Anda di halaman 1dari 34

ILMU TAJWID

B. Tujuan Mempalajari Ilmu Tajwid


Sebagai disiplin ilmu, tajwid mempunyai tujuan tersendiri.
A. Pengertian Ilmu Tajwid
Sedangkan tujuanya mengacu pada pegertian tajwid diatas.
Tajwid (‫ َتجْ ِو ْي ٌد‬ ) merupakan bentuk masdar, berakar adapun tujuan yang dimaksud adalah :
dari fiil madhi  (َ‫)ج َّود‬ َ  yang berarti “membaguskan“. 1. Agar pembaca dapat melafalkan huruf-huruf Hijaiyah
Muhammad Mahmud dalam Hidayatul mustafiq memberikan dengan benar, yang di sesuaikan dengan makhraj dan
batasan arti tajwid dengan ( ‫ال ْت َيانُ ِب ْال َج ِّي ِد‬
ِ ‫ا‬ ) yang berarti sifatnya.

‘’memberikan dengan baik”. 2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Alqur’an melalui
tata cara membaca alqur’an yang benar, sehinga
Sedangkan menurut arti istilahnya : keberadaan bacaan Alqur’an dewasa ini sama dengan
ِّ ‫ف َح َّق ُه َومُسْ َت َح َّق ُه م َِن ال‬
ِ ‫ص َفا‬
‫ت‬ ٍ ْ‫عل ٌم يُعْ َرفُ ِب ِه ا َِطا ُء ُك ِّل َحر‬ ْ ‫اَل َّتجْ ِو ْي ُده َُو‬ bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah, mengingat
bacaan Alqur’an bersifat “ tanqifi’’, yakni mengikuti apa
ِ ‫ َو ْال ُم ُدو ِد َو َغي ِْر َذال َِك َكال َترْ قِي‬.
‫ْق َوال َّت ْف ِخي ِْم َو َنحْ ِو ِه َما‬ yang diajarkan rasulullah saw. Allah berfirman :
“Ilmu tajwid adalah ilmu yang berguna untuk mengatahui
bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan di benarkan,
١٨-١٧ : ‫اِنَّ َع َل ْي َنا َجمْ َع ُه َوقُرْ اَ َن ُه َفا ِء َذأَ َق َر ْأ َن ُه َفا َّت ِبعْ قُرْ اَ َن ُه (القيامة‬
Sesungguhnya mengumpulkan Alqur’an dan membacanya adalah
baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya
tangung jawab kami, jika kami telah membacakan, maka kamu
Tarqiq, Tafhim dan selain keduanya .’’
ikuti bacaan itu.”  ( Q.S. 75, Al-qiyamah: 17-18 )
3. Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang
Pada pengertian itu dijelaskan, bahwa ruang lingkup
mengakibatkan terjerumus ke perbuatan dosa.
tajwid berkenaan dengan melafalkan huruf-huruf hijaiyah
dan bagimana tata cara melafalkan huruf-huruf tersebut
sebaik-baiknya, apakah ia dibaca panjang, tebal, tipis, C. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
berhenti terang, berdengung, dan sebaigainya. Jika huruf Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu
tersebut dilafalkan sebagaimana tata caranya, maka fungsi tajwid adalah fardu kifayah (wajib refresentatif), yaitu
tajwid sebagai ilmu memperbaiki tata cara membaca Alqur’an kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang muslim
terpenuhi. saja, namun praktek pengamalannya fardu ain (wajib

1
personal), yaitu kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh “Perbaikan bacaan huruf-hurufnya serta mengetahui tempat
pembaca Alqur’an. pemberhentian kalimat ”

Dilihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat


diklasifikasikan sebagai ilmu alat yang dapat membantu D. Manfaat mempelajari Ilmu Tajwid
perbaikan membaca Alqur’an, sehinga jika ilmu alat sudah
Dalam pendidikan formal maupun non formal, anak-anak
dikuasai, mengharuskan adanya praktik, sampai alat itu
sudah sejak dini dibekali dengan materi-materi tentang
benar-benar berfungsi sebagai penunjang yang dituju. Allah
tajwid. Hal ini menandakan bahwa ilmu tajwid memiliki peran
berfirman:
yang penting dalam membaca Al-Qur’an bagi setiap muslim.
٤: ‫ المزمل‬. ‫َو َر ِّت ِل ْالقُرْ اَ َن َترْ ِت ْياًل‬ Untuk itulah, di sini ada beberapa hal yang menunjukkan
“Dan bacalah Alqur’an itu dengan bacaan yang tertil  ” ( Q.s : manfaat pentingnya belajar ilmu tajwid :
Al-muzammil :4 ) 1. Mengetahui Serta Mempraktekkan Cara Membaca Al-
Qur’an Dengan Baik
Pada firman diatas disebutkan lafal “ tartil” yang 2. Terhindar Dari Kesalahan Saat Membaca AL-Qur’an
sebenarnya lafal tersebut mempunyai dua makna. 3. Sebagai Bentuk Adab dan Tata Krama Dalam Membaca
Pertama : makna hissiyah, yaitu dalam pembacaan Alqur’an Al-Qur’an
diharapkan tenang, pelan, tidak tergesah-gesah, disuarakan 4. Sebagai Salah Satu Bentuk Ibadah
dengan baik, bertempat ditempat yang baik dan tata cara 5. Menjaga Kemurniaan Bacaan Al-Qur’an
lainnya yang berhubungan dengan segi-segi inderawi Sekarang, silahkan Anda bertanya pada diri
( penglihatan ). sendiri dan membayangkan bagaimana jika memang para
Kedua : makna maknawi, yaitu dalam membaca Alqur’an ulama’-ulama’ dulu tidak mengkonsep ilmu tajwid ?. Tentu
diharuskan dengan ketentuan tajwidnya, baik berkaitan saja, pada saat ini pastilah kaum muslim akan membaca
dengan makhraj, sifat, mad, waqaf dan sebagainya. Makna Al-Qur’an dengan asal-asalan tanpa mengetahui kaidah-
kedua inilah yang pernah diyatakan oleh kholifah Ali bin abi kaidah penting dalam membaca Al-Qur’an. Untuk itulah,
Thalib, bahwa yang dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang ilmu tajwid juga bermanfaat untuk menjaga kemurnian
berarti: bacaan AL-Qur’an.
ِ‫ َتحْ سِ يْنُ ْال ُحرُوفِ َو َمعْ ِر َف ٌة ْالوُ قُوف‬ 

2
Huruf Contoh
Fathah bertemu alif ‫َو َما‬
‫ِّي‬ ِ
Kasroh bertemu ya' mati ْ ‫ان‬
Dhommah bertemu wawu mati ‫ُق ْول ُْوا‬
MAKHARIJUL HURUF

A. Pengertian Makharijul Huruf 2. Al-Halqu (Tenggorokan) – ‫ْق‬


ُ ‫الحل‬
َ
Makhraj berasal dari kata “kharaja” yang artinya keluar, Dinamakan Al-Halqu karena tempat keluarnya huruf-
sedangkan makhraj sendiri berarti tempat keluar. Huruf huruf berasal dari tenggorokan. Adapun huruf-huruf
berarti tempat keluarnya huruf-huruf hijayyah. hijaiyyah yang makhrajnya berasal dari Al-Halqu atau
tenggorokan, dalam hal ini terbagi ke dalam 3 bagian :
B. Manfaat dan Tujuan Belajar Makharijul Huruf
Manfaat dan tujuan belajar makharijul huruf adalah agar Jenis Makhraj Huruf
kita bisa membedakan setiap huruf-huruf saat membaca Al- Aqshal Halqu (pangkal tenggorokan) ‫ء–ه‬
Qur’an, sehingga mencegah terjadinya kesalahan pengucapan Wasathul Halqu (tengah tenggorokan) ‫ح–ع‬
huruf, karena jika terjadi kesalahan pengucapan huruf maka
Adnal Halqu (ujung tenggorokan) ‫غ–خ‬
akan mempengaruhi makna dari kalimat tersebut.

C. Macam-Macam Makharijul Huruf ُ ‫اللِّسا‬


3. Al-Lisan (Lidah) – ‫ن‬
َ
Makharijul huruf terbagi menjadi 5 macam, yaitu sebagai
Dinamakan al-lisan karena tempat keluarnya huruf-huruf
berikut ini :
berasal dari lidah. Sebenarnya, huruf-huruf hijaiyyah yang
1. Al-Jauf (Rongga Mulut) – ‫ف‬
ُ ‫الج ْو‬
َ makhrajnya berasal dari al-halqu atau tenggorokan ada 18
Dinamakan Al-Jaufu karena tempat keluarnya huruf, tetapi dalam hal ini terbagi ke dalam 10 bagian :
huruf-huruf berasal dari rongga mulut. Adapun huruf-
huruf hijaiyyah yang makhrajnya berasal dari al-jaufu Jenis makhraj Hu Keterangan
atau rongga mulut adalah alif, wawu, dan ya’, ruf
sebagaimana berikut ini : Pangkal lidah dan ‫ق‬ Keluarnya huruf ini berasal

3
langit-langit mulut dari pangkal lidah yang dan menempatkan lidah
belakang berdekatan dengan pada langit-langit mulut
tenggorokan dan atas
ditekankan pada langit- Kulit gusi ‫ د ت‬Keluarnya huruf ini tepat
langit mulut bagian ‫ط‬ berasal dari ujung lidah
belakang dan bertepatan dengan
Pangkal lidah tengah ‫ك‬ Keluarnya huruf ini berasal pangkal dua gigi seri atas
dan langit-langit mulut dari pangkal lidah bagian Runcing lidah ‫ص‬ Keluarnya huruf ini tepat
tengah tengah dan ditekankan ‫ س ز‬berasal dari ujung lidah
pada langit-langit mulut dan bertepatan di tengah-
bagian tengah tengah gigi seri atas dan
Tengah-tengah lidah ‫ ج ش‬Keluarnya huruf ini berasal gigi seri bawah
‫ي‬ dari tengah-tengah lidah Gusi ‫ ث ذ‬Keluarnya huruf ini tepat
‫ض‬ ‫ظ‬ berasal dari ujung lidah
Pangkal tepi lidah Keluarnya huruf ini berasal
dan bertepatan di gigi seri
dari pangkal tepi lidah (kiri
atas
atau kanan) bertepatan di
atas gigi geraham
Ujung tepi lidah ‫ل‬ Keluarnya huruf ini berasal َّ
ِ ‫الش َفَت ْي‬
4. Asy-Syafatain (Dua Bibir) – ‫ن‬
dari ujung tepi lidah dan
Dinamakan al-syafatain karena tempat keluarnya
menempatkan lidah pada
huruf-huruf berasal dari bibir. Adapun huruf-huruf
langit-langit mulut atas
hijaiyyah yang makhrajnya berasal dari al-syafatain atau
Ujung lidah ‫ن‬ Keluarnya huruf ini berasal
dua bibir adalah ba’, mim, fa’, dan wawu, sebagaimana
dari ujung lidah dan
berikut ini :
menempatkan lidah pada
langit-langit mulut atas
Hu
tetapi agak tengah Jenis Makhraj Keterangan
ruf
Ujung lidah tepat ‫ر‬ Keluarnya huruf ini tepat
Bibir bawah ‫ف‬ Keluarnya huruf ini berasal
berasal dari ujung lidah
dari bibir bawah menempati

4
ujung gigi seri atas
Bibir bawah dan ‫ب‬ ‫م‬ Keluarnya huruf ini berasal
atas ‫و‬ dari pertemuan antara bibir
atas dan bibir bawah HUKUM BACAAN GUNNAH AL-QAMARIYYAH
5. Al-Khaisyum (Hidung) – ‫ش ْو ُم‬
ُ ‫ال َخ ْي‬ DAN AL SYAMSIYYAH
Dinamakan al-khaisyum karena tempat keluarnya huruf-
huruf berasal dari hidung. Mengapa demikian ? jika saja kita A. Pengertian Al Syamsiah dan Al Qamariyah
menutup hidung, maka huruf-huruf yang makhrajnya berasal a. Al Syamsiyah
dari al-khaisyum tidak terdengar dengan jelas. Adapun
Al Syamsiyah disebut juga Idgham Syamsiyah.
huruf-hurufnya adalah sebagaimana berikut ini :
Dikatakan Idgham Syamsiyah karena suara Alif lam di
idghamkan ke dalam huruf Syamsiyah yang ada
Huruf Contoh dihadapannya, sehingga suara alif lam menjadi lebur
Nun ditasydid ‫اِ َّن‬ karena dimasukkan dengan huruf Syamsiyah tersebut.
Mim ditasydid ‫اَ َّما‬ Adapun huruf syamsiyah jumlahnya ada empat belas, yaitu
Nun sukun sebab idghom ‫ِم ْن َق ْب ِل‬ :
bigunnah, iqlab, dan ikhfa’ ‫ﺕﺙﺩﺫﺭﺯﺱﺵﺹﺽﻁﻅﻝﻥ‬
haqiqi Contoh : ُ ‫ ﺍَﻟﺸَّﻴْﻄ‬  ِ‫ ﺍَﻟﻨَّ ِﻌﻴْﻢ‬  ِ‫ﺍَﻟﺴَّﻤَﺎﺀ‬
‫ﻦ‬
Mim sukun bertemu mim dan ‫ل َُه ْم َما‬
ba'
b. Al Qamariyah
Al qamariyah disebut juga Izhar Qomariyah . Al
Qamariyah harus dibaca jelas dan terang. Alif Lam yang
dirangkaikan dengan salah satu huruf Qamariyah maka
Alif Lam harus dibaca jelas. Adapun huruf Qamariyah
jumlahnya ada empat belas, yaitu :
‫ﺏﺝﺡﺥﻉﻍﻑﻕﻙﻡﻭﻍﻩﺀﻱﺍ‬

5
Contoh : ‫ ﺍَﻟ ُﻬﺪَﻯ‬  ِ‫ ﺍَ ْﻟﻴَﻘِﻴْﻦ‬  ُ‫ ﺍَ ْﻟﺤَﻤْﺪ‬  ُ‫ﺍَﺎْﻟ َ َﺣﺪ‬ diawal kata maka dia tidak dapat menggandeng huruf sesudah
dia.
Ada huruf yang dapat disambung dan dapat menyambung ,
dan huruf ini adalah huruf selain yang disebutkan di atas yaitu
B. Perbedaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah huruf،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ث‬،‫ ت‬،‫ب‬
a. Al Syamsiyah
Penulisan Al Syamsiyah menggunakan tanda ‫ ي‬،‫ ه‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ل‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ف‬. .
tasydid ( )‫ ﹽ‬pada huruf Syamsiyah yang berada di
depan Alif Lam. a. Menulis huruf hijaiyah pada awal kata
Contoh : ُ‫ ﺍَﻟﺜُّﻠُﺚ‬    ُ‫ ﺍَﻟﺘَّﻜ َُﺎﺛﺮ‬    ُ‫ﺍَﻟﺬِّ ْﻛﺮ‬ Contoh Di awal Huruf  Asli
‫اَ ْل َحـمْ ُد‬ ……‫ا‬ ‫ا‬
b. Al Qamariyah
Penulisan Al Qamariyah memakai tanda sukun ( o )
‫بـــِــسْ ِم‬ ……‫بـ‬ ‫ب‬
pada huruf lam. ‫َتـرْ ِمي ِْه ْم‬ ……‫تـ‬ ‫ت‬
Contoh : ِ ‫ ﺍَﻟ َﻘ‬  ُ‫ ﺍَ ْﻟﺤَﻤْﺪ‬  ‫ﺍَﺎْﻟ َ َﺣﺪ‬
‫ﺎﺭ َﻋ َﺔ‬ ٌ‫َث ْـوب‬ …..‫ثــ‬ ‫ث‬
PENULISAN HURUF HIJAIYAH ‫َج َسـ ٌد‬ …‫جـ‬ ‫ج‬
Huruf hijaiyah disebut juga huruf tahjiyyah. Selain itu ‫َح َسـ ٌد‬ …‫حـ‬ ‫ح‬
huruf hijaiyah disebut juga alfabet arab. Huruf hijaiyah
berjumlah 28 huruf. Semua huruf hijaiyah memiliki bentuk
‫َخشِ َي‬ …‫خـ‬ ‫خ‬
tunggal. Ada huruf yang dapat disambung tetapi tidak dapat ‫ت‬ ْ ‫ُد َك‬ …‫د‬ ‫د‬
menyambung. Adapun huruf yang dapat disambung tetapi tidak
‫ب‬ َ ‫َذ َه‬ …‫ذ‬ ‫ذ‬
dapat nyambung ada 6 huruf , yaitu :  ‫ر‬ , ‫ذ‬ , ‫د‬ , ‫ا‬
‫ـي‬َ ِ‫َرض‬ …‫ر‬ ‫ر‬
‫و‬ , ‫ز‬ ,.
Maksud dari dapat disambung tetapi tidak dapat ٌ‫َز َمن‬ …‫ز‬ ‫ز‬
menyambung adalah , apabila dia ditengah atau di belakang dia ‫َسأ َ َل‬ …‫سـ‬ ‫س‬
bisa disambung oleh huruf didepandia , namu apabila dia berada
ٌ‫َش َج َرة‬ …‫شـ‬ ‫ش‬
6
‫صد ََر‬‫َ‬ ‫صــ…‬ ‫ص‬ ‫شا ُء‬ ‫َي َ‬ ‫……ــا‪…..‬‬ ‫ا‬
‫ِك‬
‫ضح َ‬ ‫َ‬ ‫ضــ…‬ ‫ض‬ ‫َن ْـع ُب ُد‬ ‫…ــــبـــ‪….‬‬ ‫ب‬
‫َط َب ٌ‬
‫ـق‬ ‫طــ…‬ ‫ط‬ ‫ِـيـنُ‬ ‫ـس َتع ْ‬ ‫َن ْ‬ ‫‪…..‬ــتــ‪….‬‬ ‫ت‬
‫َظ َه َر‬ ‫ظــ…‬ ‫ظ‬ ‫َمـ َثلُ ُه ْم‬ ‫‪….‬ــــثــــ‪…..‬‬ ‫ث‬
‫َعـيْـنٌ‬ ‫عــ…‬ ‫ع‬ ‫ـس ُجـ ُد‬ ‫َي ْ‬ ‫…جـ…‬ ‫ج‬
‫َغضِ َ‬
‫ب‬ ‫غـ…ـ‬ ‫غ‬ ‫س ُد‬ ‫ـح ُ‬ ‫َي ْ‬ ‫…ــحـ…‬ ‫ح‬
‫فِ ْي َها‬ ‫فــ…‬ ‫ف‬ ‫شى‬ ‫ـخ َ‬ ‫َي ْ‬ ‫…ــخـ…‬ ‫خ‬
‫َق ِريْبٌ‬ ‫قــ…‬ ‫ق‬ ‫َف َقد ََر‬ ‫‪….‬ــد…‬ ‫د‬
‫ب‬‫َك َت َ‬ ‫كــ…‬ ‫ك‬ ‫َب‬ ‫َي ْذه ُ‬ ‫…ــذ…‬ ‫ذ‬
‫ب‬ ‫َلـ َه ٍ‬ ‫لـ…‬ ‫ل‬ ‫ضى‬ ‫َي ْـر َ‬ ‫…ــر…‬ ‫ر‬
‫َمسْ ِج ٌد‬ ‫مــ…‬ ‫م‬ ‫ـزانٌ‬ ‫ِم ْي َ‬ ‫…ـــز…‬ ‫ز‬
‫َنعْ قِ ُل‬ ‫نــ…‬ ‫ن‬ ‫َي ْسأَل ُ‬ ‫…ــســ…‬ ‫س‬
‫ص َل‬ ‫َو َ‬ ‫و…‬ ‫و‬ ‫ش َه ُد‬ ‫َي ْ‬ ‫…ــشــ…‬ ‫ش‬
‫َهــ َذا‬ ‫هــ…‬ ‫هـ‬ ‫ص ُد ُر‬ ‫َي ْ‬ ‫…ــصــ…‬ ‫ص‬
‫ـن‬ ‫الَ َع َ‬ ‫ال…‬ ‫ال‬ ‫ض َح ُك‬ ‫َي ْ‬ ‫…ــضــ…‬ ‫ض‬
‫ت‬ ‫َء أَ ْن َ‬ ‫ء…‬ ‫ء‬ ‫ـق‬ ‫َيـ ْنـطِ ُ‬ ‫…ــطــ…‬ ‫ط‬
‫ِـر‬ ‫َي ْغف َ‬ ‫يـ…‬ ‫ي‬ ‫َي ْظ َه ُر‬ ‫…ــظــ…‬ ‫ظ‬
‫‪b. Menulis huruf hijaiyah di tengah kata atau kalimat‬‬
‫ِق‬ ‫َيــ ْنع ُ‬ ‫…ــعــ…‬ ‫ع‬
‫‪Contoh‬‬ ‫‪Di tengah‬‬ ‫‪Huruf  Asli‬‬ ‫ب‬ ‫ض ُ‬ ‫َي ْـغ َ‬ ‫…ــغــ…‬ ‫غ‬

‫‪7‬‬
‫يَـ ْفـقَـهُ‬ ‫…ــفــ…‬ ‫ف‬ ‫سـ ٌد‬ ‫َم َ‬ ‫‪….‬ــد‬ ‫د‬
‫يَـ ْق َرأُ‬ ‫…ــقــ…‬ ‫ق‬ ‫ــو َمـئِـ ٍذ‬ ‫يَ ْ‬ ‫…ــذ‬ ‫ذ‬
‫يَ ْكت ُُب‬ ‫…ــكـ…‬ ‫ك‬ ‫تَـ ْن َه ُر‬ ‫…ــر‬ ‫ر‬
‫ب‬ ‫يَ ْل َع ُ‬ ‫…ــلــ…‬ ‫ل‬ ‫نُ ْع ِج ُز‬ ‫…ــز‬ ‫ز‬
‫ث‬‫يَـ ْم ُك ُ‬ ‫…ــمــ…‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫لَ ْي َ‬ ‫…ــس‬ ‫س‬
‫َج َهنَ ُم‬ ‫…ــنــ…‬ ‫ن‬ ‫ش‬ ‫إِ ْخ َ‬ ‫…ــش‬ ‫ش‬
‫س ْوفَ‬ ‫فَ َ‬ ‫…ــو…‬ ‫و‬ ‫ُـخلِصُ‬ ‫ي ْ‬ ‫…ــص‬ ‫ص‬
‫يَ ْه ِدى‬ ‫…ــهـ…‬ ‫هـ‬ ‫بَعْضُ‬ ‫ــض…‬ ‫ض‬
‫يُالَ ِعــنُ‬ ‫…ــال…‬ ‫ال‬ ‫َسلَطَ‬ ‫…ــط‬ ‫ط‬
‫ستَ ْهـ ِز ُء ْونَ‬ ‫يَ ْ‬ ‫…ء…‬ ‫ء‬ ‫َغلَظَ‬ ‫…ــظ‬ ‫ظ‬
‫ش ْيئًا‬‫َ‬ ‫…ــيـ…‬ ‫ي‬ ‫َمنَـ َع‬ ‫…ــع‬ ‫ع‬
‫‪c. Huruf Hijaiyah dan penulisan di akhir kata atau kalimat:‬‬ ‫بَلَ َغ‬ ‫غ‬
‫…ـــغ‬
‫‪Contoh‬‬ ‫‪Di akhir‬‬ ‫‪Huruf  Asli‬‬
‫ُف‬ ‫يثوْ س ُ‬ ‫…ــف‬ ‫ف‬
‫اَنَا‬ ‫…ـــا‬ ‫ا‬
‫ق‬ ‫خَ لَـ َ‬ ‫…ــق‬ ‫ق‬
‫ب‬ ‫اَ ْل َغ ْي ُ‬ ‫‪….‬ـــــب‬ ‫ب‬
‫َملَكَ‬ ‫…ــك‬ ‫ك‬
‫اَ ْلبَ ْيتُ‬ ‫‪….‬ـــــت‬ ‫ت‬
‫َع َس ٌل‬ ‫…ــل‬ ‫ل‬
‫َحـ ِد ْي ُ‬
‫ث‬ ‫…ــــــث‬ ‫ث‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫َ‬ ‫…ــم‬ ‫م‬
‫ـج‬‫ثَـ ْل ٌ‬ ‫…ــج‬ ‫ج‬
‫ال َرحْ ـ َم ُن‬ ‫…ــن‬ ‫ن‬
‫س ْي ُح‬ ‫اَ ْل َم ِ‬ ‫…ــح‬ ‫ح‬
‫َع ِجبُوْ‬ ‫…ــو‬ ‫و‬
‫س ْـخ‬ ‫نَ ْن َ‬ ‫…ــخ‬ ‫خ‬

‫‪8‬‬
Mim mati adalah huruf mim yang tidak memiliki tanda
ُ‫َمالَه‬ …‫ــه‬ ‫هـ‬
baris/harakat (‫)م‬.
ْ Mim mati terjadi apabila bertemu dengan
ً‫ِط ْفال‬ ‫…ــال‬ ‫ال‬ salah satu huruf hijaiyah. Hukum mim mati terbagi menjadi
‫يَ َشا ُء‬ ‫ء‬ 3 yaitu: izhar syafawi, ikhfa’ syafawi, dan idgam
‫…ء‬
mutammasilain.
‫يَ ْستَحْ ِي‬ ‫…ــي‬ ‫ي‬
b. Macam-Macam Hukum Mim Mati

HUKUM MIM MATI 1. Ikhfa Syafawi ( ‫) إخفاء شفوي‬


Ikhfa Syafawi artinya menyamarkan atau
a. Pengertian Hukum Mim Mati menyembunyikan huruf mim (‫)م‬. Bacaan ikhfa syafawi terjadi

9
apabila mim mati atau mim sukun (‫) ْم‬ bertemu dengan huruf Idgham Mimi memiliki beberapa nama. Nama lain Idgham
ba (‫)ب‬. Mimi yaitu:
Cara membaca ikhfa syafawi yaitu samar-samar, artinya  Idgham Mislain
pada saat membaca mim sukun (‫) ْم‬ disamarkan antara mim  Idgham Syafawi
dan ba dan terdengar seperti didengungkan .  Idgham Mutamatsilain
Contoh bacaan ikhfa syafawi:  Idgham Mimi

Cara membaca idgham mimi yaitu dengan cara


menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib
dibaca dengung.
Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau
idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau
sejenis)
Contoh bacaan idgham mimi :

2. Idgham Mimi/Idgham Mutamatsilain ( ‫) إدغام ميم‬ 3. Idzhar Syafawi ( ‫) إظهار شفوي‬


Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun (
‫) ْم‬ bertemu dengan mim (‫)م‬ yang sejenis.

10
Idhar syafawi yaitu terjadi apabila mim mati bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyah selain huruf  ba (‫)ب‬ dan
A. Mad Thabi’i (Mad Asli)
mim (‫)م‬.
Mad tabi’i disebut juga dengan mad asli. Mad artinya
Cara membaca idzhar syafawi yaitu bunyi mim (
panjang. Sedangkan tabi’i artinya asal mula, biasa atau inti.
‫)م‬ disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di
Jadi mad tabi’i adalah memanjangkan bacaan dikarenakan
bibir dengan mulut tertutup.
ada huruf asli mad, dan tidak ada sebab yang dapat
Huruf Idzhar syafawi berjumlah 26 huruf, yaitu:
mengubah keasliannya . Cara Membaca mad tabi’i yaitu harus
‫ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش‬ dipanjangkan satu alif (dua harakat).
‫ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ــ ق ـ ـ ك ـ ـ ل ــ ن‬ Huruf mad tabi’i atau mad asli ada 3, yaitu : yaitu alif (
‫ ھ –ي‬-‫ـوـ‬ ‫ا‬  ) , wawu ( ‫و‬ )  dan ya’( ‫ي‬ )
Bacaan madthobi’i terjadi apabila:
Berikut contoh bacaan idzhar syafawi :
1. Huruf alif ( ‫ا‬ ) yang sebelumnya berharakat fathah ( ‫َـ‬ )
Contoh :  ‫حا‬ ,‫ وا‬,‫ نا‬,‫ ما‬,‫سا‬
2. Huruf wau sukun ( ‫و‬ ) yang sebelumnya berharakat
dhomah ( ‫ُـ‬ )
Contoh :  ‫ حو‬,‫ وو‬,‫ نو‬,‫ مو‬,‫سو‬ 

3. Huruf Ya’ sukun ( ‫ي‬ ) yang sebelumnya berharakat


kasrah ( ‫ِـ‬ )
Contoh : ‫حي‬ ,‫ وي‬,‫ ني‬,‫ مي‬,‫سي‬

B. Mad Far’i (Turunan/Cabang)


Mad far’i adalah hukum bacaan semua mad yang selain
mad thabi’i.
Cara membaca mad far’i yaitu dengan cara memanjangkan
HUKUM MAD (Panjang) bacaan hingga mencapai dua sampai enam harokat.

11
Mad far’i juga memiliki arti Mad cabang atau turunan
yang mana mad far’i memiliki 14 macam cabang atau
turunanya yaitu :
1. Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib Muttashil terjadi apabila mad thabi’i
bertemu dengan huruf hamzah ( ‫ ) ء‬pada satu kalimat
atau ayat.
Cara membaca mad wajib muttashil yaitu madnya 3. Mad Layyin / Mad Lin
wajib dipanjangkan menjadi 5 harakat jika wasal atau Mad layyin atau mad lin yaitu terjadi apabila huruf wau
setara dua setengah kali dari mad thabi’i ( dua setengah ( ‫و‬ ) atau ya ( ‫ي‬ ) yang berharakat sukun didahului oleh
alif ), dan 6 harakat jika waqaf. harakat fathah sedangkan sesudahnya terdapat satu huruf
Contoh mad wajib muttashil :  hidup ketika diwaqafkan (berhenti).
Adapun dalam bahasa penjelasan yang lebih mudah adalah
bacaan miring (lin) bertemu satu huruf yang dimatikan
karena waqof (berhenti).
Yang dimaksud bacaan miring (lin) adalah bacaan yang
berbunyi seperti :
 “Ai” = fathah bertemu huruf ya ( ‫ي‬ ),
 “Au” = fathah bertemu huruf wau ( ‫و‬ ).
2. Mad Jaiz Munfasil Pada intinya bacaan mad layyin atau mad lin terjadi
Mad jaiz munfasil terjadi apabila mad thobi’i atau mad apabila hanya jika berhenti (waqaf).
asli bertemu dengan huruf hamzah ( ‫ء‬ ) dalam dua kata  yang Cara membaca mad layyin atau mad lin yaitu dibaca
lain. Cara membaca mad jaiz munfasil yaitu lafalnya dibaca panjang 2, 4, 6 harakat, tetapi lebih utama 2 harakat.
panjang menjadi 4 atau 5 harakat.
Contoh mad jaiz munfasil :

12
4. Mad Arid Lissukun 5. Mad Iwad
Mad Arid Lissukun yaitu terjadi apabila berhenti (waqof) Mad iwad yaitu apabila setiap huruf yang berharkat
terdapaat di akhir ayat sehingga mematikan huruf terakhir fathahtain ketika diwaqafkan dibaca fathah dengan panjang
sebelum huruf yang dimatikan tersebut terdapat mad asli. 2 harakat.
Cara membaca mad arid lissukun yaitu lafalnya dibaca Kecuali apabila fathahtain berada pada huruf ta
panjang 2, 4, atau 6 harakat, tetapi lebih diutamkan dibaca marbutah maka ketika diwaqafkan dibaca seperti ha sukun.
sampai 6 harakat.
Contoh mad arid lissukun : 

h
6. Mad Badal
Mad badal yaitu apabila setiap huruf hamzah yang dibaca
panjang dikarenakan bertemu dengan huruf mad. Sehingga
lafalnya dibaca panjang 2 harakat.

7. Mad Lazim Mutsaqal Kilmi


Mad lazim mutsaqal kilmi adalah mad tabi’i bertemu
dengan tasdid dalam satu kalimat dibaca panjang 6 harakat.

13
8. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi 11. Mad Shilah Qashiroh
Mad lazim mukhaffaf kilmi adalah mad tabi’i berhadapan Mad Shilah Qashiroh yaitu apabila terdapat ha
dengan huruf mati (sukun) panjangnya 6 harakat. dhamir, kata ganti orang ke tiga berada sesudah huruf
Contoh lazim mukhaffaf kilmi : yang berharakat (huruf hidup). Shilah artinya hubungan,
sedangkan qasirah artinya pendek.
Cara membacanya yaitu dengan satu alif setara dengan
dua harakat atau seperti panjangnya mad tabi’i, demikian
9. Mad Lazim Harfi Musyabba juga jika tidak didahului huruf mati (sukun) atau tidak
Mad lazim harfi musyabba adalah huruf-huruf hijaiyah dihubungkan dengan huruf lain berikutnya.
yang menjadi permulaan atau awal surat. Contoh mad shilah qashiroh 
Contoh lazim harfi musyabba :

12. Mad Shilah Thawilah


Mad shilah thawilah yaitu apabila mad shilah qasirah
bertemu dengan hamzah atau alif dibaca panjang 5
10. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf harakat.
Mad lazim harfi mukhaffaf adalah huruf-huruf Contoh shilah thawilah :
hijaiyah yang menjadi awal atau permulaan sebuah dalam
Al-Qur’an.
Contoh lazim harfi mukhaffaf :

22

14
13. Mad Farqi GHARIB
Mad farqi yaitu terjadi apabila jika bacaan mad hanya
untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan.
Contoh bacaan mad farqi yaitu hanya terdapat didalam A. Pengertian Gharib
surah tertentu yaitu : Menurut bahasa Garib berasal dari kata “garaba” yang
 Dua tempat di surah Al-An’am. artinya asing.  Sedangkan menurut istilah, hukum bacaan
 Satu tempat di surah Yunus. gharib bisa dikatakan merupakan bacaan yang tidak biasa di
 Satu tempat di surah An-Naml. dalam Al-Qur’an karena samar, baik dari segi huruf, lafadz,
maupun maknanya.
Tentu saja karena bacaan ini asing atau tidak biasanya,
maka akan dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam membaca
Al-Qur’an, jadi sangatlah penting untuk dipelajari dan
diketahui sebagai bentuk adab dan tata krama dalam
14. Mad Tamkin
membaca Al-Qur’an.
Mad tamkin adalah ya sukun ( ‫ ) ي‬yang didahului oleh
huruf ya ( ‫ ) ي‬yang bertasydid dan juga berkasroh ( ‫ي‬
ِّ ),
B. Macam-Macam Hukum Bacaan Gharib
Cara membaca Mad Tamkin yaitu dengan panjang 2
Menurut salah satu pakar ahli qira’ah Al-Qur’an, Syekh
harakat.
Abu Bakar Ashim bin Abin Najud atau lebih dikenal Imam
Contoh :
Ashim, hukum bacaan gharib dengan riwayat Imam Hafs,
sebagaimana berikut ini :

1. Imalah
Adapun contoh hukum bacaan imalah, berdasarkan
riwayat Imam Hafs, di dalam Al-Qur’an hanya terletak
pada satu tempat yaitu pada Surat Hud ayat 41 :

َ ‫ َو ُم ْر‬ ‫ َم ْج ٰري َها‬ ِ‫س ِم هللا‬


‫ساهَا‬ ْ ‫َوقَا َل‬
ْ ِ‫ار َكبُ ْوا فِ ْي َها ب‬

15
Cara membacanya yaitu dengan mengganti bacaan Misalnya dalam Al-Qur’an pada Surat Fushilat ayat 44 :
“ro” menjadi “re” (agak ditekan dan disamarkan), sehingga
terdengar seolah dibaca “majreha”.  ‫ َو َع َربِ ٌّي‬ ‫آع َْج ِم ٌّي‬
2. Isymam
Lafadz asli :
Dalam riwayat Imam Hafs, hukum bacaan isymam terletak
pada satu tempat di dalam Al-Qur’an, yaitu pada Surat ‫أَأَع َْج ِم ٌّي‬
Yusuf ayat 11 :

ُ ‫ع َٰلى يُ ْو‬  ‫ تَأْ َمنَّا اَل‬ ‫قَـــالُ ْوا يَا أَبَانَا َما لَـــ َك‬
ُ‫ســـفَ َوإِنَّا لَـــه‬ Cara membacanya :
ِ ‫لَنَا‬
َ‫ص ُح ْون‬ ‫آع َْج ِم ٌّي‬
Lafadz asli :
Cara membacanya adalah dengan menyambungkan dua
‫تَأْ َمنُنَا اَل‬ hamzah qatha’ sehingga dibaca panjang “ aa’jamiyyun”. Ini
dikarenakan dalam lafadz “aa'jamiyun” terdapat 2 hamzah
Seperti tulisannya yaitu “laa ta’manna”, namun karena qatha’ dalam terletak berurutan, sedangkan llidah orang
lafadz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka huruf “nu” (jika Arab cukup berat untuk melafadzkan “a’a’jamiyyun”,
dibaca pasti bibir mecucu) yang disembunyikan cukup sehingga dibaca panjang “aa’jamiyyun”.
diisyaratkan dengan mecucu atau memanjangkan kedepan.

Cara membacanya :
4. Naql
Dalam riwayat Imam Hafis, hukum bacaan naql terletak
‫تَأْ َمنَّا اَل‬ pada satu tempat di dalam Al-Qur’an, yaitu pada Surat Al-
Hujurat ayat 11 :
Jadi, cara membacanya adalah “laa ta’manna” sambil
mecucu atau memanjangkan kedua bibir ke depan pada ِ ‫ق بَ ْع َد اإْل ِ ْي َم‬
‫ان‬ ُ ُ‫ْس ا ْلف‬
ُ ‫س ْو‬ َ ‫بِئ‬ ‫س ُم‬
ْ ِ ‫ااْل‬
pertengahan gunnah “manna”.

Cara membacanya :
3. Tashil
16
‫ْس‬
َ ‫س ُم بِئ‬
ْ ‫اال‬
ِ Pertama, lafadz “ii’tuunii” hanya terdapat pada Surat Al-
Ahqaf ayat 4 :
Dalam kaidah ilmu qira’ah pada lafadz “bi'salismu”
terdapat 2 hamzah washal, yaitu hamzah pada al-ta’rif dan
‫ت فِي‬ َّ ‫ا ْئتُ ْونِ ْـي ۖال‬
ِ ‫سمٰ َوا‬
hamzah pada lafadz “ismu”, sehingga kedua hamzah washal
tersebut tidak perlu dibaca ketika disambungkan dengan Lafadz asli :
kalimat sebelumnya. Jadi, cara membacanya bukan “bi’sal
ismu”, tetapi “bi’salismu”.
‫اِ ْئتُ ْونِ ْـي‬
Cara membaca :
5. Saktah
Saktah merupakan salah satu bacaan waqof yang juga ِ‫ْيتُ ْونِ ْي ا‬
tergolong bacaan gharib. Waqaf saktah hanya terdapat pada
4 tempat di dalam Al-Qur’an, yaitu :
Cara membacanya yaitu apabila diwaqafkan pada lafadz
1. Surah al-Kahfi ayat 1dan 2:  ‫ما‬ ً ۬ ‫ َق ِّي‬  ‫عِو َج ۜا‬
َ ‫ۥ‬ “as-samawat”, maka dibaca “ii’tuunii”, apabila diwashalkan
ۗ
2. Surah Yasin ayat 52:  ‫م ۡر َق ِد َنۜ‌ا ه َٰـ َذا‬ َّ ‫مِن‬ maka tetap dibaca sama seperti tulisan pada kalimatnya “fis
ۜ samawati’ tuunii”.
3. Surah al-Qiyamah ayat 27:  ‫اق‬ ٍ ۬ ‫ َوقِيل َ َم ۡن َر‬ 
4. Surah al-Muthaffifiin ayat 14:  َ‫ل َران‬ ۜۡ ‫َكاَّل ۖ‌ َب‬ Kedua, lafadz “yabsuthu”, misalnya pada Surat Al-Baqarah
ayat 245 :
Cara membacanya yaitu dengan waqaf berhenti
tanpa mengambil nafas selama sekitar 2 sampai 4 harakat
‫ َوإِلَ ْي ِه تُ ْر َج ُع ْو َن‬ ُ‫سط‬ ُ ِ‫َوهللاُ يَ ْقب‬
ُ ‫ض َويَ ْب‬
kemudian melanjutkan kalimat selanjutnya.

Ketiga, lafadz “bashthoh”, misalnya pada Surat Al-A’raf


ayat 69 :
Adapun macam-macam hukum bacaan badal yang
tergolong bacaan gharib atau asing terbagi menjadi 4 lafadz,
yaitu :

17
‫ح‬
ٍ ‫ـو‬ ْ ‫َو ْاذ ُك ـ ُر ْوا إِ ْذ َج َعلَ ُك ْم ُخلَفَــا َء ِمنْ بَ ْع ـ ِد قَـ‬
ْ ‫ـو ِم نُـ‬
ً‫سطَة‬ ْ َ‫ب‬ ‫ق‬ 2.
ِ ‫َو َزا َد ُك ْم فِي ا ْل َخ ْل‬
Bacan Pendek Pada Lafadz “Lain”
Surat Ad-Dahr (Al-Insan) ayat 15 - 16 :

Cara membaca bacaan kedua dan ketiga yaitu dengan ‫ـ قَ َوا ِر ْي َر‬ ‫قَ َوا ِر ْي َرا‬  ْ‫َكانَت‬
menggunakan huruf sin, bukan huruf shod.

Keempat, lafadz “mushoitirin”, misalnya pad Surat Al- Surat Al-Ahzab ayat 10 :
Ghasyiyah ayat 22 : ُّ ‫ال‬ ِ‫َوتَظُنُّ ْو َن بِاهلل‬
‫ظنُ ْونَا‬
َ ‫بِ ُم‬ ‫ستَ َعلَ ْي ِه ْم‬
‫ص ْي ِط ٍر‬ ْ َ‫ل‬ Surat Al-Ahzab ayat 66 :
‫ــــو َن يَا لَ ْيتَنَا‬ ُ َّ‫ــــو َم تُقَل‬
ْ ُ‫ب ُو ُجــــ ْو ُه ُه ْم فِي النَّا ِر يَقُ ْول‬ ْ َ‫ي‬
Cara membacanya yaitu dengan menggunakan huruf shod,
bukan huruf sin.
ُ ‫ال َّر‬ ‫أَطَ ْعنَا هللاَ َوأَطَ ْعنَا‬
‫س ْواَل‬

Menurut Imam Ashim yang  diriwayat Imam Hafs, bahwa Cara Membaca : Ketiga lafadz tersebut jika dibaca
ada beberapa bacaan yang tertulis panjang tetapi dibaca washal (terus) maka harus dibaca pendek :
pendek, tertulis pendek tetapi dibaca panjang. Semua itu
merupakan bacaan gharib, sebagaimana berikut ini :
ُ ‫ظنُ ْو َن – ال َّر‬
‫س ْو َل‬ ُّ ‫ ال‬- ‫قَ َوا ِر ْي َر‬
Tetapi jika diwaqofkan maka harus dibaca sukun
1. Bacaan Pendek Pada Lafadz “Ana”
ُ ‫ظنُ ْونْ – ال َّر‬
‫س ْو ْل‬ ُّ ‫ ال‬- ‫قَ َوا ِر ْي ْر‬
Semua lafadz “ana” (dhomir atau kata ganti orang
pertama tunggal, yang berarti aku) dalam Al-Qur’an
menurut riwayat Imam Hafs dibaca pendek meskipun 3. Bacaan Penjang atau Pendek Pada Lafadz
tulisan pada kalimatnya adalah panjang. Misalnya pada "Malik"
surat Al-Kafirun ayat 4 : Para ulama' ahli qira'ah memiliki perbedaan dalam
‫عَابِ ٌد َما َعبَ ْدتُ ْم‬ ‫أَنَا‬  ‫َواَل‬ membaca lafadz "malik", misalnya salah satu contoh
pada Surat Al-Fatihah ayat 4 :

18
‫يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ ‫َمالِ ِك‬ Ghunnah secara bahasa adalah suara lembut yang keluar
dari hidung.
Ghunnah secara istilah suara yang enak yang terdapat
Cara membacanya boleh dibaca seperti dibawan ini : pada nun dan mim. Perlu diketahui bahwa ghunnah adalah
shifat yang berlaku pada nun dan mim dalam semua keadaan
‫َمالِ ِك – َملِ ِك‬ baik tasydid, sukun, atau berharakat. Selama tidak
dileburkan ke makhraj yang lain maka nun dan mim harus
Banyak ulama; ahli qira'ah yang memendekkan dibaca ghunnah.
huruf mim. Sedangkan Imam Ashim dalam riwayat Coba perhatikan gambar berikut!
Imam Hafs memanjangkannya, dengan alasan bahwa
lafadz "malik" pada Surat Ali Imron ayat 26
dipanjangkan mimnya dengan alif.

‫ا ْل ُم ْل ِك تُ ْؤتِي ا ْل ُم ْلكَ َمنْ تَشَا ُء‬ ‫ َمالِ َك‬ ‫قُ ِل اللَّ ُه َّم‬


Pada gambar di atas, ketika kita melafalkan hukum
ghunnah maka ada aliran udara yang keluar dari hidung. Nun dan
Selain itu, alasan lainnya Imam Ashim adalah
mim bertasydid dibaca ghunnah baik tasydid langsung maupun
lafadz "malik" dengan alif (dibaca panjang) berarti
tasydid karena idghom seperti di AL syamsiyah dan idghom
Tuhan yang memiliki, sedangkan lafadz "malik" dengan
mitslain. Untuk membuktikan ghunnah silakan tekan hidungnya!
tanpa alif (dibaca pendek) berarti penguasa.
Apabila ada getaran berarti ada ghunnah.

B. Pembagian Ghunnah
Hukum ghunnah dibagi ke dalam 4 tingkatan, yaitu akmal,
kamilah, naqishah, dan anqash.

HUKUM GHUNNAH 1. Akmal


Yaitu ghunnah pada nun dan mim ketika tasydid
A. Pengertian Ghunnah dan idgham. Ketika melafalkan ghunnah pada tingkatan
ini ghunnahnya sangat jelas dipanjangkan 2 harkat. Nun

19
dan mim bertasydid dibaca ghunnah baik tasydid Contoh ihkfa syafawi
langsung maupun tasydid karena idghom seperti di AL ِ ِ‫صم ب‬
‫اهلل‬ ِ ِ ِ ِ ‫وم‬
syamsiyah dan idghom mitslain. ْ َ‫ َو َم ْن َي ْعت‬ - َ ‫اه ْم ب ُـم ْـؤمننْي‬
ُ ََ
Contoh nun bertasydid Nah kedua tingkatan hukum ghunnah di atas
ِ ‫ ِمن ن‬- ‫َّاس‬
‫َّاصرْيِ يْ َن‬ ِ ِ‫ مل‬- ‫إِنَّا – فِي ِه َّن‬
ِ ‫ك الن‬ dilafalkan disertai ghunnah dan tentunya ditahan 2
ْ َ ْ harkat.

Contoh mim bertasydid 3. Naqishah


Yaitu ghunnah pada nun dan mim ketika izhhar. Pada nun
‫ هَلُ ْم َّما‬- ‫ حُمَ َّم ٌد – حُتَ ِّم ْلنَا‬- َّ‫مُث‬
dan mim yang sukun terdapat shifat tawasuth sehingga
ghunnahnya sedikit mengalir namun tidak panjang sampai 2
Contoh Idhgom bigunnah harakat.
‫اب ُّم ِقْي ٌم‬
ٌ ‫ َع َذ‬ - ‫َم ْن يَّ ُق ْو ُل‬
Contoh Idghom mitslain
Contoh izhhar halqi
ِ ‫ َو َخلَ َق لَ ُك ْم َّما يِف اأْل َْر‬ - ‫َو َآمَن ُه ْم ِّم ْن‬
‫ض‬ ِ‫عَلِْيم َح ِكْيم – ِم ْن َغرْي‬
2. Kamilah ٌ ٌ
Yaitu ghunnah pada nun dan mim ketika ikhfa’. Dalam Contoh izhhar syafawi
ِ
tajwid terdiri dari 3 yaitu ikhfa’ haqiqi, iqlab dan ikhfa’
syafawi.
ْ ‫ ليَْبلَُو ُك ْـم أَيُّ ُك ْم أ‬- ‫َح َّـر ْمنَـا‬
‫َح َس ُن‬
Contoh ikhfa haqiqi,
4. Anqash
‫صْبٌر مَجِ ْي ٌل‬
َ َ‫ف‬ - ‫ت‬
ْ َ‫َم ْن َث ُقل‬ Yaitu ghunnah pada nun dan mim yang berharakat baik
fathah, kasrah atau dhammah. Contoh:
Contoh iqlab
‫ َو َآمُن ْوا‬- ‫َح َس ُن َع َماًل‬
ْ‫أ‬
‫ ِم ْن َبنْي ِ يَ َديِْه‬ - ‫صْيًرا‬
ِ ‫مَسِ يعا ب‬
َ ًْ
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
20
Nun mati atau tanwin yang bertemu salah satu huruf
hijaiyah, mempunyai dampak hukum tersendiri dalam
A. Pengertian Nun Mati dan Tanwin
bacaaanya. Ada yang dibaca terang (izhar), memasukkan
Nun mati disebut juga nun sakinah. Sedang yang
(idgham), menukar atau berubah (iqlab ) dan
dimaksud dengan nun mati adalah nun yang tidak berbaris, ia
menyembunyikan (ikhfa’). Dari dampak tersebut, maka bila
menggunakan harakat sukun sehingga nun itu tidak dapat
ada nun mati atau tanwin bertemu huruf hijaiyah mempunyai
dibunyikan kecuali diawali huruf lain. Contoh :  ‫ِع ْن َد يَ ْن ُم ْوا‬ 4 hukum, yaitu:
1. Bacaan Izhar
Sedangkan yang dimaksud dengan Tanwin adalah nun mati a. Pengertian Izhar
yang bertempat di akhir isim (kata benda) yang terlihat Muhammad Mahmud menyatakan bahwa dalam arti
apabila dibaca washal (sambung dengan kata lain) dan hilang bahasa, izhar berarti : ‫ــــان‬
ْ َ‫اَ ْلبَي‬ yakni terang, jelas,
ketika ditulis (diwaqafkan). tampak. Sedangkan menurut istilah adalah:

ِ ‫ف ِم ْن َم ْخ َر ِجـ ِه ِم ْن َغ ْيـ‬
‫ـر ُغنَّ ٍة‬ ْ ‫ا ِإل‬
ٍ ْ‫ظهَا ُر هُ َو إِ ْخـ َرا ُج ُكـ ِّل َحـ ر‬
Jadi pada dasarnya tanwin itu bermula dari nun mati yang
kelihatan dalam bahasa lisan dan hilang dalam bahasa tulisan. “Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya tanpa
Contoh :
disertai berdengung”

‫ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬ Dibaca ‫َس ِم ْيع ُْن َعلِ ْي ُم ْن‬ Pengertian itu menjelaskan agar cara membaca nun
mati atau tanwin jelas dan terang, tanpa disertai
ً ‫ َساَل ًما تَا ّما‬ Dibaca ‫َساَل َم ْن تَا َّم ْن‬ dengung jika bertemu dengan huruf izhar.

b. Huruf-huruf Izhar
Dari pengertian di atas, tampak bahwa antara nun mati
Huruf izhar ada 6 macam, keenam huruf itu
dan tanwin mempunyai persamaa dan perbedaan.
Persamaannya yaitu terletak pada huruf nun-nya yang mati. disebut huruf halqi ( ‫الح ْلقِي‬ ),
َ karena makhraj huruf
Sedangkan perbedaaanya yaitu: nun mati tampak jika izhar pada halqi (tenggorokan). Adapun huruf-huruf
diucapkan maupun ditulis, dan tanwin hanya tampak nun-nya halqi adalah : ‫ء هـ ح خ ع غ‬ . Dengan keenam huruf
ketika diucapkan bukan ditulis. itu pula, maka bacaan ini bisa disebut dengan izhar
halqi. ( ‫ح ْلقِي‬
َ ْ ِ‫ا‬ )
ْ‫ظهَار‬
B. Hukum Nun Mati dan Tanwin

21
Contoh : sesuatu pada sesuatu). Arti ini jika dikembangkan berarti
memasukkan huruf nun mati pada idgham.
No Tertulis Dibaca Sebab Sedangkan dalam arti istilah idgham berarti:

1 ‫َي ْن َئ ْو َن‬ ‫َي ْن َئ ْو َن‬ ‫ن‬ bertemu ‫ء‬ ‫ان‬


ِ ‫صـي َْر‬ ِ َ‫ْث ي‬ ُ ‫ِّك بِ َحي‬ ٍ ْ‫ـو اِ ْلتِقَــا ُـء َحـ ر‬
ٍ ‫ف َسـا ِك ٍن بِ ُمتَ َحـ ر‬ َ ‫ا ِال ْد َغا ُم هُـ‬
2 ‫ُك ٌّل ٰا َم َن‬ ‫ُكلّنْ ٰا َم َن‬ ‫ــٌــ‬ bertemu ‫ء‬ ‫َحرْ فًا ُم َش َّددًا‬
“Pertemuan huruf yang mati dengan huruf yang hidup sehingga
3 ‫َي ْن َه ْو َن‬ ‫َي ْن َه ْو َن‬ ‫ن‬ bertemu ‫ه‬ kedua huruf itu menjadi satu huruf yang ditasydid”.
4 ‫َق ْو ٍم َها ٍد‬ ْ‫َق ْو ِمنْ َها ِدن‬ ‫ــٍـــ‬ bertemu ‫ه‬ Dari pengertian diatas, tampak bahwa cara
membaca bacaan idgham adalah memasukkan nun mati
5 ‫ِمنْ عِ ْل ٍم‬ ‫ِمنْ عِ ْل ٍم‬ ‫ن‬ bertemu ‫ع‬ atau tanwin pada huruf-huruf idgham, dan seakan-akan
6 ‫َج َّن ٍة َعالِ َي ٍة‬ ْ‫ـــٍـــ َج َّن ِتنْ َعالِ َي ِتن‬ bertemu ‫ع‬ kedua huruf itu menjadi satu. Seperti huruf-huruf yang
ditasydid walaupun asal kedua huruf ini tidak bertasydid.
7 ‫ِمنْ غِ ٍّل‬ ‫ِمنْ غِ ٍّل‬ ‫ن‬ bertemu ‫غ‬
b. Huruf-huruf Idgham
‫َع ِز ْي ٌز‬ ْ‫َع ِز ْي ُزن‬ Huruf idgham ada 6 macam, sehingga jika ada nun
8 ‫ــٌــ‬ bertemu ‫غ‬
‫َغفُ ْو ٌر‬ ْ‫َغفُ ْورُن‬ mati dan tanwin bertemu salah satu keenam huruf
tersebut, maka nun mati dan tanwin tersebut harus
9 ْ‫َوا ْن َحر‬ ‫َوا ْن َحر‬ ‫ن‬ bertemu ‫ح‬ dimasukkan padanya. Keenam huruf itu ada yang dibaca
‫َح ِم ْي ٌم‬ ْ‫َح ِم ْيمُن‬ mendengung ada yang tidak, karena itu idgham terbagi
10 ‫ــٌــ‬ bertemu ‫ح‬
‫َح ِم ْيمًا‬ ْ‫َح ِم ْي َمن‬ menjadi dua macam.

11 ‫ِمنْ َخي ٍْر‬ ْ‫ِمنْ َخي ِْرن‬ ‫ن‬ bertemu ‫خ‬ C. pembagian Idgham


12 ‫ِندَآ ًء َخ ِف ًّيا‬ ْ‫ــًـــ نِدَآ َءنْ َخ ِفيَّن‬ bertemu ‫خ‬ a) Idgham Bighunnah (‫ادغام بغنة‬ )
Idgham bighunnah sebagaimana dalam pengertian
2. Bacaan Idgham di atas, adalah membunyikan nun mati atau tanwin
a. Pengertian Idgham dengan memasukkan pada huruf idgham bighunnah,
Menurut Muhammad Mahmud, idgham dalam arti yaitu :  ْ‫يَ ْن ُمو‬ (ya’, nun, mim, wawu) disertai mendengung.
Cara membunyikannya harus memasukkan nun mati
bahasa berarti:  َّ ‫إِ ْد َخا ُل ال َّشي ِْئ فِى‬  (Memasukkan
‫الش ـي ِْئ‬

22
atau tanwin pada keempat huruf tersebut: ‫كلمى‬ ), karena kejadian izhar berdasarkan satu
Contoh:
kalimat. Atau disebut izhar wajib ( ‫اظهار واجب‬ )
No Tertulis Dibaca Sebab karena sangat wajib meng-izharkan (menerangkan)
bacaannya.
1 ‫َم ْن يَقُ ْو ُل‬ ‫َم ْي يَقُ ْو ُل‬ ‫ن‬ bertemu ‫ى‬ Contoh:
2 ‫ق يَجْ َعلُ ْو َن‬ ٌ ْ‫بَر‬ ‫ـٌــ بَرْ قُ ْى يَجْ َعلُ ْو َن‬ bertemu ‫ى‬ No Tertulis Dibaca Sebab

3 ‫س‬ٍ ‫َع ْن نَ ْف‬ ْ ‫َع ْن نَ ْف‬


‫سن‬ ‫ن‬ bertemu ‫ن‬ 1 ٌ ‫ص ْن َو‬
‫ان‬ ِ ٌ ‫ص ْن َو‬
‫ان‬ ِ ‫ن‬ bertemu ‫و‬

ٌ‫ِحطَّة‬ 2 ٌ ‫قِ ْن َو‬


‫ان‬ ٌ ‫قِ ْن َو‬
‫ان‬ ‫ن‬ bertemu ‫و‬
4 ‫ـٌــ ِحطَّتُ ْن نَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬ bertemu ‫ن‬ ٌ َ‫بُ ْني‬
‫ان‬ ٌ َ‫بُ ْني‬
‫ان‬
‫نَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬ 3 ‫ن‬ bertemu ‫ى‬

5 ٍ‫ِم ْن َمالــ‬ ْ ‫ِم ْم َم‬


‫الــن‬ ‫ن‬ bertemu ‫م‬ 4 ‫ُد ْنيَا‬ ‫ُد ْنيَا‬ ‫ن‬ bertemu ‫ى‬
b) Idgham Bilaghunnah ( ‫ادغام بالغنة‬ )
6 ‫صفًّى‬ َ ‫َما ٍء ُم‬ ‫صفّ ْن‬ َ ‫َمائِ ْم ُم‬ ‫ــٍـــ‬ bertemu ‫م‬ Idgham Bilaghunnah cara membaca nun mati atau
7 ‫ِم ْن َوالٍــ‬ ‫ِم ْو َوالٍــ‬ ‫ن‬ bertemu ‫و‬ tanwin dengan memasukkanya pada huruf lam dan ra’
tanpa mendengung.
8 ‫يَ ْو َمئِ ٍذ َوا ِهيَ ْة‬ ‫ذو َوا ِهيَ ْة‬ ْ ِ‫ــٍـــ يَ ْو َمئ‬ bertemu ‫و‬ Karena itu, huruf idgham bilaghunnah terdapat dua
macam, yaitu ‫لر‬ ( lam dan ra’ ). Jika ada nun mati atau
tanwin bertemu salah satu dari kedua huruf itu, maka
Dan hukum bacaan idgham bighunnah
wajib dimasukkan padanya tanpa mendengung.
mempunyai syarat yaitu: harus terjadi dalam dua
Contoh :
kalimat. Maksudnya antara nun mati dan tanwin
No Tertulis Dibaca Sebab
harus terpisah dengan huruf idgham bighunnah.
1 ُ‫ِم ْن لَ ُد ْنه‬ ُ‫ِملْ لَ ُد ْنه‬ ‫ن‬ bertemu ‫ل‬
Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, yaitu 2 َ‫َرحْ َمتَلْ لِّ ْل َعالَ ِم ْينَ َرحْ َمةً لِّ ْل َعالَ ِم ْين‬ ‫ــًـــ‬ bertemu ‫ل‬
nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf 3 ‫ِم ْن َربِّ ِه ْم‬ ‫ِمرْ َربِّ ِه ْم‬ ‫ن‬ bertemu ‫ر‬
idgham bighunnah dalam satu kalimat, maka cara
4 ‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ٌ ‫َر ُؤ‬ ‫َر ُؤفُرْ َر ِح ْي ٌم‬ ‫ ـٌــ‬bertemu ‫د‬
membacanya terang (izhar). Ulama tajwid
menyebutkan dengan istilah izhar kilmi ( ‫اظهــار‬

23
3. Bacaan Iqlab a. Pengertian Ikhfa
a. Pengertian Iqlab Menurut Muhammad Mahmud, ikhfa dalam arti
Menurut Muhammad Mahmud, iqlab dalam arti ُ ‫ال َّس ْت‬ “menutupi atau menyembunyikan“.
bahasa adalah: ‫ر‬
ِ ‫تَحْ ِو ْي ُل ال َّشي ِْئ ع َْن َوجْ ِه‬ : “mengubah
bahasa adalah : ‫ه‬ Sedangkan dalam arti istilah adalah:
bentuk sesuatu dari asalnya“. Dalam arti mengubah ‫َاراَىْ خَالٍــ ع َْن التَّ ْشـ ِد ْي ِد‬
ٍ ‫ف َسا ِك ٍن ع‬ ٍ ْ‫ق بِ َحر‬ِ ‫ط‬ ْ ُّ‫ارةٌ ع َِن الن‬
َ َ‫اَاْل ِ ْخفَا ُءهُ َو ِعب‬
huruf nun mati atau tanwin pada huruf iqlab. ْ ‫صفَ ٍة بَ ْينَ ا ِال‬
‫ف‬ ِ ْ‫َام َم َع بَقَا ِء ال ُغنَّ ِة فِى ْال َحر‬
ِ ‫ار َوااْل ِ ْدغ‬
ِ َ‫ظه‬ ِ ‫َعلَى‬
Sedangkan menurut arti istilah adalah:
“Ikhfa’ adalah mengungkapkan huruf yang mati dan tersembunyi
‫ف اَ َخ َر َمـــ َع ُم َراعَـــا ِة ْال ُغنَّ ِة‬ ٍ ْ‫اَاْل ِ ْقاَل بُ هُ َو َجعْـــ ُل َحـــر‬
ٍ ْ‫ف َم َكـــانَ َحـــر‬ atau sunyi dari tasydid pada bacaan antara terang dan
“Menjadikan huruf satu pada ketentuan huruf lain disertai memasukkan dengan mendengungkan pada huruf pertama”.
mendengung”
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian tersebut tampak jelas bahwa bacaan
nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf iqlab, yang samar-samar antara izhar (terang) dengan idgham
maka nun mati atau tanwin tersebut harus dibaca (memasukkan pada yang lain) disertai mendengung,
sebagaimana bacaan iqlab disertai mendengung. atau ketika mengucapkan nun mati atau tanwin seakan-
akan bertemu huruf “ng” seperti dalam bahasa
b. Huruf Iqlab Indonesia.
Huruf iqlab hanya satu, yaitu ba’ ( ‫ب‬ ). Maka ketika
ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’, maka b. Huruf-huruf Ikhfa
nun mati atau tanwin itu harus dibaca mim ( ‫م‬ ) karena Huruf ikhfa’ sebanyak 15 macam, yang terkumpul
bacaan iqlab. pada awal kata berikut ini:
Contoh :
‫ ُد ْم طَيِّبًا ِز ْد فِى‬# ‫ف َذاثَنَا َك ْم َجا َد َش ْخصٌ قَ ْد َســ َما‬
ْ ‫ص‬
ِ
No Tertulis Dibaca Sebab
‫ض ْع ظَالِ ًما‬َ ‫تُقًى‬
Dari kelima belas huruf ikhfa’ itu terdapat 3
1 ‫اَ ْنبِ ْئهُ ْم‬ ‫اَ ْمبِ ْئهُ ْم‬ ‫ن‬ bertemu ‫ب‬ klasifikasi, yaitu:
2 ٍ ‫َعلِ ْي ٌم بِ َذا‬
‫ت‬ ٍ ‫َعلِ ْي ُم ْم بِ َذا‬
‫ت‬ ‫ـٌــ‬ bertemu ‫ب‬ 1. Ikhfa’ A’la ( ‫اِ ْخفَــا ُء اَ ْع ٰلى‬ ), yaitu bacaan ikhfa’ yang
lebih lama dari ghunnahnya, adapun hurufnya ada
4. Bacaan Ikhfa tiga, yaitu: ‫ط‬,‫د‬ ,‫ت‬    contoh: ‫ت‬
ِ ‫ ِم ْن طَيِّبَا‬, ‫ِم ْن ُدوْ ِن‬
24
‫’‪2. Ikhfa‬‬ ‫‪ ), yaitu bacaan ikhfa’ yang‬اِ ْخفَــاء اَ ْد ٰنى‪Adna ( ‬‬ ‫‪14‬‬ ‫َساَل ٌم قَوْ اًل‬ ‫لن‬‫َساَل ُم ْن قَوْ ْ‬ ‫ق‪ bertemu ‬ـٌــ‬
‫‪lebih pendek dari ghunnah, adapun hurufnya ada‬‬ ‫‪15‬‬ ‫ِم ْن ُسهُوْ لِهَا‬ ‫ِم ْن ُسهُوْ لِهَا‬ ‫س‪ bertemu ‬ن‬

‫ك‪dua : ‬‬ ‫َم ْن َكانَ ‪ِ ,‬م ْن قَ ْب ِل‪ contoh:‬ق ‪,‬‬ ‫‪16‬‬ ‫ب َسلِي ٍْم‬ ‫بِقَ ْل ٍ‬ ‫بِقَ ْلبِ ْن َسلِ ْي ِم ْن‬ ‫س‪ bertemu ‬ــٍـــ‬

‫’‪3. Ikhfa‬‬ ‫ط‪Ausath ( ‬‬


‫‪ ), yaitu antara bacaan‬اِ ْخفَــا ْء اَوْ َســ ْ‬ ‫‪17‬‬ ‫اَ ْندَادًا‬ ‫اَ ْندَاد ًْن‬ ‫د‪ bertemu ‬ن‬

‫‪ikhfa’ dengan ghunnah sama-sama sedang, adapun‬‬ ‫‪18‬‬ ‫ان دَانِيَةٌ‬ ‫قِ ْن َو ٌ‬ ‫قِ ْن َوانُ ْن دَانِيَتُ ْن‬ ‫د‪ bertemu ‬ـٌــ‬
‫‪hurufnya yaitu selain dari bagian ikhfa A’la dan‬‬ ‫‪19‬‬ ‫اِ ْنطَلِقُوْ ا‬ ‫اِ ْنطَلِقُوْ ا‬ ‫ط‪ bertemu ‬ن‬
‫اَ ْن ْ‬
‫زَلنَاهُ‪ikhfa’ Adna. Contohnya: ‬‬ ‫اَ ْنفُ َس ُك ْم ‪,‬‬ ‫‪20‬‬ ‫بَ ْل َدةٌ طَيِّبَةٌ‬ ‫بَ ْل َدتُ ْن طَيِّبَتُ ْن‬ ‫ط‪ bertemu ‬ـٌــ‬
‫‪21‬‬ ‫اَ ْن ْ‬
‫زَلنَا‬ ‫اَ ْن ْ‬
‫زَلنَا‬ ‫ز‪ bertemu ‬ن‬
‫‪Contoh:‬‬ ‫‪22‬‬ ‫نَ ْفسًا زَ ِكيَةً‬ ‫نَ ْفس ًْن زَ ِكيَت َْن‬ ‫ز‪ bertemu ‬ــًـــ‬
‫‪23‬‬ ‫لِيُ ْنفِ ْق‬ ‫لِيُ ْنفِ ْق‬ ‫ف‪ bertemu ‬ن‬
‫‪No‬‬ ‫‪Tertulis‬‬ ‫‪Dibaca‬‬ ‫‪Sebab‬‬
‫‪24‬‬ ‫خَالِدًا فِ ْيهَا‬ ‫خَالِد َْن فِ ْيهَا‬ ‫ف‪ bertemu ‬ــًـــ‬
‫‪1‬‬ ‫اُ ْنصُرْ نَ‬ ‫اُ ْنصُرْ نَ‬ ‫ص‪ bertemu ‬ن‬
‫‪25‬‬ ‫ِم ْن تَحْ تِهَا‬ ‫ِم ْن تَحْ تِهَا‬ ‫ت‪ bertemu ‬ن‬
‫‪2‬‬ ‫ص َدقُوْ ا‬ ‫ص َدقُوْ ا ِر َجا ٌل َ‬ ‫ِر َجالُ ْن َ‬ ‫ص‪ bertemu ‬ـٌــ‬
‫‪3‬‬ ‫ُم ْن ِذ ٌر‬ ‫ُم ْن ِذر ُْن‬ ‫ذ‪ bertemu ‬ن‬
‫‪26‬‬ ‫ت تَجْ ِرىْ‬ ‫َجنَّا ٍ‬ ‫َجنَّاتِ ْن تَجْ ِرىْ‬ ‫ت‪ bertemu ‬ــٍـــ‬
‫‪27‬‬ ‫َم ْنضُوْ ٍد‬ ‫َم ْنضُوْ ِد ْن‬ ‫ض‪ bertemu ‬ن‬
‫‪4‬‬ ‫ك‬ ‫ص َوابًا َذالِ َ‬ ‫َ‬ ‫ك‬‫ص َوابَ ْن َذالِ َ‬ ‫َ‬ ‫ذ‪ bertemu ‬ــًـــ‬
‫‪5‬‬ ‫َم ْنثُوْ رًا‬ ‫َم ْنثُوْ َر ْن‬ ‫ث‪ bertemu ‬ن‬
‫‪28‬‬ ‫ض َر ْبنَا‬ ‫ُكاًّل َ‬ ‫ض َر ْبنَا‬ ‫ُكاًّل َ‬ ‫ض‪ bertemu ‬ــًـــ‬

‫‪6‬‬ ‫ِشهَابٌ ثَاقِبٌ‬ ‫ِشهَاب ُْن ثَاقِب ُْن‬ ‫ث‪ bertemu ‬ـٌــ‬


‫‪29‬‬ ‫يَ ْنظُرُوْ نَ‬ ‫يَ ْنظُرُوْ نَ‬ ‫ظ‪ bertemu ‬ن‬
‫‪30‬‬ ‫قُرًى ظَا ِه َرةً‬ ‫قُ َر ْن ظَا ِه َرةً‬ ‫ظ‪ bertemu ‬ــًـــ‬
‫‪7‬‬ ‫اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬ ‫اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬ ‫ك‪ bertemu ‬ن‬
‫‪8‬‬ ‫ف َك َّذابٌ‬ ‫ْر ٌ‬ ‫ْرفُ ْن َك َّذاب ُْن ُمس ِ‬ ‫ُمس ِ‬ ‫ك‪ bertemu ‬ـٌــ‬
‫‪9‬‬ ‫َم ْن َٓجا َء‬ ‫َم ْن َٓجا َء‬ ‫ج‪ bertemu ‬ن‬
‫‪10‬‬ ‫اريَةٌ‬ ‫َعي ٌْن َج ِ‬ ‫اريَتُ ْن‬ ‫َع ْينُ ْن َج ِ‬ ‫ج‪ bertemu ‬ـٌــ‬ ‫‪HUKUM BACAAN LAM DAN RA‬‬
‫‪11‬‬ ‫ئ‬ ‫يُ ْن ِش ُ‬ ‫يُ ْن ِش ُ‬
‫ئ‬ ‫ش‪ bertemu ‬ن‬
‫‪12‬‬ ‫س َش ْيئًا‬ ‫لِنَ ْف ٍ‬ ‫سن َش ْيئ َْن‬ ‫لِنَ ْف ْ‬ ‫ش‪ bertemu ‬ــٍـــ‬ ‫) ‪ ‬ل ‪A. Hukum Bacaan Lam  ( ‬‬
‫‪13‬‬ ‫ِم ْن قَ ْب ُل‬ ‫ِم ْن قَ ْب ُل‬ ‫ق‪ bertemu ‬ن‬

‫‪25‬‬
Di dalam Ilmu Tajwid hukum bacaan Lam  ada dua macam, b) Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul
yaitu : jalalah
1. Lam tafkhim (   ‫تفحيم‬   ) tebal /  Mufakhkhamah Contoh :  ‫ لُ َمزَ ٍة‬ -   ِّ‫ لِ ُكل‬ -  ‫َوعَلَّ َم‬
Apabila ada huruf Lam (‫ل‬     ) dalam  lafzul  jalalah
(  ‫هللا‬  ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah  B. Hukum Bacaan  Ra (  ‫ر‬  )
( ‫َــ‬ ) atau Dhammah ( ‫ُــ‬ ). Maka harus dibaca tafkhim atau 1. Ra Tafhim (  ‫تفحيم‬  )  artinya  ra yang dibaca tebal .
Ra  dibaca tebal. Apabila memenuhi syarat-syarat
tebal. Lam yang terdapat dalam lafzull  Jalalah dinamakan
sebagai berikut :
lam jalalah. Cara mengucapkannya ialah dengan
menjorokkan kedua bibir ke depan. a) Jika huruf  ra berharakat fathah atau fathatain  (   ‫َر‬
ً‫ ر‬ /    )
Contoh :
Lafzul Jalalah (  ‫هللا‬  )  yang didahului oleh huruf
yang berharakat fathah Contoh :

ُ‫إِالَّ هللا‬ ‫ الَإِ ٰل َه‬ -  ُ‫ َش ِه َد هللا‬ -  ‫أَ َح ٌد‬ ُ‫ه َُوهللا‬ ‫ قُ ْل‬ -  ُ‫م َع هللا‬  Ra difathah‫َت َر‬ ‫ اَ َل ْم‬ -  ‫ ُغف َِر َل ُه‬ - ‫ َربِّ ْال َف َل ِق‬ -  ‫)رَ ُّب ُك ْم‬
 Ra difathatain‫شرً ا‬  - ‫ َطيْرً ا‬ - ‫ َخيْرً ا‬  - ‫ َنارً ا‬ 
Lafzul Jalalah (  ‫هللا‬  )  yang didahului oleh huruf
yang  berharakat damah
b) jika ra berharakat dammah atau dammatain  (  ‫ ٌر‬ /  ‫ ُر‬ )
ِ ‫ َع ْب ُد‬ -  ُ‫ يُحْ ِب ْب ُك ُم هللا‬ -  ‫ َخيْرً ا‬ ‫ ي ُْؤ ِت َيه ُم هللا‬ -  ‫هللا‬
‫هللا‬ ِ ُ ‫َو َرحْ َمة‬ Contoh :

2. Lam Tarqiq (‫ترقيق‬      ) Tipis / Muraqqaqah  Ra dhammah  -  ‫ أَ ْك َب ُر‬ -  ‫ َك َف ر ُْوا‬ -  ‫ر ُِز ْق َن ا‬
Huruf Lam dibaca Tarqiq terjadi apabila : ِ ‫ َنصْ ُر‬   
) ‫ ُر‬  (   ‫هللا‬
a) Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah (  ‫هللا‬  )  dan  Ra dhammatain   ‫ نو ٌر‬ -  ‫ َمبرُو ٌر‬ -  ‫ أج ٌر‬ -  ‫غفو ٌر‬
didahului oleh huruf yang berharakat kasrah. (   ‫ِــ‬  ). )  ‫ ٌر‬  ( 
Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
ً ‫أَ ْف َوا‬ ‫هللا‬
Contoh : ‫ ِبسْ ِم‬ ‫ج‬ ِ ‫ فِىْ ِد ْي ِن‬ -  ‫هللا‬
ِ ‫ فِىْ َرس ُْو ِل‬ -  ‫هللا‬
ِ  

26
c) Jika ra  berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca
tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ‫ر‬ )  dibaca tipis jika
difathah atau didammah (   + ‫ـَـ‬  +  ْ‫ر‬  / ‫ـُـ‬  ْ‫ر‬ ) memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :
Contoh : a) Jika ra  berharakat kasrah atau kasratain  ( ِ‫ ٍر‬ /  ‫ر‬  )
 Ra sukun jatuh sesudah huruf difathah (   ‫ـَـ‬  +  ْ‫ر‬  ) Contoh :
ْ‫ َوا ْن َحر‬ -  ‫ َفأ َ َثرْ َن ِب ِه‬ -  ‫ َترْ ِمي ِْه ْم‬ - ‫َوأَرْ َس َل‬  Ra dikasrah   ( ِ‫ر‬   )‫ِن‬
َِ ‫م‬  -  ‫ َك ِر ْي ٌم‬ -  ْ ‫ِر َم ا ُح ُكم‬
 Ra sukun jatuh sesudah huruf didammah (   +  ‫ـُـ‬ ِ ‫الِرِّّّ َج‬  -      
‫ال‬
dikasratain  (   ٍ‫ر‬  ) ْ‫َلفِى‬
ْ‫ر‬  )  Ra  -   ِّ‫ر‬ ‫ض‬
ُ ‫ِب‬
‫ مُرْ َت َف ًقا‬ -   ٌ‫ قُرْ آن‬ -  ‫ مُرْ َسلِي َْن‬ -  ‫ُترْ َحم ُْو َن‬ ‫حُسْ ٍر‬                          
b) Jika ra berharakat sukun  dan huruf sebelumnya 
d) Jika ra  berharakat sukun didahului oleh huruf yang 
berharakat kasrah  asli tetapi sesudah ra sukun
berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari
bukan huruf isti’la. (  bukan huruf isti’la +  ‫ـِـ‬   +  ْ‫ر‬       ).
kalimat itu.  (   ْ‫ر‬ / kasrah tidak asli )
Contoh : ‫ح ْم َنا‬
َ ْ‫ِار‬  -   ْ‫ ِارْ َكب‬ -   ْ‫ِارْ ِج ِعى‬ Contoh : ‫ِِْْمر َف ًقا‬  -  ‫ َوأَ ْن َذرْ ِب ِه‬ -  ُ‫ َف َب ِّشرْ ه‬ -  ‫فِرْ َع ْو َن‬ 
e) Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf
c) Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya
sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun  ( ra waqaf  +     ْ‫ي‬   )
sukun itu ada huruf ISTI’LA (  ‫إسـتـعـالء‬  ) yang tidak
dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah  +   ْ‫ر‬ +  / kasrah
Contoh :‫ِميْع‬ ‫ َس‬    ‫الس ِم ْي ُع ْال َخ ِب ْي ر‬
َّ ‫ َوه َُو‬ -ٌ‫ْئ َق ِد ْي ر‬
ٍ ‫َش ي‬
asli ). ‫ َل ُكم ُْال َخيْر‬ -ٌ‫ٌبَصِ ْير‬
Sedangkan huruf isti’la itu ialah  ‫ط‬  -  ‫ ض‬   - ‫ص‬
‫ ق‬ -  ‫ غ‬ -  ‫ خ‬ -  ‫ ظ‬ -   d) Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah
( ra waqaf +   ‫ِــ‬      )
َ ْ‫ ِمر‬  -   ‫ ِمنْ ُك ِّل فِرْ َق ٍة‬  -   ٌ‫قِرْ َطاس‬
Contoh : ‫صا ٌد‬
ٍ ِ‫ُص ْيط‬
Contoh : ‫ر‬ َ ‫ِبم‬  - ‫ ه َُو ْال َكافِ ُر‬ -     ‫َوالَ ناَصِ َر‬
2. Ra Tarqiq ( ‫ترقيق‬ ) tipis / Muraqqaqah
3. Jawazul Wajhain ( ‫ج واز ال وجهين‬ ) artinya boleh  dibaca
tebal dan  boleh  dibaca tipis

27
Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra Adapun untuk memudahkan menghafal 5 huruf qalqalah maka
itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah sedangkan berikut ini adalah kumpulan dari huruf-huruf qalqalah :
setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. َ ُ‫ بَ ُج ِدط‬/ ‫قَ ْطبُ َج ٍد‬
‫ق‬
(huruf isti’la yang dikasrah  +   ْ‫ر‬ +  ِ      )
ٍ ْ‫ِب ِحر‬
Contoh :‫ص‬  -  ‫ِمنْ عِ رْ ضِ ِه‬ Cara Membaca :
Cara membaca bacaan qalqalah adalah dengan memantulkan huruf
tersebut.

Pembagian Qalqalah :
Hukum bacaan qalqalah dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Qalqalah Sugro (‫صــــــــــــــــــــــــــــ ْغ ٰرى‬
ُ ‫)قَ ْلقَلَة‬
Qalqalah sugro (qolqolah kecil) adalah apabila ada salah satu
huruf qalqalah berharakat sukun atau disebabkan waqof.

Cara
Contoh Sebab
Membaca

QALQALAH ‫قَ ْد‬


ada huruf dal
qod
disukun
A. Pengertian Qalqalah (‫)قَ ْلقَلَة‬
Menurut Bahasa, Qalqalah berarti memantul ada huruf jim
َ‫يَ ْج َعلُ ْون‬ yaj'aluna
Menurut Istilah : disukun
Qalqalah adalah apabila ada salah satu dari 5 huruf hijaiyyah
ada huruf tho'
(ba’, jim, dal, tho’, dan qof) yang sukun atau disebabkan ‫يَ ْط َم ُع‬ yathma'u
disukun
karena waqof.
‫ ق‬،‫ ط‬،‫ د‬،‫ ج‬،‫ب‬
2. Qalqalah Kubro (‫ـــــــــــــــــــــــــــــرى‬
ٰ ‫)قَ ْلقَلَة ُك ْب‬

28
Qalqalah kubro (qolqolah besar) adalah apabila ada salah satu mengambil nafas untuk melanjutkan kembali bacaan ayat
huruf qalqalah yang ditasydid dan diwaqofkan atau didahului selanjutnya.
dengan mad thobi’i. Berbeda dengan washal yang punya arti sambung atau terus.
Artinya ketika membaca ayat al-Qur’an boleh diteruskan dan
Baca juga : Hukum Bacaan Mad Thobi'i Beserta Contoh tidak perlu menghentikan bacaan.
Lengkap. Jenis – Jenis Waqaf
Dalam belajar mengenai waqaf ini terdapat pula jenis-jenis
waqaf. Jenis waqaf ini ada empat:
1. Waqaf Taamm (‫ـــف تـــام‬ ْ َ‫) َوق‬. Waqaf yang sempurna. Disebut
Cara
Contoh Sebab demikian karena memberhentikan suatu bacaan secara sempurna,
Membaca
tidak terputus di tengah – tengah ayat atau bacaan. Sehingga
ada huruf tho' diwaqofkan 'alas tidak mempengaruhi makna dari suatu ayat yang tengah dibaca.
‫ع َٰلى‬
‫الص َرا ِط‬
ِّ dan didahului mad thobi'i shirooth Karena tempat berhentinya tidak berkaitan dengan ayat atau
makna sebelum atau sesudahnya.
ada huruf dal diwaqofkan dan 'adzabun 2. Waqaf Kaaf (‫ـف ﻛﺎﻒ‬ْ ‫) َوقَـ‬. Waqaf yang wajar alias pas. Disebut
‫ش ِد ْي ٌد‬ ٌ ‫َع َذ‬
َ ‫اب‬ demikian karena memberhentikan suatu bacaan dengan
didahului mad thobi'i syadiid
sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan.
ada huruf ba' ditasydid dan Tetapi sebenarnya ayat tersebut masih mempunyai kaitan
‫َوت ََّب‬ watabb dengan arti dan ayat sesudahnya .
diwaqofkan
3. Waqaf Hasan (‫ـف ﺣﺴﻦ‬ ْ ‫) َوقَـ‬. Waqaf yang baik. Disebut demikian
ada huruf qof ditasydid dan karena memberhentikan bacaan tanpa mempengaruhi dari arti
ِّ ‫ِمنَ ا ْل َح‬
‫ق‬ minal haqq dan ayat sesudahnya. Namun, secara bacaan ayat tersebut masih
diwaqofkan
berkaitan dengan ayat sesudahnya.
4. Waqaf Qabiih (‫ف ﻗَﺒﻴْﺢ‬ ْ َ‫) َوق‬. Waqaf yang buruk. Memberhentikan
Arti dan Fungsi Waqaf ( ْ‫وقَف‬  
َ menurut Ilmu Tajwid) bacaan secara tidak sempurna. Atau berhenti di tengah-tengah
Ditinjau dari segi bahasa waqaf mempunyai arti berhenti atau ayat. Usahakan untuk menghindari waqaf ini, karena ketika
menahan. Adapun dalam ilmu tajwid, pengertian waqaf adalah berhenti di sini, lafadz dan arti yang kita jadikan waqaf
berhenti sejenak ketika membaca suatu lafadz atau berhenti tersebut masih berkaitan dengan lafadz dan arti sesudahnya.
sebentar pada kalimat yang terdapat tanda waqaf guna

29
Sehingga bisa membuat arti yang berbeda pula pada suatu Lafadz  ‫ـالهَ ْز ِل‬ْ ‫بِـ‬  dibaca menjadi  ْ‫ بــاِ ْلهَ ْزل‬atau  ‫ــالهَ ْز ِل‬ ْ ِ‫ب‬  (tapi harakat
bacaan. huruf lam dibaca pelan),  Lafadz ‫ع‬ َّ ‫ اَل‬dibaca menjadi ‫ص ْد ْع‬
ِ ‫ص ْد‬ َّ ‫ اَل‬atau 
Hukum Bacaan Waqaf dalam Kitab Suci al-Qur’an َّ ‫( اَل‬tapi harakat huruf ‘ain dibaca pelan)
ِ ‫ص ْد‬
‫ع‬
Hukum bacaan waqaf dalam al-Qur’an ini ada dari enam macam: 5. Ketika berhenti pada akhir kalimat, tapi sebelumnya ada
1. Ketika berhenti di akhir kalimat yang berharakat sukun (mati), bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad yang huruf
maka ketika berhenti atau waqaf, dalam membacanya tida ada sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membaca kalimat
perubahan sama sekali. Contohnya: tersebut adalah dengan mematikan huruf yang terletak di akhir
ْ ‫ فَ َحـ ِّد‬  —   ْ‫فَارْ غَب‬  (tetap dibaca a’maalahum,  fahaddits –
‫ اَ ْع َمــالَهُ ْم‬ —  ‫ث‬ kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua sampai
dan farghab ) empat harakat.
2. Ketika kita berhenti atau waqaf pada suatu kalimat, yang Contohnya: َ‫ يَ ْش ُعرُوْ ن‬ — ‫ ال َح ِك ْي ُم‬ — ‫ف‬
ِ ‫ َوٱلص َّۡي‬ — ‫ف‬ ٍ ْ‫ِم ْن خَ و‬
akhir kalimat tersebut tidak berharakat sukun (mati) alias hidup. 6. Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya
Baik berharakat fathah (َ ), kasrah (ِ), dan dhammah (ُ ). Maka berharakat fathah tanwin ( ً  ), maka cara memberhentikan
huruf terakhir yang ada pada kalimat tersebut dibaca sukun bacaan tersebut adalah membaca harakat fathahnya saja
(mati). Contohnya: sebanyak dua harakat. Sehingga ketika berhenti bacaannya
Lafadz  ‫( ْالبَلَ ِد‬al-baladi) dibaca menjadi ‫( ْالبَلَ ْد‬al-balad),  lafadz  ‫ق‬ َ َ‫َخل‬ menjadi bacaan mad ‘iwadh.
(Khalaqa) dibaca menjadi ‫ َخلَ ْق‬  (khalaq). Contohnya:  Lafadz   ‫اَ ْف َواجًا‬  dibaca menjadi  ‫اجا‬ َ ‫ا ْف َو‬   , kemudian
3. Ketika berhenti atau waqaf yang kalimatnya punya akhiran ta’ lafadz  ‫ َسالَ ًما‬   dibaca menjadi  ‫َساَل َما‬
marbuthah (‫ة‬  ), baik letaknya di tengah ataupun di akhir kalimat. Tanda -Tanda Waqaf dalam Kitab Suci al-Qur’an
Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf ta’ Jika kita lihat lebih detail tentu tanda-tanda waqaf yang ada
marbuthah (‫ ) ة‬tersebut dengan huruf ha’ (‫ ) ْه‬yang dibaca sukun dalam kitab suci al-Qur’an sangatlah beragam. Berikut tanda-
(mati). Contohnya: tanda waqaf yang ada dalam kitab suci al-Qur’an serta
Kata ٌ‫ — جنّة‬ ُ‫ار َعة‬ ِ َ‫ الق‬ – ٌ‫أ ِخ َرة‬  dibaca menjadi  ‫ — َجنَّ ْه‬ ‫ارعَه‬
ِ َ‫ — الق‬ ‫أ ِخ َر ْه‬ penjelasannya.
4. Ketika berhenti atau waqaf pada akhir kalimat, tetapi huruf
No. Tanda Waqaf Nama Waqaf Keterangan S
sebelum waqaf tersebut berharakat (hidup), baik fathah, kasrah
maupun dhammah. Untuk membacanya, maka dua huruf yang 1 ‫م‬ ِ ‫( و ْقف‬waqaf laazim)
‫الزم‬ Sangat di
terletak pada akhir kalimat tersebut dibaca sukun semuanya. berhenti
Atau dengan membunyikan semua huruf tersebut, tapi huruf
yang terakhir dibaca suara yang pelan. Contohnya: 2 ‫ج‬ ‫( وقف جائز‬waqaf jaaiz) Dibolehkan un
dibolehkan

30
melanjutkan
12 ‫ء‬bacaan
/‫ع‬ ‫( وقف اخير سورة‬waqaf akhir surah) Tanda berhe
pada  akhir ay
3 ‫قف‬ ّ‫ وقف مستحب‬ (waqaf mustahabb) Di sini boleh berhenti akhir surat

4 ‫ال‬ ‫‘ ( عدم الوقف‬adamul waqfi) Tidak dibolehkan untuk berhenti

5 ‫ط‬ ‫ وقف مطلق‬ (waqaf muthlaq) DiharuskanMAD LAYYIN


A. Pengertian Mad Layyin
6 ‫س‬ ‫( سكتة‬ saktah) Berhenti Madsebentar
Secara bahasa tanpa
artinya adalah panjang.
mengambilMad
nafas dan melanjutkan
secara ilmu tajwid artinya adalah memanjangkan bunyi
bacaan bacaan dari huruf hijaiyyah sesuai dengan jenis mad yang
terjadi.
7 .’.   .….    .’. ‫( وقف معانقة‬ waqaf mu’aanaqah) Berhentilah pada salah satu
Mad layyin adalah mad yang terjadi apabila setelah  harakat
tanda waqaf ini, jangan pada
fathah terdapat huruf waw sukun atau huruf ya sukun.
kedua-duanya
B. Contoh Mad Layyin
8 ‫ق‬ ‫ قيل عليه الوقف‬ (qiila ‘alaihil waqfu) Contohtetapi
Boleh berhenti, hukumlebih bacaan mad layyin karena ya sukun, yaitu :
baik
ْ‫َوبِ ْاليَو‬
meneruskan bacaan (washal),
 ‫ف‬ٌ ْ‫َخو‬
karena telah berhenti pada
 ‫يَوْ ما‬
waqaf sebelumnyaً
   َ‫فِرْ عَوْ ن‬
9 ‫ز‬ ‫( وقف مجوّز‬ waqaf mujawwaz)  ‫قَوْ اًل‬
Boleh untuk berhenti, tapi lebih
baik untuk diteruskan (washal)
Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan sebuah
10 ‫صلى‬ ‫( وصل االولى‬ washal aulaa) Lebih mukjizat yang meneruskan
baik untuk diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, di
bacaantulis dalam mushafdaripada
(washal), dan diriwayatkan secara mutawatir, serta
membacanya adalah termasuk ibadah.
berhenti
Berikut adalah 17 Keutamaan Membaca Al Quran  dalam
11 ‫قلى‬ ‫( وقف االولى‬ waqaf aulaa) Lebih islam;
baik untuk berhenti,
daripada diteruskan

31
1. Sebaik-baik manusia yang mempelajari dan mengajarkan “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada
alquran seorang hamba pada hari kiamat…” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
Sabda Nabi Muhammad saw: “Sebaik-baik kalian adalah siapa  6. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan
yang memperlajari al-Qur’an dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari) mengkajinya
2. Pahala membaca Al Quran Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di
Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-
dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi
satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At- ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan
Tirmidzi). disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.”
 3. Keutaman membaca Al Quran, Menghafalnya dan pandai (HR. Abu Dawud).
membacanya 7. Dapat menentramkan hati
Sabda Nabi Muhammad saw: “Perumpamaan orang yang membaca Loading...
al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al- tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).  8. Dapat menyembuhkan penyakit
 4. Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari Al Quran “Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-
“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).
mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya  9. Pembaca Al Quran dikurniakan hatinya dengan cahaya oleh
pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan Allah SWT dan dipeliharanya dari kegelapan
sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa
perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat
pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu
Dijawab, ‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al- kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula,
Hakim). baginya cahanya di hari kiamat.”
5. Al Quran memberi syafa’at kepada ahlinya di akhirat  10. Pembaca Al Quran memperoleh kemulian dan diberi rahmat
Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan kepada ibu bapaknya
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca
ahlinya.” (HR. Muslim) Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw: Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan

32
kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya “Bacalah
(mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Al Quran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi
Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi syafaat kepada orang yang telah membaca dan mengamalkan
dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang isinya”
beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).  15. Al Quran adalah cahaya ditengah kegelapan
 11. Pembaca Al Quran memperoleh kedudukan yang tinggi dalam Sabda Rasulullah saw,”Aku wasiatkan kepada kalian agar
syurga bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah
Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya: Dikatakan kepada cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan
pembaca al-Qur,an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat- sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
darjat syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau 16. Ahlul Quran adalah keluarga Allah SWT
membacanya dengan tartil didunia. Sesungguhnya kedudukan Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga
drajatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai
Ahmad). Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an,
 12. Membaca satu huruf Al Quran akan memperoleh sepuluh mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya .” (HR.
kebaikan Ahmad dan Ibnu Majah)
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf  17. Yang mahir membaca dia akan bersama malaikat, dan yang
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan terbata-bata mendapat dua pahala
huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi Sabda Rasulullah SAW “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an
sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang
tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan
Tirmidzi). masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia
13. Orang yang membaca Al Quran secara terang-terangan mendapatkan dua pahala.”
seperti bersedekah secara terang-terangan Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas
terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang- kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.[]
terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi
seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu
Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat shahihul jaami’:3105).  
 14. Al Quran akan menjadi syafaat bagi orang yang membacanya

33
34

Anda mungkin juga menyukai