Anda di halaman 1dari 154

PERACIKAN PRODUK NON-STERIL

DAN STERIL MENURUT USP 43


Kelompok 1

Fiona Changdrian 90721002


Rizka Aulia 90721011
Alya Farah 90721015
Sabrina Novita 90721030
Savira Azhara Andavia 90721044
Natasia 90721063
Herliana Febriani 90721067
Camelia 90721068
Dian Pusparini 90721074
PERACIKAN PRODUK NON-STERIL
01 Pendahuluan & Ruang Lingkup
Dokumentasi 15
Penanganan Keluhan &
14
02 Pelatihan & Evaluasi Personel
Pelaporan Kejadian Merugikan

Pengemasan &
Transportasi Produk 13
03 Higienitas Personel & Pakaian
QA & QC 12
04 Bangunan & Fasilitas
SOP 11
05 Pembersihan & Sanitasi
Penetapan BUD 10
06 Peralatan & Komponen
Pelabelan 09
07 Catatan Formula Induk
& Peracikan Inspeksi Perilisan 08
01
Pendahuluan dan Cakupan

● Bab ini menjelaskan tentang standar minimum yang harus diikuti ketika
mempersiapkan peracikan sediaan obat non steril untuk manusia dan hewan.
● Persyaratan di bab ini harus diikuti untuk mengurangi bahaya termasuk kematian
pada pasien manusia maupun hewan yang dapat berasal dari:
1. Kontaminasi mikroba yang berlebihan
2. Variablitas dari kekuatan obat yang diinginkan dari bahan-bahan yang tepat
sekitar 10% dari kekuatan pada label
3. Inkompatibilitas dari sifat fisika dan kimia
4. Kontaminasi fisika dan kimia
5. Penggunaan bahan-bahan dari kualitas yang tidak baik
01
Cakupan

Persiapan peracikan sediaan non steril harus sesuai dengan bab ini tetapi tidak terbatas
pada bentuk sediaan berikut:
● Sediaan oral padat
● Sediaan oral cair
● Sediaan rektal
● Sediaan vaginal
● Sediaan topikal (contoh: krim, gel, dan salep)
● Sediaan nasal dan sinus berupa aplikasi lokal (contoh: semprotan nasal dan irigasi
nasal)
● Sediaan untuk telinga
01
Cakupan
Praktik berikut tidak dianggap sebagai sediaan dan tidak diperlukan untuk mencapai
persyaratan pada bab ini yakni:
● Administrasi: persiapan dosis tunggal untuk satu pasien ketika administrasi akan dimulai
dalam waktu 4 jam sejak dimulainya persiapan tidak diperlukan untuk memenuhi standar
dalam bab ini
● Radiofarmasi non steril: tidak diperlukan untuk mengikuti standar pada bab ini dan
mengikuti standar dari radiofarmasi - preparasi, penyiapan, dispensing, dan pengemasan
kembali
● Rekonstitusi: rekonstitusi produk nonsteril yang diproduksi secara konvensional sesuai
dengan petunjuk yang tercantum dalam pelabelan yang disetujui produsen tidak diperlukan
untuk mengikuti standar dari bab ini
● Pengemasan kembali: pengemasan dari produk obat yang diproduksi secara konvensional
tidak diperlukan untuk mengikuti standar pada bab ini
● Pemecahan tablet: pemotongan atau penghancuran tablet ke ukuran lebih kecil tidak perlu
mengikuti standar bab ini.
01
Cakupan
Personil dan pengaturan yang dipengaruhi

Fasilitas peracikan harus menunjuk satu atau lebih individu untuk bertanggung jawab dan
akuntabel dalam kinerja dan operasi dari fasilitas dan personel untuk persiapan peracikan sediaan non
steril. Tanggung jawab dari orang yang ditunjuk termasuk tetapi tidak terbatas pada:
● Mengawasi program pelatihan untuk memastikan kompetensi personel yang terlibat dalam
peracikan, penanganan, dan penyiapan pencampuran sediaan non-steril
● Memilih komponen
● Memantau dan mengamati aktivitas peracikan dan mengambil tindakan korektif segera jika
ditemukan praktik yang kurang baik
● Memastikan bahwa prosedur operasi standar diterapkan sepenuhnya. Orang yang ditunjuk
harus memastikan bahwa tindak lanjut dilakukan jika masalah, penyimpangan, atau kesalahan
diidentifikasi
● Menetapkan, memantau, dan mendokumentasikan prosedur untuk penanganan dan
penyimpanan pencampuran sediaan non-steril dan atau komponen pencampuran sediaan non-
steril
01
Cakupan
Personil dan pengaturan yang dipengaruhi

Orang yang ditunjuk harus diidentifikasi dalam prosedur operasi standar, jika
fasilitas peracikan hanya memiliki satu orang yang bertanggung jawab untuk
semua peracikan di fasilitas, maka orang itu adalah orang yang ditunjuk.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
Sebelum memulai persiapan peracikan sediaan non steril secara mandiri, semua
personel peracikan harus menyelesaikan pelatihan dan bisa menunjukkan
profisiensi sesuai dalam prinsip dan keterampilan langsung dari manipulasi non-
steril untuk jenis peracikan yang akan mereka lakukan. Profisiensi yang harus
ditunjukkan setiap 12 bulan adalah kompetensi inti sebagai berikut:
● Kebersihan tangan
● Penggunaan pakaian
● Pembersihan dan sanitasi
● Penanganan dan pengangkutan komponen dari campuran sediaan non
steril
● Dokumentasi dari proses peracikan (contoh: catatan formulasi induk dan
catatan peracikan)
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
Langkah-langkah dalam prosedur pelatihan harus termasuk hal-hal sebagai berikut:
● Baca dan pahami bab ini, standar aplikatif lainnya, dan literatur yang relevan
lainnya
● Memahami dan menginterpretasi lembar data keselamatan dan jika berlaku,
sertifikat analisis
● Baca dan pahami prosedur yang berkaitan dengan tugas peracikannya.

Orang yang ditunjuk harus mengawasi pelatihan personel. Pelatihan dan observasi
dapat ditunjukkan oleh orang yang ditunjuk atau pelatih. Personel harus diobservasi
dan dituntun selama proses pelatihan. Personel kemudian diharapkan untuk
mengulangi prosedur secara independen, tetapi di bawah pengawasan langsung
dari orang dan/ pelatih yang ditunjuk.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
● Personel akan diijinkan untuk melakukan prosedur tanpa pengawasan
langsung hanya setelah secara mandiri menunjukkan pemahaman dan
kompetensi. Setelah menyelesaikan program pelatihan, orang dan atau pelatih
yang ditunjuk harus mendokumentasikan bahwa personel telah dilatih dan
berhasil menyelesaikan penilaian kompetensi
● Selain pelatihan dan evaluasi kompetensi awal dan tahunan yang dijelaskan
dalam bagian ini, orang yang ditunjuk harus memantau dan mengamati kegiatan
peracikan dan harus segera mengambil tindakan korektif jika ditemukan praktik
yang kurang baik. Prosedur operasi standar harus menjelaskan prosedur untuk
pemantauan dan pengamatan kegiatan peracikan dan personel
03
Higienitas Personel dan Pakaian
Personel yang memasuki ruang peracikan harus menjaga kebersihan dan mengevaluasi apakah
mempunyai potensi mengkontaminasi lingkungan dan peracikan -> Personel harus selalu
melaporkan kondisinya.

Sebelum memasuki area peracikan, personel harus melepaskan barang yang sulit dibersihkan
dan mungkin mengganggu seperti:
● Melepas pakaian luar (bandana, mantel, topi, jaket)
● Melepas aksesoris dan perhiasan tangan yang dapat mengganggu keefektifan pakaian atau
kebersihan tangan (jam tangan, cincin yg dapat merobek sarung tangan)
● Melepas earbuds atau headphones
03
Higienitas Personel dan Pakaian
Personel harus melakukan pembersihan tangan saat memasuki area peracikan.

Prosedur pembersihan tangan:


● Cuci tangan dan lengan bawah sampai siku dengan sabun dan air minimal 30 detik
● Keringkan tangan dan lengan bawah hingga siku sepenuhnya dengan handuk atau wiper
sekali pakai
● Biarkan tangan dan lengan bawah benar-benar kering sebelum mengenakan sarung tangan
Untuk meminimalkan risiko kontaminasi silang dan kontaminasi benda lain -> sarung tangan harus
dibersihkan atau diganti.

Semua sarung tangan harus diperiksa apakah ada lubang, tusukan atau sobek dan harus segera
diganti jika terdapat hal-hal tersebut.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
Persyaratan Pakaian & Sarung Tangan:
● Sarung tangan harus dipakai untuk semua kegiatan peracikan
● Pakaian lainnya seperti penutup sepatu, penutup rambut kepala dan wajah, masker wajah
dan gown harus dipakai sesuai kebutuhan
● Persyaratan pakaian dan frekuensi penggantian pakaian harus ditentukan oleh fasilitas dan
didokumentasikan dalam SOP fasilitas
● Pakaian harus disimpan pada tempat yang minim kontaminasi
● Pakaian yang terlihat kotor atau pakaian yang robek harus segera diganti
● Gown pelindung dapat digunakan kembali jika tidak kotor
● Sarung tangan, penutup sepatu, penutup rambut, penutup rambut wajah, masker wajah
atau penutup kepala tidak boleh digunakan kembali dan harus diganti dengan yang baru
● Perlengkapan non-sekali pakai seperti goggle, harus dibersihkan dan disanitasi dengan
70% isopropil alkohol sebelum digunakan kembali
04
Bangunan dan Fasilitas
4.1. Ruang Peracikan
Ruang yang digunakan harus didesain khusus untuk peracikan nonsteril.

● Tata letak harus dideskripsikan dalam SOP fasilitas


● Kegiatan lain tidak boleh dilakukan bersamaan dengan peracikan
● Harus memiliki pencahayaan yang baik
● Dipelihara dalam kondisi yang bersih, tertata, dan higienis
● Tidak mengalami kerusakan
● Tidak boleh dilapisi karpet
● Permukaan ruangan harus tahan bahan pembersih dan pensanitasi
● Peletakan alat dan bahan secara tertata untuk mencegah ketercampurbauran
● Meminimalkan kontaminasi silang dari area nonperacikan
04
Bangunan dan Fasilitas
4.2. Area Penyimpanan
● Suhu ruang penyimpanan dipantau secara manual atau otomatis sekurangnya sekali
sehari.
● Data suhu harus didokumentasikan dan mudah diakses kembali.
● Seluruh peralatan pemantauan suhu harus dikalibrasi atau diverifikasi akurasinya sesuai
rekomendasi produsen alat atau setiap 12 bulan.
● Fasilitas peracikan harus mematuhi SOP untuk mendeteksi dan mencegah penyimpangan
suhu area penyimpanan.
● Ketika suatu sediaan jadi atau komponen telah terpapar suhu di luar rentang suhu
penyimpanan, harus ditentukan apakah sediaan jadi atau komponen tersebut telah
menurun kualitasnya. Jika demikian, sediaan jadi atau komponen tersebut harus
dimusnahkan.
● Seluruh sediaan nonsteril racikan jadi, peralatan, dan wadah harus disimpan tanpa kontak
langsung dengan lantai dan sedemikian rupa sehingga kontaminasi dapat dicegah dan
memungkinkan inspeksi dan pembersihan area penyimpanan.
04
Bangunan dan Fasilitas
4.3. Sumber Air
● Sumber air panas dan dingin serta bak cuci yang mudah diakses harus tersedia.
● Bak cuci harus dikosongkan dari semua barang yang tidak berhubungan dengan peracikan.
● Bak cuci harus dibersihkan ketika tampak kotor sebelum digunakan untuk membersihkan
peralatan peracikan nonsteril.
● Sistem pemipaan harus bebas dari kecacatan yang dapat mencemari sediaan racikan.
● Air untuk mencuci peralatan: purified Water, air suling, atau air hasil reverse osmosis.
05
Pembersihan dan Sanitasi
● Pembersihan dan sanitasi permukaan area peracikan nonsteril harus dilakukan secara
berkala dengan frekuensi minimum terlampir pada Tabel 1.

● Jika peracikan tidak dilakukan setiap hari, pembersihan dan sanitasi harus dilaksanakan
sebelum peracikan dimulai.

● Pembersihan dan sanitasi harus diulang ketika terjadi tumpahan dan ketika permukaan
tampak kotor.

● Pemilihan dan penggunaan agen pembersih dan sanitasi harus mempertimbangkan


kompatibilitas, keefektifan, dan meminimalkan kemungkinan adanya residu.

● Jika pembersihan dan sanitasi dilaksanakan terpisah, pembersihan harus dilakukan terlebih
dahulu.
05
Pembersihan dan Sanitasi
Tabel 1. Frekuensi Minimum Pembersihan dan Sanitasi Permukaan Area Peracikan Nonsteril

Tempat Frekuensi Minimum

Permukaan kerja ● Pada awal dan akhir setiap sif, setiap terjadi tumpahan, dan ketika kontaminasi
permukaan diketahui atau dicurigai
● Bersihkan dan sanitasi permukaan kerja di antara peracikan sediaan nonsteril
dengan komponen berbeda

Lantai Setiap hari, setiap terjadi tumpahan, dan ketika kontaminasi permukaan (contoh:
percikan air) diketahui atau dicurigai

Dinding Setiap 3 bulan, setiap terjadi tumpahan, dan ketika kontaminasi permukaan (contoh:
percikan air) diketahui atau dicurigai

Langit-langit Ketika tampak kotor dan ketika kontaminasi permukaan diketahui atau dicurigai

Rak penyimpanan Setiap 3 bulan, setiap terjadi tumpahan, dan ketika kontaminasi permukaan (contoh:
percikan air) diketahui atau dicurigai
06
Peralatan dan Komponen
6.1. Peralatan
● Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan komponen tidak boleh bersifat reaktif,
aditif, atau sorptif, dan tidak mengubah kualitas sediaan nonsteril yang diracik.
● Peralatan sekali pakai atau satu peruntukan dapat digunakan untuk menurunkan
kemungkinan beban biologis dan kontaminasi silang.
● Peralatan harus disimpan sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan
memudahkan penggunaan, perawatan, dan pembersihannya.
● Peralatan yang digunakan dalam peracikan atau pengujian sediaan racikan harus diinspeksi
sebelum digunakan.
● Peralatan tersebut diverifikasi akurasinya sesuai rekomendasi dari produsen alat, atau
sekurangnya setiap 12 bulan, manapun yang lebih sering.
● Setelah peracikan, peralatan harus dibersihkan untuk mencegah kontaminasi silang
terhadap peracikan berikutnya.
06
Peralatan dan Komponen
6.1. Peralatan
● Penimbangan, pengukuran, atau manipulasi komponen lainnya yang dapat menghasilkan
partikel melayang di udara harus dinilai untuk menentukan apakah kegiatan tersebut harus
dilakukan dalam sistem tertutup.
● Contoh alat pemroses dengan sistem tertutup: containment ventilated enclosures (CVE),
biological safety cabinet (BSC), atau kantong sekali pakai untuk sarung tangan.
● Evaluasi proses harus dijalankan sesuai SOP fasilitas dan penilaian harus
didokumentasikan.
● Jika BSC atau CVE digunakan, peralatan tersebut harus disertifikasi setiap 12 bulan sesuai
persyaratan dari lembaga seperti Controlled Environment Testing Association (CETA), NSF
International, atau American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineers
(ASHRAE), atau regulasi lainnya dari yurisdiksi yang sesuai.
● CVE atau alat yang dapat dipakai berulang lainnya harus dibersihkan sesuai ketentuan yang
terlampir pada Tabel 2.
06
Peralatan dan Komponen
6.1. Peralatan
Tabel 2. Frekuensi Minimum Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Area Peracikan Nonsteril

Tempat Frekuensi Minimum


CVE ● Pada awal dan akhir setiap sif, setiap terjadi tumpahan, dan
ketika kontaminasi permukaan diketahui atau dicurigai
● Bersihkan dan sanitasi permukaan kerja horizontal CVE di
antara peracikan sediaan nonsteril dengan komponen
berbeda
Alat lain yang digunakan ● Sebelum penggunaan pertama dan setelahnya sesuai
dalam peracikan rekomendasi produsen alat
● Jika tidak ada rekomendasi, setelah peracikan sediaan
nonsteril dengan komponen berbeda
06
Peralatan dan Komponen
6.2. Komponen
● Fasilitas peracikan harus memiliki SOP tertulis untuk pemilihan dan pengendalian inventori
semua komponen mulai dari penerimaan hingga penggunaan dalam peracikan produk non-
steril.
● Lembar data keselamatan harus mudah diakses oleh semua personel yang bekerja dengan
bahan aktif obat (BAO) dan zat tambahan yang ada di fasilitas peracikan.
● Personel harus diberikan pelatihan tentang cara mendapatkan dan menafsirkan informasi
yang dibutuhkan.
06
Peralatan dan Komponen
6.2. Komponen
Tabel 3. Pilihan Komponen

