PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
• Nama : Dr. Yael Esthi Nurfitri Kuncoro, SpKK
• Jabatan:
• Surveior UKP Akreditasi FKTP
• Surveior Akreditasi Rumah Sakit
• Kepala Bidang Penunjang Medis RS Ken Saras
• Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Ken Saras
• Ketua Sub Komite Mutu Profesi Komite Medik RS Ken Saras
• Pendidikan:
• FK : FK. Universitas Diponegoro Semarang : (2001 – 2007)
• Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Univ. Diponegoro Semarang : (2008 – 2012)
• No Telp : 081229099921
• Email : LA_BELLEE@yahoo.com
STANDAR
Klinik melakukan
Penerapan Pencegahan
dan Pengendalian
Infeksi (PPI) untuk
meminimalkan infeksi
pada pelayanan
kesehatan
MAKSUD DAN TUJUAN
➢ PPI Faktor Penting Dalam Mendukung Upaya
Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien Klinik
➢ Penanggung jawab mutu bersama koordinator PPI
menetapkan pedoman PPI dan Koordinator PPI
bersama TIM mutu melaksanakan program PPI
meliputi Kewaspadan Isolasi (Kewaspadaan
Standar Dan Transmisi), Bundles, Surveilans,
Pemakaian Penggunaan Antibiotik Yang
Bijaksana, Pendidikan dan Pelatihan.
➢ Koordinator PPI minimal telah mendapatkan
pelatihan PPI dasar
➢ Dalam pelaksanaan program PPI Koordinator PPI
mengusulkan indikator PPI yang akan dilakukan
pengukuran dan ditetapkan oleh penanggung jawab
klini serta dilakukan evaluasi dan dilaporkan secara
berkala
1. Klinik menetapkan kebijakan dan prosedur PPI (R)
TERSEDIA
PANDUAN,KEBI
JAKAN PPI
TERSEDIA
SOP PPI
Kewaspadan Isolasi
(Kewaspadaan
2. Ditetapkan program PPI yang Standar Dan
meliputi point 1 s.d 5 dalam Transmisi)
Pemakaian
Penggunaan
Bundles Antibiotik Yang
Bijaksana
SISTEMATIKA PROGRAM
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
6. Sasaran
PJ MUTU
Koodinator PPI
AUDIT
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang ditetapkan”
MONITORING
untuk mengetahui apakah rencana maupun pelaksanaan kegiatan
yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik. Jika tidak terlaksana
dengan baik maka harus segera dicari penyebab masalahnya dengan
demikian tindak lanjut pemecahan masalah dapat dilakukan secara
dini. Sehingga kinerja PPI dapat tercapai sesuai target yang sudah
direncakan sebelumnya
ICRA
adalah suatu proses berkesinambungan yang memiliki fungsi preventif
dalam peningkatan mutu pelayanan. ICRA merupakan kelengkapan
penting dalam menyusun perencanaan, pengembangan, pemantauan,
evaluasi, dan upaya membuat pertimbangan dari berbagai tahap dan
tingkatan risiko infeksi
Contoh Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan 5 Moment
1 Kriteria Penilaian :
3 Formula Perhitungan
• ≦ 75 % : Kepatuhan Minimal
• 76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate Total Jumlah Ya
• ≧ 85 % : Kepatuhan Baik X 100%
2 Instrumen Penilaian Total Jumlah Ya + Tidak
Kepatuhan
Setelah meninggalkan lingkungan pasien √ Kebersihan Tangan
pada tingkat
Total 4 1
Intermediate
Contoh: Kepatuhan Kebersihan tangan
REKOMENDASI / PENERAPAN PERUBAHAN
HASIL AUDIT
■ Setelah hasil audit diumpanbalikkan → perlu kesepakatan
dgn unit terkait berdasarkan rekomendasi untuk perbaikan
■ Gunakan action plan (rencana tindakan) → kapan dan apa
yang akan dikerjakan serta oleh siapa
■ Setiap butir temuan perlu didefinisikan dgn jelas, siapa
penanggung jawab dan jangka waktu penyelesaian yang
disepakati
???? SDM Method
iritasi
???? petugas Belum ada SOP
menggunakan APD
Belum dilakukan .Belum ada
???
sosialisasi panduan
Kepatuhan
HH
…………….
2.
3.
ICRA
Infection Control Risk Assessment
TUJUAN
1. Mengembangkan program pencegahan pengendalian Infeksi diunit
terkait berdasarkan hasil indentifikasi risiko tinggi
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di FKTP.
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko infeksi
di FKTP.
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi di seluruh area FKTP.
ICRA KONSTRUKSI
ICRA PROGRAM PPI
Penilaian Risiko Pengendalian
Infeksi melalui proses Kajian risiko infeksi mencakup:
multidisiplin yang berfokus 1. Risiko terkait prosedur pelayanan
pada pengurangan risiko dari 2. Risiko terkait data hasil surveilans Hais
infeksi ke pasien, dg 3. Risiko terkait data hasil audit kepatuhan
perencanaan fasilitas, desain, 4. Risiko terkait pelayanan penunjang
dan kegiatan konstruksi. 5. dan lain lain
PENILAIAN PROBABILITAS
TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISIKO
Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun), Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi
2 low
(terjadi dalam jangka waktu 2-5 tahun).
Note : Persetujuan pengendalian infeksi akan diperlukan ketika aktivitasi kontruksi dan tingkat
risiko berada pada kelas 3 dan kelas 4
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Class of Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
Kebersihan Penempatan
pernafasan/etika batuk pasien
Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas
IMPLEMENTASI
Praktek lumbal
fungsi
0 Sebelum melakukan
tindakan,ukur risiko yang
akan dihadapi→ pilih APD
yang sesuai
KONTAK
D
DROPLET
O
UDARA
2 Pilar Kewaspadaan Isolasi
KEWASPADAAN
Hanya diterapkan pada
BERDASARKAN
pasien yang dicurigai
TRANSMISI
terinfeksi
Jenis Kewaspadaan berdasarkan transmisi
• Melalui kontak
• Melalui droplet
• Melalui udara (Airborne Precautions)
• Melalui common vehicle (makanan, air, obat,
alat, peralatan)
• Melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus)
Transmisi kontak
terbanyak..!
APD
sarung tangan
gaun
◻ APD
Kewaspadaan masker bedah/medik
transmisi droplet sarung tangan
gaun
◻ Batasi gerak pasien keluar R rawat
◻ Ruang terpisah,TT berjarak > 1m atau
kohorting
S B.pertussis,meningococcus,Avian
Influenza, Streptococcus grup A
,Adenovirus ,H1N1,M
pneumoniae,Rubella, Scarlet
fever,Mumps
S Partikel kecil < 5 mm mengandung mikroba
melayang/menetap di udara beberapa jam,
ditransfer sebagai aerosol melalui aliran
udara dalam ruangan /jarak lebih jauh dari 2
m, idealnya 3m
sarung tangan
gaun
• CAUTI/ISK
• INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO).
Bundles • INFEKSI ALIRAN DARAH AKIBAT
HAIs PEMASANGAN PERIFER LINE
(PLABSI)
• PLEBITIS
Penerapan bundle dapat menurunkan angka HAIs jika dilaksanakan dengan konsisten
yang dapat menurunkan angka kematian, biaya perawatan dan lama hari rawat.
Pelaksanaan Penerapan bundle ini harus didukung oleh kompetensi petugas
pelayanan kesehatan baik pengetahuan, sikap dan keterampilannya
Pengertian:
Menurut National Nosocomial Infection
Surveilance Sistem (NNIS) infeksi luka operasi
merupakan infeksi insisi ataupun organ/ruang
yang infeksi terjadi dalam 30 hari setelah
operasi atau dalam kurun 90 hari apabila
terdapat implant yang melibatkan kulit dan
jaringan lunak yang lebih dalam.
Infeksi Daerah Operasi (IDO) juga pada
Tindakan bedah minor yaitu sebuah tindakan
operasi ringan dengan menggunakan anastesi
bersifat lokal dan dapat dengan melakukan alat
sederhana
Tujuan:
Penatalaksanaan Infeksi daerah operasi (IDO)
agar sesuai dengan prinsip PPI.
SURGICAL SITE INFECTION/INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) pada
Operasi Minor
IDO Atau surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30
hari sampai dengan 90 hari setelah operasi meliputi kulit dan jaringan subkutan (insisional
superfisial dan/atau jaringan lunak dalam sayatan dan atau bagian manapun dari anatomi
dibuka atau dimanipulasi selama operasi dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
• Gejala infeksi : kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu
• Cairan purulent.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial.
TINDAKAN BEDAH MINOR YANG
SERING DI FKTP
1. Exterpasi Lipoma
2. Ekstraksi Kuku
3. Sirkumsisi
4. Jahit Luka
5. Insisi Abses
6. Eksisi Clavus
7. Ekstraksi Gigi
PENERAPAN PPI PADA IDO
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PRA-OPERASI
▪ Pastikan Lokasi area tindakan dalam kondisi bersih dan tertata dengan baik
sebelum prosedure dilakukan
▪ Pastikan prosedure Informed Consent sudah dilakukan dengan benar
▪ pastikan sudah dilakukan tindakan keamanan prosedure pasien dengan
melakukan pengukuran : Tensi, Nadi, Suhu dan gula darah dan
penandaan pada lokasi insisi
▪ Profilaksis antimikroba pembedahan: 30 - 60 menit (jika diperlukan)
▪ Pastikan edukasi kepada pasien dan keluarga sudah dilakukan
▪ Pencukuran rambut harus dihindari kecuali jika rambut dapat
mengganggu prosedur operasi
▪ Petugas tidak menggunakan assesoris
▪ Melakukan kebersihan tangan menggunakan sabun anti septik
▪ Mempertahankan kadar glukosa darah antara 140-200 mg/dL (7,8-11,1
mmol/L)
▪ Batasi jumlah orang di dalam ruang kamar Tindakan
PENERAPAN PPI PADA IDO
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN INTRA-OPERASI
1. Petugas melakukan kebersihan tangan mengunakan sabun antiseptik (cuci
tangan bedah)
2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri sesuai indikasi dan jenis
paparan
3. Gunakan drape (linen operasi) yang bersih atau dan steril
4. Selalu memperhatikan tindakan aseptik
5. Antiseptik permukaan kulit dilakukan dengan menggunakan
Alkohol 70 %/iodine tincture 2 % atau clorhexidine 2-4 %.
6. Peralatan kesehatan yang dipergunakan sesuai jenis kritikal, semi
kritik dan Non kritikal
7. Hindari penggunaan agen antimikroba untuk mengirigasi luka insisi
sebelum penutupan
8. Jangan mengaplikasikan bubuk vankomisin( anti mikroba) ke
daerah sayatan pembedahan
9. Limbah benda tajam segera ditempatkan di tempat yang aman
(safety box), lembah infeksius ditampung dan dikumpulkan pada
tempatnya
8. Terdapat bukti pelaksanaan
survailans (D,O)
PENGERTIAN
Surveilans merupakan proses
pengumpulan, pengolahan, analisis
Surveilans: dan interpretasi data secara
PMK 27/2017
sistemik dan terus menerus serta
adalah suatu proses yang: penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat
• Dinamis, mengambil tindakan. (WHO, 2004),
• Sistematis,
• Terus-menerus,
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan Surveilans merupakan pengumpulan,
analisis dan interpretasi data kesehatan
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu secara sistematis dan terus menerus,
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala yang diperlukan untuk perencanaan,
implementasi dan evaluasi upaya
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan kesehatan masyarakat, dipadukan
dengan diseminasi data secara tepat
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan waktu kepada pihak-pihak yang perlu
yang berhubungan dengan kesehatan dalam upaya mengetahuinya. (CDC Center for
desedase control and preventions, 2008),
penilaian resiko Healthcare Assosiated infections (HAIS).
TUJUAN SASARAN
1. Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP
2. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP fokus pada kejadian HAIs yang berhubungan erat
3. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP dengan proses pelayanan medis dan
keperawatan di FKTP, sbb:
4. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
masalah yang memerlukan penanggulangan
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
5. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
3. Plebitis
6. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan 4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
7. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar 5. Abses gigi
penilaian akreditasi di fasyankes
ANALISIS DATA
PENETAPAN
TARGET
DAN ANALISIS
DATA
LAPORAN
DAN
DISEMINASI
HASIL
9/1/2022 PPI di FKTP-Askar 71
4. Target dan Interpretasi
PERENCA
NAAN
Interprestasi data surveilans:
(PERSIAP
AN)
1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll (sesuai keperluan).
PENGUMP
ULAN
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah dipahami yang
DATA
memperlihatkan pola kejadian infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Analisis kecenderungan menurut:
ANALISIS
DATA
✓ Jenis infeksi, jenis tindakan, ruang perawatan, dll
ANALISIS
✓ Jelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi
DATA
DAN
INTERPRET
4. Bandingkan dengan target kejadian infeksi yang diharapkan pada
ASI
pemantauan kejadian HAIs (berdasarkan penetapan FKTP dan data
LAPORA
pembanding (Benchmaking).
N DAN
DISEMIN
ASI HASIL
5. Buat rekomendasi untuk plan of action
9/1/2022 PPI di FKTP-Askar 72
Lanjutan..
ANALISIS
DATA
DAN
INTERPRET
ASI
• Diseminasi dan atau komunikasikan kepada unit atau pihak yang
LAPORA
N DAN
berkepentingan untuk dilakukan langkah tindak lanjut atau perbaikan
DISEMIN
ASI HASIL
9/1/2022 PPI di FKTP-Askar 73
9. Terdapat bukti pelaksanaan pemakaian anti microba yang bijak
2. Penerapan prinsip
Melalui 2 pencegahan
1. Penerapan
kegiatan penyebaran mikroba
pengunaan antibiotik resisten melalui
secara bijak utama
kewaspadaan standar
(Prinsip PPI) 77
1. Meningkatkan pemahaman dan ketaatan tenaga kesehatan dalam
penggunaan antibiotik secara bijak.
2. Meningkatkan peranan pemangku kepentingan di bidang penanganan
penyakit infeksi dan penggunaan antibiotik. D
3. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi laboratorium yang berkaitan
dengan penanganan penyakit infeksi.
4. Meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam memantau penggunaan
antibiotik,
5. Meningkatkan penanganan kasus infeksi secara multidisplin dan terpadu. O
6. Melaksanakan surveilans pada penggunaan antibiotik, serta melaporkan
secara berkala.
7. Menetapkan Kebijakan Penggunaan Antibiotik: Panduan Penggunaan
Antibiotik Profilaksis dan Terapi.
8. Implementasi penggunaan antibiotik secara rasional yang meliputi antibiotik
profilaksis dan antibiotik terapi.
9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan antibiotik
10. Terdapat bukti pelaksanaan Pendidikan dan
pelatihaN terkait PPI (D,O)
SOSIALISASI
PROGRAM PPI