Materi Kontrak Bagi Hasil Cost Recovery (Revisi)
Materi Kontrak Bagi Hasil Cost Recovery (Revisi)
(KBH CR)
Dalam mata kuliah ini kita telah belajar tentang sistem Production Sharing Contract (PSC) atau kontrak
bagi hasil Gross Split, dan sekarang kita memperdalam kontrak bagi hasil Cost Recovery.
Cost Recovery adalah biaya operasi yang dikeluarkan terlebih dahulu oleh Kontraktor untuk melaksanakan
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dalam menghasilkan minyak dan gas bumi pada suatu Wilayah Kerja.
Biaya kontraktor dikembalikan dari penerimaan hasil produksi blok migas bersangkutan, dimana
pengembalian tersebut hanya jika eksplorasi berhasil dan berproduksi secara komersil.
Apabila eksplorasi tidak dapat menemukan cadangan atau tidak dapat diproduksikan secara komersil,
maka tidak ada cost recovery, dan akan menjadi beban kerugian kontraktor.
FTP adalah pemotongan pertama dari revenue untuk menjamin adanya bagian Pemerintah. Besarnya
antara 15%-20% dan dibagi antara Negara dan Kontraktor (shareable). PSC terbaru menggunakan split
10% tetapi seluruhnya untuk Pemerintah (non-shareable)
Investment Credit
Selanjutnya disebut insentif investasi adalah tambahan pengembalian biaya modal dalam jumlah tertentu,
yang berkaitan langsung dengan fasilitas produksi, yang diberikan sebagai insentif untuk pengembangan
lapangan minyak dan/atau gas bumi tertentu.
DMO
Domestic Market Obligation adalah kewajiban kontraktor untuk menyerahkan 25% dari bagian minyak
dan gasnya untuk kebutuhan dalam negeri. Pemerintah akan membayar imbalan kepada kontraktor atas
penyerahan tersebut. Untuk 60 bulan atau 5 tahun pertama (newfield) Pemerintah akan membayar senilai
ICP dan selanjutnya harga 20% ICP, 15% ICP atau sesuai aturan dan kontrak PSC.
BAB IV
PENGHITUNGAN BAGI HASIL
Pasal 24
(1) Dalam hal tidak terdapat FTP dan Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang berupa
Investment Credit, Equity to be Split dihitung berdasarkan Lifting dikurangi biayao
perasi yang dapat dikembalikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.
(2) Dalam hal terdapat FTP tetapi tidak terdapat Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang
berupa Investment Credit, Equity to be Split dihitung berdasarkan lifting dikurangi FTP
dikurangi biaya operasi yang dapat dikembalikan.
(3) Dalam hal terdapat FTP dan Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang berupa Investment
Credit, Equity to be Split dihitung berdasarkari lifting dikurangi FTP dikurangi insentif
investasi dikurangi biaya operasi yang dapat dikembalikan.
(4) Dalam hal tidak terdapat FTP tetapi terdapat Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang
berupa Investment Credit, Equity to be Split dihitung berdasarkan lifting dikurangi
insentif investasi dikurangi biaya operasi yang dapat dikembalikan.
(5) Insentif Kegiatan Usaha Hulu dan biaya operasi yang dapat dikembalikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, dikonversi menjadi:
a. minyak bumi, dengan harga rata-rata harga minyak mentah Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22; atau
b. gas bumi, dengan harga yang disepakati dalam kontrak penjualan gas bumi.
(6) Bagian kontraktor untuk kontrak kerja sama, dihitung berdasarkan persentase bagian
kontraktor sebelum pajak penghasilan yang dinyatakan dalam kontrak kerja sama
dikalikan dengan equity to be split
Pemerintah menentukan Asumsi penerimaan bagi hasil setelah Pph (CT maupun DT), misalnya
90:10, 85:15, 80:20, 70:30, 55:45, tergantung keekonomian sebuah WK.
Dari besaran split yang telah ditetapkan tersebut, maka dihitung besaran grosssplit sebelum PPh,
tergantung berapa tarif pajak berdasarkan UU PPh pada saat kontrak tersebut di tandatangani.
Perkembangan fluktuasi nilai pajak dapat dilihat pada table berikut.
Memahami perhitungan cost recovery adalah dengan memahami bagan dan ketentuan-ketentuan pada
cost recovery. Karena case perhitungan antar perusahaan bisa berbeda tergantung perjanjian KBH
masing-masing perusahaan.
Misalnya, antar perusahaan bisa berbeda pembagian FTP nya, atau tidak semua perusahaan
mendapatkan Investment Credit, dan Split antar perudahaan berbeda-beda..
Jawab :
1. Langkah pertama, cari bagi hasil sebelum pajak, yang akan digunakan pada pembagian FTP dan
pembagian Equity to be Split (ETS).
1
Split sebelum pajak Kontraktor = Split sesudah pajak x 1−Tax
1
= 20% x 1−0.40
= 33.33%
Split sebelum pajak Negara = 100% - 33.33% = 66.67%
2. First Trance Petroleum 20% dari lifting (20% x 150.000 bbls = 30.000 bbls), karena shareable maka
dibagi sesuai split sebelum pajak
a. FTP Kontraktor = 33.33% x 20% x 150.000 bbls = 9.999 bbls
b. FTP Government = 66.67% x 20% x 150.000 bbls = 20.001 bbls
3. Investment Credit, karena mencari entitlement dalam volume minyak, maka IC dikonversi ke bbls.
100.000$ / (40$/bbls) = 2.500 bbls
4. Cost Recovery, karena mencari entitlement dalam volume minyak, maka CR dikonversi ke bbls.
1.500.00 $ / (40$/bbl) = 37.500 bbls
9. Volume DMO yang diserahkan kontraktor yaitu DMO gross, sedangkan kontraktor akan menerima
DMO fee.
DMO differential = DMO gross – DMO fee = 12.499 – 3.125 = 9.374 bbls
10. Taxable Income = Gross Contraktor Split - DMO diff = 39.163 - 9.374 bbls = 39.154 bbls
Note : Semua pendapatan kontraktor dari FTP, IC, dan ETS akan kena pajak. CR tidak kena pajak
karena merupakan pengembalian biaya kontraktor, bukan penghasilan.
11. Tax = 40% x 39.154 bbls = 15.662 bbls
12. Net Contractor Share = 39.154 – 15.662 bbls = 23.492 bbls
13. Total Contractor Share (Entitlement Kontraktor) = Net Contractor Share + Cost Recovery
= 23.492 + 37.500
= 60.992 bbls
14. Total Negara Share (Entitlement Negara) = Gross Negara Split + Tax
= 73337 + 15662
= 89.035 bbls
Perhitungan sesuai. Angka 150.027 bbls terjadi karena pembulatan decimal persentase split sebelum
pajak dan pembulatan decimal volume bbl.
Lifting
150.000 bbl
Cost Rec
37.500 bbl
Taxable Income
39.154 bbl
Net Contractor
Share
23.492 bbl
Government Contractor
Share Share
89.035 bbl 60.992 bbl
Jawab :
1
1. 15% x 1−0.44 = 26.786%
6. Karena DMO holiday, maka DMO gross = DMO fee, sehingga pengaruh ke Taxable income = 0.
7. Taxable Income = 67.730 bbls
8. Tax = 44% x 67.730 bbls = 29.801 bbls
9. Net Contractor Share = 67.730 – 29.801 bbls = 37.929 bbls
10. Total Contractor Share (Entitlement Kontraktor) = Net Contractor Share + Cost Recovery
= 37.929 + 107.143
= 145.072 bbls
11. Total Negara Share (Entitlement Negara) = FTP + ETS split + Tax
= 40.000 + 185.127 + 29.801
= 254.928 bbls
Lifting
400.000 bbl
10% FTP
40.000 bbl
IC
0
Cost Rec
107.143 bbl
Taxable Income
67.730 bbl
Net Contractor
Share
37.929 bbl
Government Contractor
Share Share
254.928 bbl 145.072 bbl
Jawab :
Langkah mencari share Government dan Kontraktor tetap sama dengan contoh 1 dan contoh 2, namun
yang mebedakan adalah share disini sudah dalam bentuk US $. Revenue sendiri adalah lifting dikali
harga minyak. Bahasa simple nya, disini perhitungan nya adalah membagi uang, sedangkan di contoh
sebelumnya membagi volume minyak.
6. Karena DMO holiday, maka DMO gross = DMO fee, sehingga pengaruh ke Taxable income = 0.
7. Taxable Income = $ 2.844.673
8. Tax = 44% x $ 2.844.673 = $ 1.251.656
9. Net Contractor Share = $ 2.844.673 – $ 1.251.656 = $ 1.593.017
Revenue
$16.800.000
10% FTP
$1.680.000
IC
0
Cost Rec
$4.500.000
Taxable Income
$2.844.673
Net Contractor
Share
$1.593.017
Government Contractor
Share Share
$10.706.983 $6.093.016
Kerjakan dan buat juga bagan chart nya, seperti di contoh. Upload ais maks sabtu 17 Okt pukul 20 wita.