Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT II

SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

2
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., MSi.

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Dapat memahami siklus penjualan dan 1. Pengujian siklus penjualan dan
penerimaan kas. penerimaan kas.
PEMBAGIAN AUDIT BERDASARKAN PENDEKATAN SIKLUS
Cara yang lazim dilakukan para auditor dalam pengaudit modern ini adalah membagi audit
berdasarkan kesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau kelompok) transaksi dan saldo
rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok transaksi dan saldo rekening yang
berkaitan erat akan ditempatkan pada segmen yang sama disebut pendekatan siklus,
contoh:

 Penjualan.
 Retur Penjualan
 Penerimaan kas
 Penghapusan piutang
Logika penggunaan pendekatan siklus dapat dilihat dengan membayangkan bagaimana
transaksi dicatat dalam jurnal dan diringkas dibuku besar dan laporan keuangan.

Penentuan siklus-siklus transaksi bias dilakukan oleh auditor sesuai dengan perusahaan
yang diaudit dan pertimbangan auditor sendiri dan menggunakan empat siklus berikut:

 Siklus pendapatan
 Siklus pengeluaran.
 Siklus produksi dan personalia.
 Siklus investassi dan pembelanjaan.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 2
BUKU BESAR, NERACA
SALDO DAN LAPORA DAN
LAPORAN KEUANGAN
TRANSAKSI JURNAL

PENJUALAN JURNAL PENJUALAN

BUKU BESAR BUKU


PENERIMAAN KAS JURNAL PENERIMAAN KAS PEMBANTU

PEMBELIAN JURNAL PEMBELIAN


NERACA SALDO

PENGELUARAN KAS JURNAL PENGELUARAN KAS

LAPORAN KEUANGAN

PENGALOKASIAN & JURNAL UMUM


PENYESUAIAN

= ALIRAN TRANSAKSI DARI JURNAL KE LAPORAN KEUANGAN=

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 3
HUBUNGAN ANTAR SIKLUS
Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu audit. Dalam
banyak hal, auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah selama audit berlangung.
Meskipun auditor perlu secara cermat mengaitkan siklus-siklus berbeda pada waktu yang
berbeda-beda,namun auditor harus memperlakukan siklus-siklus sedikit agak independen
untuk dapat melaksanakan audit yang kompleks secara efektif.

KAS

SIKLUS INVESTASI DAN


PEMBELANJAAN

SIKLUS SIKLUS SIKLUS PRODUKSI DAN


PENDAPATAN PENGELUARAN PERSONALIA

PERSEDIAAN

= HUBUNGAN ANTARSIKLUS TRANSAKSI=

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN


Siklus pendapatan yaitu suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-giatan yang berhubungan
dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggaran, dan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 4
Kelompok-kelompok transaksi dalam siklus pendapatan suatu perusahaan dagang meliputi:

1) Penjualan Kredit.
2) Penerimaan Kas (penerimaan piutang atau penjualan tunai).
3) Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur dan potongan penjualan
lainnya, serta penghapusan piutang).

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompoten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan.

TUJUAN AUDIT SPESIFIK UNTUK SIKLUS PENDAPATAN


Kategori Asersi Kelompok Transaksi Tujuan Audit Spesifik
Atau Saldo

Eksistensi atau Kejadian Transaksi Saldo Catatan transaksi penjualan


menggambarkan barang-barang yang
dikirimkan atau jasa-jasa yang diberikan
selama periode berjalan (EO1).

Catatan transaksi penerimaan kas


menggambarkan kas yang diterima
selama periode berjalari (E02).

Catatan transaksi penyesuaian penjualan


selama periode berjalan menggambarkan
diskon yang telah diotorisasi, retur dan
pengurangan harga, serta piutang tak
tertagih (E03).

Piutang usaha memggambarkan jumlah


tagihan kepada pelanggan yang ada pada
tanggal neraca (E04).

Kelengkapan Transaksi Saldo Seluruh penjualan (C1), penerimaan kas


(C2), dan penyesuaian penjualan (C3),
yang dilakukan selama periode berjalan
telah dicatat.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 5
Piutang usaha termasuk seluruh Klaim
kepada pelanggan pada tanggal neraca
(C4).

Hak dan Kewajiban Transaksi Saldo Perusahaan mempunyai hak atas piutang
(RO1) dan kas (R02) yang dthasilkan dari
transaksi siklus pendapatan yang dicatat.

Piutang usaha pada tanggal neraca


menggambarkan Klaim resmi perusahaan
kepada pelanggan untuk membayar
(R03).

Penilaian atau Alakasi Transaksi Saldo Seluruh penjualan (VA1) dan penerimaan
kas (VA2) serta penyesuaian penjualan
(VA3) telah dinilai dengan menggunakan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting secara tepat.

Piutang usaha menggambarkan Klaim


kotor perusahaan kepada pelanggan
pada tanggal neraca dan sesuai dengan
jumlah pada buku pembantu piutang
usaha (VA4).

Penyisihan untuk piutang tak tertagih


menggambarkan estimasi yang layak atas
perbedaan antara piutang kotor dan nilai
bersih yang dapat direalisasikan (VA5).

Penyajian dan Transaksi Saldo Perincian penjualan (PD1), penerimaan.


Pengungkapan kas (PD2), dan penyesuaian penjualan
(PD3) mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk klasifikasi
serta pengungkapan yang terkait.

Piutang usaha (PD4) telah diidentifikasi


dan diklasifikasjkan dengan benar dalam
laporan keuangan.

Pengungkapan yang tepat telah dibuat


atas piutang usaha yang telah disetujui

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 6
atau digadaikan (PD5).

PENGGUNAAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN BIDANG USAHA


UNTUK MENENTUKAN STRATEGI
1) Pemahaman Bisnis dan bidang Usaha Klien
Auditor mengembang strategi audit berdasarkan risiko salah saji material. Langkah pertama
dalam menetapkan risiko adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang
usaha klien karena hal itu akan membantu auditor dalam:

1. Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas


klien, pasar, dan pelanggan klien.
2. Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar
(market share) dan keuntungan kompetitif (competitive advantage) klien di pasar.
3. Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan
rata-rata untuk klien dan industri.

2) Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali sebagai ukuran
materialitas serta keseluruhan untuk penugasan ini. Pendapatan juga dapat menimbulkan
piutang usaha dan kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi
penjualan kredit hamper selalu bersifat material terhadap neraca.

3) Risiko Bawaan
Dalam menilai risiko inheren pada asersi sikius pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam
beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor- faktor yang hanya berkaitan
dengan asersi tertentu dalam sikius pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong
manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:

1. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan


pencapaian target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau norma industri
yang sebetulnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan
bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Cara yang digunakan untuk
2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 7
menyatakan terlalu tinggi pendapatan mencakup pencatatan penjualan fiktif,
penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode berikutnya
dalam periode berjalan (pisah batas yang tidak tepat), dan pengiriman barang yang
tidak dipesan ke pelanggan mendekati akhir tahun serta mencatat semua itu sebagai
penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya lagi ke periode
berikutnya.
2. Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih (doubtful accounts) dalam
rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebth tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad (covenants) hutang.

Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan
termasuk hal-hal berikut:

1. Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali


tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi.
2. Penentuan waktu dan jumláh pendapatan yang akan diakui bertentangan dengan
faktor-faktor seperti standar akuntansi yang mendua, kebutuhan untuk membuat
estimasi, kompleksitas perhitungan yang tercakup, dan hak pembeli untuk
mengembalikan barang.
3. Pada saat piutang difactorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang
benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.
4. Piutang mungkin salah dikiasifikasikan sebagai hutang lancar atau tidak lancar akibat
kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan penagihannya di tahun mendatang atau
sumber periatiwa dimana penagihan bersifit kontijen.
5. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap
misapropriasi.
6. Transaksi penyesuaian penjualan memungkinkan digunakan untuk menyembunyikan
pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi
diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak
tertagih.

4) Risiko Prosedur Analisis


Risiko prosedur analisis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analisis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analisis merupakan cara yang efektif dari segi
2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 8
biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien.
Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas
laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketika
memberikan jasa bernilai tambah (value-added service) disamping laporan audit.

Prosedur Analisis Yang Biasanya Digunakan pada Audit Siklus Pendapatan

Rasio Rumus Signifikasi Audit

Penjualan terhadap Kapasitas Penjualan Bersih ÷ Ukuran Membantu menilai kelayakan total
Kapasitas Non Keuangan pendapatan

Pangsa Pasar Penjualan Bersih Klien ÷ Membantu menilai kelayakan baik


Penjualan Bersih Industri total pendapatan maupun marjin
kotor. Besarnya pangsa pasar
seringkali dikaitkan dengan
besarnya marjin kotor

Penjualan terhadap Total Aktiva Penjualan ÷ Rata-rata Total Rasio ini bermanfaat bagi
Aktiva perusahaan manufaktur dan
perusahaan berdasarkan aktiva
(asset-based companies) lainnya.

Menjelaskan hubungan antara


aktiva dan pendapatan penjualan.

Pertumbuhan Piutang ((Piutang Usahan ÷ Piutang Rasio yang lebih besar dari 1,0
Usahan-1) -1) ÷ menunjukkan bahwa piutang
Usaha terhadap
tumbuh lebih cepat daripada
(Penjualann ÷ Penjualan n-1)-1)
penjualan. Besarnya rasio
Pertumbuhan Penjualan

dapat mengindikasikan
kemungkinan masalah
penagihan.

Hari Perputaran Piutang Rata-rata Piutang Usaha Bermanfaat dalam


membandingkan dengan
Usaha ÷ Penjualan x 365
rata-rata industri. Lamanya
periode penagihan dapat
mengindikasikan masalah
penagihan. Pengalaman
sebelumnya dan volume
penjualan periode berjalan dapat
bermanfaat dalam mengestimasi
piutang bersih saat ini.

Beban Piutang Taktertagih Beban Piutang Taktertagih ÷ Bermanfaat dalam mengevaluasi


terhadap Penjualan Kredit Bersih Penjualan kelayakan beban piutang

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 9
Bersih taktertagih. Rasio yang lebih kecil
dapat menunjukkan penyisihan
yang tidak memadai untuk
piutang taktertagih.

Rasio Rumus Signifikasi Audit

Beban Piutang Taktertagih Beban Piutang Taktertagih ÷ Bermanfaat dalam mengevaluasi


terhadap Penghapusan Piutang Penghapusan Piutang Usaha kelayakan
Usaha Aktual
beban piutang taktertagih. Rasio
yang lebih kecil dapat
menunjukkan enyisihan yang
tidak memadai untuk piutang
taktertagih.

Pendapatan Produk Baru Pendapatan dari Produk Baru Perusahaan dengan proporsi
yang Diperkenalkan pendapatan yang tinggi dari
terhadap Total
produk baru dapat menghasilkan
Selama Tahun berjalan ÷
premi marjin kotor akibat
Pendapatan
kemampuannya untuk melakukan
Total Pendapatan
inovasi.

Prosedur Analisis lainnya yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mencakup:

1. Perputaran penjulan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.


2. Kecendrungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecendrungan dalam
pangsa pasar.
3. Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang volume penjualan
perusahaan, harga, dan periode penagihan histories.
4. Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas
perusahaan.
5. Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.
6. Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih akrual.

5) Pengendalian Internal pada siklus pendapatan


1. Lingkungan Pengendalian

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 10
Lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi risiko kecurangan pelaporan
keuangan dengan menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adalah
adopsi manajemen serta ketaatan terhadap standar integritas dan nilai-nilai etika yang
tinggi. Aspek-aspek yang berkaitan meliputi penghapusan insentif atas pelaporan yang
tidak jujur seperti penekanan pada pemenuhan penjualan atau target laba yang tidak
realistis, serta penghapusan templasi atau godaan seperti ketidaksesuaian atau
ketidakefektifan dewan komisaris atau komite audit.

Lingkungan pengendalian dapat diperbaiki apabila pemberian otoritas dan tanggung


jawab (assignment of authority and responsibility) atas semua aktivitas dalam sikius
pendapatan telah dikomunikasikan dengan jelas melalui, di antara yang lain, deskripsi
tugas tertulis. Manajemen senior harus menetapkan tingkat akuntabilitas yang tepat atas
penggunaan sumber daya perusahaan guna menghasllkan pendapatan dan marjin
kotor. Akan tetapi, seperti telah dicatat di atas, jika tekanan yang terlalu besar diberikan
pada pencapaian tujuan yang tidak realistis, maka manajemen mungkin akan
memberikan insentif untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan atau marjin.

2. Penilain Risiko
Penilain risiko manajemen untuk tujuan laporan keuangan adalah dengan penilaian
inheren oleh auditor eksternal.

3. Informasi dan komunikasi (Sistem Akuntansi)


Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang 1)
Penjualan. 2) barang dan jasa. 3) pencatatan piutang. 4) penerimaan kas. 5)
penyesuaian.

4. Pemantauan (Monitoring)
Informasi yang mencangkup 1).pelanggan yang mengalami kesalahan penagihan.
2).lembaga pengatur yang memperhatikan ketidaksesuaian kebijakan pengakuan
pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal. 3). auditor
eksternal yang mempertimbangkan kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan
material dalam pengendalian internal yang ditemukan pada audit sebelumnya.

5. Penilain Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahulan

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 11
Order penjualan bias disampaikan langsung ke perusahaan, melalui telepon, pos, pegawai
bagian penjualan, fax. Dalam uraian berikut, kita akan mulai dengan mengidentifikasi
berbagai dokumen dan catatan yang umum digunakan dalam pergolahan transaksi ini.

Dokumen dan Catatan Yang Umum

Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan
transaksj penjualan kredit seringkali mencakup hal- hal berikut:

1. Pesanan Pelanggan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima


langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson). Pesanan ini dapat
berupa formulir yang disiapkan oleh penjual atau formulir pesanan pembelian yang
dibuat oleh pembeli.
2. Pesanan Penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data
lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan. Pesanan ini berfungsi sebagai
dasar dimulainya transaksj dan pemrosesan internal atas pesanan pelanggan oleh
penjual.
3. Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan
tanggal setiap pengiriman. Dokumen ini dapat berupa bill of lading, yang berfungsi
sebagai pemberitahuan formal atas penerimaan barang yang dikirimkan oleb kurir.
Dokumen pengiriman lainnya termasuk slip pengepakan yang merinci item-item yang
dikirimkan.
4. Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah
yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Formulir inii digunakan untuk menagih
pelanggan dan memberikan dasar untuk mencatat penjualan.
5. Daftar harga yang diotorisasj. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga
barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
6. File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah
diselesaikan. File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan serta jurnal penjualan,
dan memperbahurui file induk piutang usaha, persediaan, serta buku besar.
7. Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
8. File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang pengiriman dan penagihan
pelanggan serta batas kredit pelanggan.
9. File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari
setiap pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu
piutang usaha.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 12
10. Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan yang
menunjukkan saldo awal, transaksj selama bulan berjalan, dan saldo akhir.

Fungsi-Fungsi

Pemprosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan sebagai berikut :

1. Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan


transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi :
- Penerimaan pesanan pelanggan.
- Persetujuan kredit.
2. Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa,
meliputi:
- pemenuhan pesanan penjualan.
- Pengiriman pesanan penjualan.
3. Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh
perusahaan, meliputi:
- penagihan pelanggan.
- Pencatatan penjualan.

Memprakarsai Penjualan

Pada umumnya, memprakarsai transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi itu


dengan pihak ketiga yang independen. Banyak perusahaan besar memisahkan subfungsi.

1. PENERIMAAN PESANAN PELANGGAN


Pesanan penjualan dan pelanggan harus diterima hanya apabila sesuai dengan kriteria
yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya memberikan persetujuan
khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen pesanan penjualan dengan
menggunakan terminal komputer untuk menentukan bahwa

pelanggan tercantum dalam file induk pelanggan, dan biasanya memiliki batas kredit yang
telah disetujui. Jika pelanggan tersebut tidak terdaftar, maka persetujuan dan penyelia
departemen kredit biasanya akan diperlukan.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 13
2. PERSETUJUAN KREDIT
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan kredit
manajenien dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan. Biasanya komputer
dapat diprogram untuk membandingkan saldo piutang pelanggan yang beredar, ditambah
penjualan yang diantisipasi, dengan batas kredit pelanggan dalam file induk pelanggan yang
disetujui. Pemisahan tanggung jawab atas pemrakarsaan penjualan dan persetujuan kredit
dapat mencegah personil penjualan membuat perusahaan menanggung risiko kredit yang
berlebihan guna menaikkan penjualan.

Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko pencatatan setiap
transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang diharapkan akan
direalisasi dan transaksi tersebut. Jadi, hal ini berhubungan dengan asersi penilaian atau
alokasi dan transaksi penjualan (VA1). Tentu saja, ekspektasi terhadap dapat direalisasinya
jumlah-jumlah tersebut akan berubah sepanjang waktu, yang mengakibatkan diperlukannya
suatu penyisihan untuk piutang taktertagih. Pengendalian atas persetujuan kredit juga akan
memungkinkan manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya penyisihan
yang diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini juga berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang taktertagth (VA5).

Pengiriman Barang atau Jasa

Pengiriman barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang menggambarkan


pergantian/perubahan (change) hak dan penetapan hak atas piutang.

3. PEMENUHAN PESANAN PENJUALAN


Kebijakan perusahaan umumnya melarang mengeluarkan barang-barang dari gudang tanpa
adanya pesanan penjualan yang disetujui. Selanjutnya, komputer dapat diprogram untuk
mencocokkan item-item yang diambil dan persediaan perpetual dengan item-item pada
pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur pengendalian ini dirancang untuk menghindari
pemindahan barang yang tidak diotorisasi dan persediaan. Gudang penyimpanan dapat
menerima salian pesanan penjualan yang telah disetujui secara elektronik sebagai otorisasi
untuk memenuhi pesanan dan mengeluarkan barang ke departemen pengiriman. Hal ini
akan memberikan bukti lebih lanjut bahwa penjualan telah terjadi (EO1).

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 14
4. PENGIRIMAN PESANAN PENJUALAN
Pemisahan tanggung jawab atas pcngiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan
pesanan akan membantu mencegah petugas pengiriman melakukan pengiriman yang tidak
diotorisasi. Di samping itu, pengendalian manual yang penting juga mengharuskan petugas
pengiriman melakukan pengecekan independent untuk menentukan (1) bahwa barang yang
diterimta dari gudang disertai dengan otorisasi yang sesuai, dan (2) bahwa pesanan telah
dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan rincian yang ada dalam
pesanan penjualan) (EO1).

Fungsi pengiriman juga meliputi pemhuatan berhagai salian dokumen pengiriman atau bills
of lading. Dokumen pengiriman ini dapat dibuat secara manual pada formulir bernomor urut.
Selain itu, dokumen ini juga dapat dibuat oleh komputer dengan rnenggunakan informasi
pesanan yang sudah ada dalam komputer dan penambahan data pengiriman yang sesuai
seperti kuantitas yang dikirirn, kurir, ongkos angkut, dan sebagainya.

Dokumen pengiriman memberikan bukti bahwa secara aktual barang-barang telah


dikirimkan. Jadi, dokumen ini merupakan bentuk lain dari pendokumentasian bukti yang
mendukung asersi eksistensi atau kejadian pada transaksi penjualan (EO1). File dokumen
pengiriman numeris biasanya dibuat pada komputer dan informasi tentang slip pengepakan
biasanya dicocokkan dengan pesanan penjualan (EO1). Pengecekan periodik yang
terkomputerisasi untuk menghitung seluruh dokumen pengiriman serta menentukan bahwa
seluruh pesanan penjualan yang mengharuskan pengiriman dan faktur penjualan telah
disiapkan di mana setiap dokumen akan bermanfaat bagi asersi kelengkapan untuk
transaksi penjualan (Cl).

Pencatatan Penjualan

Proses pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan bernomor
urut ke pelanggan (penagilian pelanggan) serta pencatatan faktur penjualan secara akurat
dan dalam periode akuntansi yang benar (pencata tan penjualan).

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 15
5. PENAGIHAN PELANGGAN (BILLING CUSTOMERS)
Perhatian utama auditor mengenai penagihan adalah bahwa pelanggan/telah ditagih (1)
untuk seluruh pengiriman, (2) hanya pengiriman aktual (tidak ada duplikat penagihan atau
transaksi fiktif), dan (3) pada harga yang telah diotorisasi. Pengendalian yang dirancang
untuk mengurangi risiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga yang tidak benar, dan jenis
kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang berhubungan dengan tujuan audit
spesifik) mencakup berikut ini:

• Komputer mencocokkan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan
informasi pengiriman (EOl).

• Komputer rnencocokkan harga jual dengan daftar harga yang diotorisasi dan harga pada
pesanan penjualan ketika menyiapkan faktur penjualan (VA1).

• Komputer yang telah terprogram mengecek keakuratan matematis dari faktur penjualan
(VA1).

• Membandingkan total pengendalian pada dokurnen pengiriman dengan total yang dicatat
pada faktur penjualan (E01 dan Cl).

6. PENCATATAN PENJUALAN
Perhatian utama auditor berkaitan dengan fungsi ini adalah bahwa faktur penjualan telah
dicatat secara akurat dan dalam periode yang benar. Hal yang terakhir bersangkutan
dengan saat penerimaan pendapatan, yang biasanya ketika barang-barang dikirimkan.
Dalam sistem yang terkomputerisasi, file transaksi penjualan yang dibuat dalam proses
penagihan digunakan untuk (1) memperbarui (up-date) piutang usaha, persediaan, dan file
induk buku besar, serta (2) membuat jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang
menunjukkan pemostingan ke setiap akun buku besar.

Pengendalian atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan tujuan audit spesifik)
meliputi hal-hal berikut:

 Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan mencocokkan


dokumen pengiriman serta pesanan penjualan yang membuktikan penjualan tersebut
dan tanggal transaksi (E01, R1, VA1).

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 16
• Akuntansi untuk seluruh faktur penjualan bernomor unit (C1)

• Mengulangi (run-to-run) penjumlahan dengan mencocokkan jumlah saldo awal


piutang, ditambah penjualan yang telah diposting, dengan saldo akhir piutang. (C1,
E01, VA1).

• Melakukan pengecekan yang independen secara periodik atas kesesuaian buku


pembantu piutang usaha atau file induk dengan akun pengendali buku besar (VA1).

Dua pengendalian manual yang penting juga hams ditempatkan dalam sistem pengendalian
internal yang dirancang dengan baik:

• Pengiriman laporan bulanan ke pelanggan dengan instruksi untuk melaporkan setiap


pengecualian yang ditunjukkan penyelia akuntansi yang tidak terlibat dalam
pelaksanaan atau pencatatan transaksi siklus pendapatan (seluruh tujuan siklus
pendapatan)

• Perusahaan harus menetapkan tingkat review reguler yang tepat dan akuntabilitas
eksekutif penjualan untuk menganalisis penjualan menurut produk, divisi, wiraniaga
(salesperson), atau daerah, dan membandingkannya dengan anggaran (seluruh
tujuan trarnaksi penjualan). Eksekutif penjualan juga harus mampu
memperhitungkan marjin kotor dan penagihan penjualan selanjutnya serta
penghapusan piutang usaha (VA4).

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENERIMAAN KAS


DOKUMEN DAN CATATAN UMUM

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 17
• Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama
dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang
menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayarkan
(misalnya, bagian tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran).

• Pradaftar. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.

• Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan
dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register kas.

• Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukkan total penerimaan melalui kasir (over-the-
counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran.

• Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank
yang menunjukkan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan
dalam setoran tersebut.

• File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah
disahkan yang diterima untuk pemrosesan; file ini digunakan untuk memperbarui file induk
piutang usaha.

• Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang birisi daftar penerimaan kas dan penjualan tunai dari
penagihan piutang usaha.

FUNGSI-FUNGSI

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit, termasuk subfungsi berikut:

• Menerima penerimaan kas

• Menyetorkan kas ke bank.

• Mencatat penerimaan kas.

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENYESUAIAN


PENJUALAN
Transaksi Penyesuain penjualan meliputi :

• Pemberian potongan tunai

• Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga


2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 18
• Penentuan piutang tak tertagih

Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu


yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi itu (E03)
dan mencakup hal-hal berikut:

• Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan. Sebagai contoh, retur
penjualan harus diotorisasi oleh manajemen penjualan dan seluruh penghapusan piutang
tak tertagih harus diotorisasi oleh bendahara kantor (E03).

• Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur (E03).

• Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang
telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-barang yang dikembaljkan atau rusak,
serta memo otorisasi penghapusan (write off authorization memo) untuk menghapus piutang
tak tertagih pelanggan (E03). Di samping itu, manajemen juga harus bertanggung jawab
atas jumlah seluruh kredit seperti itu dan dampaknya terhadap pendapatan serta marjin
kotor.

• Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan


serta pencatatan penerimaan kas. Biasanya manajemenlah yang bertanggung jawab atas
hasil keuangan dalam suatu departemen yang memiliki tanggung jawab mengotorisasi
transaksi penyesuaian penjualan.

Pengujian Substantif atas Piutang Usaha

Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan
ditujukan pada piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualari kredit dan yang
berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan
hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor
dapat mengaudit penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan
potensi salah saji merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang
pengujian substantif atas akun-akun mi, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat
risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan.

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 19
Daftar Pustaka
1. Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da
Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011 .

2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 20
2013 Audit II Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id 21

Anda mungkin juga menyukai