Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 16:

TRANSFORMATOR ZIG-ZAG
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan jenis-jenis transformator. Anda harus mampu:
5.3 Menjelaskan perbandingan transformasi tegangan pada transformator
5.2. Menyebutkanperbandingan transformasi pada transformator.
.
URAIAN MATERI
SAMBUNGAN “ Z “ ( ZIG -ZAG ) PADA TRANSFORMATOR FASA TIGA
Untuk keperluan pembagian tenaga listrik di dalam kota umumnya
dipergunakan jaringan saluran A. Karena gulungan-gulungan skunder dari
transformator fasa tiga yang harus menghasilkan tegangan tinggi antara 3 Kv – 6 Kv
menjadi tegangan rendah 220 volt, selalu disambungkan secara hubungan bintang
(Y). Salah satu syarat yang utama harus dipenuhi pada transformator tersebut
adalah ke tiga fasa skunder harus mempunyai beban yang sama. Apabila syarat
diatas tidak dipenuhi, maka terjadilah hal-hal yang tidak diingini dalam
transformator tadi. Sebab fluks ( garis gaya ) didalam ketiga kaki dari transformator
tersebut akan menjadi berlainan, sehingga jumlah vektoris dari fluks-fluks tersebut
tidak lagi menjadi seimbang. Untuk menghindari kejadian-kejadian ini dipakailah
sambungan bintang istimewa, sambungan jenis ini dinamakan “ zig – zag “ ( Z ).

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada teori yang lalu bahwa gulungan
skundernya harus dibagi menjadi dua (2) sama banyak. Dengan demikian
terdapatlah gulungan-gulungan a1 dan b1 pada kaki I, a2 dan b2 pada kaki II, a3
dan b3 pada kaki III. Perhatikan gambar dibawah bahwa gulungan a1 pada I
dihubungkan dengan b2 pada II, gulungan a2 pada II dihubungkan dengan gulungan
b3 pada III dan gulungan a3 pada III dihubungkan kembali dengan b1 pada I.

63
Bagian-bagian ujung dari skunder disambungkan sedemikian rupa, sehingga
arah aliran di dalam tiap-tiap bagian menjadi bertentangan ( lihat gambar dibawah
).

Apabila tegangan-tegangan di dalam gulungan-gulungan skunder dinamakan a1, b1,


a2, b2, a3, dan b3 maka terdapatlah vektor diagram yang dinyatakan gambar a.
Karena a1 tersambung secara oposisi ( berlawanan ) dengan gulungan b2, sehingga
jumlah vektoris dari kedua tegangan itu menjadi :

ez1 = a1 - b2, selanjutnya :

ez2 = a2 - b3 dan

ez3 = a3 - b1

64
Jika a1 dan b1 tersambung seri seperti dalam keadaan biasa jumlah dari kedua
tegangan tersebut akan merupakan tegangan fasa e; tegangan a1 merupakan
setengahnya dari tegangan fasa e jadi :
𝒆
a1 = 𝟐

Maka harga tegangan zig-zagnya menjadi


𝒆
ez = 𝟐
√𝟑

Tegangan ez ini merupakan tegangan fasa dari gulungan skunder yang tersambung
secara “ Z “ tegangan jaring pada sambungan Z menjadi :
𝒆
Ez = ez√𝟑 = 𝟐
√𝟑

65
TRAFO ARUS PUTAR DARI GOLONGAN B ATAU GOLONGAN 6
Menurut normalisasi Jerman, trafo arus putar dari golongan B, dibagi menjadi
3 jenis lagi, yaitu B1, B2 dan B3. Trafo demikian itu menurut normalisasi Belanda
dibagi lagi dalam golongan 6 dan 3 jenis tadi ialah D.d.6; Y.y.6 dan D.z.6.

Sebagaimana sudah diterangkan dengan angka nol dari trafo-trafo golongan A


maka angka 6 disini dapat diartikan juga bahwa angka 6 merupakan angka jam.
Pada jam 06.00 ini ternyata jarum panjang berada pada angka 12 dan jarum pendek
berada pada angka 6, dengan demikian dapat dikatakan pergeseran fasanya adalah
180º atau lebih tepatnya 6 x 30º = 180º. Jadi vektor tegangan tingginya dan vektor
tegangan rendahnya harus berlawanan arah ( lihat gambar ).

Pada gambar menunjukan penyelenggaraan lilitan-lilitan pada sebuah trafo


dari D.d.6. Untuk trafo-trafo Y.y.6. dan D.z.6 dapat dipelajari sendiri cara
penyelenggaraannya seperti yang telah dikerjakan pada trafo-trafo Y.y.0, dan D.z.0.

Dalam melaksanakan pekerjaan diatas satu hal yang harus diperhatikan bahwa
klem-klemnya perlu dibalik guna mendapatkan GGL yang berlawanan arahnya.

Sedangkan gambar dibawah (a,b dan c ) menunjukan sambungan dari trafo


arus putar golongan C atau golongan 5.

Gambar 3 a,b dan c menunjukan hubungan sebuah trafo arus putar dari
golongan D atau 11.

66
15

e
u-
x

67
Gbr. 3

D1 -- D.y.11

D2 -- Y.d.11

D3 -- Y.z.11

Karena besarnya sudut antara angka jam dengan angka yang lain
adalah 30º, Jadi kalau jam itu menunjukan jam 11, maka di dalam
pembuatan vektor diagramnya dapat dikerjakan dengan kebesaran
sudut sebagai berikut :

11 x 30º = 330º

68
TT Tr Hubungan Hubungan Perbandingan
Kelompok
Golongan Tegangan Tegangan Lilitan Lilitan Lilitan
hubungan a
tinggi rendah TT tr
V V

Dd0
U V W U V W
N1
U W U W

V V
N 2
Yy0 U V W U V W
N1
0 U W U W
N 2
Dz0 V V U V W U V W 2 N 1
W
U W
U
3N 2
V U U V W N 1
Dy5 W
U W
V W
3N 2
U V
V U U V W
3N1
5 Yd5 W
U W V U V W N2
V
W U U V W 2N1
Yz5 U W U V W 3N 2
V
U V W
V W U N 1
Dd6
U W
V U V W N 2
V
W U U V W
N 1
6 Yy6 U V W N 2
U W V
U U V W 2N1
V

Dz6 U W
W
V U V W
3N 2

Dy11
V V
W
U V W U V W N1
U W U
3N 2
U

V U V W U V
V

11 Yd11 3N1
W

U W
V
N 2
V U V W U V W
W 2N1
Yz11 U W U 3N 2

69

Anda mungkin juga menyukai