BAO Semua Komponen selain BAO


● Harus memenuhi kriteria dalam monografi ● Harus disertai dengan CoA
USP-NF, jika ada ● Di Amerika Serikat, harus mendapatkan izin dari
● Harus memiliki Certificate of Analysis (CoA) FDA
yang mencakup spesifikasi dan ● Di luar Amerika Serikat, harus mematuhi hukum
menunjukkan bahwa BAO memenuhi dan peraturan yang berlaku
spesifikasi
● Di Amerika Serikat, harus mendapatkan izin
dari FDA
● Di luar Amerika Serikat, harus mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku
06
Peralatan dan Komponen
6.2. Komponen
Penerimaan Komponen
● Setelah menerima komponen selain produk yang diproduksi secara konvensional, CoA harus ditinjau
untuk memastikan bahwa komponen tersebut telah memenuhi kriteria penerimaan dalam
monografi USP-NF, jika ada.
● Informasi tanggal penerimaan, jumlah yang diterima, nama pemasok, nomor lot, tanggal
kadaluarsa, hasil pengujian internal dan third-party yang dilakukan harus didokumentasikan.
● Tanggal penerimaan fasilitas peracikan harus ditandai dengan jelas dan tidak dapat terhapus
pada setiap paket komponen yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa vendor.
● Untuk setiap penggunaan, lot harus diperiksa untuk bukti kerusakan dan kualitas yang tidak dapat
diterima.
● Setelah dikeluarkan dari wadah aslinya, komponen yang tidak digunakan dalam peracikan harus
dibuang dan tidak dikembalikan ke wadah aslinya.
● Komponen apa pun yang ditemukan memiliki kualitas yang tidak dapat diterima harus langsung
ditolak, dilabeli dengan jelas sebagai produk yang ditolak, dan dipisahkan dari stok aktif.
Beberapa lot lain komponen itu dari vendor tersebut harus diperiksa.
06
Peralatan dan Komponen
6.2. Komponen
Evaluasi Komponen Sebelum Digunakan
● Sebelum digunakan, personel peracikan harus memeriksa ulang semua komponen secara visual.
● Personel peracikan harus memastikan sebelum digunakan bahwa komponen tersebut memiliki
identitas yang benar dan telah disimpan dalam kondisi yang seharusnya.
● Apabila identitas, kekuatan, kemurnian, dan kualitas komponen peracikan produk non-steril tidak
dapat dipastikan kebenarannya (wadah dengan label yang rusak/tidak lengkap), komponen tersebut
harus langsung ditolak.
● Apabila tidak langsung dibuang, komponen tersebut harus dilabeli dengan jelas sebagai
komponen yang ditolak, dan dipisahkan untuk mencegah digunakan sebelum dibuang.

Penanganan Komponen
● Semua komponen harus ditangani sesuai dengan instruksi dari manufaktur atau sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
● Penanganannya harus meminimalkan risiko kontaminasi, tercampur aduk, dan terjadi kerusakan.
06
Peralatan dan Komponen
6.2. Komponen
Tumpahan dan Pembuangan Komponen
● Fasilitas harus menjaga bahaya kimia dan harus menyediakan informasi pembuangan (seperti
lembar data keselamatan) yang dapat diakses oleh personel peracikan dan harus meninjau dan
memperbarui bahaya kimia dan informasi pembuangan setiap 12 bulan.
● Fasiltas harus memiliki SOP untuk pengelolaan komponen tidak berbahaya, tumpahan, dan
pembuangan. Kegiatan ini harus didokumentasikan dan harus dilakukan tindakan perbaikan.
● Fasilitas harus memiliki kit untuk menangani tumpahan dengan kantung kit tertera pada kemasan
yang mudah diakses di dalam area peracikan.
● Semua personel yang mungkin diperlukan untuk menangani tumpahan harus menerima pelatihan
pengelolaan tumpahan bahan kimia yang digunakan dan disimpan pada fasilitas peracikan.
● Pelatihan harus dilakukan setiap 12 bulan dan didokumentasikan untuk semua personel yang
mungkin diperlukan untuk membersihkan tumpahan.
● Pembuangan komponen atau limbah harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
07
Catatan Formula Induk dan Peracikan
Catatan formulasi induk berisi prosedur detail bagaimana peracikan sediaan non steril -> harus dibuat untuk
setiap formulasi unik pada peracikan.
Catatan formulasi induk minimal harus terdapat informasi berikut:
● Nama, kekuatan/ aktivitas dan bentuk sediaan non steril
● Identitas dan jumlah semua komponen (jika perlu, karakteristik komponen yang relevan)
● Sistem penutup kontainer
● Instruksi lengkap untuk penyiapan peracikan sediaan non steril meliputi alat, bahan dan penjelasan tahap-
tahap peracikan
● Deskripsi fisik sediaan non steril final
● Beyond-use date dan persyaratan penyimpanan
● Jika perlu, perhitungan untuk penetapan jumlah dan atau konsentrasi komponen dan kekuatan bahan awal obat
● Persyaratan label
● Prosedur pengawasan mutu (uji pH, pemeriksaan visual) dan kriteria penerimaan
● Informasi lain yang dibutuhkan untuk menjelaskan proses peracikan dan keberulangan (penyesuaian pH, suhu)
07
Catatan Formula Induk dan Peracikan
Catatan peracikan mendokumentasikan peracikan setiap sediaan non steril dan harus dibuat untuk semua
peracikan sediaan non steril. Catatan peracikan minimal harus tercantum informasi berikut:
● Nama, kekuatan atau aktivitas dan bentuk sediaan
● Tanggal dan waktu preparasi
● Nomor identifikasi internal (resep, pesanan atau nomor lot)
● Metode untuk mengidentifikasi individu yang terlibat dalam proses peracikan dan memverifikasi sediaan non
steril akhir
● Nama, vendor, nomor lot dan tanggal kadaluarsa setiap komponen
● Berat atau ukuran setiap komponen
● Jumlah total persyaratan
● Beyond-use date dan persyaratan penyimpanan
● Jika perlu, perhitungan untuk menentukan dan memverifikasi jumlah dan atau konsentrasi komponen serta
kekuatan atau aktivitas bahan awal obat
● Deskripsi fisik sediaan non steril final
● Hasil prosedur pengawasan mutu (pengujian pH, pemeriksaan visual)
● Referensi catatan formulasi induk untuk peracikan sediaan non steril
08
Inspeksi Perilisan
● Inspeksi perilisan berupa pemeriksaan visual dari sediaan non steril untuk memastikan
penampilan fisik sediaan non steril dan labelnya sesuai dengan catatan
peracikan/resep/pesanan obat
● Contoh :
a. Pemeriksaan visual pada emulsi apakah ada pemisahan fasa
b. Kualitas wadah penutup = kebocoran dan keretakan wadah, segel tidak benar
● Apabila terdapat inspeksi/pengujian lain harus dirinci pada Catatan Formularium Induk dan
didokumentasikan
● Sediaan non steril cacat harus dibuang/ditandai/dipisahkan dari unit yang lolos agar tidak
dirilis
09
Pelabelan
● Setiap sediaan non-steril yang dikeluarkan harus diberi label dengan informasi identifikasi
yang memadai dan dapat dibaca untuk mencegah kesalahan selama penyimpanan,
peracikan, dan penggunaan

● Semua pelabelan harus sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

● Operasi pelabelan harus dikontrol untuk mencegah kesalahan pelabelan dan


ketercampuran sediaan non-steril.
● Pemeriksaan terakhir harus dilakukan verifikasi bahwa label yang benar telah ditempelkan
ke sediaan non-steril yang telah selesai.
09
Pelabelan
LABEL KEMASAN PRIMER LABEL SEDIAAN NON STERIL
● Nomor identifikasi internal (kode batang, resep, ● Rute administrasi
pesanan, nomor lot) ● Indikasi bahwa sediaan sudah jadi
● Komponen aktif dan jumlah, aktivitas atau ● Petunjuk penanganan khusus
konsentrasi ● Pernyataan peringatan apa pun yang berlaku
● Bentuk sediaan ● Informasi nama, alamat, dan kontak dari
● Jumlah atau volume di setiap wadah fasilitas peracikan jika sediaan non steril
● Kondisi penyimpanan jika selain suhu ruang akan dikirim ke luar fasilitas atau healthcare
● BUD system yang sudah diracik
10 10 Penetapan Beyond-Use Dates (BUD)

10.1 Terminologi Beyond-Use Dates (BUD)


● Setiap label produk non-steril ( compounded nonsterile preparations) harus menyatakan tanggal atau
jam & tanggal, yakni dimana sediaan sudah tidak dapat digunakan dan harus dibuang (contoh : BUD/
beyond use dates). BUD untuk produk non-steril perlu dilakukan perhitungan dalam istilah jam, hari atau
bulan.
● BUD dan tanggal kadaluarsa merupakan dua istilah yang berbeda. Tanggal kadaluarsa mengidentifikasi
waktu dimana produk obat konvensional, zat aktif atau senyawa tambahan dapat memenuhi syarat
kompendial pada kondisi penyimpanan tertentu. Tanggal kadaluarsa membatasi waktu penggunaan
produk.

10.2 Parameter yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan BUD


● Stabilitas sifat kimia dan fisika zat aktif serta eksipien pada sediaan
● Kompatibilitas sistem wadah-penutup pada sediaan jadi
● Degradasi pada sistem wadah-penutup yang mampu mengurangi integritas dari produk non-steril
● Potensi profilerasi mikroba dalam produk non-steril
10
10.3 Penetapan BUD pada Produk Non-Steril

Tabel 3. Maksimum BUD berdasarkan Jenis Sediaan apabila tidak terdapat pada Monografi
Kompendial

Keterangan :
- Sediaan cair dengan Aw > 0.6 (contoh: emulsi, gel, krim, larutan, suspensi)
- Sediaan non cair dengan Aw ≤ 0.6 (contoh : suppositoria, salep, minyak, wax)
- Sediaan padat (kapsul,, tablet, granul, serbuk)
10.4 Produk Non-Steril yang Butuh BUD Lebih Singkat

Jika produk non- Jika produk non-


Jika tanggal steril berasal dari steril dan Jika diketahui
kadaluarsa API produk komponen lain formulasi
memiliki waktu manufaktur dilakukan pada membutuhkan
lebih awal dari konvensional tahap preparasi BUD lebih singkat
BUD tertentu

BUD tidak boleh > BUD produk non-


BUD → Exp date dari Exp date steril akhir tidak
Diambil yang tersingkat dari boleh > sisa BUD
tersingkat produk tersingkat pada
manufaktur itu berbagai keadaan
preparasi
10.5 Perpanjangan BUD untuk Produk Non-Steril

Penyiapan dari monografi Penyiapan dengan infromasi stabilitas

Jika ada monografi penyiapan ● Nilai BUD pada tabel 3 untuk dosis
pencampuran produk non-steril → BUD aqueous dan non-aquoeus →
tidak boleh melebihi BUD spesifik yang diperpanjang hingga max 180 hari
tercantum pada monografi ● Jika terdapat informasi stabilitas baik
dari jurnal yang sudah terpublikasi/
belum → uji stabilitas API, container,
dan produk non-steril
● Produk aqueous harus diuji efektivitas
antimikroba pada setiap tahap
formulasi pada sistem container-
closure
● Uji efektivitas antimikroba dilakukan
pada konsentrasi rendah dan tinggi
dari zat aktif
11
Standar Operasional Prosedur

- SOP disediakan untuk setiap fasilitas yang digunakan


untuk penyiapan produk non steril

- Dilakukan pelatihan dan pengenalan bagi personel


yang bertanggung jawab dalam aktivitas tertentu pada
produksi → dilakukan evaluasi pemahaman dan cara
implementasi dari SOP

- Adanya SOP yang mengatur tindak lanjut dari


terjadinya masalah, deviasi, dan error
12
Penjaminan Mutu dan Pengawasan Mutu

Penjaminan Mutu/ quality assurance Pengawasan Mutu / quality control


Penjaminan mutu (QA) adalah sistem dari Pengawasan Mutu (QC) adalah meliputi
prosedur, aktivitas, dan kekeliruan yang sampling, pengujian, dan dokumentasi dari
memastikan proses pencampuran sediaan suatu hasil yang secara bersamaan dengan
dilakukan secara konsisten memenuhi standard memastikan spesifikasi yang telah ditentukan
kualitas. sebelum produk non-steril dihasilkan.

Program QA dan QC hendaknya dimuat dalam dokumen


Dokumen SOP
SOP yang menampilkan sistem: menjelaskan peran,
a. Ketaatan prosedur pekerjaan, dan
b. Pencegahan dan deteksi error dan masalah kualitas lainnya pelatihan untuk setiap
personel
c. Evaluasi dari keluhan dan kejadian tidak terduga
d. Investigasi dan tindakan koreksi yang memadai
Dokumen ditinjau ulang
setiap 12 bulan sekali
13 Pengemasan dan Transportasi Produk
Non-Steril
Pengemasan Transportasi

Harus ditetapkan SOP tentang produk non-steril, Fasilitas transportasi harus memiliki SOP
personel harus memilih dan menggunakan bahan tertulis untuk menjelaskan moda transportasi,
kemasan yang akan menjaga integritas fisik dan instruksi penanganan khusus, dan apakah
kimia dan stabilitas produk non-steril. Bahan perangkat pemantau suhu diperlukan.
kemasan harus melindungi produk non-steril dari
kerusakan, kebocoran, kontaminasi, dan
degradasi, sekaligus melindungi personel dari
paparan
14 Penanganan Keluhan dan Pelaporan
Kejadian Merugikan
Penanganan Keluhan Pelaporan Kejadian Merugikan
Orang yang bertanggungjawab harus memastikan
bahwa semua keluhan ditinjau untuk menentukan Kejadian merugikan harus dilaporkan sesuai
apakah keluhan tersebut menunjukkan sebuah
dengan SOP fasilitas dan semua undang-
masalah kualitas produk non-steril yang potensial.
undang dan peraturan yurisdiksi peraturan
Jika ya, penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab
yang berlaku. Selain itu, efek samping yang
masalah harus segera diselesaikan. Investigasi harus
mempertimbangkan apakah masalah kualitas sediaan
terkait dengan produk non-steril harus
berkaitan dengan produk non-steril yang lainnya. dilaporkan ke FDA melalui program MedWatch
Tindakan korektif, jika perlu, harus diterapkan untuk untuk obat manusia dan melalui Formulir FDA
semua produk non-steril yang berpotensi 1932a untuk obat hewan.
terpengaruh.
15
Dokumentasi
BENTUK & FUNGSI JENIS CATATAN
● Pelatihan personel, pengujian 1. Pelaksanaan proses harus
kompetensi, dan tindakan perbaikan mematuhi hukum dan
untuk setiap kegagalan regulasi yang berlaku
Tertulis ● Catatan peralatan (laporan kalibrasi, 2. Catatan harus dapat terbaca
verifikasi, dan pemeliharaan) serta terhindar dari
● Sertifikat analisis (CoA) kerusakan dan kehilangan
Elektronik ● Tanda terima komponen 3. Seluruh catatan peracikan
dokumentasi dokumentasi dokumentasi ● SOP, catatan formula induk, dan catatan harus dapat diakses dengan
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
dokumentasi dokumentasi dokumentasi peracikan mudah selama minimal 3
● Catatan inspeksi perilisan dan tahun atau sesuai dengan
pengujian hukum dan regulasi yang
Bukti kepatuhan terhadap ● Informasi terkait keluhan & kejadian berlaku
persyaratan-persyaratan merugikan termasuk tindakan perbaikan
yang berlaku dalam proses yang telah dilakukan
peracikan produk non- ● Hasil investigasi dan tindakan
steril perbaikan
PERACIKAN PRODUK STERIL
01 Pendahuluan &
Ruang Lingkup 02 Pelatihan &
Evaluasi Personel
Catatan Formula
Induk & Peracikan 11 Inspeksi Perilisan
& Pengujian 12
03 Higienitas Personel
& Pakaian 04 Pengendalian
Fasilitas & Teknik
Pelabelan 13 Penetapan BUD 14
05 Sertifikasi &
Resertifikasi 06 Pemantauan Mikrobiologi
Udara & Permukaan
Penggunaan Produk Hasil Manufaktur Secara
Konvensional sebagai Komponen 15

07 Pembersihan, Disinfeksi, & Penggunaan Senyawa


sporosidal dalam Area Peracikan
Penggunaan Produk Hasil Racikan
Steril sebagai Komponen 16 SOP 17
08 Pemasukan Barang ke dalam Kontrol Teknik
Utama dan Kontrol Teknik Sekunder
QA
& QC 18 Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan,
Pengiriman, & Transportasi Produk Steril 19
09 Peralatan, Perlengkapan,
& Komponen 10 Sterilisasi &
Depirogenasi
Dokumentasi 20 Peracikan Ekstrak
Alergenik 21
01
Pendahuluan dan Ruang Lingkup
Bab ini mendeskripsikan standar minimum yang harus diikuti ketika melakukan peracikan
sediaan obat steril manusia dan hewan.

