Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ADMINISTRASI PUBLIK


“ETIKA AKUNTABILITAS PUBLIK”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengantar
Administrasi Publik

Dosen Pembimbing :
Bapak.Usep Saepudin, M.Pd

Kelompok 8 :
Gun Gun Gumilar
Moh Ihsan Juniawan
Widad Taufiq Setiawan

PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PUBLIK


KAMPUS MERDEKA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
BAGASASI BANDUNG
T.P 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang mana dengan
sebab limpahan Rahmat dan karunia-nya, kami semua bisa bekerja sama dan
menuntaskan penyususnan makalah ini . Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjunan kita Nabi besar baginda Muhammad Saw, kepada
sahabat-sahabat nya , ahli Keluarga nya , Tabi’in dan Atba’ut Tabin sehingga
sampai kepada kita semua selaku ummatnya yang tercinta. Tidak lupa kami
ucapkan juga terimakasih kepada rekan dan teman kami yang telah memberikan
dukungan dan partisipasinya dalam menyelesaikan penyususnan makalah ini .
Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini masih banyak sekali
kesalahan dan khilaf . Maka oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun . Dan semoga selesainya penyusunan makalah ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua. Amin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 5
C. MANFAAT PENULISAN ............................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI PUBLIK ............................................... 6
B. PENGERTIAN AKUNTABILITAS PUBLIK ............................................ 6
C . PENTINGNYA ETIKA DAN AKUNTABILITAS PUBLIK...................... 8
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 9
B. SARAN............................................................................................................ 9
C. DAFATAR PUSTAKA ................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi sama sekali tidak dapat
dijadikan sebagai atas kemajuan di bidang moralitas. Peradaban manusia bukan
hanya ditentukan oleh tingginya nilai seni dan artefak yang diciptakannya,
luasnya ilmu pengetahuan yang dicapainya, maupun aplikasi teknologi yang
ditemukannya. Dalam banyak segi, kemajuan IPTEK justru membuat manusia
untuk bertindak korup dan melawan nuraninya.

Persoalan hati nurani manusia yang termuat dalam moralitas itulah yang
sesungguhnya menentukan kualitas peradaban manusia. Jika manusia
menginginkan IPTEK akan menjadi boomerang bagi dirinya dan menurunkan
martabatnya sebagai manusia, maka mau tidak mau manusia harus setiap saat
berpaling pada kaidah – kaidah moral.

Moral adalah hal – hal yang mendorong manusia melakukan tindakan


– tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma. Moral dapat diartikan juga
sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya manusia. Moral lebih ditujukan
pada perbuatan seseorang secara individual, moral mempersoalkan kewajiban
manusia sebagai manusia.

Moral lebih ditekankan pada tingkah laku yang bersifat sepontan seperti
murah hati, rasa kasih saying dan kebaikan, jadi lebih ditekankan kepada
karakter dan sifat – sifat individu yang khusus yang kesemuanya tidak ada
dalam peraturan – peraturan hukum.

Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud kontrol terhadap


administrasi negara/publik dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas
pokok, fungsi dan kewenangannya.

Manakala administrasi publik menginginkan sikap, tindakan dan


perilakunya dikatakan baik, maka dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya harus menyandarkan pada etika administrasi publik. Etika

4
administrasi publik selain digunakan sebagai pedoman, acuan, referensi
administrasi publik, dapat pula digunakan sebagai standar untuk menentukan
sikap, perilaku, dan kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.

Etika mempunyai peran yang sangat strategis karena etika dapat


menentukan keberhasilan atau pun kegagalan dalam tujuan organisasi, struktur
organisasi, serta manajemen publik.Etika berhubungan dengan bagaimana
sebuah tingkah laku manusia sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dalam
melaksanakan tugas-tugas yang ada di dalam administrasi publik, maka
seorang administator harus mempunyai tanggung jawab kepada publik.

Dalam perwujudan tanggung jawab inilah etika tidak boleh


ditinggalkan dan memang harus digunakan sebagai pedoman bertingkah laku.
Lebih jelas mengenai etika administrasi publik akan kami jelaskan di bawah
ini

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Etika Publik

2. Apa yang di maksud dengan Akuntabilitas Publik

3. Pentingnya Etika dan Akuntabilitas

C. MANFAAT PENULISAN
1. Mampu menjelaskan apa itu Etika Publik

2. Mampu menjelaskan tentang Akuntabilitas Publik

3. Mampu mengetahui apa yang kurang dari Para Petugas di bidang


Administrasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ADMINISTRASI PUBLIK


Dalam lingkup pelayanan publik, etika administrasi publik ( Pasolong,
2007 :193 ) diartikan sebagai filsafat dan professional standar (kode etik) atau
right rules of conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya
dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik atau administrasi publik.

Dapat disimpulkan etika administrasi publik adalah aturan atau standar


pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen;
aturan atau standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi
administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat.
Aturan atau standar dalam etika administrasi negara tersebut terkait dengan
kepegawaian, perbekalan, keuangan, ketatausahaan, dan hubungan
masyarakat.

B. PENGERTIAN AKUNTABILITAS PUBLIK


Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent)
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas Publik adalah kewajiban-kewajiban dari individu-individu


atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber daya publik dan
yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang
menyangkut pertanggungjawabannya baik fiskal, manajerial dan program.

Akuntabilitas membutuhkan aturan, ukuran atau kriteria, sebagai


indikator keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Dengan demikian,
maka akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para petugas yang
mampu bekerja dan dapat memberikan hasil kerja sesuai dengan kriteria

6
yang telah di tentukan bersama sehingga memberikan rasa puas pihak lain
yang berkepentingan.

Sedangkan akuntabilitas dalam pengadaan barang/jasa PPK


mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu mengenai kinerja
yang telah dilaksanakan.

Tujuan akuntabilitas adalah untuk mencapai pelayanan publik yang


berkualitas, yang memuaskan masyarakat sehingga menghasilkan pelayanan
prima. Untuk itu, harus ditopang oleh tiga unsur. Akuntabilitas dibangun
melalui tiga pilar utama, yaitu:

1. Adanya penyelenggara pemerintahan dalam menetapkan kebijakan publik


dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai institusi.
2. kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan wewenangnya.
3. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan kepada masyarakat dengan prosedur yang mudah,
biaya yang murah, dan pelayanan yang cepat.

Sedangkan fungsi utama akuntabilitas publik menurut Bovens, (2007)


dalam Modul Akuntabilitas), yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis
(peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar). Dengan demikian, dengan memfungsikan akuntabilitas dapat
mencegah korupsi dan akuntabilitas.

7
C . PENTINGNYA ETIKA DAN AKUNTABILITAS PUBLIK
Salah satu pokok mengemuka dalam perdebatan kontestasi politik
adalah bagaimana komitmen para (calon) pemimpin melakukan pembaruan
dan perbaikan pelayanan publik. Tentu saja asal muasal dari debat tersebut
adalah problem lemahnya pelayanan publik seperti konflik kepentingan,
korupsi, dan birokrasi yang berbelit.

Sebab lemahnya pelayanan publik bukan hanya dihadirkan oleh


rapuhnya kualitas moral seseorang, tetapi juga sistem yang tidak
memungkinkan pelayanan tidak berjalan efektif. Akibatnya banyak pejabat
publik ataupun politisi yang sebetulnya tulus dan jujur melayani publik
dihambat oleh sistem.

Lemahnya sistem menyebabkan memarahnya pula akuntabilitas dan


transparansi. Korupsi pun merangsek ke dalam semua dimensi kehidupan yang
melibatkan semua level birokrasi, sektor swasta, dan lembaga swadaya
masyarakat, bahkan lembaga keamanan. Dalam korupsi berjamaah kita
temukan bahwa lemahnya pelayanan publik tidak hanya menjangkiti
masyarakat politik, tetapi juga masyarakat sipil.

Dalam konteks ini, kita membutuhkan etika publik untuk merefleksikan


pelayanan publik dan integritas publik. Dalam etika publik terdapat refleksi
kritis tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau
salah perilaku seseorang dalam menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika publik tidak hanya berhenti pada niat seseorang, tetapi memperhatikan
pula tindakan-tindakan seseorang di hadapan publik.

Namun, kalau dilihat dari aspek spesifiknya, etika publik terutama


mereflesikan masyarakat politik yakni bagi orang-orang yang terlibat dalam
lembaga-lembaga institusional. Etika publik menekankan akuntabilitas,
transparansi, dan netralitas para pelayan publik untuk mencapai pelayanan
publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Untuk mencapai pelayanan publik demikian, dari seorang pelayan


publik diharapkan memiliki kekuatan integritas moral publik. Secara singkat,

8
pelayan publik itu dituntut memiliki karakter-karakter moral publik seperti
kejujuran, tanggung jawab, ketulusan dan melayani.

Sebaiknya etika publik penting diajarkan dan dilaksanakan para


pelayan publik kita.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penerapan etika akuntabilitas administrasi Publik memiliki banyak aspek
yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, seperti menjalankan asas-asas
birokrasi pemerintahan yang baik, dengan mewujudkan prinsip demokratis,
keadilan sosial dan pemerataan, serta mewujudkan kesejahteraan umum.

Penerapan etika akuntabilitas administrasi dalam pemerintahan perlu


kesadaran aparat birokrasi untuk benar-benar menjalankan tupoksi.Perlunya
aturan-aturan untuk mengatur birokrat demi konsistensi menerapkan etika
akuntabilitas dalam administrasi pemerintah.

Melihat fakta yang ada, tak sedikit penyelenggara negara (pejabat publik)
belum mampu menerapkan prinsip etika akuntabilitasadministrasi publik yang
baik.

B. SARAN
Menjadikan Pancasila sebagai Etika Penyelenggaraan Negara.Menyadari
hakekat keberadaan Pemerintah sebagai PelayanMasyarakat.

Komitmen menerapkan prinsip good governance dalam menjalankan


pemerintahan.

9
Meyakini masih banyak aparatur negara yang bekerja baik sesuai etika dan
aturan, hanya saja tidak cukup seksi untuk disorot media. (bad news is good
news, good news is no news).

10
C. DAFATAR PUSTAKA
Ahmad Fauzi. 2011. Skripsi.

Surakarta : UMSAinur Rohman, Ahmad & dkk. 2010. Reformasi Pelayanan


Publik.

Malang : Averroes Press.Denhard, Janet V. & Robert

B.VDenhard, 2003. The New PublicService : Serving not

Steering. NewYork : M.E. Erlina. 2011. “Metodologi Penelitian”.

Medan: USU PRESS.Henry Simamora (2012), Akuntansi

Manajemen. Jakarta: Star Gate Publisiter.

Kenis, I. 1979. Effects of Budgetary

Goal Characteristics on Managerial Attitudes and Performance. The Accounting

Review Vol. LIV No. 4. pp 707.

Kerangka Konseptual Standar

Akuntansi Pemerintahan Tahun 2005.

Krina, Loina Lalolo. 2003. Indikator & Alat Ukur Prinsip

Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi. Jakarta: Sekretariat

Good Public Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Krismiaji, 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Locke, Edwin A and Gary P Latham,2006, New Directions in GoalSetting


Theory, Association for

Psychological Science.Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik.


Jakarta. STIE YKPN

Mahoney, T.A. et al. 1963.

Development of Managerial

11
Performance: A Research

Approach. Cincinnati: South Western Publ. Co.

Mardiasmo, (2006), (Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2, No. 1 Mei),


Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Governance.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Metha Kurnia Sari 2016.

Pengaruh Kejelasan Sasarananggaran, Dan Sistem Pengendalian


ManajemenTerhadap Kinerja

http://www.kumham-jakarta.info/download/karya-ilmiah/pelayananpublik/70-
etika-aparatur-dalam-pelayanan-publik/file

https://irvanamu.wordpress.com/category/makalah-etikaadministrasi-publik/

12
13

Anda mungkin juga menyukai