Anda di halaman 1dari 65

BST-CBD

Meningitis TB
Dokter: dr. Gian Gunarti P, Sp.S, M.Kes

Mahasiswa: Yunan Pangestu Yuzar - 2015035


Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha - RS. Sartika Asih
2021
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Nn. N
● Usia : 19 Tahun
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Alamat : Ciseureuh, Bandung
● Pekerjaan : Pelajar
● Agama : Islam
● Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
● No. RM : 00.xxx.761
● Setting : Rawat Jalan - Poliklinik
● Tanggal Pemeriksaan : 27 September 2021
ANAMNESIS
[13 Agustus 2021] ● Tidak ada sesak, kepala terbentur, muntah
menyemprot, bicara pelo, wajah mencong, gangguan
● Keluhan Utama: Kejang Seluruh Tubuh menelan, kelumpuhan lengan dan tungkai, ruam
● Kejang seluruh tubuh sejak pukul 15:00 kurang lebih 3 pada kulit, gangguan penciuman, gangguan
menit, selama kejang mata mendelik ke atas, tubuh kaku, pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan
mata mendelik ke atas, mulut berbusa, tangan mengepal
keseimbangan, sakit gigi, keluar cairan dari telinga,
ke arah luar. Sebelum kejang penderita sadar.
diare lebih dari 2 bulan, benjolan pada leher, dan
● Kejang yang sama berulang setiap 30 menit sebanyak 3
penggunaan narkoba suntik.
kali selama kurang lebih 3-5 menit. Penderita diantara
kejang tidak sadar.
● Muntah berisi air 1 kali pada pukul 15:00, tidak
menyembur.
● 1 Minggu yang lalu, demam suhu belum diukur, sakit
kepala, batuk sedikit berdahak, dahak tidak berdarah,
sulit tidur, dan keringat malam. Penurunan berat badan
20 kg dalam 2 bulan terakhir.
ANAMNESIS
● Keluhan baru pertama kali dirasakan. Berat badan ● Anak ke-2 dari 2 bersaudara P2A0, 37 minggu
turun +/- 20 kg dalam 2 bulan. 2 bulan terakhir kehamilan, dibantu bidan, lahir di rumah sakit, tidak
demam hilang-timbul dirasakan tidak terlalu tinggi, ada trauma kepala akibat persalinan, BBL +/- 3,3 kg,
sakit kepala terutama bagian belakang, batuk sedikit PBL +/- 48 cm, rutin kontrol ANC, tidak ada penyulit
berdahak tidak berdarah terutama malam, dan kehamilan dan persalinan, imunisasi dasar lengkap.
keringat malam. Cedera kepala usia 4 tahun. Tidak ● Tidak ada alergi obat.
ada riwayat tumor otak, epilepsi, kejang demam, ● Kontak erat dengan kakak penderita TB. kakek
muntah-muntah, infeksi paru, BAB penderita TB paru 4 tahun lalu, tuntas berobat 3
berdarah-berlendir, penyakit kuning, penyakit ginjal, tahun lalu.
dan beruntus pada kulit. ● Tidak ada riwayat kebiasaan penggunaan zat
● Penderita belum berobat untuk keluhan saat ini. terlarang, merokok, dan alkohol.
Keluhan 2 bulan lalu sudah berobat ke dokter, ● Penderita tinggal bersama orang tua, paman, dan
diberikan antibiotik dimakan sampai habis dan tidak kakek.
ada perbaikan.
PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan Umum
○ Kesan Sakit : Kesan Sakit Berat
○ Kesadaran : E2M6V4 GCS 12, Somnolen
○ Berat Badan : 39 kg
○ Tinggi Badan : 153 cm
○ IMT : 16,7 kg/m2
● Tanda Vital
○ Tekanan Darah : 128 / 80 mmHg (MAP : 96, Pulse Pressure : 48)
○ Nadi : 148 x / menit
○ Respirasi : 28 x / menit
○ Suhu : 37,7oC
○ Sp.O2 : 95%
Status Generalis
● Kepala
○ Normocephal, Rambut hitam, Turgor kembali cepat, Conjunctiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, Palpebra
Oedem -/-, Sekret Hidung -/-, Sekret Telinga -/-, Faring Tidak Hiperemis, Tonsil T1/T1, Uvula Letak Sentral,
Sianosis -, Pernafasan Cuping Hidung -/-, Bentuk Wajah Simetris, Deformitas -/-.
● Leher
○ KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal -.
● Dada
○ Bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi interkostal -/-, retraksi epigastrium -,Deformitas -/-, Nyeri
Tekan -/-, Krepitasi -/-, Taktil fremitus -/-, Thrill -, Iktus Kordis 1 cm medial LMCS, perkusi sonor kedua
lapang paru, batas jantung dalam batas normal, VBS +/+ normal, Ronkhi +/+ basah halus, Wheezing -/-,
Bunyi Jantung Murni S1=S2 reguler, murmur-.
● Perut
○ Bentuk datar, soepel, Bising Usus -,
● Ekstremitas
○ Akral hangat, akrosianosis ekstremitas superior -/-, akrosianosis ekstremitas inferior -/-, CRT <2”
Status Neurologikus
● Kepala : Bentuk dan Ukuran Simetris, normocephal
● Columna Vertebrae : Deformitas -, kifosis -, lordosis -, skoliosis -
● Rangsang Meningen
○ Kaku Kuduk :+
○ Brudzinsky I :-
○ Brudzinsky II :-
○ Brudzinsky III : tidak dilakukan
○ Brudzinsky IV : tidak dilakukan
○ Kernig :+
○ Laseque :+
Saraf Kranialis
● N.I : dalam batas normal.
● N.II
○ Ketajaman Penglihatan: dalam batas normal.
○ Lapang Pandang : dalam batas normal.
○ Fundus Okuli : dalam batas normal.
● N.III, N.IV. N.VI
○ Ptosis : -/-
○ Pupil : bulat, isokor, midsentral ODS D:3mm
○ Refleks Cahaya : direk +/+, indirek +/+
○ Posisi Mata : Orthophoria
○ Gerakan Bola Mata : Versi dalam batas normal pada aksis kardinal.
● N. V :
○ Sensorik : dalam batas normal.
○ Motorik : dalam batas normal.
● N.VII :
○ Angkat alis mata : simetris.
○ Memejamkan mata : simetris.
○ Plica Naso labialis : simetris
○ Gerakan wajah : simetris.
○ Rasa kecap 2/3 bagian depan lidah : dalam batas normal.
● N. VIII :
○ Pendengaran : dalam batas normal
○ Keseimbangan : tidak dilakukan pemeriksaan
● N. IX/X :
○ Suara : disfonia -
○ Menelan : disfagia -
○ Arkus Farinks : simetris, tidak hiperemis
○ Uvula : letak sentral
○ Kontraksi Palatum : dalam batas normal.
○ Refleks Muntah :+
○ Rasa Kecap 1/3 belakang: dalam batas normal.
● N.XI :
○ Angkat Bahu : +/+, simetris
○ Menengok ke kanan/kiri : +/+, dalam batas normal.
● N.XII :
○ Gerakan Lidah : sentral
○ Atrofi :-
○ Tremor/fasikulasi :-
Ekstremitas
Motorik

