Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : H. Yudi Irfan Daniel, S.Sos.I., M.Ag.

oleh:
Kelompok 10 (PMTK-C)

Mira Maulidi (NIM 1202050072)


Mykyal Husain (NIM 1202050079)
Nida Komalasari (NIM 1202050086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020/1442 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peyusun penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa, sholawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Filsafat Pendidikan dengan
mengangkat judul “Rekonstruksionisme”. Diharapkan makalah ini dapat membuka pengetahuan
pembaca mengenai salah satu aliran filsafat pendidikan yaitu rekonstruksionisme yang Insyaa
Allah menjadi bekal untuk masa depan kita.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen pengajar yang telah memberi kami
kesempatan untuk memaparkan materi ini serta telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya, serta kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyusun
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari akan adanya kekurangan serta kesalahan
di dalamnya, maka kami harapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di kemudian hari
akan menjadi lebih baik. Kami berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi pembacanya.

Tasikmalaya, 25 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian dan Sejarah Aliran Rekonstrukdionisme ............................................ 2

1. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme ......................................................... 2


2. Sejarah Aliran Rekonstruksionisme .............................................................. 4

B. Tokoh Aliran Rekonstruksionisme ....................................................................... 4

C. Pandangan-Pandangan dalam Aliran Rekonstruksionisme .................................. 5

D. Teori Aliran Filsafat Rekonstruksionisme ............................................................ 6

E. Implikasi Aliran Filsafat Rekonstruksionisme dalam Dunia Pendidikan ............. 7

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................. 8

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam filsafat pendidikan dikenal beberapa aliran, salah satunya adalah aliran
rekontruksionisme. Di zaman modern ini, banyak terjadi krisis di berbagai bidang kehidupan
manusia terutama dalam bidang pendidikan. Dimana keadaan sekarang merupakan zaman
yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan
kesimpangsiuran.
Untuk mengatasi krisis kehidupan tersebut, aliran rekonstruksionisme menanganinya
dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas mengenai tujuan pokok dan
tujuan tertinggi dalam kehidupan umat manusia sehingga dapat memperbaiki tatanan hidup
menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, pada aliran rekonstruksionisme ini peradaban manusia di masa depan
sangat di tekankan. Selain itu, aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dikemukakan permasalahannya adalah sebagai
berikut :
a. Apa pengertian dan sejarah rekonstruksionisme?
b. Siapa tokoh-tokoh rekonstruksionisme?
c. Bagaimana pandangan-pandangan aliran rekonstruksionisme?
d. Apa saja teori pendidikan mengenai rekonstruksionisme?
e. Bagaimana implikasi aliran rekonstruksionisme dalam dunia pendidikan?
C. Tujuan Penyusunan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah dari aliran rekonstruksionisme
b. Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran rekonstruksionisme
c. Untuk mengetahui pandangan-pandangan dalam aliran rekonstruksionisme
d. Untuk mengetahui teor-teori pendidikan mengenai aliran rekonstruksionisme
e. Untuk mengetahui implikasi aliran rekonstruksionisme
.

1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Aliran Rekonstruksionisme


1. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme
Dalam kehidupan sehari-hari sudah sering kita mendengar kata rekonstruksi, dan
hal tersebut selalu dikaitkan dengan perbaikan sesuatu. Begitupun dengan pengertian
rekonstruksionisme, menurut Nurhayati (2016:67) “Rekonstruksionisme berasal dari
dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu re yang memiliki arti kembali, dan construct yang
berarti membangun atau menyusun. Secara etimologis, reconstruct artinya
membangun atau menyusun kembali. Sedangkan, dalam konteks filsafat pendidikan,
aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan
lama dan membangun tata susunan hidup baru dengan kebudayaan yang bercorak
modern”.
Aliran rekonstruksionisme dapat dikatakan sebagai aliran yang memperbaiki
tatanan hidup masyarakat menjadi lebih baik dan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara atau wilayah tersebut, sesuai yang dinyatakan
oleh Nurhayati (2016:67) yang menyatakan bahwa aliran ini adalah respon dari
keadaan masyarakat Amerika yang sebelumnya tidak menentu.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran ini tidak terlepas dari
prinsip pemikiran aliran progresifisme yang mengarah kepada tuntutan kehidupan
modern. John Hendrik mengemukakan bahwa rekonstruksionisme merupakan
reformasi sosial yang menghendaki budaya modern para pendidik.
Aliran rekosntruksionisme pada dasarnya sepaham dengan aliran perennialisme
yaitu dalam hal menghadapi krisis kebudayaan modern, hanya saja berbeda dalam cara
yang digunakan untuk memcahkan masalah yang berhubungan dengan pemulihan
budaya yang ada dalam kehidupan (Kristiawan, 2016:238). Namun, sesuai istilah yang
dikandungnya, yakni berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling
mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk
mencapai tujuan itu, rekoustiuksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang

2
aliran ini ingin merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang sama sekali baru. Tujuan tersebut hanya dapat diwujudkan melalui
usaha bersama dan bekerja sama semua pihak (Mubin, 2018:69)
Pengikut aliran ini memiliki keyakinan bahwa kesadaran bangsa-bangsa di dunia
mulai tumbuh dan sepakat untuk menciptakan satu dunia baru dengan kebudayaan
baru, di bawah satu kedaulatan dunia, serta di bawah pengawasan mayoritas umat
manusia (Zuhairi, 2008:29-30). Itulah ide-ide yang tersimpul dalam aliran
rekonstruksionalisme ini.
Tampaknya, masa depan bangsa-bangsa, yaitu suatu dunia yang diatur dan
diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan diatur oleh satu golongan saja.
Ternyata, cita-cita sebagaimana yang diinginkan oleh aliran ini tidak hanya dalam
teori, melainkan menjadi kenyataan dan terlaksana dalam praktik. Hanya dengan
melalui usaha dan kerja sama antarbangsa, maka cita-cita dapat diwujudkan oleh satu
dunia yang memiliki potensi-potensi teknologi. Usaha tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran dalam bidang kesehatan, keamanan,
jaminan hukum, dan peningkatan jalur-jalur ekonomi dan perdagangan antarnegara,
tanpa membedakan warna kulit, agama, dan negara besar atau kecil.
Dapat disimpulkan secara singkat, bahwa aliran rekonstruksionisme memiliki
tujuan dan cita-cinta. Menurut Anwar (2015:168) mengatakan bahwa “Dengan
singkat, dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionalisme memiliki tujuan dan
cita-cita untuk mewujudkan suatu dunia yang berkedaulatan nasional pengayoman
atau subordinat serta kedaulatan dan otoritas internasional. Aliran ini, juga bercita-cita
mewujudkan dan melaksanakan satu sintesis, yakni perpaduan ajaran agama dengan
demokrasi, teknologi modern, dan seni modern di dalam satu kebudayaan yang dibina
bersama oleh bangsa-bangsa di dunia. Barangkali, pikiran-pikiran aliran inilah yang
menjiwai pandangan pemuka-pemuka dunia seperti yang telah melahirkan, North-
South: A Program for Survival” (Fix Report of the Independent Commission on
International Development Issue under the Chairmanslnp of Willy Brandt) atau Dialog
Utara Selatan Komisi Willy Brandt dalam rangka menciptakan kelestarian dunia dan
diskusi kelompok dalam rangka menanggulangi kesenjangan yang melanda kehidupan
manusia dewasa ini No Limits to Learning: Bridging the Human Cap”.

3
2. Sejarah Aliran Rekonstruksionisme
Berawal dari masa krisis ekonomi jauh pada tahun 1930-an yang tidak hentinya
merongrong perekonomian di dunia. Di samping itu, dalam system ekonomi kapitalis
yang memiliki sikap egosentrisme yang artinya hanya menganggap bahwa pendapat
dan pemikiran darinya paling benar, kemudian dari system kapitalis ini juga
mengakibatkan hubungan social antara beberapa pihak berjalan kurang baik. System
ekonomi kapitalis dipakai di Amerika Serikat, bangsa Amerika Serikat menganggap
bahwa dirinya termasuk negara maju dan membuat mereka bersikap sombong. Hingga
sekitar pada awal abad ke-17 Amerika Serikat mulai defisit sampai awal abad ke-20
defisit Amerika Serikat mencapai ratusan milyar. Krisis yang dialami oleh Amerika
Serikat memoengaruhi sistem perekonomian di dunia, karena Amerika Serikat pada
dasarnya adalah polisi dunia, sehingga jika polisi dunia mengalami kejatuhan, maka
negara lain akan terkena akibatnya. Krisis ekonomi ini berdampak pada pendidikan
sehingga mengalami krisis juga. Krisis inilah yang melatarbelakangi munculnya aliran
rekonstruksionisme yang berperan sebagai perombak tata susunan lama dalam
pendidikan dan pembangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
B. Tokoh-Tokoh Aliran Rekonstruksionisme
1. George Count
George Count adalah seorang pelopor dan tokoh aliran rekonstruksionisme yang
menghasilkan karya tulisan tentang “Prinsip Pendidikan” dengan J. Crosby
Chapman yang berisi gambaran filosofis, psikologis, dan metodologis American
Pendidikan. Beliau juga seorang tokoh reconstruksionisme social yang menulis
bahwa terdapat jurang pemisah yang besar di antara banyak kenyataan yang sulit
dihilangkan antara peradaban industry kita dengan adat istiadat, kesetiaan-
kesetiaan, pemahaman, dan pandangan kita (As’adi dan Miftahul, 2010:32).
2. Carolline Pratt
Carolline Pratt adalah tokoh kedua yang lahir di Lound, Nottinghamshire, 23
Juni 1962, dan meninggal di Peterborough, Cambridgeshire 4 September 2004.
Beliau merupakan seorang guru muda yang inovatif, ia menciptakan beberapa unit
blok yang jika terpotong dengan kokoh dan akurat akan berguna untuk para siswa
dalam melakukan sebuah penciptaan, pemecahan masalah, dan tantangan sendiri.

4
Carolline Pratt juga menunjukkan ide-ide dari Friedrich Froebel tentang sesuatu
yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mewakilkan dunia mereka.
3. Harold Hug
Harold Hugg adalah seorng tokoh yang ketiga, beliau merupakan seorang guru,
insinyur, ahli teori pendidikan, sejarawan, dan mahasiswa sosiologi dan psikologi.
Banyak ide-ide novel Rugg's tentang pengembangan kurikulum yang diterapkan di
seri sosialnya 14-volume studi buku, diterbitkan dengan judul umum "Nya
Mengubah Manusia dan Masyarakat" antara 1929 dan 1940. Upaya Rugg untuk
memberikan pernyataan yang akurat tentang kekuatan dan kelemahan masyarakat
Amerika dalam buku pelajaran membawakan tingkat ketenaran yang jarang
diduplikasi di kalangan akademisi. Meskipun buku hangat diterima dan banyak
dibaca ketika mereka pertama kali muncul, sering dianggap subversif di beberapa
kalangan konservatif dan sebagai hasilnya akhirnya dijatuhkan oleh sebagian besar
kabupaten sekolah yang menggunakannya. Pada tahun 1934 ia membantu
mengorganisasi The Frontier Sosial, sebuah jurnal sangat dihargai untuk analisis
sosial dan pendidikan dari sudut pandang liberal. Pada berbagai waktu dalam
karirnya ia adalah seorang konsultan pendidikan atau dosen tamu di Timur Tengah,
Timur Jauh, Eropa Barat, Afrika Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Selain itu,
ia datang untuk secara umum diakui sebagai delegasi tidak resmi dari American
Progresif Asosiasi Pendidikan untuk Pendidikan Baru internasional Fellowship.
C. Pandangan-Pandangan dalam Aliran Rekonstruksionisme
Ada beberapa pandangan tentang aliran rekonstruksionisme, yaitu sebagai berikut :
1. Pandangan Secara Ontologis
Dengan ontologis, dapat diterangkan tentang bagaimana hakikat dari segala
sesuatu, sesuai pernyataan Mubin (2018:70) bahwa “Aliran rekonstruksionisme
memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu ada dimana
dan ada di setiap tempat”.
2. Pandangan Secara Epistemologi
Aliran ini merujuk kepada aliran pragmatism dan perenialisme, dimana untuk
memahami realita, kita harus memerlukan suatu asas tahu (Mubin, 2018:71).

5
Pandangan ini juga berpendapat bahwa dasar dari sebuah kebenaran adakah
self evidence , yakni bukti yang ada pada diri sendiri, realita, dan eksistensinya
(Mubin, 2018:71). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebenaran suatu ilmu
pengetahuan ada pada pengetahuan itu sendiri.
3. Pandangan Secara Aksiologis
Dalam berinteraksi baik sesama manusia ataupun alam itu memerlukan nilai.
Dalam kehidupan nyata, sebelum mendapatkan nilai maka terlebih dahulu
dilakukan penilaian. Tanpa disadari, dalam kehidupan kita saat berinteraksi
dengan alam sering melakukan penilaian. Akan tetapi, nilai memiliki arti yang
sangat luas, menurut yang dikutip oleh Mubin (2018:72) dari pendapat dari
Barnadib yang menyatakan bahwa “Aliran rekontruksionisme memandang
masalah nilai berdasarkan asas-asas supranatural, yaitu menerima nilai natural
yang universal, yang abadi, berdasarkan prinsip nilai teologis”.
D. Teori Pendidikan Rekonstruksionisme
Menurut Brameld (kneller,1971) yang dikutip oleh Nurhayati (2018:68) menyatakan
bahwa teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu :
1. Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan
tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan
yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.
2. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber
dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.
3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan
sosial.
4. Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara
bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis
5. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa
ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita
untuk menemukan nilai-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai
itu bersifat universal. Meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran,

6
metode yang dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.
E. Implikasi Aliran Rekosntruksionisme dalam Dunia Pendidikan
Menurut Sadulloh (2006:171) yang mengutip pendapat Power (1982) bahwa
neoprogresivisme adalah istilah untuk aliran rekonstruksionisme dan beliau
mengemukakan implikasi pendidikan dari aliran rekonstruksionisme , antara lain :
1. Tema Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha sosial. Salah satu misi sekolah adalah
untuk meningkatkan rekonstruksi sosial.
2. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal.
Transmisi budaya adalah essensial dalam masyarakat majemuk dan harus
mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas ataupun
minoritas atau budaya yang ditentukan atau diskusi. Semua budaya dan nilai-
nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4. Peran Siswa
Nilai-nilai budaya pada siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang
berharga. Keluhuran pribadi dan bertanggung jawab sosial ditingkatkan mana
kala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.
5. Metode
Sebagai kelanjutan pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan
(learning by doing).
6. Peranan Guru
Guru tidak harus menunjukkan rasa hormat yang sejati atau ikhlas terhadap
semua budaya baik dalam mata pelajaran maupun hal lainnya. Pelajaran
sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

7
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan
lama dan membangun tata susunan hidup baru dengan kebudayaan yang bercorak modern.
Secara singkat, aliran ini bertujuan untuk mengubah tatanan kebudayaan pendidikan
susunan lama menjadi susunan yang baru dan bercorak modern.
Tokoh aliran rekonstruksionisme antara lain George Count, Cerroline Pratt, dan Harold
Hugg. Pandangan aliran rekonstruksionisme terbagi menjadi tiga, yaitu pandangan
Ontologis, pandangan Epistemologi, dan pandangan Aksiologi (nilai-nilai).
Teori rekonstruksionisme secara singkat menyatakan bahwa sekolah merupakan tempat
untuk menciptakan tatanan kehidupan sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai budaya
yang ada.
Implikasi aliran rekonstruksionisme dalam dunia pendidikan antara lain dilakukan
terhadap tema pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum, peran siswa, metode, dan peran
guru.
B. Saran
Setelah mempelajari aliran rekonstruksionisme, maka kita sebagai calon guru atau
pendidik harus mampu memiliki persepsi atau rencana untuk masa depan suatu bangsa
sehingga perubahan-perubahan selalu diadakan untuk mencapai tujuan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, kesejahteraan, kemakmuran dan keamanan suatu
masyarakat.
Seorang guru harus mampu menyadarkan dan mengarahkan para siswa dalam
menghadapi masalah-masalah untuk dipecahkan. Selain itu, guru juga harus memberi
motivasi kepada para siswa untuk berpikir kritis dan alternatif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2015). Filsafat Pendidikan. Jakarta: PT Aditya Andrebina Agung.


Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan The Choice Is Your. Yogyakarta: Valia Pustaka.
Miftahul, A. d. (2010). Pengantar Filsafat Pendidikan. Jakarta: Stain Po Press.
Mubin, A. (2018). Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap Rumusan Konsep Pendidikan
Serta Tinjauan Islam Terhadapnya. Rausyan Fikr, 69-72.
Nurhayati. (2013). Filsafat Pendidikan Islam. Pekanbaru: Benteng Media.
Sadulloh, U. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Alfabheta.
Zuhairi. (2008). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai