DOSEN:
NPM: 216080105
DOSEN : Dr Susy Himawati MARS dan DR.apt.dra Eka Yoshida Syofian, MM, MARS
A. KELAS 34 B
SOAL No. 2
1. Rumah sakit “ SEHAT” membeli mesin EKG dengan nilai investasi Rp 2.000.000.000 dengan umur
ekonomis 6 tahun. Berapa nilai investasi setiap tahunan dari alat tersebut sampai selesai
dengan inflasi 10% ?
2. Jika tarif pemeriksaan EKG sebesar Rp 300.000 dengan volume pemeriksaan rata-rata 2.500
pasien, kapan Back Periode untuk BEP alat tersebut
SOAL No. 3
1. Dalam masa era disrupsi 4.0, maka semua organisasi di dunia dari berbagai bidang termasuk
bidang perumaha sakitan akan mengahadapi perubahan yang tidak dapat dipastikan.
Dapatkah anda jelaskan bagaimana cara kita menghadapi perubahan tersebut dan mengatur
arah kebijakan RS dimasa peruahan tersebut, sebagaimana pada gambar dibawah ini.
SOAL NO.4
Mohon dijelaskan apa yang dimaksud dengan hukum penawaran dan hukum permintaan, apa saja
yang mempengaruhi dan jelaskan juga apa yg dimaksud dengan elastic demand dan inelastic
demand. Mengapa kedua hal tersebut memungkinkan terjadi dalam pelayanan kesehatan ?
JAWABAN
No.1
2. Jawaban
A. Nilai Investasi awal EKG : 2.000.000.000
Umur ekonomis alat : 6 tahun
Nilai Inflasi : 10%
INFLASI 10%=0,1
DENGAN
DEPRESIASI
EKG 2.000.000.000 INVESTASI BEP TOTAL
PELAYANAN
UMUR TAHUN
1 366.666.666 750.000.000
2 403.333.333 750.000.000
3 433.666.666 750.000.000
4 488.033.333 750.000.000
5 536.836.666 BEP TAHUNKE-5
6 590.520.333 Tabungan Investasi 3.000.000.000
Soal 2. B
ASUMSI Pelayanan Sama
Tarif USG 300.000,-
Volume Pemeriksaan pertahun 2500 pasien
Perhitungan Tanpa
BEP Depresiasi
Biaya Investasi: 2.000.000.000 BEP Total Pelayanan=
2.000.000.000 PendapatanPengeluaran
1 333.333.333 750.000.000
2 333.333.333 750.000.000
3 333.333.333 750.000.000
4 333.333.333
5 333.333.333
6 333.333.333 BEP-TAHUN
KE 6
TOTAL 2.000.000.000 2.250.000.000
BEP PELAYANAN TH
K-3
3. Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Klaus
(Shwab, 2016) melalui The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia
telah mengalami 4 tahapan revolusi, yaitu:
Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga
memungkinkan barang dapat diproduksi secara masal
Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19-20 melalui penggunaan listrik yang
membuat biaya produksi menjadi murah
Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan
komputerisasi
Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an melalui rekayasa
intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan
konektivitas manusia dan mesin.
Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri, khususnya
dalam bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan seorang individu
untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup yang lebih panjang, dan
kehidupan yang lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun 2015, telemedicine diakses
oleh lebih dari satu juta penduduk. Angka ini meningkat secara signifikan di tahun 2018,
dimana jumlah penduduk yang mengakses telemedicine telah mencapai 7 juta orang. Hal
ini menunjukkan bahwa teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area
terpencil sekalipun untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Kedua hal tersebut didasari oleh empat hukum. Hukum-hukum inilah yang dijadikan
sebagai pondasi dari teori ini. Hukum-hukum ini bisa dijadikan sebagai acuan oleh para
pelaku ekonomi untuk menjalankan usahanya. Karena di dalam hukum-hukum ini terdapat
hal-hal yang akan terjadi jika sesuatu terjadi.
Jadi para pelaku usaha dapat mengetahuinya dari hukum-hukum ini. Untuk mengetahui
lebih lanjut berikut adalah pembahasannya hukum dasar penawaran pada berbagai
keadaan:
Saat penawaran meningkat: Jika penawaran terhadap suatu barang meningkat, maka
harga yang ditawarkan akan semakin tinggi.
Ketika penawaran menurun: Jika penawaran terhadap suatu barang menurun, maka
harga yang ditawarkan akan semakin rendah.
Saat permintaan meningkat: Jika harga suatu produk sedang rendah, maka jumlah
produk yang diminta akan bertambah.
Ketika permintaan menurun: Jika harga suatu produk naik, maka jumlah produk yang
diminta akan menurun.
Faktor pendukung yakni persediaan bahan baku, cuaca, dan luasnya jaringan
pasokan. Itulah tadi faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap permintaan dan
penawaran. Faktor-faktor itu seperti dasar terjadinya hukum penawaran dan permintaan.
Karena jumlah permintaan hampir selalu turun jika harga naik, elastisitas permintaan
biasanya bernilai negatif, walaupun para praktisi kadang tidak menulis tanda negatif
tersebut. Permintaan suatu barang dikatakan bersifat elastis jika elastisitasnya lebih besar
dari 1, artinya kenaikan harga sebesar 1% menghasilkan penurunan permintaan yang lebih
besar dari 1%. Sebaliknya, permintaan inelastis adalah permintaan dengan elastisitas lebih
kecil dari 1. Selain itu, terdapat klasifikasi permintaan elastis sempurna memiliki elastisitas
∞ elastis uniter (elastitas 1), inelastis sempurna (0) dan elastis sempurna (∞). Segelintir
barang memiliki elastisitas positif, sehingga merupakan anomali hukum permintaan,
misalnya barang-barang yang merupakan simbol status ("Barang Veblen") atau Barang
Giffen.
Pelayanan kesehatan adalah upaya, pekerjaan atau kegiatan kesehatan yang ditujukan
untuk mencapai derajat kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi-
tingginya.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses
produksi yang akan menghasilkan kesehatan. Demand terhadap pelayanan rumah sakit
tergantung terhadap demand akan kesehatan sendiri.
1. Riset pasar
2. Forcasting demand