Anda di halaman 1dari 2

SURAT TERAKHIR

Pada sore hari disebuah kota yang padat, terdapat keluarga kecil yang sangat
harmonis. Sampai suatu hari..
Terdengar langkah kaki seorang anak berusia 6 tahun yang berlarian disekitar rumah
yang sederhana ini."tap,tap,tap" lalu dia memanggil ibunya. "ibu.. bolehkah aku
bertanya?" anak itu bertanya. "tentu anakku, ada apa?" ibu menjawab dengan
antusias. "apa yang ibu inginkan jika aku besar nanti" anak itu bertanya. "tumben
sekali kamu memikirkan hal itu, memangnya kenapa?". "tidak ibu, aku hanya bertanya"
lalu disambung oleh anak itu "bolehkah ibu menuliskan dibuku ini? ini hadiah dari
ayah untukku, aku ingin engkau menuliskan keinginanmu untukku" pinta anak itu.
Setelah selang beberapa menit..
"Hanaa, ibu sudah menuliskan untukmu" teriak ibu dari dalam kamar. tidak lama
kemudian terdengar suara pintu terbuka "kreeek". "wahh senangnyaa" jawab Hana
dengan antusias. lalu ibunya bertanya "mengapa tidak kamu baca?". "tidak bu, nanti
akan hana baca jika Hana sudah besar" jawab Hana. Ibunya pun merasa heran sambil
menjawab "baiklah anakku".
Malam pun tiba
"ayah kenapaa? ibuu ibuu tolongg Hanaa!! ayah pingsan bu" teriak Hana dari ruang
tamu. Ibunya pun bergegas untuk bantu Hana, membawa sang ayah ke tempat tidur dan
menelpon dokter.
"bagaimana dok?" tanya sang ibu panik. "beliau tidak apa apa bu, hanya pengaruh
minuman yang dosisnya berlebih. setelah sadar segera diberi obat ya bu" tegas sang
dokter. "baik dok" jawab sang ibu.
"ayah kenapa bu?" tanya Hana sembari nangis mengeluarkan air matanya. "tidak apa
apa sayang, ayah hanya kecapean kerja". berbohong sang ibu. "kamu tidur ya sayang"
dilanjut sang ibu. Hana tidak menjawab melainkan langsung menuruti perintah ibunya.
Pagi harinya..
"diminum dulu obatnya mas" pinta sang ibu. "GAK USAH SOK PERHATIAN!! URUSIN AJA
ANAK KAMU ITU!! DIA PEMBAWA SIAL!" bentak ayah kepada ibu. "kamu kenapaa?? Hana
salah apa? kamu ada masalah dikantor? ceritaa.." jawab sang ibu sambil ketakutan.
"perusahaan saya bangkrut karena anak itu! dia pembawa sial keluarga ini! andai
saja dulu kita gak ambil anak itu dari jalanan, tidak akan begini hidup kita
Meyra!!" tegas sang ayah. "kamu ini ngomong apa sih? jangan keras-keras takut Hana
dengar. walaupun perusahaan kamu bangkrut ya jangan salahin Hana, itu bukan salah
Hana, dia gak tau apa-apa mas". dilanjutkan sang ibu. "kalo kamu masih mau sama
anak itu, kita cerai saja!!"
"deg, deg, deg" jantung Meyra berdetak dengan sangat cepat, dia tidak habis fikir
apa yang sudah terucap dari mulut suaminya itu. Baru kali ini Herman memarahiku
setelah 5 tahun pernikahan kami. Ada apa ini tuhann?? mengapa suamiku seperti itu,
aku tidak mungkin meninggalkan Hana yang umurnya dibilang masih sangat kecil.
Keputusan yang sangat berat untuk Meyra, dan akhirnya dia lebih memilih tetap
tinggal bersama Hana dan meninggalkan suaminya itu. Dan hari itu semuanya berubah,
senyum ibunya tidak seceria dulu, kini dia yang banting tulang untuk membiayai
kebutuhan hidup sehari-hari. Meyra bekerja sebagai tukang gorengan keliling.
10 tahun berlalu...
"Hanaa, tolong bantu ibu yaa, ini banyak yang beli nak!!" pinta sang ibu. "baik
buu" jawab Hana.
Meyra kini sudah memiliki rumah makan yang bercabang, dia sudah menjadi sukses
setelah masa kelam yang dia hadapi bersama Hana. dan Hana? tentu saja dia tumbuh
menjadi anak yang berbakti kepada ibunya.
Saat ibunya membalikkan gorengan tiba- tiba penggorengan itu terbalik dan mengguyur
tubuh Meyra. "ibuuuuu" teriak Hana dari depan kasir. "tolongg tolongg ibuu!!"
akhirnya Meyra dilarikan ke rumah sakit secepat mungkin dan sayangnya nyawanya
tidak dapat terselamatkan.
"ibuu bangun... Hana sayang ibuuu... Hana mohon buuu..!!" terisak Hana yang tak
menyangka kematian ibunya sangat tragis.
Pemakaman Meyra pun selesai, semua orang balik ke rumah masing-masing. tetapi Hana
masih menangis disamping kuburan ibunya itu.
"assalamu'alaikum bu.. ini Hana anak kesayangan ibu, walaupun Hana tau ibu bukan
ibu kandung Hana, tapi ibu yang sudah merawat Hana dari kecil. makasih ya bu atas
semua yang udah ibu kasih ke Hana, Hana tidak akan pernah bisa membalas kebaikan
ibu, biar Allah yang maha adil saja yang membalasnya. Semoga amal ibadah ibu
diterima disisi Allah, ibu tenang yaa disana, Hana baik-baik saja kok, ibu tenang
saja".
"oiya bu, Hana membawa buku yang saat Hana kecil ibu pernah menulis surat
didalamnya. Hana baca sekarang ya bu."
Hana segera membuka dan membaca surat itu.
Dan isinya "Hana anakku sayang, tidak banyak permintaan ibu, cukup menjadi anak
yang sholehah, taat kepada Allah dan jangan pernah putus asa." Hana tak kuasa
menahan air matanya, dia tak menyangka ini menjadi surat terakhir untuknya dari
sang ibu tercinta. "InsyaAllah bu, Hana akan menuruti keinginan ibu"
SELESAI

hasna khairunnisa
11 IPA 3

Anda mungkin juga menyukai