Anda di halaman 1dari 11

Inovasi Produk

Hewani
Kelompok 1
Gita Rahma A. G031191027
Achmad Yusuf M. G031191028
Ardelia Indriani H. G031191077
Matthew Khosuma G031191078
kumakan

Kulit Lumpia Ikan


Pendahuluan

Berkembangnya pengetahuan dan teknologi terutama di bidang pangan menyebabkan banyaknya


pola makan dan gaya hidup instan, hal ini menyebabkan kan makanan siap saji dan penggunaan
bahan tambahan menjadi sangat diminati. Kandungan gizi pada makanan siap saji biasanya kurang
dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Lumpia merupakan makanan siap saji tradisional khas Tionghoa
dan merupakan kuliner khas dari Semarang. Kulit lumpia berbahan dasar dari tepung gandum yang
ditipiskan sehingga membentuk kulit. Selain dapat digunakan untuk kudapan lumpia, kulit lumpia
juga dapat digunakan sebagai pembungkus produk lain seperti wonton dan pangsit (Naomi dkk,
2017).
Indonesia kaya akan sumber daya perikanan. Salah satu masalah dalam sumber daya perikanan
adalah produk perikanan bersifat mudah rusak atau membusuk (Perishable foods). Salah satu
produk olahan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah ini adalah pembuatan tepung ikan.
Tepung ikan dapat dibuat dari berbagai jenis ikan seperti ikan gabus (Sari dkk, 2017).
Tepung ikan gabus dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kulit lumpia
dengan cara mencampurkannya dengan tepung terigu. Ikan gabus mengandung albumin yang sangat
berguna bagi kesehatan. Serum Albumin merupakan komponen yang diproduksi pada manusia untuk
menyembuhkan luka baik itu luka bakar ataupun luka pasca operasi. Produk tepung ikan gabus juga
dapat dijadikan sebagai sumber protein, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Penggunaan tepung ikan gabus dalam pembuatan kulit lumpia diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan gizi tubuh serta dapat meningkatkan nilai ekonomi dari nelayan. Kulit lumpia yang tepung
ikan gabus merupakan inovasi produk hewani yang kami pikirkan dengan melihat kurangnya
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kebutuhan gizi tubuh manusia. Produk ini dinamakan
“KUMAKAN” Kulit Lumpia Ikan.
Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu pisau, talenan,


timbangan, panci, corong pisang, ayakan, teflon
dan mangkuk.
Bahan yang digunakan yaitu ikan gabus, pelarut
heksan, antioksidasi BHT, minyak goreng, tepung
terigu, air, garam dan putih telur.
Prosedur Pembuatan

Tepung Ikan Gabus


Prosedur Pembautan

Kulit Lumpia
Video pembauatan

Pembuatan Tepung Ikan Gabus Pembuatan Kulit Lumpia

https://www.youtube.com/watch?v=rbwFyLL-kCk https://www.youtube.com/watch?v=ea3eiHIL9CE

Kemasan

Kemasan merupakan wadah untuk menempatakan suatu produk guna melindungi atau memproteksi sehingga
produk lebih awet, memudahkan penyimpanan dan pendistribusian serta sebagai sarana promosi produk
(Indraswati, 2017). Beberapa faktor penting dan persyaratan desan kemasan yaitu mampu menarik calon
pembeli, menampilkan produk yang siap jual, informatif dan komunikatif, dan mampu menciptakan rasa butuh
terhadap produk. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) yaitu
kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan.
Kemasan sekunder yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya.

Kemasan Primer Kemasan Sekunder


Keunggulan
•Kulit lumpia yang dihasilkan tinggi akan kandungan protein
•Tidak mempengaruhi rasa dan aroma
•Dapat menyeimbangkan gizi pada lumpia

Naomi dkk, 2017 Sari dkk, 2014


DAFTAR PUSTAKA

Indraswati, D. (2017). Pengemasan makanan. In Forum Ilmiah Kesehatan: Jakarta.


https://scholar.archive.org/work/5myngam7xvffljmttqvawybnnq/access/wayback/http://forikes-
ejournal.com/index.php/baf/article/viewFile/240/114.

Naomi, T. H. P. A., Purwijantingsih, E., & Swasti, Y. R. (2017). Kualitas dan Aktivitas Antioksidan
Kulit Lumpia dengan Substitusi Spirulina platensis. Skripsi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta

Sari, D. K., Marliyati, S. A., Kustiyah, L., Khomsan, A., & Gantohe, T. M. (2014). Uji Organoleptik
Formulasi Biskuit Fungsional Berbasis Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalusstriatus). Jurnal Agritech,
34(2): 120-125.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai