Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Muhammadiyah

Hilalul Fitriah
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Mata kuliah : Kemuhammadiyahan
Email : hilalulfitriah15@gmail.com

Faktor objektif (kondisi sosial dan keagamaan bangsa Indonesia pada zaman
kolonial) :
A. Kristenisiasi, yakini suatu kegiatan bersifat eksternal untuk mengubah
agama asli penduduk baik muslim atau bukan menjadi kristen. Penyebaran
inilah yang menjadi tekat kuat K.H.Ahmad Dahlan untuk membentengi
umat islam.
B. Kolonialisme Belanda. Penjajahan belanda memberikan dampak yang sangat
buruk bagi perkembangan islam baik secara sosial, politik, ekonimi, dan
kebudayaan. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah upaya untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan meningkatkan kekuatan
sumber daya manusia melalui jalur Pendidikan. Politik kolonialisme dan
imperialisme Belanda yang menyebabkan perpecahan bangsa Indonesia.
1. Masa sebelum Snouck Hurgronje.
a. Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama islam
tidak memberontak.
b. Menerapkan kebijakan yang sifatnya membendung dan melakukan
perpindah agama menjadi Kristen.
c. Belanda membatasi ibadah haji karena menjadi sumber perlawanan
terhadap belanda.
2. Masa setelah Snouck Hurgronje menjadi penasehat Belanda.
a. Pengalaman Snouck Hurgronie berkunjung ke Mekkah dengan
menyamar sebagai seorang muslim bernama Abdul Ghaffar tidak
semua kegiatan pengalaman islam dihalangi tetapi didukung.
b. 3 prinsip kebijakan Snouck Hurgronie : rakyat Indonesia dibebaskan
untuk beribadah, pemerintah berupaya mempertahankan keberadaan
lembaga sosial atau aspek muamalah islam, pemerintah tidak
mentoleransi kaum muslim yang menyebarkan panislamisme
(perlawanan menentang pemerintah kolonial belanda).

Faktor subjektif (keprihatian dan kepanggilan K. H. Ahmad Dahlan terhadap umat


dan berbangsa) :
Berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman K.H.Ahmad Dahlan
terhadap Al-Quran dalam menelaah, membahas, mengkaji, kandungan isinya.
K.H.Ahmad Dahlan melaksanakan firman Allah sebagaimana telah dijelaskan
dalam kandungan surah An-Nisa ayat 82 dan surah Muhammad ayat 24 yaitu
melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian
terhadap apa yang tersirat dalam ayat. Sikap yang dilakukan K.H.Ahmad Dahlan
saat membaca surah Ali Imran ayat 104 : “dan hendaklah kamu sekalian golongan
umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
K.H.Ahmad Dahlan tergerak hatinya membangun sebuah organisasi
perkumpulan perserikatan yang teratur rapi melaksanakan misi dakwah islam amar
makruf nahi munkar.

Pengertian Muhammadiyah :
Menurut bahasa, Muhammadiyah berasal dari nama nabi Muhammad saw.
Kemudian ditambahkan “ya nisbiyah” yang berarti pengikut. Jadi secara
keseluruhan, nama Muhammadiyah berarti umat atau pengikut nabi Muhammad
saw. Sedangkan menurut istilahnya, Muhammadiyah adalah sebuah gerakan Islam
berupa dakwah Amar Makruf Nahi Munkar yang bertujuan untuk senantiasa
menjunjung tinggi Islam, selalu berakidah Islam serta agar umat manusia selalu
berperilaku dengan bersumber pada Al-Quran dan hadist sahih.

Profil K.H.Ahmad Dahlan :


Nama asli beliau Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis. Lahir
pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta dan meninggal pada 23 Februari 1928 pada
umur 54 tahun di Yogyakarta. Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia
dan putra ke 4 dari 7 bersaudara. Ayahnya bernama K.H.Abu Bakar dan ibunya
bernama Siti Aminah. K.H.Ahmad Dahlan adalah generasi ke 12 salah seorang
walisongo yang mendakwahkan islam di Gresik yang bernama Maulana malik
Ibrahim. K.H.Ahmad Dahlan menikah sebanyak 5 kali.
Pada umur 15 tahun ia pergi haji dan tinggal di Mekkah selama 5 tahun.
Beliau mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam islam,
seperti Muhammad Abduh, Al- Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika
beliau kembali pulang ke kampungnya pada tahun 1888 ia berganti nama menjadi
Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali kembali ke Mekkah dan
menetap selama 2 tahun. Pada saat itu beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad
Khatib yang merupakan guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun
1912, beliau mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman di Yogyakarta.

Pemikiran – pemikiran K.H.Ahmad Dahlan tentang islam dan umatnya :


1. K.H. Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha
membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama,
luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang
untuk kemajuan masyarakatnya.
2. Ide K.H.Ahmad Dahlan ketika menjabat khatib di masjid Agung Kesultanan
yaitu menggarisi lantai masjid besar dengan penggaris miring 241/2 derajat
ke Utara. Menurut ilmu hisab yang ia pelajari, arah kiblat tidak lurus ke
Barat sepertia arah masjid di Jawa pada umumnya,tapi miring sedikit 241/2
derajat.
3. Perjuangan K.H.Ahmad Dahlan berhasil ketika pada tahun 1920 an masjid-
masjid di Jawa Barat laut. Dan menurut catatan sejarah, Sultan sebagai
pemegang otoritas tertinggi, menerima penentuan jatuhnya hari raya idul
fitri yang pada mulanya ditetapkan oleh Kesultanan berdasarkan perhitungan
(petuang) Aboge.
4. K.H.Ahmad Dahlan membuat trobosan dan strategi dakwah : ia memasuki
perkumpulan Budi Utomo, Ahmad Dahlan berharap dapat mengajarkan
pelajaran agama disekolah-sekolah pemerintah
5. Gerakan pembaruan K.H.Ahmad Dahlan, yang berbeda dengan masyarakat
zamannya mempunyai landasan yang kuat, baik dari keilmuan maupun
keyakinan Qur’aniyyah guna meluruskan tatanan prilaku ke agamaan yang
berlandasan sumber aslinya, penafsir sesuai akal sehat.

Anda mungkin juga menyukai