Th
NIM : 21.07.224
STROKE
I. PENDAHULUAN
Hidup sebagai orang Kristen tidak menjamin bahwa kita akan hidup tanpa pergumulan atau
persoalan, dan salah satu hal yang ditakuti banyak orang adalah menghadapi sakit penyakit. Walaupun
demikian menderita sakit-penyakit adalah salah satu realita hidup yang dapat menggerogoti manusia
kapan saja dan dimana saja. Jika kita berbicara tentang berbagai macam sakit-penyakit, salah satu
penyakit yang banyak menyerang manusia adalah penyakit stroke. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2018 mencatat, angka penderita penyakit tak menular (PTM) mengalami peningkatan. Salah satunya
adalah stroke yang meningkat selama lima tahun terakhir, dari 7 persen menjadi 10,9 persen.1 Melihat
data dari peningkatan penyakit ini, menunjukkan bahwa penyakit strok adalah penyakit yang serius
untuk ditangani, bukan hanya dari segi pencegahan tetapi juga dari segi pengobatannya. Jika kita
berbicara tentang pengobatan stroke, maka kita akan diperhadapkan pada pengobatan konvensional
yang umumnya diberikan selama perawatan di rumah sakit maupun setelahnya. Jika dari rumah sakit
penderita stroke telah menerima perawatan jasmani, maka mereka juga membutuhkan perawatan rohani
(Bdk. Matius 8:16-17) karena yang mengalami sakit adalah manusia secara keseluruhan. Maka, sebagai
keseluruhan (totalitas) pasien tidak hanya memerlukan penyembuhan badan, melainkan juga
1
https://www.inews.id/lifestyle/health/penderita-penyakit-stroke-di-indonesia-meningkat-menkes-ingatkan-soal-
ini/594905 , 20 September 2021
memerlukan pemeliharaan rohani yang khusus.2 Hal ini didukung dalam jurnal Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih, yaitu bahwa stroke bukanlah sekedar terjadinya kerusakan pada jaringan otak
yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan
kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai dengan terjadinya penurunan kesadaran, akan tetapi
stroke sekaligus serangan terhadap harga diri, ketekunan dan kesabaran, daya tahan dalam menghadapi
Bertitik tolak pada kebutuhan emosional dan spiritual penderita stroke diatas maka penulis akan
memaparkan bagaimana peranan pengembalaan sebagai pemelihara rohani penderita stroke dan apa
saja rancangan pengembalaan yang dilakukan hamba Tuhan (pendeta) terhadap penderita/jemaat yang
II. PEMBAHASAN
Untuk memahami betapa pentingnya pengembalaan/ pelayanan pastoral (pastoral care) kepada
penderita stroke, terlebih dahulu dalam bagian pertama penulis akan memaparkan berdasarkan tinjauan
pustaka, apa itu penyakit stroke untuk mengantarkan kita mengenal kerusakan dalam tubuh yang dapat
disebabkan oleh penyakit ini. Kemudian penulis akan memaparkan penyebab dan dampak penyakit
Selanjutnya dalam bagian kedua, berdasarkan tinjauan pustaka penulis akan memaparkan apa
arti pengembalaan sebagai jiwa dari peranan pemeliharaan spiritual bagi orang yang membutuhkan.
Kemudian penulis akan memaparkan peranan pengembalaan, dalam hal ini dengan melihat fungsi dan
2
http://ulasan-singkat-pastoralcare.blogspot.com/,20 September 2021
3
https://rsi.co.id/artikel/item/114-pendekatan-emosional-dan-spiritual-pada-penderita-stroke , 20 September 2021
tujuan pengembalaan khususnya bagi penderita sakit untuk lebih memperjelas langkah konkret yang
Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau
sama sekali berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Dalam beberapa menit,
sel-sel otak mulai mati. Penyakit ini merupakan kondisi yang dapat mengancam hidup seseorang dan
Adapun penyakit stroke ini dibagi dalam 3 jenis yaitu: yang pertama, penyakit stroke iskemik.
Penyakit ini adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak
terhalang oleh bekuan darah. Jenis penyakit ini bertanggung jawab atas 87 persen dari total kasus
penyakit ini. Bekuan darah sering diakibatkan oleh aterosklerosis, yang merupakan penumpukan
timbunan lemak di lapisan dalam pembuluh darah. Bekuan darah yang menyebabkan kondisi ini tidak
akan hilang tanpa pengobatan. Kedua, penyakit stroke hemoragik. Penyakit ini terjadi saat pembuluh
darah di otak mengalami kebocoran atau pecah. Stroke hemoragik menyumbang sekitar 13 persen dari
total kasus penyakit ini. Kondisi ini berawal dari pembuluh darah yang melemah, kemudian pecah dan
menumpahkan darah ke sekitarnya. Darah yang bocor jadi menumpuk dan menghambat jaringan otak
di sekitarnya. Kematian atau koma panjang akan terjadi jika pendarahan berlanjut. Ketiga, penyakit
stroke ringan. Penyakit ini adalah kekurangan darah pada sistem saraf yang berlangsung singkat,
biasanya kurang dari 24 jam atau bahkan hanya dalam beberapa menit.
terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan
mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan
oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit
kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke
Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density
Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan
cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga
dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat
yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering
bagian tubuh kanan atau kiri, tergantung dari kerusakan otak. Bila kerusakan terjadi pada bagian bawah
otak besar (cerebrum), penderita sulit menggerakkan tangan dan kakinya. Bila terjadi pada otak kecil
6
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/3993/2702, 20 September 2021
(cerebellum), kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan tubuhnya akan berkurang. Kondisi
demikian membuat pasien stroke mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pasien stroke
mungkin kehilangan kemampuan indera merasakan (sensorik) yaitu rangsang sentuh atau jarak. Cacat
sensorik dapat mengganggu kemampuan pasien mengenal benda yang sedang dipegangnya. Kehilangan
kendali pada kandung kemih merupakan gejala yang biasanya muncul setelah stroke, dan seringkali
menurunkan kemampuan saraf sensorik dan motorik. Pasien stroke mungkin kehilangan kemampuan
Dampak psikologis penderita stroke adalah perubahan mental. Setelah stroke memang dapat
terjadi gangguan pada daya pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar, dan fungsi intelektual
lainnya. Semua hal tersebut dengan sendirinya memengaruhi kondisi psikologis penderita. Marah,
sedih, dan tidak berdaya seringkali menurunkan semangat hidupnya sehingga muncul dampak
emosional berupa kecemasan yang lebih berbahaya. Pada umumnya pasien stroke tidak mampu mandiri
lagi, sebagian besar mengalami kesulitan mengendalikan emosi. Penderita mudah merasa takut, gelisah,
marah, dan sedih atas kekurangan fisik dan mental yang mereka alami. Keadaan tersebut berupa emosi
yang kurang menyenangkan yang dialami oleh pasien stroke karena merasa khawatir berlebihan tentang
II.3. Pengembalaan
Pengembalaan berasal dari kata “gembala” dalam bahasa latin adalah “pastor”, dan dalam
bahasa Yunani “poimen”. Oleh sebab itu pengembalaan dapat disebut juga “poimenika”, atau
7
“pastoralia”. “Pelayanan/pendampingan pastoral” adalah sebutan untuk pengembalaan (Inggris:
Pastoral Care, Pastoral Work; bahasa belanda: Zielsorg; bahasa Jerman: Seelsorge).8 Dengan kata lain,
pengembalaan, pelayanan pastoral, pastoral care, pastoral work, Zielsorg, Seelsorge adalah sebutan
yang berbeda yang mungkin akan sering kita temukan dan sebutkan tetapi memiliki arti yang sama
untuk menyatakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang (pastor/pendeta) yang bersedia untuk
membutuhkan.
Menurut Clinebell, seorang ahli konseling Pastoral ada 5 fungsi pengembalaan (pendampingan
Pada umumnya pasien mengungkapkan beban hidupnya yang terpendam. Tidak jarang tekanan batin
Fungsi menopang: fungsi ini memberikan peneguhan, penghiburan kepada pasien, dengan harapan
Fungsi membimbing: fungsi ini membantu pasien agar dapat mengambil keputusan yang realistis
Fungsi memperbaiki hubungan: fungsi ini membantu pasien yang sedang mengalami konflik dengan
7
Bons-Strom , M, Apakah Pengembalaan itu?: Petunjuk Praktis Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2014, hlm.
4
8
E.P Gintings, Konseling Pastoral Pengembalaan Kontekstual, Bandung:Bina Media Informasi, 2009, hlm. 11
9
http://ulasan-singkat-pastoralcare.blogspot.com/ , 20 September 2021
10
Gangguan psikis yang bisa menyebabkan gangguan fisik
Fungsi memelihara: membantu pasien agar dapat mendampingi diri sendiri, bahkan orang lain yang
memintanya. Sehingga pasien akan berkembang terus menerus menjadi lebih dewasa dalam
II.4. Rancangan Pengembalaan Bagi Jemaat Yang Sedang Stroke Berat Dan Hanya
Setelah melakukan pengkajian pustaka terhadap penyakit stroke, maka dapat disimpulkan
bahwa kemungkinan besar jenis penyakit stroke yang dialami oleh jemaat yang kondisinya hanya
terbaring di tempat tidur adalah jenis Iskemik. Hal ini dikarenakan kerusakan pada otak akibat
pembekuan darah menyebabkan jemaat tersebut kehilangan kemampuan sensorik dan motoriknya
sehingga hanya dapat terbaring di tempat tidur dan membutuhkan proses berobat jalan. Oleh karena itu,
adapun rancangan pengembalaan yang dapat dilakukan bagi jemaat tersebut jika dikaitkan dengan 5
percakapan pastoral dengannya. Kalau pun jemaat tersebut masih bisa berbicara pasti terbata-bata
dan sulit untuk berucap. Oleh karena itu, pastor tidak perlu terlalu banyak berbicara (bertanya),
apalagi berdebat tentang penyakit yang dideritanya. Misalnya menanyakan kabar atau perasaannya
hari ini, apa yang disukai hari ini, dan pertanyaan ringan lainnya yang tidak membuatnya untuk sulit
atau keras berpikir. Namun, jika tidak memungkinkan bagi jemaat tersebut untuk berbicara, maka
pastor bisa melakukan interaksi dengan menyentuhnya atau duduk disampingnya sambil
menyanyikan beberapa lagu pujian dengan suara yang lembut. Dengan kehadiran pastor, sapaan
di tempat tidur adalah yang kemungkinan besar mengalami emosi tidak stabil sampai putus asa dan
hilang harapan. Pengalaman penderitaan fisik (misalnya sakit berat) yang dialami seseorang kerap
menjebaknya pada suatu situasi yang dapat dirumuskan sebagai pengalaman batas daya (Hogan,
2002:5). Dalam situasi tersebut, seseorang dengan hati pilu terdorong berseru seperti yang termuat
dalam Mzm 13,1-4: “Berapa lama lagi Tuhan, Kau lupakan aku? Berapa lama lagi Kau sembunyikan
wajah-Mu terhadapku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku dan bersedih
hati sepanjang hari? Pandanglah kiranya dan jawablah aku ya Tuhan Allahku!”. (Diktat “Ber-
Teologi Harapan sebagai Proyek”, 1994:12).11 Berangkat dari berbagai perasaan yang bergejolak,
menurut penulis seperti yang disampaikan oleh Prof. Roscam Abbing yang dikutip dalam buku
“Apakah Pengembalaan itu?” sapaan firman Tuhan yang akan disampaikan oleh pastor adalah
membimbing dan meyakinkan jemaat tersebut supaya tekun beriman kepada Tuhan yang tetap
mengasihinya dan satu-satunya sumber kekuatan hidupnya. Selanjutnya, membimbing agar iman
jemaat tersebut semakin diperdalam, bukan hanya berjuang untuk sembuh tetapi jemaat tersebut
memakai waktu dan kesempatan yang banyak dalam pembaringannya untuk mencari dan mengenal
Tuhan dengan lebih baik. Terakhir, sapaan firman Tuhan yang dilakukan pastor adalah membimbing
supaya iman jemaat tersebut berbuah dalam situasi penyakitnya dengan menjadi kesaksian bagi
orang lain lewat kehidupannya yang tetap positif dan semangat. Firman Tuhan yang pastor
sampaikan menjadi pengisi pikirannya, agar tetap berjuang, menyadari, mengaku, berserah,
11
https://igna.wordpress.com/2009/02/22/pastoral-pendampingan-orang-sakit-menumbuhkan-pengharapan/ , 20
September 2021
Mengenai Firman Tuhan yang disampaikan pastor kepada jemaat tersebut, tidaklah perlu seperti
melakukan kebaktian. Firman Tuhan dan renungannya dapat disampaikan secara singkat sebelum
mengakhiri pertemuan, atau sesekali menjadikannya power statement dalam percakapan pastoral.
3. Membimbingnya dengan doa. Jemaat penderita stroke berat, sangat terbatas atau bahkan tidak bisa
melakukan apapun yang diinginkannya. Oleh karena itu, dengan mengajaknya dan mengajarinya
berdoa adalah satu hal yang sangat indah yang dapat dilakukannya dalam pembaringannya. Doa
yang kita sampaikan kepada Tuhan hendaknya jangan bertele-tele karena bagi jemaat penderita
stroke akan sulit untuk mencerna dan memahaminya. Dengan doa yang mudah diucapkan dan
diingat sebenarnya kita sendang mengajarinya untuk berdoa kepada Tuhan sekalipun hanya di dalam
hatinya semua tentang ketakutan, kekuatiran, kemarahan, maupun harapannya. Dengan doa kita
percaya bahwa Roh Kudus akan senantiasa menolong dan membimbingnya untuk berdamai dengan
sakit penyakitnya.
4. Memperbaiki hubungan dengan keluarga melalui kebaktian keluarga. Kehadiran pastor bersama
keluarga jemaat penderita stroke; pasangan hidup, anak, cucu, atau orang yang diharapkan
kehadirannya, akan membawa kegembiraan tersendiri bagi penderita tersebut. Mendengar nyanyian
bersama, mendengar doa dan harapan untuk kesembuhan si sakit, atau dapat juga bersama-sama
membuka memori suka-duka terkait dengan jemaat yang sakit tersebut. Hal ini dapat memunculkan
berbagai emosi baik si sakit maupun keluarga, apakah itu gembira, sedih, terharu, menyesal, atau
marah, namun kehadiran pastor dapat memberikan solusi dan semangat dari semua perasaan yang
mungkin terjadi sesuai dengan Firman Tuhan. Perlu diperhatikan dalam hal mengungkapkan memori
suka-duka bersama-sama pator dapat membuat kebijaksanaan dengan membagi beberapa kali
gereja. Tugas pelelayanan bukan hanya diberikan kepada pendeta atau kepada majelis jemaat, tetapi
seperti yang sudah dijelaskan lebih dahulu: juga kepada semua anggota jemaat. Tentang jemaat
dapat dikatakan bahwa kalau satu anggota sakit, yang lain turut menderita. 12 Pelayanan pastoral yang
dapat dilakukan pastor dan jemaat kepada jemaat penderita stroke berat adalah datang
Kehadiran orang yang dikasihi maupun orang sekitarnya akan memberikan kesan bahwa dunia
(dunia) mempedulikannya, mendukung, dan menghargainnya. Sehingga ini menjadi motivasi yang
5. Memelihara; Kemungkinan jemaat penderita stroke berat yang hanya ada dalam pembaringan tidak
atau belum mampu untuk mendampingi dirinya sendiri apa lagi orang lain. Akan tetapi seperti yang
telah penulis sampaikan sebelumnya, bahwa berdoa dan bersikap positip, yang dilakukan jemaat
penderita stroke dalam pembaringannya sebenarnya adalah cara mendampingi dirinya sendiri dan
mendampingi orang lain untuk sabar dan tetap semangat dalam merawatnya. Oleh karena itu,
kesabaran dalam menuntun penderita stroke agar menerima keberadaannya adalah unsur yang utama
dalam pendampingan. Kesabaran yang dimaksud bukanlah hanya berhubungan waktu dan situasi
yang kita hadapi, tetapi sabar yang dimaksud adalah mendengarkan orang yang menderita batin
dengan hadir bersamanya, kita memberikan tempat kepadanya untuk berpikir dan merasakan
III. KESIMPULAN
12
Bons-Strom , M, Apakah Pengembalaan itu?: Petunjuk Praktis Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2014,
hlm. 230
13
J.L.Ch Abineno, Pelayanan Pastoral kepada orang-orang sakit, Jakarta: BPK-GM, 1997, hal. 29
“Saya ingin sembuh” ini adalah kerinduan terbesar jemaat yang menderita stroke berat dan
hanya ada di atas pembaringannya. Kesembuhan yang diharapkan setiap orang yang sakit adalah
terbebas dari belenggu sakit-penyakitnya. Melalui rancangan pengembalaan yang akan dilaksanakan
konselor terhadap jemaat yang menderita stroke berat ini, mungkin tidak akan menjawab kapan
waktunya si penderita stroke akan sembuh, karena sesungguhnya kesembuhan itu adalah milik dan
haknya Tuhan. Namun, melalui rancangan pengembalaan ini, seorang konselor akan dengan sabar tetap
membimbing dan merawat iman penderita stroke berat agar tetap ada bersama dengan Tuhan.
J.L.Ch Abineno, Pelayanan Pastoral kepada orang-orang sakit, Jakarta: BPK-GM, 1997
Strom, Bons-, M, Apakah Pengembalaan itu?: Petunjuk Praktis Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 2014
Sumber Internet
https://igna.wordpress.com/2009/02/22/pastoral-pendampingan-orang-sakit-menumbuhkan-
pengharapan/
http://ulasan-singkat-pastoralcare.blogspot.com/
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/3993/2702
https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-stroke-ringan-obat-stroke/
https://doktersehat.com/apa-itu-stroke/
https://rsi.co.id/artikel/item/114-pendekatan-emosional-dan-spiritual-pada-penderita-stroke
https://www.inews.id/lifestyle/health/penderita-penyakit-stroke-di-indonesia-meningkat-menkes-
ingatkan-soal-ini/594905