lainnya.

Rendahnya pendidikan di Indonesia membuat sebagian orang merasa kesulitan di dalam hidupnya,
sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminal, seperti pembegalan, pencurian,
perampokan, pembunuhan dan lain sebagainya. Sebenarnya, mereka sama sekali tidak ingin melakukan
tindakan itu semua, tetapi keadaanlah yang telah memaksa mereka. Jika saja mereka memperoleh
pendidikan yang lebih baik, tentu saja mereka tidak akan berbuat tindakan sekeji itu.

Mereka akan menjadi pribadi yang beradab dan memilik kemampuan yang baik dalam menghidupi diri
serta keluarganya dengan skill-skill mumpuni yang diperoleh dari pendidikan berkualitas. Berdasarkan
penjabaran-penjabaran di atas bisa disimpulkan bahwa rendahnya pendidikan merupakan akar masalah
dari meningkatnya permasalahan sosial di Indonesia saat ini. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah
dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar sumber daya manusia
Indonesia menjadi lebih beradab, bermoral, dan juga tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia
di negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai