Anda di halaman 1dari 26

FUNGSI DIREKSI DAN KOMISARIS

Adapun fungsi direksi yaitu sebagai fungsi pengelolaan perusahaan yang mencakup 5 (lima) tugas utama

FUNGSI DIREKSI

1 2 3 4 5

MANAJEMEN PENGENDALIAN TANGGUNG


KEPENGURUSAN KOMUNIKASI
RISIKO INTERNAL JAWAB SOSIAL
FUNGSI DIREKSI DAN KOMISARIS
Adapun fungsi Dewan Komisaris yaitu fungsi sebagai pengawas dan penasihat mencakup tujuh hal

Dewan direksi memiliki


Dewan Komisaris tidak akses informasi
boleh turut serta dalam perusahaan secara tepat
pengambilan keputusan waktu dan lengkap
operasional.
Dewan komisaris
Dewan Komisaris dapat mempunyai Pedoman
mengenakan sanksi
FUNGSI kerja agar tugasnya
kepada anggota Direksi KOMISARIS terarah dan efektif

Jika terjadi kekosongan Menyampaikan laporan


dalam direksi, Dewan pertanggungjawaban
Komisaris dapat pengawasan atas
melaksanakan fungsi pengelolaan perusahaan
Direksi oleh Direksi

Dewan Komisaris
membentuk komite dalam
membantu tugasnya
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN
DEWAN DIREKSI
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengaw


as, menyampaikan laporan pertanggungjawaban p
engawasan atas pengelolaan perusahaan oleh Dir
eksi. Laporan pengawasan Dewan Komisaris mer
upakan bagian dari laporan tahunan yang disa
TANGGUNG JAWAB mpaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetuj
uan. Setiap anggota Dewan Komisaris ikut berta
DEWAN KOMISARIS nggung jawab secara pribadi atas kerugian Perse
roan apabila yang bersangkutan bersalah atau la
lai menjalankan tugasnya. Pertanggungjawaban De
wan Komisaris kepada RUPS merupakan perwuju
dan akuntabilitas pengawasan atas pengelol
aan perusahaan dalam rangka pelaksan
aan asas GCG.
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
MENURUT UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (UU PT)
PADA BAB VII BAGIAN KEDUA

Pasal 114 ayat (2) UU PT. Setiap anggota


Pasal 108 ayat (1) UU PT yaitu Dewan K Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik,
omisaris melakukan pengawasan atas ke Kehati-hatian, dan bertanggung jawab dal
01 bijakan pengurusan, jalannya pengurusa
n pada umumnya, baik mengenai Per
02 am menjalankan tugas pengawasan dan
pemberikan nasihat kepada Direksi untuk
seroan maupun usaha Perseroan, dan kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
memberi nasihat kepada Direksi. maksud dan tujuan Perseroan

Pasal 114 ayat (4) UU PT Jika Dewan K


pasal 114 ayat (3) UU PT menyatakan b omisaris terdiri atas 2 (dua) anggota De
ahwa setiap anggota Dewan Komisaris ik wan Komisaris atau lebih, maka tan
03 ut bertanggung jawab secara pribadi at
as kerugian Perseroan, apabila yang be 04 ggung jawab sebagaimana dimaksud pa
da Pasal 114 ayat (3) UU PT, berlaku sec
rsangkutan bersalah atau lalai me ara tanggung renteng bagi setiap ang
njalankan tugasnya gota Dewan Komisaris
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
MENURUT UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (UU PT)
PADA BAB VII BAGIAN KEDUA

Pasal 115 ayat (1) UU PT Dalam h


al terjadi kepailitan karena ke
salahan atau kelalaian Dewan Ko
misaris dalam melakukan pengawa (Pasal 115 ayat (2) UU PT). T
san terhadap pengurusan yang anggung jawab sebagaimana d
dilaksanakan oleh Direksi dan ke imaksud pada Pasal 115 ayat (1) U
U PT, berlaku juga bagi anggota D
05 kayaan Perseroan tidak cukup u
ntuk membayar seluruh kewajiban
06 ewan Komisaris yang sudah ti
Perseroan akibat kepailita dak menjabat 5 (lima) tahun se
n tersebut, setiap anggota Dewan belum putusan pernyataan pailit di
Komisaris secara tanggung renten ucapkan.
g ikut bertanggung jawab denga
n anggota Direksi atas kewaji
ban yang belum dilunasi
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
DAN DEWAN DIREKSI

Pertanggungjawaban Dewan Direksi

a. Menyusun pertanggungjawaban pengelolaan


Perseroan dalam bentuk laporan tahunan yang
memuat antara lain laporan keuangan, laporan k
egiatan Perseroan dan laporan pelaksanaan G
TANGGUNG JAWAB CG
b. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan
DEWAN DIREKSI RUPS, sedangkan laporan keuangan harus me
mperoleh pengesahan RUPS
c. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS m
erupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan
Perseroan dalam rangka pelaksanaan prinsip G
CG.
TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI
MENURUT UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (UU PT)
PADA BAB VII BAGIAN PERTAMA

Menurut Pasal 97 ayat (1) UU PT, Pasal 97 ayat (3) UU PT. Setiap anggota
01 Direksi bertanggung jawab
pengurusan Perseroan untuk
atas
k 02 Direksi bertanggung jawab penuh secara p
ribadi atas kerugian Perseroan apabila y
epentingan Perseroan dan sesuai d ang bersangkutan bersalah atau lalai d
engan maksud dan tujuan Perseroan. alam menjalankan tugasnya

Menurut Pasal 97 ayat (4) UU PT,


Pasal 97 ayat (2) UU PT. Pengurusan se Apabila Direksi terdiri dari atas 2 (dua) D
bagaimana dimaksud pada Pasal 97 a ireksi atau lebih, tanggung jawab se
03 yat (1) UU PT,wajib dilaksanakan
tiap anggota Direksi dengan itikad
se
bai
04 bagaimana dimaksud pada Pasal 97 ay
at (3) UU PT, berlaku secara tan
k dan penuh tanggung jawab ggung renteng bagi setiap anggota Dir
eksi
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
MENURUT UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (UU PT)
PADA BAB VII BAGIAN KEDUA

Dalam hal kepailitan terjadi karena


kesalahan atau kelalaian Direksi Pasal 104 ayat (3) UU PT. Tanggun
dan harta pailit tidak cukup untuk m g jawab yang dimaksud pada P
embayar seluruh kewajiban Per asal 104 ayat (2) UU PT, berlaku ju
seroan dalam kepailitan ters ga bagi anggota Direksi yang sa
05 ebut, maka Pasal 104 ayat (2) UU 06 lah atau lalai yang pernah me
PT mengatur bahwa setiap ang njabat sebagai anggota Direksi dal
gota Direksi secara tanggung ren am jangka waktu 5 (lima) tahun se
teng bertanggung jawab atas sel belum putusan pernyataan pailit di
uruh kewajiban yang tidak terl ucapkan
unasi dari harta pailit tersebut
REGULASI DIREKSI
Direksi Dalam UU BUMN

Pasal 16 Pasal 17 Pasal 19 Pasal 25

mengenai pengangkatan mengenai mengenai kewajiban mengenai larangan bagi


direksi pemberhentian direksi direksi direksi
Direksi Menurut Keputusan Menteri BUMN

Direksi dalam melaksanakan tugasnya, harus


Direksi bertugas untuk mengelola BUMN dan
01 mematuhi anggaran dasar BUMN dan
peraturan perundang-undangan yang 02 wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
berlaku
saham atau pemilik modal.

Setiap anggota direksi haruslah merupakan Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan
03 orang yang berwatak baik dan mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tugas 04 baik demi kepentingan BUMN dan
memastikan agar BUMN tersebut
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan melaksanakan tanggung jawab sosialnya
jabatan yang didudukinya. serta memerhatikan kepentingan dari
berbagai pemangku kepentingan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
Direksi Dalam UU Perseroan Terbatas

Bedasarkan Pasal 93 ayat (1) dalam undang-undang


tersebut, yang dapat diangkat menjadi anggota direksi
adalah orang perseroan yang cakap melalukan
perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 tahun sebelum
pengangkatannya pernah:
dinyatakan pailit;
menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit; atau
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara dan/atau yang berkaitan
dengan sector keuangan.
Regulasi Dewan Komisaris

Komisaris dalam UU BUMN

Pasal 27 Pasal 31

Pasal 28 Pasal 30
Pasal 32

Pasal 29 Pasl 33
Komisaris dalam UU Perseroan Terbatas

a. Pasal 1 butir 2 menyatakan kelembagaan dewan komisaris sebagai salah satu


organ perseroan selain RUPS dan direksi.
b. Pasal 108 ayat (1) mencantumkan bahwa dewan komisaris melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya,
baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasehat
kepada direksi.
c. Pasal 110 ayat (1) menyatakan bahwa yang dapat menjadi anggota dewan
komisaris adalah orang perseroan yang cakap melalukan perbuatan hukum,
kecuali dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya pernah:
d. Pasal 114 ayat (2) menyatakan bahwa setiap anggota dewan komisaris wajib
dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada direksi. Pasal 114 ayat (3)
menyatakan bahwa setiap anggota dewan momisaris ikut bertanggung jawab
secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya
e. Pasal 115 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam hal terjadi kepailitan karena
kesalahan dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap
pengurusan yang dilaksanakan oleh direksi dan ekkayaan perseroan tidak
cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan akibat kepailitan
tersebut, setiap anggota dewan komisaris secara btanggung renteng ikut
bertanggung jawab dengan anggota direksi atas kewajiban yang belum
dilunasi
Komisaris dalam UU Pasar Modal
Pasal 80 Undang-Undang No. 8 Tahun
1995 mengenai Pasar Modal mengatur
tentang tanggung jawab atas
pemberian informasi yang tidak benar
dan menyesatkan.
. Pasal tersebut
menyebutkan komisaris sebagai pihak
yang turut bertanggung jawab, bila ikut
menandatangani setiap dokumen yang
berhubungan dengan penyampaian
informasi kepada public dalam rangka
pernyataan pendaftaran. Bagi setiap
calon emitmen yang akan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia,
mewajibkan adanya komisaris
independen dalam struktur
kepengurusan emitmen tersebut.
Komisaris dalam Peraturan Bursa Efek
01 02
Butir 2 peraturan
tersebut mengatur
mengenai persyaratan
komisaris independen.
Butir 1-a dinyatakan Butir tersebut
bahwa jumlah komisaris menyatakan bahwa
independen haruslah komisaris independen
secara proposional dilarang emmiliki
sebanding dengan jumlah hubungan terafiliasi baik
saham yang dimliki pihak dengan pemegang
yang bukan merupakan
saham pengendali,
pemegang saham
pegendali, dengan
direktur, maupun
ketentuan bahwa jumlah komisaris lainnya; dan
komisaris independen untuk bekerja rangkap
sekurang-kurangnya 30% dengan perusahaan
dari seluruh julah anggota terafiliasi. Selain itu,
komisaris. komisaris independen
. diharuskan untuk
memahami peraturan
perundang-undangan
dibidang pasar modal.
Komisaris dalam Peraturan
Komisaris menurut Bapepam
Komite Nasional GCG

a. Komisaris dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung


Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG)
membuat pernyataan tidak benar mengeni fakta yang material atau
mengeluarkan pedoman tentang komisaris independen
tidak mngungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang
yang ada di perusahaan public. Pedoman itu
dibuat tidk menyesatkan mengenai keadaan emitmen atau
menyebutkan bahwa pada prinsipnya, komisaris
perusahaan public yang terjadi pada saat pernyataan dibuat.
bertanggung jawab dan berwenang untuk mengawasi
b. Komisaris bertanggung jawab baik secara sendiri-sendiri maupun
kebijakan dan tindakan direksi, serta memberikan nasehat
tanggung
kepada renteng
direksi terhadap kerugian
jika diperlukan. Untukpihak lain sebagai
membantu akibat
komisaris
pelanggaran
dalam terhadaptugasnya,
menjalankan ketentuan peraturan tersebut.
bedasrkan prosedur yang
c.
telaKomisaris tidakmaka
ditetapkan, dapat dimintai
seorangpertanggungjawaban
komisaris dapatsecara sendiri-
meminta
sendiridari
nasehat maupun
pihak tanggun
ketiga/renteng bedsarkan
membentuk ketentuan
komite sbagaiman
khusus.
dimaksud
Setiap peraturan
anggota tersebut,
komisaris apabila
harus komisarisamanah
berwatak yang bersangkutan
dan
telah cukup
mempunyai berhati-hati dan
pengalaman dalamkecakapan
menentukanyang bahwa pernyataan
diperlukan
tersebut
untuk adalah benartugasnya.
menjalankan dan tidak menyesatkan.
Komisaris menurut ISICOM

Indpnesian Society of Independent Commisioner (ISICOM) atau


Paguyuban Komisaris Independen Indonesia telah meluncurkan
pedoman bagi komisaris independen. Beberapa hal yang diatur
dalam pedoman tesebut adalah sebagai berikut:
a. Pengertian dan definisi komisaris independen
b. Misi Komisaris Independen
c. Tanggungjawab komisaris ndependen
d. Wewenang komisaris independen
e. Kriteria formal komisaris independen
f. Kriteria dan kompetensi pribadi komisaris independen
g. Pedoman perilaku komisaris independen
h. Komposisi komisaris independen
i. Proses nominasi dan pengangkatan komisaris independen
j. Evaluasi kinerja komisaris independen
Komisaris
Independen
Pengertian
Komisaris Independen adalah
anggota dewan komisaris yang tidak
Misi Komisaris Independen adalah mendorong terciptanya
terafiliasi
Adapun dengan Direksi, komisaris
pembentukan anggota independen ini antara lain dimotivasi
iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairn
dewanoleh komisaris lainnya untuk
antara lain keinginan dan memberi perlindungan yang lebih ha
ess) di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan
pemegang sahampemegang
kiki kepada pengendali, sertaminoritas dalam PT terbuka , dimana
saham
perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip ut
bebasmerekadari hubungan
pada umumnya bisnis atauinvestor-investor yang sebelum terjadi
adalah
ama dalam pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris.
hubungannya crashlainnya yang di Indonesia
pasar modal dapat pasca krisis keuangan dan monet
Komisaris Independen harus mendorong diterapkannya prin
memengaruhi kemampuannya
er, telah menderita untuk
kerugian yang substansial akibat tindakan-tindaka
sip dan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Cor
bertindak independen
n destruktif yang atau bertindak
dilakukan direksi atau komisaris yang terafiliasi atau
porate Governance) pada perusahaan di Indonesia.
semata-mata demi pemegang
dibawah kendali kepentingan
saham mayoritas.
perusahaan.
Tanggung Jawab
Komisaris Komisaris Independen memiliki tanggung
jawab pokok untuk mendorong
Independen diterapkannya prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) di dalam perusahaan melalui
pemberdayaan Dewan Komisaris agar
dapat melakukan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi secara
efektif dan lebih memberikan nilai tambah
bagi perusahaan. Dalam upaya untuk
melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik, maka Komisaris Independen harus
secara proaktif mengupayakan agar Dewan
Komisaris melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi, namun
tidak terbatas pada hal–hal sebagai berikut:
Memastikan bahwa perusahaan memiliki Memastikan bahwa perusahaan mengan
01 strategi bisnis yang efektif, termasuk di
dalamnya memantau jadwal, anggaran
02 gkat eksekutif dan manajer–manajer prof
esional.
dan efektifitas strategi tersebut.

Memastikan bahwa perusahaan memiliki Memastikan bahwa perusahaan mematu


03 informasi, sistem pengendalian, dan sist
em audit yang bekerja dengan baik.
04 hi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai–nilai yang ditetapkan perus
ahaan dalam menjalankan operasinya.

Memastikan resiko dan potensi krisis sel


05 alu diidentifikasikan dan dikelola dengan
baik.
06 Memastikan prinsip–prinsip dan prakte
k Good Corporate Governance dipatuhi d
an diterapkan dengan baik.
Tugas Komisaris Wewenang Komis
Independen aris Independen
• Menjamin transparansi dan keterbukaaan lapora • Komisaris independen mengetuai ko
n keuangan perusahaan. mite audit dan komite nominasi.
• Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham
minoritas dan stakeholder yang lain.
• Komisaris independen berdasarkan
• Mengawasi dan memberikan nasihat atas pelaks pertimbangan yang rasional dan keh
anaan tata kelola perusahaan yang baik. ati–hatian berhak menyampaikan pe
• Memberikan nasihat dalam masalah hokum ndapat yang berbeda dengan anggo
• Memeberikan nasihat dalam pelaksanaan peratu
ran perundang-undangan ta dewan komisaris lainnya yang waj
• Menjaga hubungan baik dengan pihak regulator ib dicatat dalam Berita Acara Rapat
• Diungkapkannya transaksi yang mengandung be Dewan Komisaris dan pendapat yan
nturan kepentingan secara wajar dan adil.
• Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan
g berbeda yang bersifat material, wa
peraturan yang berlaku. jib dimasukkan dalam laporan tahun
• Menjamin akuntabilitas organ perusahaan. an
Keanggotaan Dewan Pengawas
• Pengangkatan dan pemberhentian Dewan


Pengawas dilakukan oleh RUPS.
Dalam hal bertindak selaku RUPS Struktur
penganggakatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas ditetapkan oleh Menteri sesuai
dengan mekanisme dan peraturan perundang-
Pengawasan
undangan.
• Agar Dewan Pengawas dapat menjalankan Dewan Pengawas (Komisaris) bertanggung jawab
fungsinya dengan baik, maka perlu ditetapkan mengawasi Dewan Direksi dalam menjalankan tugasnya
kebijakan tentang kriteria Dewan Pengawas dengan secara teratur memantau efektivitas pelaksanaan
yang sesuai kebutuhan. Kinerja
kebijakan Dewan
dan pengambilan Pengawas
keputusan yang di lakukan
• Pemilik modal mengangkat Dewan Pengawas oleh Kinerja
Dewan Dewan
Direksi Pengawas
termasuk pelaksanaan strategi untuk
akan dievaluasi setiap
melalui melanisme fit and proper test mencapai target yangmodal
diharapakan pemilikSecara
modal.
tahun oleh pemilik dalam RUPS.
berdasarkan pertimbangan.
Umum, kinerja Dewan Pengawas ditentukan
• Masa jabatan anggota Dewan Pengawas
berdasarkan tugas kewajiban yang termaktub dalam
ditetapkan 5 tahun dan dapat diangkat
peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
kembali selama satu kali masa jabatan.
Perum Perumnas, amanat Pemilik Modal, dan
• Pengangkatan anggota Komisaris tidak
proses pemenuhan tanggung jawab tersebut. Kriteria
bersamaan waktunya dengan pengangkatan
evaluasi disampaikan kepada Dewan Pengawas
anggota Direksi, kecuali pengangkatan untuk
sejak pengangakatannya.
pertama kalinya pada waktu pendirian.
• Anggota Dewan Pengawas sewaktu-waktu
dapat dihentikan. Berdasarakan keputusan
Menteri dengan menyebutkan alasannya.
Kasus Bank Century

1. Profil Bank Century


Bank Century (sebelumnya dikenal dengan Bank CIC)
didirikan pada Mei 1989. Pada 6 Desember 2004 Bank Pikko dan
Bank Danpac menggabungkan diri ke Bank CIC. Pada 28
Desember 2004, Bank CIC berganti nama menjadi Bank Century.
Sejak 21 November 2008 diambil alih oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dan berubah nama menjadi PT Bank Mutiara
Tbk. Hasil merger tiga bank yaitu Bank Pikko, Bank Danpac, dan
Bank CIC menjadi Bank Century yang sebelum merger ketiga
bank tersebut didahului dengan adanya akuisisi Chinkara Capital
Ltd yang berdomisili hukum di Kepulauan Bahama dengan
pemegang saham mayoritas adalah Rafat Ali Rizvi.
Kronologi Permasalahan
Awal mulai terjadinya kasus Bank Century adalah Bank
Century mengalami kalah kliring pada tanggal18 November 2008.
Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal
yang dilakukan oleh pihak manajemen bank yang berhubungan
dengan klien mereka, meliputi:
a. Penyimpangan dana untuk peminjam $2,8 milyar (Rp 1,4 triliun
Bank Century pelanggan dan pelanggan Delta Antaboga Securities
Indonesia adalah Rp 1,4 triliun).
b. Penjualan produk-produk investasifiktif Antaboga Delta Securities
Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bapepam-LK.
c. Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi
Nasabah Bank Century dan uang para nasabah pun yang ada di
Bank Century tidak bisa dicairkan dan tidak ada uang tidak dibayar
oleh pelanggan.
Setelah tanggal 13 November 2008, pelanggan Bank Century
tidak dapat melakukan transaksi dalam bentuk devisa, kliring
dan tidak dapat mentransfer juga karena Bank Century tidak
mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer
uang ketabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal
ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century.
Analisis Kasus: Penyebab Bangkrutnya Bank Century

Penyimpangan Manajemen Pengawasan BI yang Lemah


Pelanggaran GCG yang dilakukan oleh Bank Century

Pada kasus Bank Century ini kesalahan terjadi akibat permasalahan internal bank dimana hal
tersebut dilakukan oleh pihak manajemen bank tersebut yang menipu para nasabah. Penipuan
tersebut berupa penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun dimana dana dari nasabah
Bank Century sebesar Rp 1,4 Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar
Rp 1,4 Triliiun. Selain itu juga adanya penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas
Sekuritas Indonesia, dimana produk tersebut tidak memiliki izin BI dan Bappepam LK. Dapat
dilihat bahwa dalam hal ini terjadi kelalaian dalam pengawasan internal Bank Century itu
sendiri sehingga mengakibatkan kerugian yang dialami oleh para nasabah.
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century
adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini terlihat
dari penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban
surat berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank
Century tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan.
BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century, yakni
dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori lancar. Hal itu
dilakukan agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi (pencadangan) atas SSB
yang macet itu, sehingga tidak menggerus modalnya. Kasus Bank Century ini
menunjukkan ada praktik-praktik yang menyimpang di bank sentral menyangkut tes
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang tidak akurat. BI juga dinilai gagal
dalam menciptakan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance).

Anda mungkin juga menyukai