Campuran steril didefinisikan sebagai penggabungan, pencampuran, pelarutan,


perekonstitusian, pengemasan ulang, atau sebaliknya mengubah obat atau zat obat
massal untuk membuat obat steril.

Persyaratan pada bab ini harus diikuti untuk meminimalisasi bahaya termasuk kematian
pada hewan dan manusia.

Teknik aseptik harus dilakukan ketika menyiapkan obat steril. Langkah-langkah harus
tepat untuk meminimalisasi potensi kontak dengan permukaan non steril, pengenalan
pada cairan biologis atau partikulat, dan pencampuran dengan produk sediaan steril
lainnya.
01
1.1 Ruang Lingkup

Produk steril yang dipengaruhi


Produk steril minimal yang perlu mengikuti persyaratan yang tercantum dalam di bab ini dalam
rangka menjamin sterilitasnya adalah:
• Injeksi termasuk infus
• Irigasi untuk rongga internal tubuh
• Dosis sediaan untuk mata
• Sediaan untuk inhalasi pulmonari
• Pemandian dan perendaman untuk jaringan organ makhluk hidup
• Implan
01
1.1 Ruang Lingkup

Praktik yang spefisik:

Pengemasan kembali: pengemasan kembali produk steril atau sediaan steril dari tempat asalnya ke
tempat lainnya harus dilakukan sesuai dengan persyaratan pada bab ini

Ekstrak alergenik: ekstrak alergenik berlisensi dicampur dan dilarutkan ke dalam satu set resep sediaan
untuk diberikan kepada pasien. Satu set resep adalah satu vial atau set vial yang berisi ekstrak alergen
berlisensi premix untuk imunoterapi subkutan yang diencerkan dengan pengencer yang sesuai untuk
pasien individu.
01
1.1 Ruang Lingkup

Peracikan ekstrak alergenik hanya berlaku jika:

1. Proses peracikan melibatkan transfer melalui jarum dan syringe steril dari produk alergen
steril yang diproduksi secara konvensional dan zat tambahan steril yang diproduksi secara
konvensional yang sesuai
2. Manipulasi hanya terbatas pada menembus karet sumbatan pada vial dengan jarum dan
syringe steril serta memindahkan cairan steril dalam syringe steril ke vial steril

Obat berbahaya: pencampuran obat steril yang berbahaya harus mematuhi aturan tambahan pada
obat berbahaya penanganan dalam bidang kesehatan
01
1.1 Ruang Lingkup

Bahan yang berasal dari darah dan bahan biologis lainnya: ketika aktivitas pencampuran
memerlukan manipulasi darah pasien atau bahan biologis lainnya (serum autologus),
manipulasi harus dipisahkan dengan jelas dari aktivitas peracikan lain dan peralatan yang
digunakan dalam aktivitas preparasi sediaan produk steril, manipulasi harus dikontrol dengan
prosedur operasi standar khusus untuk menghindari kontaminasi silang.

Radiofarmaka steril: pencampuran dari radiofarmasi tidak diharuskan untuk memenuhi


standar dari bab ini untuk kategori 1 dan 2 sediaan steril harus mengikuti persyaratan khusus
radiofarmasi-persiapan, peracikan, dispensing, dan pengemasan ulang <825>
01
1.1 Ruang Lingkup

Anggota dan Pengaturan yang dipengaruhi

Pada bab ini dijelaskan bahwa persyaratan minimal yang berlaku untuk semua orang yang
mempersiapkan sediaan steril dan semua tempat dimana sediaan steril dipersiapkan. Hal
ini mencakup, tapi tidak terbatas kepada, farmasis, teknisi, perawat, dokter, dokter hewan,
dokter gigi, naturopati, dan ahli tulang di seluruh tempat termasuk, tidak terbatas terhadap
rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan lainnya, situs perawatan pasien medis dan
bedah, fasilitas infus, apotek, dan atau tempat praktek dokter umum atau dokter hewan.
Fasilitas pencampuran harus dilakukan oleh satu atau lebih individu yang ditunjuk.
01
1.2 Administrasi

Administrasi merupakan aplikasi langsung dari obat steril pada seorang pasien
dengan injeksi, infus, atau lainnya dengan menyiapkan obat steril sampai ke bentuk
akhirnya.

Administrasi dari obat diluar ruang lingkup bab ini.


01
1.3 Produk Steril yang Digunakan Segera
Pencampuran sediaan produk steril untuk administrasi langsung kepada pasien tidak harus mengikuti
persyaratan untuk kategori 1 dan 2 sediaan produk steril, ketika seluruh syarat dibawah ini ditemukan:
1. Proses aseptik diikuti dan prosedur tertulis berada di tempat yang sesuai untuk menimalisasi
potensi kontak dengan permukaan non steril, pengenalan terhadap cairan biologis atau partikulat, dan
pencampuran dengan produk yang dibuat secara konvensional atau sediaan steril lainnya.
2. Preparasi harus dilakukan berdasarkan informasi yang berbasis bukti untuk kompatibilitas fisika
dan kimia obat
3. Preparasi yang termasuk tidak lebih dari 3 produk steril yang berbeda
4. Semua komponen awal yang tidak digunakan dari tempat dosis tunggal harus dibuang setelah
preparasi untuk pasien individu sudah selesai. Tempat dosis tunggal tidak boleh digunakan lebih dari 1
pasien
5. Administrasi mulai dalam waktu 4 jam setelah dimulainya preparasi. Jika administrasi belum
dimulai dalam waktu 4 jam, maka sediaan tersebut harus dibuang segera secara tepat dan aman.
6. Jika tidak diberikan oleh orang yang mempersiapkan obat tersebut atau disaksikan pemberian obatnya
oleh yang menyiapkan, maka sediaan produk steril harus diberi label dengan nama dan jumlah semua
bahan aktif, nama atau inisial dari orang yang mempersiapkan preparasi, dan periode waktu 4 jam
yang tepat di mana administrasi harus dimulai
01
1.4 Persiapan Label yang Disetujui

Menyiapkan produk steril yang diproduksi secara konvensional sesuai dengan petunjuk dalam
pelabelan yang disetujui produsen berada di luar cakupan bab ini hanya jika:

1. Produk disiapkan sebagai dosis tunggal untuk pasien individu


2. Pelabelan yang disetujui mencakup informasi pengencer, kekuatan yang dihasilkan,
sistem penutupan wadah, dan waktu penyimpanan.

Sistem kantong dan vial berhak milik:

Perkaitan dan aktivasi sistem kantong dan vial berpemilik sesuai dengan label produsen untuk
pemberian segera kepada pasien individu tidak dianggap peracikan dan dapat dilakukan di luar
lingkungan organisasi internasional untuk standardisasi (ISO) 5. Tanggal di luar penggunaan
untuk sistem kantong dan botol berpemilik tidak boleh lebih lama dari yang ditentukan dalam
pelabelan produsen
01
1.5 Kategori Produk Steril

Bab ini membedakan dua kategori produk steril, kategori 1 dan kategori 2, terutama
berdasarkan kondisi pembuatannya, kemungkinan pertumbuhan mikroba, dan jangka waktu
penggunaannya.

Produk steril kategori 1 adalah produk yang diberi tanggal pemakaian 12 jam atau kurang
pada suhu kamar terkontrol atau 24 jam atau kurang jika didinginkan jika dibuat sesuai
dengan semua persyaratan yang berlaku untuk produk steril kategori 1 dalam bab ini.

Produk steril kategori 2 adalah produk yang dapat diberi tanggal penggunaan lebih dari 12
jam pada suhu kamar terkontrol atau lebih dari 24 jam jika didinginkan jika dibuat sesuai
dengan semua persyaratan yang berlaku untuk produk steril kategori 2 dalam bab ini.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel

Orang yang ditunjuk harus mengawasi anggota yang ingin dilatih. Pelatihan dan
observasi dapat dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau pelatih yang ditugaskan.
Setiap anggota harus menyelesaikan pelatihan selama 12 bulan sesuai dengan
prinsip dan praktek steril yang memadai. Program pelatihan yang diberikan kepada
personel harus melengkapi anggota dengan pengetahuan yang sesuai dan melatih
mereka dengan keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang
ditugaskan. Pelatihan dan evaluasi dari anggota harus didokumentasikan.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.1 Pembuktian Kecakapan dalam Kompetensi Inti

Sebelum memulai persiapan peracikan sediaan steril secara mandiri, semua personel peracikan harus
menyelesaikan pelatihan dan bisa menunjukkan profisiensi sesuai dalam prinsip dan keterampilan
langsung dari manipulasi steril untuk jenis peracikan yang akan mereka lakukan. Tiap personel harus
menyelesaikan pelatihan dan dapat mendemonstrasikan pengetahuan mereka dalam prinsip dan
keahlian dalam melakukan manipulasi steril. Profisiensi yang harus ditunjukkan setiap 12 bulan adalah
kompetensi inti sebagai berikut:
● Kebersihan tangan
● Penggunaan pakaian
● Pembersihan dan sanitasi
● Kalkulasi, pengukuran, dan pencampuran
● Teknik aseptik
● Mencapai dan/atau mempertahankan sterilitas dan apigenisitas
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.1 Pembuktian Kecakapan dalam Kompetensi Inti

● Penggunaan peralatan
● Dokumentasi proses peracikan
● Prinsip efisiensi tinggi partikulat aliran udara searah (hepa filter)
dengan filter udara dalam area kelas 5 ISO
● Penggunaan yang tepat dari kontrol teknik utama
● Prinsip pergerakan material dan personel di dalam area peracikan

Semua personel peracikan harus menyelesaikan pengujian tertulis atau elektronik


setiap 12 bulan. Orang yang ditunjuk harus memastikan bahwa setiap orang yang
memasuki area peracikan steril menjaga kualitas lingkungan.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.2 Pembuktian Kompetensi dalam Berpakaian dan Higienitas Tangan

Semua personel peracikan harus diamati secara visual pada awalnya dan setiap 6 bulan saat melakukan
prosedur kebersihan tangan dan pakaian. Audit visual harus didokumentasikan dan dokumentasi
dipelihara untuk memberikan catatan kompetensi personel.

Pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang bersarung tangan mengevaluasi kompetensi peracik
dalam melakukan kebersihan tangan dan pakaian dengan benar (Kotak 1). Sebelum diperbolehkan
melakukan peracikan secara mandiri, semua peracik harus berhasil menyelesaikan dan evaluasi kompetensi
awal, termasuk observasi visual dan pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari dengan sarung tangan pada
kedua tangan, tidak kurang dari 3 kali secara terpisah. Setiap evaluasi ujung jari dan ibu jari harus dilakukan
setelah melakukan prosedur kebersihan tangan dan pakaian lengkap yang terpisah dan lengkap. Setelah
evaluasi kompetensi awal, personel peracikan harus berhasil menyelesaikan pengambilan sampel ujung jari
dan ibu jari sarung tangan setidaknya setiap 6 bulan setelah menyelesaikan uji media-fill.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.2 Pembuktian Kompetensi dalam Berpakaian dan Higienitas Tangan

Penyelesaian yang berhasil untuk pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari dengan sarung
tangan setelah pengujian pengisian media didefinisikan sebagai ≤3 CFU (total dari kedua
tangan). Tingkat tindakan untuk hasil pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang bersarung
tangan ditunjukkan pada Tabel 4.

Kegagalan ditunjukkan dengan pengamatan visual terhadap prosedur kebersihan tangan dan
pakaian yang tidak tepat dan/atau hasil pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang
menggunakan sarung tangan yang melebihi tingkat tindakan pada Tabel 4. Hasil evaluasi dan
tindakan korektif, jika terjadi kegagalan, harus didokumentasikan dan dokumentasi dipelihara
untuk memberikan catatan dan penilaian kompetensi personel jangka panjang.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.2 Pembuktian Kompetensi dalam Berpakaian dan Higienitas Tangan

Kotak 1. Prosedur pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang bersarung tangan:

● Gunakan satu perangkat pengambilan sampel per tangan yang mengandung agar
pertumbuhan mikroba umum yang dilengkapi dengan aditif penetralisir
● Beri label pada setiap alat pengambilan sampel dengan pengenal personel, apakah itu dari
tangan kanan atau kiri, serta tanggal dan waktu pengambilan sampel
● Jangan langsung mengoleskan alkohol isopropil 70% steril ke sarung tangan sebelum
menyentuh alat pengambilan sampel karena dapat menyebabkan hasil negatif palsu.
● Menggunakan alat pengambilan sampel terpisah untuk masing-masing tangan,
kumpulkan sampel dari semua jari tangan dan ibu jari yang bersarung tangan dari kedua
tangan dengan menggulung bantalan jari dan bantalan ibu jari di atas permukaan agar-
agar
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.2 Pembuktian Kompetensi dalam Berpakaian dan Higienitas Tangan

Kotak 1. Prosedur pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang bersarung tangan:

● Inkubasi alat pengambilan sampel pada suhu 30-35 selama tidak kurang dari 48 jam dan
pada suhu 20-25 selama tidak kurang dari 5 hari tambahan. simpan perangkat media
selama inkubasi untuk mencegah kondensat jatuh ke agar-agar dan mempengaruhi
keakuratan pembacaan CFU
● Catat jumlah CFU per tangan (tangan kiri, tangan kanan)
● Tentukan apakah level tindakan cfu terlampaui dengan menghitung jumlah total cfu dari
kedua tangan
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.2 Pembuktian Kompetensi dalam Berpakaian dan Higienitas Tangan

Tabel 4. Tingkat tindakan untuk pengambilan sampel ujung jari dan ibu jari yang
menggunakan sarung tangan

Pengambilan sampel ujung jari dan ibu Tingkat tindakan


jari (total jumlah CFU dari kedua tangan)

Pengambilan sampel awal setelah >0


mengenakan pakaian
Pengambilan sampel berikutnya setelah >3
pengujian pengisian media (setiap 6
bulan)
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.3. Uji Kompetensi dalam Manipulasi Aseptik
● Seluruh personel peracikan harus melakukan uji media-fill untuk menilai kemampuan
teknik steril personel (Kotak 2) di awal dan setiap 6 bulan setelahnya.
● Pengambilan sampel pada ibu jari dan ujung jari yang bersarung tangan harus
dilakukan dalam primary engineering control (PEC) dengan ISO kelas 5 setelah uji media-
fill untuk mengevaluasi kemampuan teknik aseptik peracik.
● Ketika melakukan uji media-fill, simulasikan prosedur peracikan dan kondisi pengolahan
yang paling sulit dan menantang, dengan seluruh komponen sediaan diganti dengan
media soybean-casein digest (SCD).
● Jika media steril pertumbuhan mikroba komersial digunakan, certificate of analysis
(CoA) harus diperoleh dari pemasok untuk menjamin fertilitasnya.
● Simpan media pertumbuhan mikroba sesuai dengan instruksi produsen media.
● Mulai uji media-fill sebelum tanggal kadaluarsa media.
Sumber: icsentinel.com
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.3. Uji Kompetensi dalam Manipulasi Aseptik
● Jika preparasi media steril pertumbuhan mikroba dilakukan secara internal untuk uji
media-fill steril-ke-steril, fertilitas media harus dibuktikan untuk setiap bets dan
didokumentasikan.
● Kegagalan diindikasikan oleh kekeruhan atau pertumbuhan pada media dalam satu atau
lebih unit wadah-tutup saat atau sebelum akhir periode inkubasi.
● Hasil evaluasi dan tindakan perbaikan, jika terjadi kegagalan, harus didokumentasikan
untuk penilaian jangka panjang kompetensi personel.
● Dokumentasi sekurangnya mencakup: nama orang yang dievaluasi, tanggal/waktu
evaluasi, media dan komponen yang digunakan termasuk produsennya, tanggal
kadaluarsa dan nomor lot, suhu awal tiap interval inserta identifikasi pengamat dan
orang yang membaca dan mendokumentasikan kubasi, tanggal inkubasi, hasil.
02
Pelatihan dan Evaluasi Personel
2.3. Uji Kompetensi dalam Manipulasi Aseptik

Kotak 2. Prosedur Pengujian Media-Fill

● Jika seluruh komponen awal steril, gunakan komponen untuk mensimulasikan peracikan steril-ke-
steril. Pindahkan media SCD ke dalam sistem wadah-tutup yang sama dengan yang digunakan pada
fasilitas peracikan. Jangan encerkan media lebih lanjut kecuali ditetapkan oleh produsen.
● Jika beberapa komponen sedari awal tidak steril, gunakan serbuk SCD nonsteril untuk membuat
larutan. Larutkan medium SCD nonsteril dalam air nonbakteriostatik untuk membuat larutan nonsteril
3%. Gunakan komponen untuk mensimulasikan peracikan nonsteril-ke-steril. Siapkan ≥1 wadah
sebagai kontrol positif untuk menunjukkan fertilitas media (keruh setelah inkubasi).
● Setelah simulasi peracikan selesai, inkubasikan dalam inkubator selama 7 hari pada suhu 20 – 25°C
diikuti dengan 7 hari pada 30 – 35°C.
● Kegagalan diindikasikan oleh kekeruhan atau pertumbuhan pada media dalam satu atau lebih unit
wadah-tutup saat atau sebelum 14 hari.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
● Individu yang memasuki area peracikan harus mengenakan pakaian pelindung dengan
benar dan harus menjaga higiene personal yang layak untuk meminimalkan risiko
kontaminasi lingkungan dan/atau sediaan steril racikan.
● Individu yang berisiko lebih tinggi mengontaminasi sediaan steril racikan dan lingkungan
(contoh: personel dengan ruam, tato baru, lepuhan berair, konjungtivitis, atau infeksi
respirasi aktif) harus melaporkan kondisi-kondisi tersebut kepada orang yang ditunjuk.
● Orang yang ditunjuk bertanggung jawab menilai apakah personel tersebut harus
dilarang bekerja dalam area peracikan sebelum kondisinya terselesaikan.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.1. Persiapan Personel
Sebelum memasuki area peracikan, personel harus:

● Melepas pakaian luar personal (contoh: bandana, mantel, topi, jaket, sweter, rompi).
● Menghapus semua kosmetik.
● Melepas semua perhiasan termasuk tindikan. Tutupi perhiasan yang tidak dapat dilepas.
● Tidak menggunakan earbud atau headphone.
● Tidak membawa alat elektronik yang tidak diperlukan ke dalam area peracikan.
● Menjaga kuku selalu bersih dan rapi. Produk kuku (contoh: kutek, kuku palsu, dan
ekstensi kuku) tidak boleh dipakai.
● Mengelap kacamata, jika menggunakan kacamata.

Orang yang ditunjuk dapat mengizinkan akomodasi selama kualitas sediaan steril racikan
dan lingkungan tidak terpengaruh.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.2 Higienitas Tangan

● Personel harus mencuci tangan dan lengan hingga siku dengan sabun dan air sebelum
memulai aktivitas peracikan (Kotak 3-1).
● Sikat dan pengering tangan tidak boleh digunakan.
● Sistem sabun yang tertutup (wadah yang tidak dapat diisi ulang) harus selalu tersedia.

Kotak 3-1. Prosedur Mencuci Tangan

● Bersihkan kotoran dari sela kuku di bawah air hangat mengalir


menggunakan pembersih kuku sekali pakai.
● Cuci tangan dan lengan hingga siku dengan sabun dan air
sekurangnya 30 detik.
● Keringkan tangan dan lengan hingga ke siku dengan kain lap atau
handuk serat rendah sekali pakai.
03
Higienitas Personel dan Pakaian

● Urutan mencuci tangan dan penggunaan pakaian pelindung bergantung pada peletakan
bak cuci
● Urutan penggunaan pakaian ditentukan dan didokumentasikan dalam SOP fasilitas.
● Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol sebelum mengenakan sarung tangan steril.
● Sarung tangan steril harus dikenakan dalam ruang terklasifikasi atau area peracikan
tersendiri (segregated compounding area; SCA).

Kotak 3-2. Prosedur Sanitasi Tangan


● Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol pada kulit yang kering dengan
volume produk yang digunakan sesuai petunjuk produsen.
● Gunakan produk pada satu tangan dan gosok kedua tangan bersama,
meliputi seluruh permukaan tangan dan jari-jari, hingga tangan kering.
● Biarkan tangan kering sepenuhnya sebelum memakai sarung tangan
steril.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.3. Persyaratan Pakaian
● Setiap orang yang memasuki area peracikan harus mengenakan pakaian pelindung sesuai
SOP.
● Urutan pemakaian pakaian ditentukan dan didokumentasikan dalam SOP fasilitas.
● Sarung tangan steril harus dikenakan dalam ruang terklasifikasi atau area peracikan
tersendiri.
● Kulit tidak boleh terpapar dalam PEC ISO Kelas 5.
● Pemakaian dan pelepasan pakaian pelindung tidak boleh dilakukan di ruang-ante atau area
peracikan tersendiri pada waktu yang sama.
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.3. Persyaratan Pakaian
Persyaratan pakaian pelindung minimum mencakup:

● Pakaian rendah serat dengan lengan yang terpasang pas di sekeliling pergelangan
tangan dan tertutup pada leher (contoh: gaun atau coverall)
● Penutup rendah serat, sekali pakai untuk sepatu
● Penutup rendah serat, sekali pakai untuk kepala yang menutupi kepala dan telinga, dan
jika berlaku, penutup sekali pakai untuk rambut wajah
● Masker pelindung wajah
● Sarung tangan steril bebas serbuk
● Jika menggunakan Restricted Access Barrier Systems (RABS), seperti Compounding
Aseptic Isolator (CAI) atau Compounding Aseptic Containment Isolator (CACI), sarung
tangan sekali pakai harus dikenakan dalam sarung tangan yang terpasang ke lengan
RABS. Sarung tangan steril harus dikenakan di atas sarung tangan yang terpasang ke
lengan RABS
CAI CACI Cara meracik dalam RABS
Sumber: laboratory-equipment.com Sumber: escolifesciences.eu Sumber: ansell.com

Compounding Aseptic Isolators (CAI) Compounding Aseptic Containment Isolators (CACI)

Berfungsi melindungi produk Berfungsi melindungi produk dan personel

Tekanan di dalam alat (+) “Containment” → tekanan negatif

Untuk obat berbahaya seperti sitostatika

(https://www.eocone.com/services/pharmacy/cai-and-caci-isolators)
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.3. Persyaratan Pakaian
● Pakaian pelindung harus segera diganti jika tampak kotor atau integritasnya
terganggu.
● Gaun dan pakaian lainnya harus disimpan sedemikian rupa untuk meminimalkan
kontaminasi.
● Ketika personel keluar dari ruang peracikan, pakaian pelindung kecuali gaun tidak
boleh digunakan kembali dan harus dibuang.
● Gaun dapat digunakan kembali dalam shift yang sama jika gaun disimpan dalam ruang
terklasifikasi atau di dalam area peracikan tersendiri.
● Jika meracik obat berbahaya (hazardous drugs; HD), alat pelindung diri (APD) yang
sesuai harus dikenakan dan dibuang sesuai dengan peraturan yang berlaku
03
Higienitas Personel dan Pakaian
3.3. Persyaratan Pakaian
Sarung Tangan

● Sarung tangan harus steril dan bebas serbuk.


● Penggunaan isopropil alkohol 70% steril pada sarung tangan harus dilakukan secara
teratur selama proses peracikan dan ketika permukaan nonsteril (contoh: vial, meja,
kursi, atau troli) disentuh.
● Sarung tangan harus diganti segera jika berlubang/robek.
● Lengan dan sarung tangan RABS serta lengan dan sarung tangan isolator farmasetik harus
diganti dengan frekuensi sesuai rekomendasi produsen alat dan sebagaimana
didefinisikan dalam SOP fasilitas.
04
Pengendalian Fasilitas dan Teknik
● Kualitas udara yang diperlukan fasilitas peracikan steril harus dicapai dan dipelihara
melalui PEC dan secondary engineering control (SEC).
● Ruang-ante, ruang antara, dan area peracikan tersendiri harus dipisah dari area yang
tidak berhubungan langsung dengan peracikan.
● Desain fasilitas harus mempertimbangkan:
o Jumlah operasi yang dilaksanakan
o Peralatan
o Perbekalan
o Komponen
o Personel dalam ruang peracikan (dan area bersebelahan)
o Kerumitan prosedur peracikan
04
4.1 Perlindungan dari Kontaminan Udara
Standar Kualitas Udara

Tabel 5. Klasifikasi ISO untuk Bahan Partikulat dalam Udara Ruangan


Kelas ISO Jumlah partikel* /m3

3 35,2

4 352

5 3520

6 35.200

7 352.000

8 3.520.000

*Batas jumlah partikel ≥ 0,5 μm diukur pada kondisi operasi dinamis.


04
4.1 Perlindungan dari Kontaminan Udara
Persyaratan Desain untuk Memelihara Kualitas Udara

Area terklasifikasi di mana kualitas udara dikontrol (Tabel 5) mencakup ruang-ante, ruang
antara, dan PEC.

● Ruang-ante yang terhubung ke ruang antara tekanan positif harus memenuhi


sekurangnya ISO Kelas 8. Ruang-ante yang terhubung ke ruang antara tekanan negatif
harus memenuhi sekurangnya ISO Kelas 7. Umumnya, kegiatan yang berpotensi
menghasilkan kadar partikulat tinggi (higiene tangan, penggunaan pakaian, persiapan
komponen, dll.) dilakukan di ruang-ante.
● Ruang antara harus memenuhi sekurangnya kualitas udara ISO Kelas 7.
● Sediaan steril racikan Kategori 1 dan Kategori 2 harus diracik dalam PEC ISO Kelas 5 atau
lebih tinggi.
● Jika meracik hanya sediaan steril Kategori 1, PEC dapat diletakkan dalam area
peracikan tersendiri yang tidak terklasifikasi.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
● Desain fasilitas peracikan steril harus meminimalkan kontaminasi udara
● Fasilitas peracikan steril harus dirancang dan dikendalikan untuk menyediakan lingkungan kerja
yang cukup terang dan nyaman
● Ruang bersih harus dijaga pada suhu ≤20 °C dan kelembaban relatif <60%, suhu dan
kelembaban harus dipantau di setiap ruang bersih setiap hari dilakukan peracikan
● Hasil pembacaan suhu dan kelembaban harus didokumentasikan setidaknya 1x sehari
● Suhu dan kelembaban di ruang bersih harus dikontrol melalui pemanas, ventilasi, dan pendingin
udara (sistem HVAC).
● Free-standing Humidifier/dehumidifier dan AC tidak boleh digunakan di dalam area yang
terklasifikasi atau di dalam perimeter SCA.
● Alat pemantau suhu dan kelembaban harus diverifikasi keakuratannya setidaknya setiap 12
bulan atau seperti yang dipersyaratkan oleh manufaktur.
● Orang yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap area persiapan
peracikan produk steril memenuhi standar kualitas udara yang diklasifikasikan sesuai untuk
kegiatan yang akan dilakukan di area tersebut, juga harus memastikan area ISO Kelas 5 terletak,
dioperasikan, dipelihara, dipantau, dan disertifikasi memiliki kualitas udara yang sesuai.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Jenis Secondary Engineering Control (SEC) dan Desain

● PEC harus ditempatkan di ruang penyangga ruang bersih atau Segregated Compounding Area
(SCA) dengan meminimalkan kondisi yang dapat meningkatkan risiko kontaminasi mikroba
● Akses ke SEC harus dibatasi untuk personel yang berwenang dan bahan yang diperlukan
● Ruang bersih: ruang-ante dan ruang penyangga yang diklasifikasikan ISO harus dipisahkan dari
area sekitar fasilitas yang tidak terklasifikasi dengan dinding dan pintu tetap, dan harus ada
kontrol untuk meminimalkan aliran udara berkualitas rendah ke area yang lebih terkontrol
● Udara yang dipasok ke ruang bersih harus dimasukkan melalui HEPA filter yang terletak di
langit-langit ruang penyangga dan ruang-ante
● Pengembalian udara di ruang bersih harus rendah di dinding kecuali jika visual menunjukkan
tidak adanya aliran udara yang stagnan di mana partikulat akan terakusmoke study mulasi.
● Smoke study dan pemantauan lingkungan harus diulang setiap kali terjadi perubahan
penempatan peralatan di dalam ruangan atau perubahan-perubahan lain yang dilakukan di
dalam ruang bersih yang mempengaruhi kualitas udara
● Ruang yang terklasifikasi harus dilengkapi dengan sistem pemantauan perbedaan tekanan
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Jenis Secondary Engineering Control (SEC) dan Desain

● Ruang-ante harus memiliki garis demarkasi untuk memisahkan sisi bersih dari sisi kotor.
● Sebagai alternatif, fasilitas dapat dirancang dengan dua ruang-ante yang terpisah, ruang-ante
yang bersih dan ruang-ante yang kotor.
● Ruang-ante masuk melalui sisi/ruangan kotor, dan sisi/ruangan bersih adalah area yang paling
dekat dengan ruang penyangga.
● Pakaian pelindung diri harus dikenakan sebelum memasuki sisi/ruangan bersih dari ruang-ante.
● Pentingnya mengontrol bahan saat mereka berpindah dari area yang diklasifikasikan dengan
kualitas lebih rendah ke kualitas yang lebih tinggi untuk meminimalkan masuknya kontaminan.
● Airlock dan interlocking door dapat digunakan untuk memfasilitasi kontrol keseimbangan udara
yang lebih baik antara area dengan klasifikasi ISO yang berbeda, atau antara area yang
diklasifikasi dan area yang tidak diklasifikasi dan area yang tidak diklasifikasikan.
● Jika pass-through digunakan, kedua pintu tidak boleh dibuka secara bersamaan, dan pintu harus
interlocking.
● Penting untuk mendefinisikan secara hati-hati dan mengontrol interaksi dinamis yang diizinkan
antararea dan ruangan peracikan steril.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Jenis Secondary Engineering Control (SEC) dan Desain

● Pertimbangkan penempatan penutup pintu, permukaan pintu, dan pergerakan pintu, semuanya
yang dapat mempengaruhi aliran udara.
● Seal dan sweep tidak boleh dipasang di pintu antara penyangga dan ruang-ante.
● Pintu akses harus hands-free.
● Tacky mat tidak boleh ditempatkan di dalam area yang diklasifikasikan ISO.
● Segregated Compounding Area (SCA): jenis desain di mana sebuah PEC dapat ditempatkan di
dalam area yang tidak terklasifikasi, tanpa ruang-ante atau ruang penyangga. Hanya peracikan
produk steril Kategori 1 yang dapat digabungkan dalam SCA. SCA harus ditempatkan jauh dari
jendela yang tidak tertutup, pintu yang terhubung ke luar, dan arus lalu lintas, yang semuanya
dapat mempengaruhi kualitas udara di PEC. SCA tidak boleh ditempatkan di mana pengendalian
lingkungan teruji dapat berdampak negatif terhadap kualitas udara PEC di dalam SCA. Dampak
kegiatan perawatan pasien yang akan dilakukan di sekitar SCA harus dipertimbangkan dengan
hati-hati saat merancang area tersebut. Batas yang terlihat harus menetapkan batas-batas SCA.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Lingkungan Peracikan Produk Steril

● PEC harus disertifikasi untuk memenuhi ISO Kelas 5 atau kondisi yang lebih baik selama kondisi
operasi dinamis dan harus dirancang untuk mencegah terjadinya kontaminasi selama
peracikan produk steril.
● Aliran udara searah harus dipertahankan di PEC.
● Udara yang disaring HEPA filter harus disuplai oleh PEC pada kecepatan yang cukup untuk
menyapu partikel menjauh dari lokasi kritis dan mempertahankan aliran udara searah selama
pelaksanaan.
● Desain yang tepat, kontrol, dan penggunaan turbulensi yang minimal dan penciptaan pusaran
atau udara stagnan di PEC.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Jenis PEC dan Penempatannya

Penempatan PEC yang tepat penting untuk memastikan lingkungan ISO Kelas 5 untuk menyiapkan
produk steril. Penempatan PEC harus memungkinkan pembersihan di sekitar PEC.

Tipe PEC Tipe Perangkat Penempatan untuk Peracikan Penempatan untuk Peracikan
Produk Steril Kategori 1 Produk Steril Kategori 2

LAFS (Sistem laminar airflow) LAFW SCA tidak terklasifikasi Ruang penyangga tekanan
positif dengan ISO Kelas 7 dan
IVLFZ N/Ab ante- room tekanan positif
dengan ISO Kelas 8
BSC SCA tidak terklasifikasi

RABS (Restricted-access CAI atau CACI SCA tidak terklasifikasi Ruang penyangga tekanan
Barrier System) positif dengan ISO Kelas 7 dan
ante- room tekanan positif
dengan ISO Kelas 8

Pharmaceutical isolator Pharmaceutical isolator SCA tidak terklasifikasi Ruang tekanan positif dengan
ISO Kelas 8
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Jenis PEC dan Penempatannya

● Jika selungkup robotik digunakan sebagai PEC, uji pola asap aliran udara dinamis harus
dilakukan pada awalnya dan setiap 6 bulan setelahnya untuk memastikan terintegrasi dengan
benar ke dalam fasilitas, tidak ada turbulensi atau refluks di lokasi kritis mana pun, udara
ruangan tidak masuk ke PEC di mana produk dan/atau preparat steril dapat terpapar, dan
bahwa semua proses dapat dilakukan tanpa menimbulkan kontaminasi ke DCA.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Persyaratan Pertukaran Udara

● Untuk ruang bersih, aliran udara berfilter HEPA yang memadai ke ruang penyangga dan ruang-
ante diperlukan untuk mempertahankan klasifikasi ISO yang sesuai selama pelaksanaan peracikan.
● Aliran udara diukur dalam hal jumlah perubahan udara per jam (ACPH). ACPH mungkin perlu
lebih tinggi untuk mempertahankan klasifikasi ISO dan keadaan kontrol mikroba yang diperlukan
tergantung pada faktor-faktor berikut:
• Jumlah personel yang diizinkan untuk bekerja di area tersebut
• Jumlah partikulat yang mungkin dihasilkan dari aktivitas dan proses di area tersebut
• Peralatan yang terletak di dalam ruangan
• Tekanan ruangan
• Efek suhu
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Persyaratan ACPH untuk Area Peracikan Steril Non-HD

Area Peracikan Persyaratan ACPH

SCA tidak terklasifikasi Tidak ada persyaratan

Ruang dengan ISO Kelas 7 ≥30 ACPH

Ruang dengan ISO Kelas 8 ≥20 ACPH

Menentukan dan Memelihara Tekanan Diferensial

● Tekanan positif diferensial kontinu diperlukan untuk meminimalkan aliran udara dari area dengan
klasifikasi kualitas udara yang lebih rendah ke area dengan klasifikasi kualitas udara yang lebih
tinggi.
● Dalam ruang bersih, tekanan positif diferensial minimum kolom air 0,020 inci diperlukan antara
setiap area yang diklasifikasikan ISO.
● Perbedaan tekanan antara ruang-ante dan area tidak terklasifikasi tidak boleh kurang dari
0,020 inci kolom air.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Menentukan dan Memelihara Tekanan Diferensial

● Tidak diperlukan perbedaan tekanan antara SCA dan area sekitarnya.


● Di mana perbedaan tekanan diperlukan, perangkat pemantau perbedaan tekanan harus
digunakan untuk terus memantau perbedaan tekanan.
● Hasil kuantitatif dari alat pemantau tekanan harus ditinjau dan didokumentasikan setidaknya
setiap hari pada hari-hari ketika peracikan dilaksanakan.

Fasilitas untuk Menyiapkan Produk Steril dari Bahan atau Komponen Awal Non-steril
● Menimbang, mengukur, atau memanipulasi komponen dapat menghasilkan partikel kimia di
udara.
● Jika menyiapkan produk steril Kategori 2 dari komponen non-steril, prosedur pra sterilisasi,
seperti penimbangan dan pencampuran, harus diselesaikan tidak lebih buruk dari lingkungan
ISO Kelas 8.
● Prosedur pra sterilisasi harus dilakukan dalam kantong sarung tangan penyimpanan sekali
pakai, containment ventilated enclosure (CVE), BSC, atau CACI untuk meminimalkan risiko
kontaminasi udara.
04
4.2 Desain Fasilitas dan Pengendalian Lingkungan
Menentukan dan Memelihara Tekanan Diferensial

● CVE, BSC, atau CACI yang digunakan untuk prosedur pra sterilisasi harus disertifikasi setidaknya
setiap 6 bulan.
● Prosedur pra sterilisasi tidak boleh berdampak buruk terhadap kualitas udara yang
dipersyaratkan SEC seperti yang ditunjukkan selama sertifikasi dalam kondisi operasi yang
dinamis.
● Personel harus mengikuti persyaratan kebersihan dan pakaian selama pelaksanaan prosedur
pra sterilisasi.
04
4.3 Pembuatan Area yang Dapat Mencapai Kondisi
Mudah Dibersihkan
● Permukaan langit-langit, dinding, lantai, pintu, kusen pintu, perlengkapan, rak, permukaan
kerja, konter dan lemari di area terklasifikasi harus halus, kedap air, bebas dari retakan
dan tidak mudah mengelupas
● Permukaan harus tahan terhadap kerusakan akibat bahan pembersih
● Persimpangan antara langit-langit dan dinding & antara dinding dan lantai harus disegel
● Dinding harus terbuat dari bahan yang tahan lama -> dicat dengan bahan tahan lama
seperti epoksi atau heavy-gauge polymer.
● Panel harus disatukan dan disegel satu sama lain.
● Persimpangan antara lantai dan dinding harus didempul.
● Area harus meminimalkan overhang pengumpul debu seperti pipa utilitas dan tepian
seperti kusen jendela.
● Permukaan lensa eksterior perlengkapan lampu langit-langit harus halus, dipasang rata
dan disegel.
● Penetrasi lain melalui langit-langit atau dinding juga harus disegel.
04
4.4 Sumber Air
● Wastafel harus memungkinkan penggunaan handsfree.
● Permukaan wastafel harus dibersihkan dan didesinfeksi setidaknya setiap hari dan
agen sporosidal harus diterapkan setidaknya setiap bulan.
● Jika peracikan tidak dilakukan setiap hari, pembersihan dan desinfeksi bak cuci harus
diselesaikan sebelum memulai peracikan.
● Wastafel yang digunakan untuk higienitas tangan dapat ditempatkan di dalam atau di luar
ruang depan.
● Urutan cuci tangan dan ganti pakaian tergantung pada penempatan wastafel.
● Ruang penyangga tidak boleh berisi sumber air yang mengalir.
● Ruang depan tidak boleh berisi saluran pembuangan air.
● Dalam fasilitas dengan desain SCA, wastafel harus dapat diakses, terletak setidaknya 1
meter dari PEC.
● Wastafel tidak boleh terletak di dalam perimeter SCA.
04
4.5 Penempatan dan Pemindahan Barang
● Hanya furniture, peralatan, dan bahan lain ● Hanya peralatan yang diperlukan untuk
yang diperlukan untuk peracikan yang melakukan aktivitas peracikan yang
diizinkan di area terklasifikasi atau SCA diizinkan di PEC.
● Jumlah, desain, lokasi, dan cara ● Penempatan peralatan di PEC harus
pemasangannya tidak boleh diverifikasi dengan uji pola asap aliran
mempengaruhi kualitas udara lingkungan. udara dinamis -> harus diulang jika
● Karton pengiriman tidak diperbolehkan di ditempatkan di lokasi yang berbeda.
SCA. ● Peralatan dan item lain di SCA tidak boleh
● Gerobak pengangkut harus dibuat dari dipindahkan kecuali untuk kalibrasi,
bahan tidak berpori dengan kastor dan servis, pembersihan, atau aktivitas
roda yang mudah dibersihkan pemeliharaan lain -> sebelum
● Gerobak tidak boleh dipindahkan dari sisi dikembalikan ke SCA harus dibersihkan
kotor ke sisi bersih ruang depan kecuali dan diseka dengan IPA 70% steril atau
seluruh gerobak termasuk kastor telah desinfektan yang sesuai
dibersihkan dan didesinfeksi.
05
5 Sertifikasi dan Resertifikasi
● Sebelum area peracikan digunakan untuk meracik sediaan steril kategori 1 atau kategori 2 ->
harus disertifikasi menggunakan panduan sertifikasi Controlled Environment Testing
Association (CETA) atau pedoman yang setara.
● Sertifikasi menunjukkan bahwa area peracikan memenuhi spesifikasi desain dan kualitas
udaranya -> penekanan khusus pada sertifikasi area ISO Kelas 5.
● Sertifikasi area terklasifikasi termasuk PEC harus dilakukan terlebih dahulu -> resertifikasi
setiap 6 bulan
● Sertifikasi ulang dilakukan jika ada perubahan pada area tersebut

Catatan sertifikasi Rencana tindakan Hasil tindakan


dan sertifikasi korektif harus korektif harus
ulang harus diimplementasikan dan ditinjau ulang
ditinjau didokumentasikan
05
Resertifikasi
Pengujian Aliran Udara Pengujian Integritas Filter
HEPA
Untuk menentukan
1 2 penerimaan kecepatan Uji kebocoran di pabrik dan uji
dan volume udara, ulang setelah pemasangan
tingkat pertukaran udara
dan perbedaan tekanan
ruangan

3 4 Pengujian jumlah Uji pola asap aliran udara


partikel total dinamis
Dilakukan dalam kondisi Dilakukan untuk setiap PEC
operasi dinamis selama kondisi operasi
menggunakan peralatan dinamis untuk menunjukkan
elektronik yang terkalibrasi. aliran udara searah.
05
5.1 Pengambilan Sampel Partikel Udara Total
● Pemantauan partikel udara total harus diterapkan untuk mengukur kinerja kontrol teknik
yang digunakan dalam rangka memberikan tingkat kebersihan udara yang ditentukan.
● Pengujian jumlah partikel total di udara harus dilakukan di semua area yang terklasifikasi
selama kondisi operasi dinamis setidaknya setiap 6 bulan.
● Lokasi pengambilan sampel partikel total di udara harus dipilih di semua area yang
terklasifikasi.
● Pengukuran total partikel di udara harus dilakukan di setiap PEC yang memiliki risiko
terbesar terhadap peracikan sediaan steril, wadah, dan penutup yang terpapar.
● Semua lokasi pengambilan sampel dan prosedur harus dijelaskan dalam SOP fasilitas.
Pengukuran total partikel udara di area yang diklasifikasi lainnya, termasuk ruang penyangga
dan ruang depan harus dilakukan di lokasi yang representatif mencerminkan kualitas udara
di dalam ruangan.
● Jika selama pengambilan sampel, udara total melebihi kriteria maka penyebabnya harus
diselidiki dan tindakan korektif perlu diambil dan didokumentasikan.
06
6 Pemantauan Mikrobiologi Udara dan Permukaan

Memberikan informasi tentang Fasilitas peracikan steril harus


kualitas lingkungan peracikan. menerapkan prosedur tertulis

Mengidentifikasi tren kualitas lingkungan Semua prosedur, hasil pengujian, dan


dari waktu ke waktu, rute kontaminasi tindakan korektif harus
yang potensial dan penerapan tindakan didokumentasikan -> tanggapan
korektif untuk meminimalkan risiko terhadap tindakan korektif harus ditinjau
kontaminasi. ulang
06
6.1 Persyaratan Pemantauan Umum
● Program pemantauan udara dan permukaan mikrobiologis harus mencakup pengambilan
sampel partikel udara volumetrik dan pengambilan sampel permukaan.
● Tujuan dari program tersebut adalah untuk menentukan apakah ada kontaminasi pada
tingkat yang tidak dapat diterima dan untuk menilai apakah praktik personel yang tepat
diikuti, bahan pembersih dan desinfektan efektif dan kualitas lingkungan dipertahankan.
● Program pemantauan udara dan permukaan mikrobiologis melibatkan pengumpulan dan
evaluasi sampel dari berbagai lokasi udara dan permukaan.
● Data dari pengambilan sampel tersebut digunakan untuk menilai risiko kontaminasi, rute
potensial kontaminasi, dan prosedur pembersihan dan desinfektan.
● Tinjauan rutin terhadap data pengambilan sampel harus dilakukan untuk mendeteksi tren dan
hasil tinjauan harus didokumentasikan.
● Hasil dari pengambilan sampel udara dan permukaan mikrobiologis harus ditinjau bersama
dengan data personel (catatan pelatihan, pengamatan visual, penilaian kompetensi)
● Tindakan korektif diperlukan jika ada penyimpangan dan data juga harus ditinjau setelah
tindakan korektif untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil telah efektif.
06
6.1 Persyaratan Pemantauan Umum
● Pemantauan udara dan permukaan mikrobiologis di awal untuk menetapkan tingkat dasar kualitas lingkungan ->
setelah pengambilan sampel awal, tempat peracikan steril harus dipantau. Pengambilan sampel harus dilakukan
dalam keadaan berikut:
➢ Sehubungan dengan sertifikasi fasilitas dan peralatan baru
➢ Setelah servis fasilitas atau peralatan
➢ Menanggapi masalah yang diidentifikasi
➢ Menanggapi tren yang teridentifikasi (pertumbuhan positif dalam uji sterilitas sediaan steril)
➢ Menanggapi perubahan yang dapat berdampak pada lingkungan peracikan steril
● Program pemantauan udara dan permukaan mikrobiologi harus dijelaskan dengan jelas dalam SOP fasilitas
● Waktu dan lokasi pengambilan sampel harus dipilih berdasarkan kemungkinan risiko kontaminasi tertinggi dan
representatif di seluruh area.
● Pengambilan sampel udara harus dilakukan selama kondisi operasi dinamis dan pengambilan sampel permukaan
harus dilakukan pada akhir aktivitas peracikan shift, tetapi sebelum area tersebut dibersihkan dan didesinfeksi.
● Personel harus dilatih dalam mengoperasikan peralatan pengambilan sampel udara dan permukaan agar pengambilan
sampel akurat dan reprodusibel.
● Semua perangkat pengambilan sampel udara aktif harus diservis dan dikalibrasi seperti yang direkomendasikan.
06
6.2 Pemantauan Kualitas Udara terhadap Partikel
Udara Viabel
Prosedur Sampling Udara Aktif
● Ikuti petunjuk produsen untuk pengoperasian perangkat pengambilan sampel udara aktif, termasuk
penempatan media
● Menggunakan perangkat pengambilan sampel, pengujian setidaknya 1 meter kubik atau 1000 liter udara
dari setiap lokasi pengambilan sampel
● Di akhir pengambilan sampel, ambil perangkat media dan tutupi.
● Media dibalik dan diinkubasi pada suhu 30°–35°C tidak kurang dari 48 jam. Perhatikan pertumbuhannya.
Catat jumlah total koloni pada setiap perangkat media sebagai cfu per meter kubik udara pada formulir
pengambilan sampel lingkungan berdasarkan jenis, lokasi dan tanggal sampel.
● Kemudian media diinkubasi pada suhu 20°–25°C selama tidak kurang dari 5 hari. Periksa pertumbuhan
dan catat jumlah total koloni diskrit mikroorganisme pada setiap perangkat media sebagai cfu per meter
kubik udara pada pengambilan sampel lingkungan dari basis pada jenis sampel (yaitu udara viabel), lokasi
sampel dan tanggal sampel
06
6.2 Pemantauan Kualitas Udara terhadap Partikel
Udara Viabel
Prosedur Sampling Udara Aktif
● Sebagai alternatif, untuk mempersingkat masa inkubasi secara keseluruhan, dua sampel dapat dikumpulkan
untuk setiap lokasi sampel dan diinkubasi secara bersamaan
- Kedua sampel dapat berupa TSA atau satu sampel TSA dan media jamur lainnya (MEA atau SDA)
- Inkubasi setiap sampel dalam inkubator terpisah. Inkubasi satu sampel pada 30°– 35°C selama tidak
kurang dari 48 jam, dan inkubasi sampel lainnya pada suhu 20°–25°C selama tidak kurang dari 5
hari
● Jika media jamur digunakan sebagai salah satu sampel, inkubasi sampel media jamur pada
suhu 20°–25°C tidak kurang dari 5 hari
- Hitung jumlah total koloni mikroorganisme terpisah pada setiap sampel, dan catat hasilnya sebagai
cfu per meter kubik
- Catat hasil pengambilan sampel pada formulir pengambilan sampel lingkungan berdasarkan jenis,
lokasi dan tanggal sampel
06
6.2 Pemantauan Kualitas Udara terhadap Partikel
Udara Viabel
Evaluasi Data dan Level Tindakan
● Evaluasi jumlah cfu terhadap tingkat tindakan pada Tabel 6.
● Jika tingkat yang diukur selama pengambilan sampel permukaan melebihi tingkat pada Tabel 6,
penyebabnya harus diselidiki dan tindakan korektif harus diambil. Kemudian dilakukan
identifikasi mikroorganisme yang ditemukan sampai ke tingkat genus

Tabel 6. Action Level for Viable Airbone Particle Air Sampling

Air Sampling Action Levels


ISO Class
(cfu per cubic meter (1000 liters) of air per plate)
5 >1
7 > 10
8 > 100
06
6.3 Pemantauan Permukaan terhadap Partikel Viabel

Sampling Permukaan - Waktu dan Lokasi


● Pengambilan sampel permukaan dari semua area terklasifikasi dan ruang yang
menghubungkan ke area terklasifikasi untuk kontaminasi mikroba harus dilakukan setidaknya
setiap bulan.
● Setiap area harus diambil sampelnya, termasuk:
- Bagian dalam PEC dan peralatan yang ada di dalamnya
- Area kerja di dekat PEC
- Permukaan yang sering disentuh
● Ketika dilakukan, pengambilan sampel permukaan harus dilakukan pada akhir kegiatan atau
shift peracikan, tetapi sebelumnya area tersebut harus dibersihkan dan didesinfeksi.
06
6.3 Pemantauan Permukaan terhadap Partikel Viabel

Prosedur Sampling pada Permukaan


● Lepaskan penutup dari perangkat sampling permukaan. Menggunakan gerakan memutar, tekan
dengan kuat permukaan media ke permukaan yang akan diambil sampelnya. Perangkat pengambilan
sampel permukaan akan meninggalkan residu media pertumbuhan di lokasi sampel. Setelah
pengambilan sampel, hilangkan residu dari permukaan menggunakan isopropil alkohol 70% steril.
● Tutupi setiap perangkat pengambilan sampel permukaan. Simpan perangkat media selama inkubasi
untuk mencegah kondensat jatuh ke agar-agar dan mempengaruhi keakuratan pembacaan cfu (misalnya,
pelat terbalik).
● Inkubasikan perangkat pada 30°–35°C selama tidak kurang dari 48 jam. Perhatikan pertumbuhannya.
Catat jumlah total koloni mikroorganisme sebagai cfu per sampel pada formulir pengambilan sampel
lingkungan berdasarkan jenis, lokasi dan dan tanggal sampel.
● Inkubasi perangkat pada suhu 20°–25°C selama tidak kurang dari 5 hari. Periksa pertumbuhan dan
catat jumlah total koloni mikroorganisme sebagai cfu per sampel pada formulir pengambilan sampel
lingkungan berdasarkan jenis, lokasi dan dan tanggal sampel.
06
6.3 Pemantauan Permukaan terhadap Partikel Viabel

Prosedur Sampling pada Permukaan


● Sebagai alternatif, untuk mempersingkat masa inkubasi secara keseluruhan, dua sampel dapat
dikumpulkan untuk setiap lokasi sampel dan diinkubasi secara bersamaan.
- Kedua sampel dapat berupa TSA atau satu sampel TSA dan media jamur lainnya (MEA atau
SDA).
- Inkubasi setiap sampel dalam inkubator terpisah. Inkubasi satu sampel pada 30°– 35°C selama
tidak kurang dari 48 jam, dan inkubasi sampel lainnya pada suhu 20°–25°C selama tidak kurang
dari 5 hari.
● Jika media jamur digunakan sebagai salah satu sampel, inkubasi sampel media jamur
pada suhu 20°–25°C tidak kurang dari 5 hari.
- Hitung jumlah total koloni mikroorganisme terpisah pada setiap sampel, dan catat hasilnya
sebagai cfu per sampel.
- Catat hasil pengambilan sampel pada formulir pengambilan sampel lingkungan berdasarkan
jenis, lokasi dan tanggal sampel.
06
6.3 Pemantauan Permukaan terhadap Partikel Viabel

Evaluasi Data dan Level Tindakan


● Evaluasi jumlah cfu terhadap tingkat tindakan pada Tabel 7.
● Jika tingkat yang diukur selama pengambilan sampel permukaan melebihi tingkat pada Tabel 7,
penyebabnya harus diselidiki dan tindakan korektif harus diambil. Kemudian dilakukan
identifikasi mikroorganisme yang ditemukan sampai ke tingkat genus

Tabel 7. Action Level for Surface Sampling

Surface Sampling Action Levels


ISO Class
(cfu / device or swab)
5 >3
7 >5
8 > 50
07 Pembersihan, Desinfeksi dan Penggunaan Agen sporosidal
dalam Area Peracikan
Agen Pembersih
Menghilangkan residu (seperti kotoran, debris, mikroba, residu obat dan bahan kimia) pada permukaan

Desinfektan
Digunakan pada permukaan dan benda mati untuk menghancurkan jamur, virus dan bakteri

Agen Sporosidal
Menghancurkan bakteri dan spora jamur pada konsentrasi dan waktu kontak tertentu. Diharapkan
dapat membunuh semua mikroorganisme vegetatif.

● Permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses desinfeksi kecuali
menggunakan Environmental Protection Agency (EPA)-registered (or equivalent) one-step
disinfectant cleaner yang dapat digunakan untuk pembersihan maupun desinfeksi.
● Setelah semua proses tersebut dilakukan maka dilakukan penghilangan residu dengan
menggunakan isopropil alkohol (IPA) 70% steril
07 Tabel Y. Frekuensi Minimal Pembersihan, Desinfeksi, dan Penggunaan Agen sporosidal

Area Pembersihan Desinfeksi Penggunaan Agen sporosidal

● Pada peralatan dan permukaan interior pada


PEC setiap hari; saat terdeteksi adanya
kontaminasi.
Pada peralatan dan
● Gunakan IPA 70% steril pada permukaan kerja
PEC dan peralatan permukaan interior pada
secara horizontal setidaknya setiap 30 menit
yang berada di dalam PEC setiap hari; saat Setiap bulan
jika proses peracikan selama 30 menit atau
PEC terdeteksi adanya
kurang. Jika peracikan lebih dari 30 menit,
kontaminasi
peracikan tidak perlu dihentikan dan
permukaan kerja dari PEC harus didesinfeksi
segera setelah peracikan.

● Permukaan work
tray dilakukan
● Permukaan work tray
setiap hari
dilakukan setiap bulan
● Semua ● Permukaan work tray dilakukan setiap hari
Removable work tray ● Semua permukaan
permukaan pada ● Semua permukaan pada area dibawah work
pada PEC pada area dibawah
area dibawah tray dilakukan setiap bulan
work tray dilakukan
work tray
setiap bulan
dilakukan setiap
bulan

Pass-through Setiap hari Setiap hari Setiap bulan


07 Tabel Y. Frekuensi Minimal Pembersihan, Desinfeksi, dan Penggunaan Agen sporosidal

Area Pembersihan Desinfeksi Penggunaan Agen sporosidal

Permukaan kerja diluar PEC Setiap hari Setiap hari Setiap bulan

Lantai Setiap hari Setiap hari Setiap bulan

Dinding, pintu, dan bingkai pintu Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan

Plafon Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan

Tempat penyimpanan dan tempat


Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan
sampah

Peralatan diluar PEC Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan


07
7.1 Pembersihan, Desinfeksi dan Agen sporosidal

Pembersih Desinfektan
● Kompatibilitas ● Kompatibilitas
● Efektivitas ● Efektivitas
● Keamanan ● Keamanan
● Aktivitas antimikroba
● Inaktivasi bahan organik
● Residu
Setelah desinfektan atau bahan ● Usia simpan
sporosidal digunakan, dibiarkan selama ● Persyaratan preparasi
● Kesesuaian permukaan
selang waktu tertentu sesuai instruksi
yang akan didesinfeksi
industri.
07
7.2 Perlengkapan Pembersihan

Produk reusable juga hanya dapat


Untuk produk sekali pakai harus
Semua perlengkapan digunakan di SCA atau classified
langsung dibuang setelah aktivitas
pembersihan (contoh spons area dan tidak boleh dikeluarkan dari
pembersihan dan untuk produk
dan kepala pel) harus serat area ini kecuali saat pembuangan,
kebersihan reusable harus dibuat dari
rendah dan sekali pakai, pembuangan juga harus dilakukan
material yang mudah dibersihkan
kecuali gagang alat perkakas. secara teliti sehingga meminimasi
(seperti tidak adanya gagang kayu
potensi kontaminasi.
pada produk).
07
7.3 Pembersihan, Disinfeksi, dan Penggunaan Senyawa
sporosidal dalam Kontrol Teknik Utama
Berikut ini prosedur pembersihan, disinfeksi dan penggunaan agen sporosidal pada alat dan permukaan PEC :

Pembersihan dan disinfeksi PEC

● Bersihkan partikel yang terlihat, debris atau residu dengan larutan yang sesuai (misalnya penggunaan air steril untuk
injeksi dan irigasi) menggunakan penyeka steril berserat rendah.
● Dengan menggunakan penyeka steril berserat rendah, gunakan bahan pembersih dan diikuti dengan disinfektan atau
gunakan bahan pembersih yang terdaftar EPA pada alat dan seluruh permukaan PEC
● Pastikan waktu kontak yang dispesifikasikan oleh manufaktur dapat tercapai
● Gunakan penyeka serat rendah, dengan bahan pembersih 70% IPA steril pada alat dan seluruh permukaan PEC
● Diamkan permukaan untuk kering secara keseluruhan, sebelum dimulai peracikan
07
7.3 Pembersihan, Disinfeksi, dan Penggunaan Senyawa
sporosidal dalam Kontrol Teknik Utama
Berikut ini prosedur pembersihan, disinfeksi dan penggunaan agen sporosidal pada alat dan permukaan PEC :

Penggunaan agen sporosidal pada PEC

● Bersihkan partikel yang terlihat, debris atau residu dengan larutan yang sesuai (misalnya penggunaan air steril untuk
injeksi dan irigasi) menggunakan penyeka steril berserat rendah
● Setelah melakukan pembersihan dan disinfeksi, aplikasikan agen sporosidal menggunakan penyeka serat rendah pada
seluruh permukaan dan area bawah baki kerja. Jika agen sporosidal terdaftar EPA maka tidak perlu memisah tahap
pembersihan dan disinfeksi
● Pastikan waktu kontak yang dispesifikasikan oleh manufaktur dapat tercapai
● Gunakan penyeka serat rendah, dengan bahan pembersih 70% IPA steril pada alat dan seluruh permukaan PEC,
termasuk bagian bawah baki kerja
● Diamkan permukaan untuk kering secara keseluruhan, sebelum dimulai peracikan
08 Pemasukan Barang ke dalam Kontrol Teknik Utama dan Kontrol Teknik Sekunder
8.1 Ruangan Bersih dan Area 8.3 Penggunaan Isopropil Alkohol (IPA) 70% Steril
8.2 Kontrol Teknik Utama (PEC)
Peracikan Segregasi pada Daerah Kritis dalam Kontrol Teknik Utama

Sebelum barang apapun Sebelum barang apapun dimasukkan


dimasukkan kedalam area bersih Titik kritis (seperti penyumbat vial, leher ampul
kedalam PEC, barang harus diseka
ruang depan, tempatkan terlebih dan septum kantong intravena) harus diseka
dengan 70% IPA steril
dahulu ke pass-through dan jika dengan isopropil alkohol 70% steril pada PEC
menggunakan penyeka serat rendah
integritas kemasan belum untuk memberikan tindakan secara kimia dan
dan diamkan hingga kering sebelum
terbukti, maka perlu diseka fisik untuk menghilangkan kontaminan.
digunakan.
dengan agen sporosidal,
Bahan pembersih isopropil alkohol 70% steril
disinfektan yang terdaftar EPA, Ketika barang steril diterima dalam
harus didiamkan hingga kering sebelum
atau isopropil alkohol 70% steril kondisi wadah tertutup untuk
digunakan untuk membuka penyimbat vial,
menggunakan penyeka serat menjaga kesterilan barang, barang
septum atau mematahkan leher ampul.
rendah oleh personel yang tersebut dapat dibuka penutupnya
menggunakan sarung tangan. sesaat akan dimasukkan kedalam
ISO kelas 5 PEC tanpa perlu
Penggunaan agen pembersih menyeka masing-masing barang
harus didiamkan hingga dengan 70% IPA steril. Prosedur
mencapai waktu kontak penyekaan tidak boleh
minimum yang ditentukan oleh menyebabkan label tidak terbaca.
manufaktur.
09
Peralatan, Perlengkapan, dan Komponen

9.1 Peralatan 9.2 Perlengkapan


Peralatan yang Perlengkapan (seperti gelas
digunakan pada kimia, jarum suntik, filter dan
1 2 peracikan produk steril set tabung) harus memiliki
yang kemungkinan syarat yang sesuai yakni
kontak dengan bahan komponen permukaan yang
tidak bersifat reaktif kemungkinan kontak dengan
bahan tidak bersifat reaktif
Personel peracikan harus atau tidak menyerap. Alat
3 4 mengikuti SOP untuk perlengkapan yang berkontak
kalibrasi, memelihara, langsung dengan produk steril
membersihkan dan harus steril dan telah
menggunakan peralatan didepirogenasi.
berdasarkan
rekomendasi
manufaktur.
09
9.3 Komponen
PEMILIHAN KOMPONEN
ZAT AKTIF KOMPONEN SELAIN ZAT AKTIF
● Harus memenuhi kriteria monografi ● Harus memenuhi kriteria monografi USP-NF
USP-NF ● Harus disertai dengan dokumentasi (seperti CoA, label)
● Harus memiliki CoA yang memuat yang memuat spesifikasi dan hasil pengujian yang
spesifikasi dan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa komponen tersebut memenuhi
menunjukkan bahwa zat aktif spesifikasi
memenuhi spesifikasi ● Harus diperoleh dari fasilitas yang terdaftar FDA, jika
● Harus diperoleh dari fasilitas yang tidak memungkinkan diperoleh dari fasilitas yang
terdaftar FDA terdaftar FDA dapat diperoleh dari sumber lain yang
dapat diterima dan dipercaya. Fasilitas peracikan
harus menentukan identitas, kekuatan, kemurnian dan
kualitas bahan yang diperoleh dari supplier.
09 PENERIMAAN KOMPONEN

● Setiap pernerimaan lot komponen, kemasan luar harus diperiksa untuk mengetahui adanya kerusakan dan aspek
kualitas lain yang tidak dapat diterima. Personel fasilitas harus melakukan verifikasi label dan kondisi komponen.
● Jika ditemukan komponen dengan standar kualitas yang tidak dapat diterima maka harus ditolak dan dibeli label
sebagai komponen yang ditolak dan dilakukan pemisahan komponen untuk mencegah penggunaan sebelum
pembuangan yang sesuai.
● Kemasan komponen yang tidak disertai tanggal kadaluarsa vendor harus diberikan tanggal kadaluarsa konservasif,
yakni tidak lebih dari 1 tahun setelah penerimaan komponen.

EVALUASI KOMPONEN SEBELUM DIGUNAKAN


● Personel peracikan harus memastikan bahwa komponen produk steril sebelum digunakan memiliki identitas,
kualitas, tanggal kadaluarsa dan disimpan di kondisi yang sesuai.

● Seluruh komponen harus dilakukan pemeriksaan ulang sebelum digunakan. Komponen lain yang ditemukan tidak
sesuai standar harus ditolak dengan segera dan diberi label sebagai komponen yang ditolak dan dilakukan
pemisahan komponen untuk mencegah penggunaan sebelum pembuangan yang sesuai.
09

● Seluruh komponen harus ditangani dan disimpan sesuai dengan

PENANGANAN persyaratan untuk mencegah kontaminasi, kesalahan pencampuran

DAN ●
dan kerusakan
Personel harus melakukan pemantauan suhu di area dimana
PENYIMPANA komponen disimpan baik secara manual atau dengan melihat rekam

N KOMPONEN suhu kontinu sehingga memastikan suhu penyimpanan berada dalam


rentang sesuai yang dipersyaratkan.
● Hasil pembacaan suhu harus didokumentasikan pada buku log suhu
atau disimpan pada alat rekam suhu kontinu. Seluruh alat monitoring
atau pemantauan harus dikalibrasi atau diverifikasi akurasinya
menyesuaikan rekomendasi manufaktur atau setiap 12 bulan jika
tidak ada spesifikasi khusus dari manufaktur.
10
10 Sterilisasi dan Depirogenasi
Ketika memilih metode sterilitasi untuk produk steril yang dipreparasi dari satu atau lebih komponen awal non steril atau
menggunakan alat non steril, personel harus mempertimbangkan sifat komponen, fisika, kimia dan sistem penutupan
wadah.

Hal yang harus diperhatikan ketika memilih metode sterilisasi

● Sterilisasi terminal (contoh panas kering, uap atau iradiasi) adalah metode yang disarankan, kecuali jika suatu produk
non-steril atau sistem penutupan wadah tidak dapat mentoleransi sterilisasi terminal
● Sterilisasi uap tidak dapat dijadikan pilihan, jika kelembapan, tekanan atau suhu yang digunakan akan mendegradasi
produk steril atau jika kelembapan tidak cukup untuk mensterilisasi produk steril hingga akhir
● Filtrasi tidak dapat dijadikan pilihan, jika produk berupa suspensi karena partikel obat akan ditahan oleh filter yang
digunakan

Produk steril yang disterilisasi terminal harus menggunakan proses yang dapat mencapai PNSU (probabilitas unit non steril)
sebesar 10-6

Barang yang tidak termostabil harus dilakukan depirogenasi dengan membilasnya menggunakan air setil non pirogenik
dan selanjutnya dikeringkan menyeluruh sebelum digunakan untuk peracikan.
10
10.1 Depirogenasi
Depirogenasi panas kering harus digunakan untuk peralatan gelas, logam dan wadah termostabil
lain serta komponen bebas pirogen.

● Proses depirogenasi umumnya dilakukan pada suhu 170-400°C, bervariasi bergantung pada
waktu pemaparan (contoh siklus mungkin menahan item pada 250° selama 30 menit untuk
mencapai sterilitas dan depirogenasi. Durasi waktu pemaparan harus mencukupi waktu item untuk
mencapai suhu depirogenasi. Item harus tetap dalam suhu depirogenasi selama periode
depirogenasi.
● Efektivitas siklus depirogenasi panas kering harus ditetapkan dan diverifikasi setiap tahun
menggunakan ECV untuk menunjukkan bahwa siklus mampu mencapai reduksi ≥ 3-log pada
endotoksin.
● Barang yang tidak termostabil harus dilakukan depirogenasi dengan membilasnya
menggunakan air setil non pirogenik dan selanjutnya dikeringkan menyeluruh sebelum
digunakan untuk peracikan.
10
10.1 Sterilisasi Melalui Filtrasi
Sterilisasi menggunakan filter harus steril, depirogenisasi, memiliki ukuran pori 0,22 um atau
lebih kecil

● Sterilisasi filter harus tersertifikasi oleh manufaktur untuk mempertahankan setidaknya


107 mikroorganisme dari strain Brevundimonas diminuta per centimeter persegi dari
permukaan bagian atas filter pada keadaan yang sama dimana produk steril akan difilter.

● Bila produk steril mengandung partikulat berlebih, dilakukan pre-filtrasi menggunakan


filter dengan ukuran pori lebih besar (1,2 um) atau filter terpisah dengan ukuran yang
lebih besar diletakan lebih atas. Ukuran partikel yang berlebih dapat menjadi sinyal bahwa
formulasi tidak sesuai atau memerlukan penilaian/modifikasi ulang jika dibutuhkan

● Satuan filter yang digunakan untuk mensterilisasi produk steril harus ditujukan pada
pengujian ketahanan yang direkomendasikan manufaktur (post-use bubble point test).
Bila beberapa filter dibutuhkan dalam proses pencampuran, setiap filter harus lolos uji
ketahanan filter.
10
10.2 Sterilisasi Melalui Panas Lembab
Proses sterilisasi termal menggunakan uap pada tekanan tertentu ditujukan untuk sterilisasi akhir
dari produk steril aqueous akhir dan sistem container-closure tersegel. Metode ini tidak
direkomendasikan bila produk steril mudah terdegredasi oleh lembap, tekanan, dan temperatur.

● Keadaan sterilisasi 20-60 menit pada suhu 121°C pada tekanan 15 Psi, bergantung pada volume dan ukuran
produk steril yang akan disterilisasi.
● Produk steril harus ditempatkan di dalam autoklaf untuk membuat uap dapat mencapai produk tanpa
menjerat udara. Saat menyiapkan bahan-bahan untuk sterilisasi lembab, perlu dibalut oleh kain dengan serat
kecil/kertas/amplop tertutup yang memungkinkan uap masuk dan mencegah kontaminasi bakteri setelah
sterilisasi
● Wadah yang tersegel harus dapat dimasukkan uap. Penyumbat dan vial kosong harus berisi air steril dalam
jumlah yang kecil untuk menyebarkan uap. Deep container seperti beakers dan tabung bertingkat harus
dibalikkan dan ditempatkan di sisi pada sudut yang menurun untuk meminimalkan terjeratnya udara dan
memfasilitasi aliran kondensat, atau harus memiliki sedikit air steril sebelum disterilisasi.
● Efektivitas sterilisasi uap harus terverifikasi dan didokumentasikan setiap saat proses berlangsung
menggunakan indikator biologi seperti spora Geobacillus stearothermophilus atau sejenisnya
10
10.3 Sterilisasi Melalui Panas Kering
Sterilisasi panas kering dilakukan untuk bahan/barang yang tidak tahan terhadap lembap atau
bahan yang impermeabel

● Metode ini menggunakan oven pada temperatur >160°C. Udara yang dipanaskan
didistribusikan ke chamber menggunakan air blower
● Oven yang telah terkalibrasi harus dilengkapi dengan fitur kontrol suhu dan timer. Selama
sterilisasi, harus terdapat ruang yang cukup di antara material untuk memungkinkan sirkulasi
udara panas.
● Pada monitor harus terdapat catatan data terkalibrasi pada setiap siklus sterilisasinya dan
data harus ditinjau ulang untuk mengidentifikasi iregularitas siklus (deviasi pada suhu dan
waktu paparan).
● Efektivitas sterilisasi kering harus diverifikasi dan didokumentasikan setiap digunakan
menggunakan indikator biologi yang sesuai seperti spora Bacillus atrophoeus, ATCC 9372,
dsb
11
Catatan Formula Induk dan Peracikan

Catatan Berikut merupakan informasi yang harus terdapat dalam catatan formula induk:
● Nama, kekuatan sediaan/aktivitas dan bentuk sediaan produk steril

Formula ●

Identitas dan jumlah seluruh bahan
Jenis dan ukuran sistem container-closure

Induk ● Instruksi lengkap penyiapan produk steril (alat, pasokan, deskripsi langkah,
dan segala tindakan pencegahan)
● Deskripsi fisik produk steril final
Catatan formulasi induk
● BUD dan persyaratan penyimpanan
merupakan catatan
● Sumber referensi untuk mendukung stabilitas produk steril
prosedur yang
● Prosedur QC (seperti pengujian pH, uji ketahanan filter)
mendeskripsikan
● Informasi lain untuk mendeskripsikan proses dan keterulangan (seperti
bagaimana produk
penyesuaian pH dan tonisitas, metode sterilisasi, dsb)
steril disiapkan.
11
Catatan Formula Induk dan Peracikan
Catatan formulasi induk dapat menjadi dasar untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan
dalam melengkapi catatan peracikan. Berikut merupakan daftar informasi yang harus
tercantum dalam catatan peracikan:
Catatan ●

Nama, kekuatan sediaan/aktivitas , dan bentuk sediaan produk steril
Tanggal dan waktu penyiapan produk steril
Peracikan ● Nomor identifikasi internal (resep, order, nomor lot)
● Metode identifikasi masing-masing produk saat proses penyiapan dan verifikasi produk
Catatan peracikan steril final
mendokumentasikan ● Nama setiap komponen
peracikan untuk setiap ● Vendor, nomor lot, waktu kadaluarsa setiap komponen untuk produk steril yang
produk steril. Resep/order disiapkan untuk satu pasien atau yang disiapkan dari bahan non-steril
obat/ label dapat menjadi ● Bobot dan volume setiap komponen
catatan peracikan ● Kekuatan atau aktivitas setiap komponen
● Kuantitas total yang diracik
● BUD yang ditentukan dan syarat penyimpanan
● Hasil prosedur QC (inspeksi visual, uji ketahanan filter, uji pH)
Bila dapat diaplikasikan, catatan peracikan harus memuat:
● Referensi catatan formulasi induk untuk produk steril
● Perhitungan yang dibuat untuk menentukan dan verifikasi kuantitas dan konsentrasi
komponen
12
Inspeksi Perilisan dan Pengujian

Inspeksi
VIsual Produk steril harus dikonfirmasi kesesuaian dengan labelling/order/resep. Dapat
berupa inspeksi ketahanan kemasan. Produk steril dengan berbagai kecacatan harus
Sebelum tahap dibuang atau ditandai dan dipisahkan dari produk yang diterima. Jika produk steril
penyelesaian peracikan, belum akan diracik atau diberikan di hari yang sama dengan penyiapan, maka
perlu dilakukan inspeksi inspeksi visual dilakukan secepatnya sebelum produk dikeluarkan atau diracik agar
visual untuk menetapkan menghindari pengendapan, kekeruhan, atau perlekatan selama penyimpanan
penampilan fisik sediaan
sesuai dengan harapan
(partikulat, warna, dan
kecacatan lainnya)
12
12.2 Uji Sterilitas
Uji sterilitas tidak dibutuhkan untuk Jika jumlah uji sterilitas dalam bets tunggal kurang dari jumlah produk steril
produk steril kategori 1. Jika kategori yang dibutuhkan untuk uji spesifik sterilitas, unit tambahan harus diracik dan
2 ditentukan BUD-nya maka perlu dapat memenuhi uji sterilitas berikut:
dilakukan uji sterilitas yang metodenya - Jika 1 sampai 39 produk steril diracik pada bets tunggal , uji sterilitas
berdasarkan aturan tertentu atau harus dilakukan pada jumlah unit yang sama dengan 10% jumlah produk
metode alternatif yang tervalidasi yang steril yang disiapkan mencakup kelipatan bilangan bulatnya. Contoh:
bukan merupakan metode uji inferior. a. Bila 1 produk steril diracik, 20% dari 1 dan bilangan bulat
berikutnya dapat mengindikasikan bahwa penambahan 1
produk steril harus disiapkan untuk uji sterilitas.
b. Jika 39 produk steril diracik, 10% dari 39 dan bilangan bulate
setelahnya dapat mengindikasikan penambahan 4 produk steril
harus disipakan untuk uji sterilitas.
- Jika lebih dari 40 produk steril disiapkan pada bets tunggal, ukuran
sampel dijelaskan dalam uji sterilitas harus digunakan.
12
12.3 Uji Endotoksin Bakteri
Produk steril injeksi kategori 2 yang dibuat dari satu atau lebih komponen non steril dan ditentukan
BUD nya membutuhkan uji sterilitas harus diuji untuk memastikan bahwa ia tidak mengandung
endotoksin bakteri yang berlebih.

Jika tidak terdapat limit endotoksin bakteri pada monografi dan sumber
formula produk steril lain, produk steril tidak boleh melebihi limit yang
terhitung dalam deskripsi penjelasan sebelumnya pada rute
administrasi tertentu untuk manusia. Untuk non-manusia berdasarkan
limit yang terhitung pada penjelasan sebelumnya dan berdasarkan
bobot dari target hewan.
13
● Nomor identifikasi internal yang ditetapkan (misalnya, kode
batang, resep, pesanan, atau nomor lot)
● Bahan aktif dan jumlah, aktivitas, atau konsentrasinya
● Kondisi penyimpanan
● Tanggal BUD
● Rute administrasi
PELABELAN ● Jumlah atau volume total jika tidak terlihat jelas dari
wadahnya
● Jika merupakan wadah dosis tunggal, diberi keterangan
yang jelas
● Jika merupakan wadah dosis ganda, diberi keterangan yang
jelas.
Label pada produk steril harus menunjukkan bahwa sediaan
tersebut adalah hasil racikan.
14 Terminologi

Istilah Definisi Aplikasi


BUD Dapat berupa tanggal, atau jam Berlaku untuk semua produk
dan tanggal, yang steril
menunjukkan bahwa setelah
waktu tersebut produk steril
tidak boleh digunakan. BUD
ditentukan sejak
PENETAPAN tanggal/waktu
produk steril dimulai.
persiapan

BEYOND USE Tanggal Kadaluarsa Waktu selama produk dapat Berlaku untuk semua produk,

DATE (BUD) diharapkan untuk memenuhi


persyaratan
API, dan zat tambahan yang
monografi diproduksi secara konvensional
kompendial, jika ada, atau
mempertahankan kualitas yang
diharapkan asalkan disimpan di
bawah kondisi penyimpanan
yang ditentukan.
14
Parameter yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan BUD

● Sifat kimia dan fisik obat dan/atau formulasinya


● Kompatibilitas sistem wadah-penutupan dengan persiapan jadi
(misalnya, leachable, interaksi, dan kondisi penyimpanan)
PENETAPAN ● Lingkungan di mana produk steril disiapkan
BEYOND USE ● Pemrosesan aseptik dan metode sterilisasi
Komponen awal (misalnya bahan awal steril atau nonsteril)
DATE (BUD) ●
● Keterangan pengujian sterilitas dilakukan atau tidak
● Kondisi penyimpanan (mis., pengemasan dan suhu)
14
Penetapan BUD pada Produk Steril

Tabel 8. BUD untuk Produk Steril Kategori 1


PENETAPAN Kondisi Penyimpanan
BEYOND USE Temperatur Ruang Lemari Es
DATE (BUD) Terkontrol (20°–25°) (2°–8°)
BUD ≤12 jam ≤24 jam
14 Penetapan BUD pada Produk Steril
Tabel 9. BUDs for Category 2 produk sterils
Karakteristik Penyiapan Kondisi Penyimpanan

Temperatur
Uji Performa Freezer
Metode Ruangan Lemari Es
Sterilitas dan (-25° hingga -
Peracikan Terkontrol (2°–8°)
Lolos Uji 10°)
(20°–25°)

Produk Steril Tidak Dibuat dari satu Dibuat dari satu Dibuat dari satu
PENETAPAN yang Dibuat atau lebih atau lebih atau lebih
secara Aseptik komponen- komponen- komponen-
BEYOND USE komponen awal
yang tidak steril :
komponen awal
yang tidak steril :
komponen awal
yang tidak steril :
DATE (BUD) 1 hari 4 hari 45 hari

Ya Dibuat hanya Dibuat hanya Dibuat hanya


dari komponen dari komponen dari komponen
awal yang steril : awal yang steril : awal yang steril :
4 hari 10 hari 45 hari

30 hari 45 hari 60 hari

Produk Steril Tidak 14 hari 28 hari 45 hari


yang Disterilisasi
Akhir Ya 45 hari 60 hari 90 hari
14
Produk Steril Dosis Ganda

Wadah campuran dosis ganda dirancang untuk mengandung lebih dari


1 dosis, dimaksudkan untuk penggunaan beberapa kali, dan biasanya
mengandung pengawet. Pengawet dimaksudkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dan meminimalkan risiko
PENETAPAN kontaminasi. Penggunaan pengawet harus sesuai untuk formulasi
produk steril dan rute pemberian.
BEYOND USE
Sistem penutupan wadah yang digunakan untuk mengemas produk
DATE (BUD) steril dosis ganda harus dievaluasi dan sesuai dengan integritas
penutupan wadah. Uji integritas wadah-penutupan perlu dilakukan
hanya sekali pada setiap formulasi dan volume pengisian dalam
sistem penutupan wadah tertentu di mana produk steril dosis ganda
akan dikemas.
15

Penggunaan Wadah Dosis Tunggal

PENGGUNAAN Ketika larutan stok steril atau racikan steril dosis tunggal akan
digunakan sebagai komponen untuk membuat racikan steril lainnya,
PRODUK HASIL maka larutan stok steril atau sediaan steril dosis tunggal asli harus
MANUFAKTUR dipreparasi pada area ISO Kelas 5 atau yang memiliki udara yang
lebih bersih.
SECARA
KONVENSIONAL Komponen steril dapat digunakan untuk pembuatan campuran
produk steril hingga 12 jam atau selama penyimpanan produk
setelah dibuka yang telah ditetapkan, mana yang lebih pendek,
dan sisanya harus dibuang.
15

Penggunaan Wadah Dosis Ganda

PENGGUNAAN
PRODUK HASIL Produk yang diproduksi secara konvensional dalam wadah dosis ganda
MANUFAKTUR dimaksudkan untuk mengandung lebih dari 1 dosis produk obat.
Setelah membuka wadah dosis ganda, wadah dosis ganda tidak boleh
SECARA digunakan lebih dari 28 hari kecuali ditentukan lain oleh industri.
KONVENSIONAL
15

Penggunaan Kemasan Ruah

PENGGUNAAN
PRODUK HASIL Sediaan farmasi dengan kemasan bulk yang diproduksi secara
MANUFAKTUR konvensional berisi banyak sediaan steril untuk penggunaan
parenteral single-dose. Kemasan bulk hanya boleh ditusuk (dengan
SECARA
jarum) pada ISO kelas 5 PEC.
KONVENSIONAL
16
Penggunaan Produk Hasil Racikan Steril
sebagai Komponen
Penggunaan peracikan produk steril dosis berulang, dosis tunggal, dan peracikan larutan stok sebagai komponen untuk
menyiapkan produk akhir yang steril. Ketika meracik produk steril, kita harus mengambil tindakan untuk meminimalkan
risiko kontaminasi pada komponen awal dan produk akhir peracikan produk steril. BUD produk steril yang disiapkan
dari satu atau lebih komponen peracikan mungkin tidak melebihi BUD yang terpendek dari masing-masing komponen
awal.

Penggunaan Produk Hasil Racikan Steril Dosis Berulang


● Produk steril dengan dosis berulang dibuat dengan mengandung lebih dari satu dosis pengobatan,
dimaksudkan untuk dimasukkan atau ditusukkan beberapa kali, dan biasanya mengandung pengawet.
● Peracikan produk steril dengan dosis berulang harus memenuhi kriteria uji efektivitas antibakteri dan
persyaratannya.
● Peracikan produk steril dengan dosis berulang harus disimpan pada kondisi yang menjadi dasar BUD-nya.
● Setelah produk steril dengan dosis berulang dimasukkan atau ditusukkan, produk steril dengan dosis berulang
tidak boleh digunakan setelah melebihi tanggal BUD-nya atau lebih dari 28 hari, mana yang lebih pendek.
16
Penggunaan Produk Hasil Racikan Steril
sebagai Komponen
Penggunaan Produk Hasil Racikan Steril Dosis Tunggal dan Larutan Stok Hasil Racikan Steril

● Ketika produk steril dosis tunggal atau larutan stok digunakan sebagai zat tambahan produk steril, komponen
awal produk steril dosis tunggal atau larutan stok harus dimasukkan atau ditusukkan pada ISO kelas 5 atau
pada udara yang lebih bersih, dan harus disimpan pada kondisi yang menjadi dasar BUD-nya.
● Komponen produk steril mungkin digunakan untuk peracikan steril hingga 12 jam atau BUD-nya, mana yang
lebih pendek, dan apapun yang tersisa harus dibuang.
17
SOP
Fasilitas yang mempersiapkan sediaan campuran steril harus mengembangkan SOP untuk proses
pencampuran dan aktivitas lainnya. Orang yang ditunjuk harus memastikan bahwa SOP yang
dilakukan sesuai dan dilaksanakan, termasuk memastikan bahwa tiap anggota mendemonstrasikan
kompetensi dalam melakukan tiap prosedur yang berkaitan dengan fungsi pekerjaannya.

Semua anggota yang melakukan atau mengawasi pencampuran atau kegiatan pendukung lainnya harus
dilatih sesuai SOP. Semua anggota pencampuran harus:

● Dapat mengenali semua potensi masalah, deviasi, kegagalan, atau kekeliruan yang berkaitan
dengan pencampuran sediaan campuran steril (yang berkaitan dengan alat, fasilitas, materi,
anggota, proses pencampuran, atau pengecekan) yang dapat berpotensi menghasilkan
kontaminasi atau dampak lainnya pada kualitas sediaan campuran steril. Laporkan semua
masalah, deviasi kegagalan, atau kesalahan pada orang yang ditunjuk
17
SOP

SOP harus ditinjau setidaknya setiap 12 bulan oleh orang yang ditunjuk untuk memastikan
bahwa mereka telah mencerminkan praktik saat ini dan hasil review harus didokumentasi.

Semua perubahan SOP harus dibuat hanya oleh orang yang ditunjuk dan juga harus
didokumentasikan.

Revisi SOP harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota yang berpartisipasi pada proses ini
dan tiap anggota harus mendokumentasikan surat tanda terima dari dokumentasi.
18
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu
● Pemastian Mutu (Quality Assurance, QA) merupakan suatu sistem yang mencakup
prosedur, kegiatan, dan pengawasan yang menjamin bahwa proses peracikan memenuhi
standar mutu secara konsisten.
● Pengawasan Mutu (Quality Control, QC) merupakan pencuplikan, pengujian, dan
dokumentasi hasil yang secara kolektif menjamin bahwa spesifikasi sudah dipenuhi oleh
sediaan steril racikan sebelum dirilis.
● Program pemastian mutu dan pengawasan mutu suatu fasilitas harus ditetapkan secara
formal dan didokumentasikan dalam SOP.
● SOP harus menjelaskan peran, tugas, dan pelatihan personel yang bertanggung jawab
terhadap setiap aspek program pemastian mutu.
18
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu
Orang yang ditunjuk harus memastikan bahwa fasilitas memiliki program pemastian dan
pengawasan mutu tertulis formal, yang menetapkan suatu sistem yang mencakup:

1. Kepatuhan terhadap prosedur


2. Pencegahan dan deteksi kesalahan dan masalah mutu lainnya
3. Evaluasi keluhan dan kejadian yang merugikan
4. Penyelidikan dan tindakan perbaikan yang sesuai

Program pemastian dan pengawasan mutu secara keseluruhan harus ditinjau kembali
sekurangnya sekali setiap 12 bulan.

Hasil peninjauan kembali harus didokumentasikan dan jika perlu dilakukan tindakan yang
sesuai.
18
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu
18.1 Pemberitahuan dan Penarikan Produk Steril yang Tidak Memenuhi Syarat
Jika suatu sediaan steril racikan dikeluarkan atau diberikan sebelum hasil uji rilis diketahui,
fasilitas harus memiliki prosedur untuk:
1. Segera menotifikasi penulis resep tentang kegagalan spesifikasi yang berpotensi
membahayakan pasien, dan
2. Menentukan apakah penarikan kembali diperlukan

SOP penarikan sediaan yang tidak memenuhi spesifikasi harus mengandung:


● Prosedur untuk menentukan keparahan masalah dan urgensi penarikan kembali
● Prosedur untuk menentukan distribusi sediaan, termasuk tanggal dan jumlah distribusi
● Prosedur identifikasi pasien yang telah menerima sediaan bermasalah
● Prosedur pengaturan dan rekonsiliasi sediaan yang ditarik kembali

Fasilitas peracikan steril harus mendokumentasikan pelaksanaan penarikan kembali. Penarikan


harus dilaporkan kepada badan regulasi yang sesuai.
18
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu
18.2 Penanganan Keluhan
● Fasilitas peracikan harus menyusun dan melaksanakan SOP penanganan keluhan.
● Jika keluhan mengindikasikan masalah mutu sediaan, penyelidikan untuk menentukan
penyebab masalah harus dilakukan.
● Tindakan perbaikan, jika diperlukan, harus dilaksanakan untuk seluruh sediaan yang
berpotensi terpengaruh. Pertimbangkan apakah penarikan perlu dilakukan dan apakah
perlu menghentikan proses peracikan steril hingga seluruh penyebab masalah sudah
diidentifikasi dan diperbaiki.
● Dokumentasi keluhan berisi: nama orang yang memberikan keluhan, tanggal, sifat
keluhan, tanggapan terhadap keluhan, temuan penyelidikan, tindak lanjut. Informasi
tambahan (jika ada): nama dan kekuatan sediaan, nomor identifikasi internal (contoh:
nomor resep atau lot).
● Dokumentasi keluhan harus mudah diakses untuk peninjauan kembali dan evaluasi.
● Sediaan yang dikembalikan terkait keluhan harus dikarantina hingga dimusnahkan
setelah penyelidikan selesai, sesuai dengan hukum yang berlaku.
18
Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu
18.3 Pelaporan Kejadian Merugikan
● Kejadian merugikan yang mungkin berkaitan dengan mutu sediaan steril racikan harus
dilaporkan sesuai dengan SOP fasilitas dan segala hukum dan regulasi dari yurisdiksi
yang sesuai.
● Selain itu, kejadian merugikan yang mungkin berkaitan dengan mutu sediaan tersebut harus
dilaporkan kepada badan regulasi yang sesuai.
19
Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan, Pengiriman,
dan Transportasi Produk Steril
Semua proses berikut harus diuraikan dalam SOP dan personil yang terlibat harus dilatih sesuai dengan SOP terkait
dan pelatihan harus didokumentasikan.

Penanganan dan Penyimpanan

● Harus terjaga kualitas dan integritas pengemasannya.


● Personel harus memantau kondisi di area penyimpanan.
● Area suhu harus ditetapkan dan dipantau setiap hari, baik secara manual atau dengan alat perekam kontinu.
● Hasil pembacaan suhu harus didokumentasikan dalam log suhu setidaknya sekali sehari atau disimpan dalam
perangkat pencatat suhu terus menerus dan harus dapat diambil kembali.
● Perangkat pemantau suhu harus diverifikasi keakuratannya setidaknya setiap 12 bulan atau seperti yang
dipersyaratkan.
● Fasilitas peracikan harus bisa mendeteksi dan meminimalkan ekskursi suhu yang berada di luar batas suhu. Jika
ada produk steril yang telah terpapar suhu baik di bawah atau di atas batas suhu penyimpanannya -> diuji integritas
atau kualitasnya.
19
Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan, Pengiriman,
dan Transportasi Produk Steril
Pengemasan

● Bahan kemasan harus melindungi produk steril dari kerusakan, kebocoran, kontaminasi, degradasi dan adsorpsi.
● Kemasan juga digunakan untuk melindungi personel dari paparan produk.
● Kontainer pengiriman dan bahan pengemas harus disesuaikan dengan spesifikasi produk, informasi dari vendor dan moda
transportasi.
● Kemasan khusus (penutup anti rusak) mungkin diperlukan untuk melindungi kualitas produk.
● Jika produk steril sensitif terhadap cahaya, bahan kemasan yang tahan cahaya harus digunakan.
● Dalam beberapa kasus, produk steril harus dikemas dalam wadah khusus (pendingin) untuk melindunginya dari fluktuasi suhu.

Pengiriman dan Transportasi


● Moda transportasi yang dipilih harus dapat mengirimkan produk steril dalam kondisi tidak rusak, steril, dan stabil.
● Transportasi yang tidak tepat dapat berdampak buruk pada kualitas produk steril.
● Saat mengirim atau mengangkut produk steril yang memerlukan penanganan khusus misal masalah stabilitas, personel harus
menyertakan instruksi penanganan khusus di bagian luar kontainer.
20
Dokumentasi
BENTUK & FUNGSI JENIS CATATAN
● Pelatihan personel, pengujian kompetensi, 1. Pelaksanaan proses harus
dan catatan kualifikasi termasuk tindakan mematuhi hukum dan
perbaikan untuk setiap kegagalan regulasi yang berlaku
Tertulis ● Catatan sertifikasi, termasuk tindakan 2. Catatan harus dapat terbaca
perbaikan untuk setiap kegagalan serta terhindar dari
● Prosedur serta hasil pemantauan kerusakan dan kehilangan
Elektronik permukaan dan udara lingkungan 3. Seluruh catatan peracikan
dokumentasi dokumentasi dokumentasi ● Catatan peralatan (laporan kalibrasi, harus dapat diakses dengan
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
dokumentasi dokumentasi dokumentasi verifikasi, dan pemeliharaan) mudah selama minimal 3
● Tanda terima komponen tahun atau sesuai dengan
● SOP, catatan formula induk, dan catatan hukum dan regulasi yang
Bukti kepatuhan terhadap peracikan berlaku
persyaratan-persyaratan ● Catatan inspeksi perilisan dan pengujian
yang berlaku dalam proses ● Informasi terkait keluhan & kejadian
peracikan produk steril merugikan
● Hasil investigasi dan tindakan perbaikan
21
Peracikan Ekstrak Alergenik
Penyiapan Proses pencampuran dan pengenceran
hingga diperoleh beberapa set resep untuk
pasien secara individual

BUD Periode dosis pemeliharaan


lebih panjang daripada produk steril lain
→ BUD lebih panjang

Kualifikasi personel, higienitas personel &


Standar pakaian, fasilitas, pembersihan &
Ketat disinfeksi, penetapan BUD, pelabelan,
pengiriman & transportasi, dan
dokumentasi
21
STANDAR 01: KUALIFIKASI PERSONEL

01
Terlatih, dievaluasi,

07
Bila inaktif >6 bulan, harus
mengikuti evaluasi semua dan diawasi oleh PJ
kompetensi inti sesuai

Bila evaluasi gagal, harus Menuntaskan pelatihan


lulus re-evaluasi pada
bagian-bagian yang kurang
sempurna
06 02
& membuktikan
pengetahuan tentang
prinsip & keahlian
peracikan produk steril

Menuntaskan uji media-fill


setiap 12 bulan 05 03
Lulus ujian
tertulis/elektronik &
mahir dalam seluruh
prosedur berlaku
Menuntaskan prosedur
sampling pada ujung jari & ibu
jari yang bersarung tangan
minimal 3x setiap 12 bulan
04
21
STANDAR 02: HIGIENITAS PERSONEL & PAKAIAN

03
Rambut, telinga, dan rambut wajah
Memakai masker wajah
04 ditutupi dengan penutup kepala sekali
pakai

Mengaplikasikan IPA 70%

02 06
Pakaian rendah serat, ukuran lengan steril di permukaan sarung
pas di sekitar pergelangan tangan, tangan & dipastikan kering
bagian leher tertutup selama bekerja

Memakai sarung tangan steril


tanpa serbuk 05
01 Melakukan prosedur higienitas tangan &
berpakaian sesuai SOP
21
STANDAR 03: FASILITAS

Disertifikasi 01 Memiliki pembatas daerah yang dapat terlihat

setiap 6 bulan
02 Akses terbatas untuk personel yang berwenang
saat kegiatan peracikan

PEC ISO 5 03 Tidak ada aktivitas lain selama kegiatan


peracikan

Permukaan interior harus halus, tahan air,

04
bebas retak & celah, dan tidak
AECA mengelupas agar mudah dibersihkan
serta tahan terhadap kerusakan akibat
senyawa kimia

Jauh dari lokasi yang


dapat memberikan
05 Tidak boleh menggunakan karpet

06
pengaruh negatif Jumlah daerah-daerah pengumpul
pada kualitas udara debu harus diminimalisir

07 Memiliki penerangan yang baik serta kondisi temperatur &


kelembaban yang mendukung kenyamanan bekerja
21
STANDAR 04: PEMBERSIHAN & DISINFEKSI STANDAR 05: PENETAPAN BUD
PEC & AECA
dibersihkan &
didisfeksi setiap hari
dan bila
diketahui/diduga
01 02 BUD tidak lebih dari 1
tahun sejak peracikan
terkontaminasi

BUD mengikuti
IPA 70% steril diaplikasikan

02 01
tanggal kadaluarsa
pada permukaan kerja
komponen
horizontal di antara setiap
peracikan yang
set resep
paling dekat

Dinding, pintu, & bingkai pintu

03
dalam AECA dibersihkan &
didisfeksi setiap bulan dan bila
diketahui/diduga
terkontaminasi

04
Langit-langit dalam AECA dibersihkan
& didisfeksi bila kotor dan
diketahui/diduga terkontaminasi

Penutup vial diseka dengan IPA 70% steril dan


dibiarkan kering sebelum digunakan 05
21
STANDAR 06: PELABELAN

● Nama pasien
● Jenis, fraksi pengenceran, dan nomor vial
Penampilan mencolok ● BUD
● Kondisi penyimpanan

Informasi harus
dapat dimengerti

STANDAR 07: PENGIRIMAN & TRANSPORTASI


Pemilihan moda transportasi
yang mampu mengantar
paket dalam kondisi tidak
rusak, steril, dan stabil

Menyediakan instruksi
penanganan pada bagian luat
kemasan produk yang butuh
penaganan khusus
21
STANDAR 08: DOKUMENTASI

BENTUK CAKUPAN INFORMASI


● SOP yang memuat semua aspek dalam proses peracikan
● Catatan pelatihan personel, pengujian kompetensi, dan catatan
kualifikasi termasuk tindakan perbaikan untuk setiap kegagalan
Tertulis ● Laporan sertifikasi PEC termasuk tindakan perbaikan untuk setiap
kegagalan
● Buku catatan temperatur lemari pendingin
● Catatan peracikan untuk set resep ekstrak alergenik individual yang
minimal harus berisikan: nama, konsentrasi, volume, vendor atau pihak
manufaktur, nomor lot, dan tanggal kadaluarsa setiap komponen; tanggal
Elektronik dan waktu penyiapan ekstrak alergenik; nomor identifikasi internal;
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
metode identifikasi personel yang terlibat dalam proses peracikan dan
dokumentasi dokumentasi dokumentasi
dokumentasi dokumentasi dokumentasi verifikasi akhir produk steril; jumlah produk total yang diracik; BUD dan
persyaratan penyimpanan yang ditetapkan; hasil prosedur pengawasan
mutu
● Informasi yang berhubungan dengan keluhan dan kejadian merugikan
● Investigasi dan tindakan korektif
DAFTAR PUSTAKA
PERACIKAN PRODUK PERACIKAN PRODUK
NON-STERIL STERIL
United States Pharmacopeial United States Pharmacopeial
Convention. 2020. The Convention. 2020. The
United States United States
Pharmacopeia, 43rd Pharmacopeia, 43rd
Edition, 4th Volume, Edition, 4th Volume,
General Chapter <795>: General Chapter <797>:
Pharmaceutical Pharmaceutical
Compounding—Nonsterile Compounding—Sterile
Preparations. United Preparations. United
States: Rockville (halaman States: Rockville (halaman
7025-7036) 7037-7071)
Thank you!
Any question?

Anda mungkin juga menyukai