Anggota Badan Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi

Superior 4+/5 n/n -/- -/-

Inferior 5/5 n/n -/- -/-

● Gerakan involunter : -/-


● Cara berjalan/gait : -
● Lain-lain : -
● Sensorik :
○ Ekstremitas atas : +/+, normal
○ Ekstremitas bawah : +/+, normal
○ Batang Tubuh : +/+, normal
● Koordinasi :
○ Cara bicara : perlahan
○ Tremor : +/+
○ Tes telunjuk hidung : dalam batas normal
○ Diadokokinesia : dalam batas normal
○ Heel to toe : dalam batas normal
Refleks
● Refleks fisiologis : ● Refleks patologis :
○ Biceps : ++/++ ○ Babinsky : -/-
○ Triceps : ++/++ ○ Chaddock : -/-
○ Brachioradialis : ++/++ ○ Gordon : -/-
○ KPR : ++/++ ○ Oppenheim : -/-
○ APR : ++/++ ○ Schaeffer : -/-
○ Rossolimo : -/-
● Klonus : -/-
● Refleks primitif:
○ Glabella :-
○ Mencucut mulut : -
○ Palmo mental :-
● Pemeriksaan Fungsi Luhur
○ Hubungan psikis : kesan dalam batas normal
○ Afasia motorik :-
○ Afasia sensorik :-
○ Ingatan:
■ Jangka pendek : dalam batas normal
■ Jangka panjang : dalam batas normal
○ Kemampuan Berhitung : dalam batas normal
RESUME
● Keluhan Utama : Seizure ● Tidak ada dyspnoe, trauma capitis, vomitus
● Tonic generalized seizure disertai penurunan proyektil, disartria, afasia, disfagia, hemiparese,
kesadaran berdurasi 3-5 menit berulang 3 kali eksantem, anosmia, tinnitus, hemianopsia, diplopia,
dengan jeda 30 menit. Sebelum bangkitan kesadaran ataksia, diare kronik, limfadenopati coli, dan
baik. Penurunan kesadaran interiktal. Resolusi penggunaan narkoba suntik.
sendiri tanpa pemberian antikonvulsan. ● Keluhan pertama kali dirasakan. Febris intermittent,
● Vomitus non proyektil sebelum bangkitan, berisi cephalgia a/r oksipital, batuk nokturnal non
cairan lambung tanpa darah. produktif, dan keringat malam dalam 2 bulan
● Febris, cephalgia, batuk non produktif, sputum terakhir.
sedikit tidak berdarah, insomnia, dan keringat ● Tidak ada riwayat tumor otak, epilepsi, kejang
malam sejak 1 minggu lalu. demam, TTIK, pneumonia, pulpitis, otitis media
● Penurunan berat badan 20 kg dalam 2 bulan. suppurativa kronik, amoebiasis, hepatitis, cirrhosis,
acute kidney injury, dan cryptococcosis.
● Tidak ada riwayat berobat untuk keluhan kejang. ● Anak ke-2 dari 2 bersaudara P2A0, 37 minggu
Berobat 2 bulan terakhir ke GP, diberikan antibiotik kehamilan, dibantu bidan, lahir di rumah sakit, tidak
dan diminum hingga habis, namun tidak ada ada trauma kepala akibat persalinan, BBL +/- 3,3 kg,
perbaikan. PBL +/- 48 cm, rutin kontrol ANC, tidak ada penyulit
● P2A0, aterm, lahir spontan di bidan, BBL 3,3 kg, PBL kehamilan dan persalinan, imunisasi dasar lengkap.
48 cm, tidak ada penyulit persalinan dan kehamilan, ● Tidak ada alergi obat.
