1. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis adalah ketidakpastian pada perkiraan pendapatan operasi
perusahaan dimasa mendatang.
Risiko Bisnis mewakili tingkat risiko dari operasi-operasi perusahaan yg
tidak menggunakan hutang.
Risiko bisnis ini diukur dengan deviasi standar dari ROE (Return On
Equity).
EAT
ROE=
Modal Sendiri
Sri Setya 1
Handayani
Gambar Perusahaan A :
Keuntungan /
Biaya
Pendapatan
total
Biaya Total
Keuntungan
(EBIT)
BEP
Biaya tetap
Penjualan
Gambar Perusahaan B
Keuntungan /
Biaya
Pendapatan
total
Biaya Total
Keuntungan
BEP (EBIT)
Biaya tetap
Penjualan
2. Risiko Finansial
Risiko Finansial adalah risiko tambahan pada perusahaan akibat
keputusan menggunakan hutang atau risiko yg ditimbulkan dari
penggunaan hutang (Financial Leverage)
Dimana :
σ
ROE ( L
= Risiko perusahaan yg menggunakan hutang (Leverage Firm)
)
σ
ROE (U
= Risiko perusahaan yg tdk menggunakan hutang (Unliverage
)
Firm) atau risiko bisnis
σ
ROE ( L adalah lebih besar dari σ
ROE (U . Perhatikan ilustrasi berikut :
) )
Modal perusahaan Rp. 1.000.000,00. Perusahaan tidak menggunakan
hutang. EBIT = Rp. 400.000,00 dan pajak 20 %.
EBIT Rp 400.000
Bunga Rp 0
EAT Rp 320.000
EAT 320.000
ROE = = =
32 % MS
1.000.000
EAT 224.000
ROE = ------ =---------------= 44,8 %
MS 500.000
Dimana :
K s L = biaya modal sendiri perusahaan yg menggunakan hutang
krf = suku bunga bebas risiko
K M = tingkat keuntungan yg disyaratkan pada portfolio pasar
b u = beta untuk perusahaan yg tidak menggunakan hutang (ulivered
Contoh :
Suatu perusahaan yg tidak menggunakan hutang memiliki beta = 2. Diketahui
K M = 20 %, krf = 10% dan modal sendiri 100 juta. Tingkat pajak 20%
Jika perusahaan mengganti 20 juta modal sendiri dengan hutang, maka biaya
modal sendiri adalah :
K s L = krf ( K − + − krf )bu .(1 −T )( D / S )
+ M
krf )bu ( K M
= 10% + (20% - 10%) 2 + (20% - 10%) 2.(1-20%)(20/84)
=
Maka :
KR f + ( K M = KR f + ( K M − KR f )bU + ( K M − KR f )bU .(1
− KR f )b L − T )( D / S )
b = + bu (1 − T )( D / S )
L
bu
b L = bu + (1 −T )( D / S )]
Dimana [1
:
b L = beta untuk perusahaan yg menggunakan hutang
b
u
= beta untuk perusahaan yg tidak menggunakan
hutang T = tingkat pajak
D = hutang
S = modal sendiri
Dalam konteks suatu risiko pasar, risiko bisnis suatu perusahaan diukur dengan
unlevered beta (bu), risiko total perusahaan diukur dengan levered
beta (bl) dan risiko finansial diukur dengan perbedaan bu dan bl.
BEPdalamRu piah F
= V
1−
P
Dimana :
F = fixed cost per unit
V = variable cost per
unit P = harga jual per
unit
Rumus ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
EBIT = penjualan dalam Rupiah – Total biaya variabel – total biaya tetap
EBIT = S – TVC – F = 0
TVC
S − S. − F = 0
S
TVC
S .1 − F
− S
TVC
S .1 − − F = 0
S
S BEP = F
1 − TVC
S
Karena :
TVC (Variable Cost/unit) x unit penjualan
=
S (Harga jual/unit) x unit penjualan
V
--
P
Maka :
S BEP F
V
= −
1 P
Contoh :
Variable cost = Rp. 6 / unit
Total Fixed Cost = Rp. 100.000
Harga j ual = R p. 1 0 / u nit
F
BEP dalam unit =-------
P–V
100.000
=
10 – 6
= 25.000 unit
BEPdalamRu piah F
= V
1−
P
100.000
= 6
1 −
10
= Rp. 250.000
Pembuktian :
EBIT = Penjualan – Total biaya variable – total biaya tetap
= (25.000 x 10) – (25.000 x 6) – 100.000
=0
Contoh :
Suatu perusahaan meramalkan penjualan sebesar Rp. 300.000 (30.000
unit). VC/unit = Rp. 6, FC = Rp. 100.000. Apa yg terjadi dengan EBIT
jika ternyata penjualan yang terjadi adalah 20% dari yg diperkirakan ?
Prediksi Realisasi
Penjualan Rp. 3 00.000,00 Rp. 3 60.000,00
Total Variabel Cost Rp. 180.000,00 Rp. 216.000,00
Fixed C ost Rp. 1 00.000,00 Rp. 1 00.000,00
EBIT Rp. 20.000,00 Rp. 44.000,00
Dimana :
Q = unit penjualan
P = harga jual per unit
V = biaya variable per
unit F = total biaya tetap
Contoh :
Diketahui harga/unit (P) = Rp. 10, Biaya variable/unit = Rp. 6, Total biaya
tetap (F) = Rp. 100.000. Berapa DOL pada penjualan sebesar Rp. 300.000
atau 30.000 unit ?
Jawab :
DOLRp.300.000 = ∆Q( P −V )
Q( P −V )
− F
30.000 (10 – 6)
=
30.000(10-6) – 100.000
120.000
=
20.000
=6x
Artinya : pada saat penjualan sebesar Rp. 300.000 atau 30.000 unit (jika
harga jual Rp. 10/unit) jika penjualan naik 1%, EBIT akan naik 6x atau
6%, jika penjualan turun 1%, EBIT akan turun 6x atau 6%.
Dimana :
S = Jumlah penjualan total dalam rupiah
TVC = Total variable cost atau biaya variable
total F = Total Fixed Cost atau biaya tetap total
F 100.000
V. FINANCIAL LEVERAGE
1. Suatu perusahaan dikatakn menggunakan “Financial Leverage” jika ia
membelanjai sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar
bunga yang tetap (misal : hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau
saham preferen).
Jika perusahaan menggunakan “financial leverage” atau hutang,
perubahan pada EBIT perusahaanakan mengakibatkan perubahan yang
lebih besar pada EPS ( Earning per share) atau penghasilan per lembar saham
perusahaan.
2. Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap
perubahan EBIT perusahaan
Persentase PerubahanPa daEPS
DFL EBIT =
Persentase PerubahanPa daEBIT
Dimana DFL adalah degree of financial leverage pada EBIT tertentu.
EBIT Q (P – V) - F
Contoh :
P = Rp. 100
V = Rp. 50
F = Rp. 100.000
C = Rp. 20.000
T = Pajak = 50 %
EAT Rp 40.000
Saham beredar 10.000
EPS Rp 4
c. DFL pada EBIT Rp. 100.000 adalah :
Q (P – V) - F
DFL 100.000 =
Q (P – V) – F - C
= 4000 (100 – 50) – 100.000
d. Pembuktian :
Misal : EBIT naik 20 % menjadi Rp. 120.000, maka EPS menjadi
: EBIT Rp. 1 20.000
Biaya bunga Rp. 20.000
3. Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan
pa d a E B I T p e ru s a h a an . B e s a r
k e ci l ny a h u ta n g y g d i gu n a k a n
k e c i ln y D F L te r g an t u n g p a da b e
p e r u s ah a an . S e m a k in b e s a r h u t a n g
s a r
y g digunkan, semakin besar pula DFL sehingga semakin besar risiko
financial perusahaan.
Jawab :
Pada EBIT Rp 20.000, DFL untuk masing-masing alternative pendanaan
adalah :
DFL = EBIT / EBIT – C
Alternatif A : DFL = 20.000 / 20.000 – 0 = 1 x
Alternatif B : DFL = 20.000 / 20.000 – 3200 = 1,19
x (3200 (200.000 x 20%) x 8% )
Alternatif C : DFL = 20.000 / 20.000 – 6400 = 1,47 x
(6400 (200.000 x 40%) x 8 %)
VI. KOMBINASI OPERATING DAN FINANCIAL
LEVERAGE
DOL mengukur kepekaan EBIT terhadap perubahan
penjualan DFL mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan
EBIT
Jika DOL dikalikan DFL, kita akan mendapatkan Degree of Combined
Leverage (DCL) yang menunjukkan kepekaan EPS terhadap perubahan
penjualan.
Maka :
DCL R Q( P −V )
p = Q( P −V ) − F
−V
Dimana
DCL Rp adalah Degree of Combined Leverage pada rupiah penjualan
tertentu.
Contoh :
P = Rp. 100
V = R p. 5 0
C = biaya bunga = Rp. 20.000
Pajak =5 0%
F = R p. 1 00.000