Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

GENETIKA

OLEH :

NAMA : I MADE OGIK INDRAWAN

NIM : 041323844
SOAL :

Jelaskan perbedaan antara regulasi operon laktosa dengan regulasi operon triptofan.

JAWABAN :

1. REGULASI OPERON LAKTOSA (REGULASI PADA TINGKAT INISIASI


TRANSKRIPSI)

Laktosa adalah gula bisakarida, yaitu gula yang tersusun atas dua molekul gula sederhana, yaitu
glukosa dan galaktosa. Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim β-galaktosidase. Bakteri E. coli dalam hidupnya dapat memanfaatkan baik laktosa maupun
glukosa tergantung gula mana yang tersedia dilingkungan. Bakteri E. coli mempunyai
kemampuan mensisntesis β-galaktosidase sehingga bila laktosa yang dimanfaatkan sebagai
sumber karbon maka bakteri tersebut akan mampu mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Namun bila tersedia laktosa dan glukosa maka bakteri akan memilih glukosa sebagai
sumber karbon, karena glukosa merupakan gula yang lebih langsung dimanfaat dalam proses
metabolisme. Pengaturan sistem ekpresi gen disebut sebagai sistem regulasi ekspresi gen yang
pertama kali diperkenalkan oleh Jacob dan Monod, yang dimana sampai sekarang dikenal
sebagai sistem regulasi operon laktosa yang merupakan sistem regulasi pada tingkat inisiasi
transkripsi.

Istilah operon memiliki pengertian sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang
promotor dan terminator. Pada operon laktosa terdapat tiga gen, yaitu lak Z, lak Y, dan lak A
yang masing-masing menyandikan β-galaktosidase, permease dan transasetilase.
Pengaturan ekspresi operon laktosa dilakukan oleh suatu protein regulator yang akan berinteraksi
dengan promotor. Protein regulator tersebut akan menentukan inisiasi translasi yang dilakukan
oleh transkriptase. Protein pengatur dihasilkan oleh gen regulator, yaitu gen yang produk
ekspresinya berperan mengatur ekspresi gen lain. Pada operon laktosa terdapat dua gen regulator,
yaitu gen lak-i yang berhubungan dengan kehadiran laktosa dan gen crp yang berhubungan
dengan kehadiran glukosa.

a) Regulasi oleh gen lak-I dan kehadiran laktosa

Gen lak-i akan menghasilkan suatu polipeptida, yang kemudian setiap empat polipeptida akan
membentuk satu molekul protein tetramer yang berperan sebagai regulator. Dalam proses
regulasi protein tetramer ini akan menempel pada suatu wilayah promotor yang disebut operator.
Penempelan terjadi karena terdapat kecocokan tertentu antara runtunan basa operator dengan
protein regulator yang bersifat menghalangi atau menekan terjadinya transkripsi disebut dengan
represor. Lawan sifat dari represor disebut aktivator, yaitu yang bersifat mendorong terjadinya
ekspresi gen.

Kehadiran laktosa pada media tumbuh akan mendorong terjadinya ekspresi operon laktosa atau
terjadi sintesis β-galaktosidas, yang berarti kehadiran laktosa harus mampu melepaskan protein
regulator dari promotor agar terjadi ekspresi gen lak-Z, untuk menghasilkan β-galaktosidase.
Dalam sistem regulasi ini laktosa yang diambil oleh bakteri dapat berinteraksi dengan protein
regulator dan asosiasi yang akan mengubah konfigurasi molekul protein regulator yang akan
menyebabkan protein tersebut menjadi tidak mampu berasosiasi dengan operator.

b) Operon laktosa tanpa kehadiran laktosa


Pengendalian operon laktosa secara negatif dilakukan oleh protein repressor yang dikode oleh
gen lak-i. Repressor lak-i adalah suatu protein tetra merik yang tersusun atas empat polipeptida
yang identik. Tanpa laktosa protein repressor yang dihasilkangen regulator (lak-i) akan
menempel pada operator yang akan menghalangi inisiasi transkripsi oleh transkriptase, sehingga
operon laktosa dikatakan mengalami represi. Proses represi semacam ini akan terjadi terus
menerus selama tidak ada laktosa dalam sel.

c) Regulasi oleh gen crp dan kehadiran glukosa

Selain oleh kehadiran laktosa ekspresi, operon laktosa juga diatur oleh kehadiran glukosa. Bila
bakteri telah mengkonversi laktosa menjadi glukosa dan bila kuantitas glukosa sudah mencukupi
maka β-galaktosidase harus dihentikan. Proses regulasi ini melibatkan tiga komponen, yaitu
glukosa, cAMP (cyclic AMP) dan CAP (protein activator). CAP merupakan protein yang
berperan untuk mengaktifkan enzim transkriptase, yang dimana protein ini disandikan oleh gen
regulator crp. Asosiasi antara CAP dengan transkriptase menyebabkan transcriptase menjadi
aktif dan tanpa CAP transkriptase tidak akan aktif. Glukosa mengatur aktivitas CAP melalui
pengaturan cAMP. Antara CAP dan cAMP dapat terbentuk asosiasi, dan asosiasi ini akan
menyebabkan CAP aktif berperan sebagai activator. Jika CAP terbebas dari cAMP maka tidak
akan dapat berperan sebagai aktivator. Kuantitas cAMP berbanding terbalik dengan kuantitas
glukosa. Saat glukosa di dalam sel berjumlah kecil cAMP ditemukan berada dalam jumlah yang
besar, begitu juga sebaliknya. Dalam keadaan kuantitas rendah cAMP tidak dapat berasosiasi
dengan CAP yang mengakibatkan CAP tidak dapat menjadi aktivator. Jadi, pada saat glukosa
rendah maka cAMP akan berada dalam jumlah besar dan membentuk asosiasi cAMP-CAP yang
berperan menjadi aktivator enzim transkriptase sehingga terjadi transkripsi operon laktosa.
2. REGULASI OPERON TRIPTOFAN (REGULASI PADA TINGKAT PROSES
TRANSKRIPSI)

Regulasi ekspresi operon trptofan (operon trp) berbeda dengan regulasi operon laktosa, dimana
pada operon laktosa regulasi dilakukan pada tingkat inisiasi atau pada tingkat promotor.
Sedangkan regulasi operon trp berlangsung pada tingkat RNA hasil transkripsi. Inisiasi
transkripsi akan berjalan tanpa hambatan, tetapi kemudian akan diatur apakah transkripsi akan
dilangsungkan sampai seluruh RNA tertranskripsikan atau akan dihentikan pada titik tertentu.
Pada operon trp terdapat lima gen strukturan, yaitu trp-E, trpD, trpC, trp-B dan trp-A serta satu
gen pengawal yaitu trp-L. Gen trp-E sampai trp-A keseluruhannya menyandikan enzim yang
berperan dalam satu lintasan metabolism triptofan, sedangkan trp-L berperan dalam proses
regulasi ekspresi kelima gen strukturan tersebut terdahulu. Regulasi berlangsung pada saat enzim
transkriptase berada pada ruas trp-L yang akan menentukan apakah transkripsi akan berhenti
pada trp-L atau dilanjutkan ke ruas gen yang ada di belakangnya (trpE sampai trpA).

Ekspresi dari operon triptofan diatur oleh kandungan triptofan yang dihasilkan oleh metabolism
yang dikendalikan operon tersebut. Bila kuantitas triptofan dalam sel sudah mencukupi maka
traiptofan akan berinteraksi dengan gen trp-L untuk mneghentikan ekspresi operon triptofan.
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa ruas gen pengawal trp-L terbagi atas 4 segmen yang
ditunjukkan sebagai ruas 1, 2, 3 dan 4. Keempat ruas tersebut homolog satu sama lain sehingga
ruas-ruas RNA yang ditranskripsikan dapat membentuk pasangan satu sama lain. Pada gambar
diatas terlihat bahwa ruas-2 dapat berpasanga dengan ruas-1 dan ruas-3, sedangkan ruas-3 selain
berpasangan dengan ruas-2 juga dapat berpasangan dengan ruas-4. Ruas-3 dan 4 merupakan
bentuk dari terminator dari gen trp-L. Pada ruas trp-L terdapat dua kodon yang berhubungan
dengan asam amino triptofan yaitu kodon yang terletak pada basa 54 sampai 59. Saat transkripsi
sedang berjalan pada ruas gen trp-L, RNA yang dihasilkan transkripsi tersebut juga mulai dibaca
oleh ribosom atau ditranslasikan. Ribosom akan berjalan membaca kodon-kodon yang terdapat
mRNA tersebut dan merangkaikan berbagai asam amino yang sesuai. Pergerakan ribosom akan
berjalan lancara selama tersedia amino-asil-tRNA yang cocok dengan kodon. Pada saat kuantitas
triptofan dalam sel belum mencukupi maka tidak akan terbentuk asosiasi triptofal-tRNA (amino-
asil- tRNA untuk triptofan), sehingga ketika ribosom mencapai kodon trp, basa 54 sampai basa
59 tidak akan ada tRNA yang berasosisasi pada ribosom dan ribosom akan berhenti pada kodon
tersebut, serta ruas-2 akan terbebas dari ribosom sehingga dapat berpasangan dengan ruas-3.
Pada kondisi ini tidak akan terbentuk pasangan 3-4 atau struktur jepit rambut terminator
sehingga transkripsi tidak berhenti pada ujung trp-L, melainkan akan terus dilanjutkan ke ruas
gen trp-E dan seterusnya.

Sedangkan pada saat kuantitas triptofan mencukupi maka akan terbentuk triptofal-tRNA dan
ribosom akan masuk ke ruas-2. Akibat kehadiran ribosom pada ruas-2, maka ruas-3 akan
terbebas dari perpasangan dengan ruas-3 dan akan berpasangan dengan ruas-4 membentuk
pasangan 3-4 atau struktur jepit rambut. Dalam kondisi ini maka transkripsi akan berakhir pada
ujung trp-L, sehingga ruas trp-E dan yang lainnya tidak akan tertranskripsikan.

Anda mungkin juga menyukai