imunisasi dasar lengkap. ● Kontak erat dengan kakak penderita TB. kakek
● Tidak ada alergi obat. penderita TB paru 4 tahun lalu, tuntas berobat 3
● Kontak erat penderita TB kakak kandung. Kakek tahun lalu.
tuntas pengobatan TB 3 tahun lalu. Tinggal bersama ● Tidak ada riwayat kebiasaan penggunaan zat
kakek dan kakak, paman, serta orangtua dalam 1 terlarang, merokok, dan alkohol.
rumah. ● Penderita tinggal bersama orang tua, paman, dan
● Tidak ada riwayat merokok, penggunaan zat kakek.
terlarang, merokok, dan alkohol.
● Kesan sakit berat, GCS 12 (E2M6V4) (1 score qSofa)
● BB 39 kg, IMT: 16,7 kg/m2 (underweight)
● Tanda Vital
○ Hipertensi (128 / 80 mmHg)
○ Takikardi ( 148 x / menit)
○ Takipnoe (28 x / menit) (1 score qSofa)
○ Febris (37,7oC)
○ qSOFA score : 2
● Status Generalis :
○ Ronkhi +/+
● Status Neurologikus
○ Rangsang Meningen + (Kaku Kuduk, Kernig, Laseque)
○ Hipomotor (Drifting Pronation Test + ekstremitas superior dextra)
○ Hiperefleksia bilateral
DIAGNOSIS BANDING
1. Status Epileptikus + Meningitis TB + Susp. Tuberkulosis Pulmonal + Sepsis +
underweight
2. Status Epileptikus + Bakterial Meningitis + Susp. Tuberkulosis Pulmonal +
Sepsis + underweight
DIAGNOSIS KERJA
● Status Epileptikus + Meningitis TB + Susp. Tuberkulosis Pulmonal + Sepsis +
underweight
USULAN PENUNJANG
● Hematologi Rutin
● Gula Darah Sewaktu
● Elektrolit Serum (Na, K, Cl)
● Urinalisis Rutin
● SGOT, SGPT
● Ureum - Kreatinin
● Foto Thorax
● BTA SPS
● EEG
● CT Scan Kepala
● Kultur Darah
● Analisis LCS dan Kultur Lowenstein Jensen
PENATALAKSANAAN
● Nonmedikamentosa
○ Rawat inap
○ Observasi tanda vital setiap 8 jam.
○ Observasi Kesadaran setiap 8 jam dan observasi kejang.
○ Lapor bila perburukan tanda vital, penurunan kesadaran, defisit neurologi, maupun kejang.
○ Konsul dokter Spesialis Saraf.
○ Diet tinggi protein tinggi kalori
● Medikamentosa
○ A : Stabilisasi Jalan Nafas, Tirah Baring
○ B : Oksigen 1 lpm
○ C : RL 1.500 cc / 24 jam
○ D:
■ Diazepam inj 5 mg/ 2,5 ml 2 cc bolus IV bila kejang
■ Paracetamol inj 1000 mg/ 100 ml 50 cc 3 x 1 IV
■ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
PROGNOSIS
● Quo ad Vitam : Dubia ad malam
● Quo ad Functionam : Dubia ad malam
● Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
RANAP 14 September 2021
● S: ○ Hb: 12,6
○ Tidak Kejang ○ Ht: 40
○ Demam dirasakan membaik ○ L: 25.400*
○ Sakit kepala ○ T: 835.000*
○ Tidak muntah ○ B: 0
○ Batuk non produktif ○ E: 1
● O: ○ Nb: 0
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos ○ Ns: 77*
Mentis, Kesan Sakit Sedang ○ L: 16*
○ TD: 120/80 mmHg, N: 100 x / m, R: 22 x ○ M: 6
/m, S: 37oC, SpO2: 96% ○ GDS: 236*
Ronkhi +/+

○ Rangsang Meningen + (Kaku Kuduk, Kernig,
○ Na: 145,62
Laseque) ○ K: 4,83
○ Hipomotor (Drifting Pronation Test + ○ Cl: 104,57
ekstremitas superior dextra)
○ Hiperefleksia bilateral
○ Ureum : 20 ○ Foto Toraks: TB paru aktif duplex
○ Kreatinin : 1,3 dengan mixed infection disertai
○ SGOT : 46 bronchopneumonia di lapang bawah
○ SGPT : 29 paru bilateral.
○ CT Scan: Masa kistik di parietooksipital
kiri dengan perifokal oedem e.c
astrocytoma, tak tampak perdarahan
intraserebral dan kelainan tulang
kalvaria.
● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital Sinistra
e.c Susp Tuberkuloma + TB milier + sepsis + mixed infection + underweight
○ DD: Status Epileptikus + Susp. Meningitis Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
Sinistra e.c Susp High Grade Glioma+ TB milier + sepsis + mixed infection +
underweight
○ DD: Status Epileptikus + Susp. Meningitis Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
Sinistra e.c Susp Cerebral Abscess + TB milier + sepsis + mixed infection +
underweight
● P:
○ Nonmedikamentosa
■ Rawat inap
■ Observasi tanda vital setiap 8 jam.
■ Observasi Kesadaran setiap 8 jam dan observasi kejang.
■ Lapor bila perburukan tanda vital, penurunan kesadaran, defisit neurologi, maupun
kejang.
■ Konsul dokter Spesialis Paru dan dokter Spesialis Penyakit Dalam
■ Diet tinggi protein tinggi kalori
■ Usul Pemeriksaan MRI
■ Usul EEG
■ Usul pemeriksaan ELISA anti p24 antigen
■ Usul Kultur Darah
○ Medikamentosa
■ A : Stabilisasi Jalan Nafas, Tirah Baring
■ B : Oksigen 1 lpm
■ C : RL 1.500 cc / 24 jam
■ D:
● Diazepam IV 5 mg/ 2,5 ml 2 cc bolus IV bila kejang
● Paracetamol IV 1000 mg/ 100 ml 50 cc 3 x 1 IV
● Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
● RHZE 4FDC 1 dd capIII
● Dexamethasone inj 5 mg / ml 4 x 1 IV
● Ceftriaxone inj 1 g 2 x 1 IV
● Aspirin 1 x 80 mg tab 1x1 PO
■ E:
● Pemasangan Kateter Urin
● Pemasangan NGT
RANAP 15 Agustus 2021
● S: ● A:
○ Tidak Kejang ○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Sakit kepala a/r frontal terkadang oksipital Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
ketika bangun tidur Sinistra e.c Susp Tuberkuloma + sepsis +
○ Malaise TB milier fase intensif + underweight
● O: ● P:
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos Mentis, ○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
Kesan Sakit Ringan ○ RL 1.500 cc / 24 jam
○ TD: 120/80 mmHg, N: 99 x / m, R: 22 x /m, S: ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
36,8oC, SpO2: 96% ○ Vitamin B kompleks 1x1
○ Rangsang Meningen + (Kaku Kuduk, Kernig, Laseque) ○ Dexamethasone inj 5 mg / ml 4 x 1 IV
○ Hipomotor (Drifting Pronation Test + ekstremitas ○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
superior dextra) ○ Aspirin 1 x 80 mg tab 1x1 PO
○ Hiperefleksia bilateral ○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ T: 675.000 ○ Diazepam inj 20 mg 1x1, bila kejang
○ GDS: 106
○ HIV -
RANAP 16 Agustus 2021
● S: ● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Tidak Kejang
Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
○ Sakit kepala a/r frontal terkadang Sinistra e.c Susp Tuberkuloma + sepsis +
oksipital ketika bangun tidur TB milier fase intensif + underweight
○ Malaise ● P:
○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
● O: ○ RL 1.500 cc / 24 jam
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
○ Vitamin B kompleks 1x1
Mentis, Kesan Sakit Ringan
○ Dexamethasone inj 5 mg / ml 4 x 1 IV
○ TD: 120/80 mmHg, N: 80 x / m, R: 20 x ○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
/m, S: 36,5oC, SpO2: 95% ○ Aspirin 1 x 80 mg tab 1x1 PO
○ Hiperefleksia bilateral ○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ Diazepam inj 20 mg 1x1, bila kejang
RANAP 17 Agustus 2021
● S: ● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Tidak Kejang
Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
○ Sakit kepala a/r frontal terkadang Sinistra e.c Susp Tuberkuloma + sepsis +
oksipital ketika bangun tidur TB milier fase intensif + underweight
○ Malaise ● P:
○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
● O: ○ NS 1.500 cc / 24 jam
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
○ Vitamin B kompleks 1x1
Mentis, Kesan Sakit Ringan
○ Dexamethasone inj 5 mg / ml 4 x 1 IV
○ TD: 120/80 mmHg, N: 86 x / m, R: 22 x ○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
/m, S: 36,5oC, SpO2: 99% ○ Aspirin 1 x 80 mg tab 1x1 PO
○ Hiperefleksia bilateral ○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ Diazepam inj 20 mg 1x1, bila kejang
RANAP 18 Agustus 2021
● S: ● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Tidak Kejang
Tuberkulosis + SOL a/r Parietooksipital
○ Sakit kepala a/r frontal terkadang Sinistra e.c Susp Tuberkuloma + sepsis + TB
oksipital ketika bangun tidur milier fase intensif + underweight

● O: ● P:
○ Dipulangkan
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos ○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
Mentis, Kesan Sakit Ringan ○ NS 1.500 cc / 24 jam
○ TD: 110/80 mmHg, N: 88 x / m, R: 21 x ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
○ Vitamin B kompleks 1x1
/m, S: 36,6oC, SpO2: 98% ○ Dexamethasone inj 5 mg / ml 4 x 1 IV
○ Hiperefleksia bilateral ○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
○ Aspirin 1 x 80 mg tab 1x1 PO
○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ Diazepam sup 20 mg pro rectal, bila kejang
RAJAL 25 Agustus 2021
● S: ● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Tidak Kejang Tuberkulosis + SOL a/r Supratentorial at
○ Sakit kepala a/r frontal Parietooksipital Sinistra e.c Susp
Tuberkuloma + Early Phase Cerebritis +
● O: sepsis + TB milier fase intensif + underweight
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos ○ DD/ High Grade Glioma
● P:
Mentis, Kesan Sakit Ringan ○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
○ TD: 110/90 mmHg, N: 80 x / m, R: 20 x ○ Konsul dokter Spesialis Bedah Saraf
/m, S: 36,2oC, SpO2: 99% ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
○ Vitamin B kompleks 1x1
○ Hiperefleksia bilateral ○ Diazepam rectal 20 mg sup, bila kejang
○ L: 13.800 ○ Methylprednisolone 8 mg tab 2dd tabI
○ T: 711.000 ○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ Usul Pemeriksaan MRI
RAJAL 27 September 2021
● S: ● A:
○ Status Epileptikus + Susp. Meningitis
○ Sakit kepala a/r frontal
Tuberkulosis + SOL a/r Supratentorial at
● O: Parietooksipital Sinistra e.c Susp
Tuberkuloma + Early Phase Cerebritis +
○ Kesadaran E4M6V5 GCS 15, Compos
sepsis + TB milier fase intensif + underweight
Mentis, Kesan Sakit Ringan
● P:
○ TD: 120/80 mmHg, N: 80 x / m, R: 20 x ○ Diet tinggi protein, tinggi kalori
/m, S: 36,2oC, SpO2: 99% ○ Konsul dokter Spesialis Bedah Saraf
○ Hiperefleksia bilateral ○ RHZE 4FDC 1 dd capsIII
○ Vitamin B kompleks 1x1
○ Sodium Divalproat tabs 250 mg 3 x 1 PO
○ Diazepam rectal 20 mg sup, bila kejang
○ Methylprednisolone 8 mg tab 2dd tabI
○ PCT 500 mg tab 3 dd tabI prn
○ Usul MRI dengan kontras
CBD
DEFINISI

Meningitis Tuberkulosis adalah infeksi


Mycobacterium tuberculosis ekstrapulmonal yang
diakibatkan oleh kolonisasi basil pada selaput
meningen.

Transmisi: droplet → Fokus primer → parenkim paru


→ Diseminasi Limfogen dan Hematogen → Sirkulus
Wilisi dan Limfatik → Meningen
ETIOLOGI
● Mycobacterium tuberculosis → bakteri batang aerob
obligat yang
● Tidak membentuk spora, tidak motil, berukuran
0,4-3 mikrometer.
● sifat tahan asam, dan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai Gram positif maupun Gram negatif.
● Resistensi terhadap dekolorisasi oleh alkohol.
Bakteri ini dapat diwarnai dengan pewarnaan
Ziehl-Neelsen.
● Biakan medium Lowenstein-jensen dengan
o
pertumbuhan lambat pada suhu 37 C.
● Dinding sel bakteri → lipid yang tinggi dan
peptidoglikan tebal, (asam mikolat)
EPIDEMIOLOGI
● Tuberkulosis Pulmonal (2009) → 9 juta orang per tahun, 1 juta penderita anak-anak.

● Tuberkulosis Pulmonal (2011) → 8,7 juta jiwa di dunia, kematian 1,4 jiwa per tahun.

● Asia tenggara, angka Tuberkulosis tertinggi, berkisar 45%.

● Indonesia sebagai salah satu negara endemis, 5,4% penderita Tuberkulosis dunia (2017).

● Prevalensi kasus Tuberkulosis tahun 2020 berkisar 8,5%.

● Dunia → 1% dari total penderita tuberkulosis ekstra paru.


● Negara maju → 6% dari total penderita tuberkulosis ekstra paru di negara maju.
● Insidensi berkisar usia 21-30 tahun, dan anak-anak.
● Angka kematian dan kesakitan akibat infeksi tertinggi.
FAKTOR RISIKO
● Sosioekonomi rendah ● Diabetes Melitus

● Kepadatan demografi tinggi dan kontak erat ● Gambaran abnormal foto toraks, maupun

dengan penderita Tuberkulosis gambaran milier

● Status pendidikan rendah ● HIV/AIDS

● Alkoholisme ● Nilai ADA > 30

● Status gizi kurang ● Tidak memperoleh vaksin BCG

● Riwayat infeksi Tuberkulosis pulmonal ● Keterlambatan terapi dan terapi yang tidak

sebelumnya, maupun infeksi laten tuntas.


KLASIFIKASI ( British Medical Research Council )

GRADE

I GCS 15, tidak ada defisit neurologis fokal

II GCS 11-14, atau GCS 15 dengan defisit


neurologis fokal

III GCS < 10


PATOGENESIS - PATOFISOLOGI
Setelah terjadi infeksi primer, MTB akan menyebar secara hematogen dari paru ke
otak.
● Basil M. tb melewati epitel alveolar melalui makrofag yang terinfeksi atau
sebagai basil bebas, dan dikaitkan dengan dua protein bakteri, yaitu
○ early secretory antigenic target 6 (ESAT-6)
○ protein filtrat kultur 10 kDA (CFP-10),
○ Bersama dengan heparin-binding hemagglutinin adhesin (HBHA).
■ Basil TB dapat bermigrasi melintasi sawar darah-otak (BBB) dan
sawar darah-CSF (BCSFB) melalui mekanisme berikut:
● "Trojan horse," → M. tb melewati pertahanan tubuh melalui
makrofag dan neutrofil yang terinfeksi atau (ii) invasi basiler
ke endotelium otak, yang dimediasi oleh M. tb pknD (Rv0931c).
● Lesi tuberkulosis dikenal sebagai fokus rich → di meningen pada permukaan subpial atau
subependim.
● Pecahnya fokus rich akan melepaskan M. tb ke dalam ruang subarachnoid atau sistem
ventrikel → infeksi granulomatosa dan inflamasi meningen → pembentukan eksudat di basal
otak → menyumbat sisterna subarachnoid sehingga aliran cairan serebrospinal terhambat →
hidrosefalus serta peningkatan tekanan intrakranial.
GEJALA KLINIS
Simptom Sign CSF

Dewasa Subfebris hingga febris, Kaku kuduk jelas, CSF umumnya jernih
malaise, penurunan confusion hingga koma, dengan peningkatan sel
berat badan, dan defisit neurologis darah putih (0,5 - 1 x 109
cephalgia yang gradual nervus III, IV, VI, / L) yang didominasi
dalam 1-2 minggu. Sakit dengan defisit limfosit dan neutrofil.
kepala terus neurologis lainnya Peningkatan protein
memburuk, muntah, seperti monoplegia, CSF (0,5 - 2,5 g/L), rasio
dan penurunan hemiplegia, paraplegia. glukosa CSF dan
kesadaran. Durasi Retensi urin biasanya plasma berkisar <0,5,
gejala > 6 hari. terjadi pada dewasa. high opening pressure >
2,5 cm H20.
GEJALA KLINIS
Simptom Sign CSF

Anak Gejala non spesifik Apatis, irritable, CSF pada umumnya


seperti febris, batuk, tanda-tanda meningitis jernih dengan
muntah, malaise, dan seperti kaku kuduk peningkatan sel darah
penurunan berat serta rangsang putih (0,5 - 1 x 109 / L)
badan. Durasi gejala meningeal positif, yang didominasi
biasanya lebih dari 6 fontanel anak dapat limfosit dan neutrofil.
hari. Kejang lebih menonjol, parese Rasio glukosa CSF dan
sering ditemukan pada nervus VI, atrofi optik, plasma berkisar <0,5.
anak > 50% penderita gangguan motorik
anak. seperti hemiplegia, dan
defisit neurologis fokal
lainnya.
Diagnosis Meningitis TB
Diagnosis Meningitis TB
Diagnosis Meningitis TB
Diagnosis Meningitis TB
Diagnosis Meningitis TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Hematologi Rutin
● GDP, GDS
● Elektrolit
● Ureum Kreatinin
● Analisis LCS
● CT Scan (kontras)
● MRI (kontras)
● Foto Thorax
● ELISA anti antigen p24, IgM/IgG anti-HIV
PENATALAKSANAAN
● Nonmedikamentosa
○ Edukasi keluarga mengenai meningitis tb dan rencana tatalaksana
○ Jika terdapat tanda hidrosefalus, dapat dilakukan VP Shunt atau EVD
● Medikamentosa
○ OAT Kategori 1
■ Fase intensif: 2 bulan
■ Fase lanjutan: 7-10 bulan
○ Kortikosteroid : Metilprednisolon 0,4 mg/kgbb/hari atau prednison/dexametason dengan dosis setara selama
6-8 minggu lalu dilakukan tappering off.
■ IV → PO sesuai klinis pasien.
PENCEGAHAN
● Imunisasi BCG
● Pengobatan tuntas penderita TB paru di lingkungan
● Ventilasi rumah baik, dan cahaya matahari dapat masuk
● Diet sehat, istirahat cukup
● Tidak merokok
● Hindari penggunaan kortikosteroid jangka panjang
● Screening TB paru, khususnya penderita DM, ODHA, dan imunokompromais
● PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
KOMPLIKASI
● Hidrosefalus → Gangguan LCS
● Hiponatremi
● Stroke → Vaskulitis
● Tuberkuloma → Abses berbatas tegas granulomatosa (Datia Langhans)
● TTIK → Herniasi
PROGNOSIS
Prognosis
terdapatnyaditentukan
meningitis TB penyakit oleh usia,
milier.
adalah sebagai stadium penyakit
Berdasarkan
berikut: derajat saat pengobatan,
keparahan, dan
prognosis
● Derajat I : mortalitas 15%, dapat sembuh tanpa sekuele
● Derajat II : mortalitas 30%, dapat sembuh dengan sekuele
● Derajat III : mortalitas 50%, sembuh dengan sekuele berat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai