Anda di halaman 1dari 40

Djoti Atmodjo

Membangun sistem

Akreditasi

Tata Kelola Rumah Sakit

Telusur Tata Kelola Klinis


UU 44 2019

Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan
tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola
klinis yang baik

Djoti - Atmodjo
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah
sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,
risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.

Djoti - Atmodjo
UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit

Pasal 40 :

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan, Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali

Djoti - Atmodjo
Akreditasi
v Baik v Mutu
v Aman v Keselamatan

6
Rawat Jalan Gawat Darurat Rawat Inap Rawat Intensif

Kamar Operasi Farmasi Laboratorium Ruang Isolasi

Radiologi Rehab Med

UNIT KERJA RS
Sanitasi Gizi

CSSD Diklat Rekam Medis

Linen/laundry Kmr Jenasah IPS RS

Djoti - Atmodjo
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
yang telah ditetapkan

Djoti - Atmodjo
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

❁ SDM Asuhan/ Pengukuran


❁ Fasilitas pelayanan
pasien

9
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

❁ SDM Asuhan/ Pengukuran


❁ Fasilitas pelayanan
pasien Standar
proses

10
STANDAR MATERI
KKS 9.2 EP 3 Supervisi staf medis/PPDS yang belum memiliki
kewenangan mandiri

TKRS 2 EP 6 Check list kepatuhan staf terhadap regulasi, seperti


penggunaan APD, cuci tangan dll
TKRS 3 EP 5 Check list kepatuhan staf terhadap regulasi, seperti
penggunaan APD, cuci tangan dll

PMKP 4 EP 3 Supervisi pengumpulan data


PMKP 5 EP 6 Supervisi pengumpulan data
PMKP 6 EP 5 Supervisi pengumpulan data, pelaporan dan tindak
lanjutnya
PKPO 1 EP 2 Pelaksanaan supervisi sesuai penugasannya
PKPO 3 EP 4 Supervisi penyimpanan obat
PKPO 3.4 EP 3 Supervisi penyimpanan obat emergensi

PPI 2 EP 2 Supervisi IPCN semua kegiatan PPI


PPI 7.3.1 EP 4 Supervisi IPCN untuk pengelolaan linen/londri
PPI 7.4 EP 7 Supervisi IPCN untuk kegiatan a s/d e
PPI 7.4.1 EP 3 Supervisi IPCN untuk kamar jenazah
PPI 7.5 EP 6 Supervisi IPCN untuk pembuangan benda tajam
PPI 7.6 EP 4 Monitoring IPCN untuk pelayanan makanan
PPI 8 EP 3 Supervisi IPCN untuk penempatan pasien
immunocompromised
PPI 8.1 EP 2 Supervisi IPCN untuk penempatan dan transfer pasien infeksi
airborne
PPI 8.2 EP 3 Supervisi IPCN untuk penempatan pasien infeksi airborne
dalam waktu singkat
IPKP 5 EP 4 Supervisi peserta didik

AP 5.2 EP 4 Supervisi pelayanan laboratorium


AP 5.11.2 EP 2 Supervisi pelayanan darah
AP 6.2 EP 4 Supervisi pelayanan radiodiagnostik
PAB 2 EP 4 Supervisi pelayanan anestesi
su.per.vi.si /supêrvisi/
⇢ Tesaurus
•n pengawasan utama; pengontrolan
tertinggi; penyeliaan
BI
KB

Djoti Atmodjo 15
Secara etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris, yaitu
supervision, artinya pengawasan (Echols, 1983: 569). Oteng (1983:
222) mengatakan bahwa penggunaan istilah supervisi sering
diartikan sama dengan directing atau pengarahan.

Secara morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, super dan
visi (super dan vision).
Menurut Ametembun (1981: 1) super berarti atas atau lebih,
sedangkan visi berarti lihat, tilik, dan awasai. Jadi supervisi berarti
melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atau sekaligus
menunjukan bahwa orang yang melaksanakan supervise berada
lebih tinggi dari orang yang dilihat, ditilik, dan diawasi.
istilah supervisi mengandung makna banyak, tapi mengandung
makna yang sama, misalnya bantuan, pelayanan, memberikan arah,
penilaian, pembinaan, meningkatkan, mengembangkan dan
perbaikan. Dengan kata lain, istilah supervisi berbeda dengan
makna mengawasi, menindak, memeriksa, menghukum, mengadili,
inspeksi, mengoreksi, dan menyalahkan. Dengan demikian istilah
supervisi "tidak sama" dengan istilah controlling, inspection
(inspeksi), dan directing (mengarahkan).

Pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut “


serangkaian usaha pemberian bantuan kepada staf RS dalam
bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor guna
meningkatkan mutu proses dan hasil kerja
Penggunaan check list
dalam supervisi
A checklist is a type of job aid used to
reduce failure by compensating for
potential limits of human memory and
attention. It helps to ensure consistency

Daftar periksa adalah jenis alat bantu pekerjaan


yang digunakan untuk mengurangi kegagalan
dengan mengkompensasi batas potensi memori
dan perhatian manusia. Ini membantu
memastikan konsistensi.
Tidak hanya mengandalkan daya ingat
Djoti Atmodjo 20
Komunikasi adalah
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara
tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran
atau informasi

Djoti Atmodjo 21
Pengiriman Pesan Secara Efektif
Johnson (1981)à 3 syarat ;
1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang
kita kirimkan mudah dipahami
2. Pengirim harus memiliki kredibilitas di mata
penerima
3. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik
secara optimal tentang pengaruh pesan terhadap
diri penerima

Djoti Atmodjo 22
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
SUPERVISI

Wawancara

Informasi

Instruksi

Edukasi
Djoti Atmodjo 23
PROSES PERUBAHAN PERILAKU

Edukasi Pelatihan Pengawasan


Pengalaman Pembinaan

Knowledge Skill Attitude PERILAKU

Potensi Pengaruh lingkungan


individu

Djoti Atmodjo 24
KOMUNIKASI DALAM SUPERVISI
◉ Informasi
◉ Instruksi
◉ Edukasi

Mana yang paling efektif


in.for.ma.si
⇢ Tesaurus
1.n penerangan
2.n pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu
3.n Ling keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlihat dalam bagian-
bagian amanat itu

B I
KB
in·struk·si
n 1 perintah atau arahan (untuk melakukan suatu
pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas);
n 2 pelajaran; petunjuk:

edu.ka.si
•n (perihal) pendidikan

Djoti Atmodjo 26
Supervisor berada dalam posisi yang unik, berfungsi sebagai
penghubung antara manajemen dan staf RS.
Manajemen senior mengartikulasikan visi, manajemen
menengah menyusun strategi, dan supervisor harus
memastikan bahwa staf RS melakukan pekerjaan dengan
baik dan benar.
Untuk mencapai hal ini, supervisor harus mampu
berkomunikasi secara efektif dengan staf RS.
Sejumlah besar masalah interpersonal, masalah kinerja, dan kesalahpahaman
berakar pada komunikasi yang buruk
Beberapa contoh penyebab kegagalan komunikasi:
v Menjadi begitu sibuk sehingga Anda tidak mendengarkan apa yang
orang lain katakan
v Menjadi begitu yakin akan pentingnya apa yang Anda katakan
sehingga Anda gagal untuk mendengarkan, malah menerobos untuk
menyuarakan pikiran Anda
v Dengan asumsi bahwa Anda tahu apa yang akan dikatakan orang
lain, Anda menerobos untuk menyuarakan tanggapan Anda
v Mendengarkan dengan pikiran tertutup dan karena itu mengabaikan
isi pesan yang disampaikan
v Menjadi begitu fokus pada kata-kata sehingga aspek emosional dari
pesan tersebut terlewatkan
v Menolak apa yang dikatakan karena ketidakpercayaan
Semua hambatan ini dapat diatasi dengan upaya sadar.
5 Cara Supervisor Dapat
Meningkatkan Komunikasi
1. Tumbuhkan Kecerdasan Emosional
2. Pastikan Pesan Anda Penting
3. Bangun Kepercayaan dan Jadilah
Transparan
4. Berlatih Komunikasi Non-Defensif
5. Dengarkan secara Aktif
Tumbuhkan Kecerdasan Emosional
◉ Komponen penting dari komunikasi yang efektif
◉ Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi
kita.

Dengan memahami emosi kita, kita lebih memahami apa yang


memotivasi kita untuk berkomunikasi dengan cara yang kita lakukan
dan bagaimana emosi memengaruhi cara staf berkomunikasi.
Dengan menumbuhkan kecerdasan emosional, akan dapat
memahami bagaimana perasaan staf yang memengaruhi komunikasi
mereka.
Pastikan Pesan Anda Penting
Di hari yang penuh dengan informasi yang berlebihan ini, kita
semua terbiasa dengan segera menghapus atau menghentikan
komunikasi apa pun yang tidak relevan bagi kita saat ini.
Untuk memastikan bahwa komunikasi Anda efektif, mengasah
pesan Anda adalah yang paling penting. Saat Anda
menyampaikan pesan, tanyakan pada diri Anda apakah pesan
itu akurat, tepat waktu, lengkap, relevan, dan jelas.
Verifikasi
Bangun Kepercayaan dan Jadilah Transparan
Kepercayaan adalah dasar dari tim dan bisnis yang sukses.
Untuk membangun kepercayaan, pemimpin harus sejujur dan
setransparan mungkin. Dengan mewujudkan transparansi tempat
kerja, maka kita menciptakan lingkungan yang mendorong
komunikasi terbuka antara anggota tim di setiap tingkat.
Membangun kepercayaan dimulai dengan memercayai staf. Untuk
dapat menunjukkan bahwa kita memercayai staf, beri mereka
otonomi dalam peran mereka dan ciptakan lingkungan yang aman
untuk memberi dan menerima umpan balik.
Berlatih Komunikasi Non-Defensif
Mempraktikkan komunikasi non-defensif berkaitan erat dengan
kecerdasan emosional. Ketika kita merasa terancam atau dikritik,
mudah untuk menjadi defensif.
Memastikan bahwa komunikasi bersifat non-defensif adalah salah
satu cara terpenting yang dapat dilakukan supervisor untuk
meningkatkan komunikasi.
Untuk menguasai komunikasi non-defensif, mundurlah secara
mental dan emosional dari situasi tersebut. Juga,
mendepersonalisasi masalah dapat membantu kita sebagai
pemimpin melihat masalah secara objektif.
Dengarkan secara Aktif
Mendengarkan adalah setengah dari proses komunikasi.
Kita semua tahu bahwa mendengar (hearing) seseorang
jauh berbeda dari mendengarkan (listening).
Mendengarkan secara aktif membantu kita memahami
kata-kata yang diucapkan dan memahami makna di
baliknya.
Bila mendengarkan:
◉ kita dapat memahami maksud yang disampaikan,
memahami ide, dan menghindari kesimpulan.
◉ mendengarkan membangun budaya hormat. Hambatan
untuk mendengarkan sering kali termasuk terfokus pada
kata-kata tertentu, mempersiapkan jawaban Anda saat orang
lain berbicara, mendengarkan fakta saja, dan memiliki
keyakinan bahwa Anda telah mendengar apa yang dikatakan
sebelumnya.
◉ untuk mendengarkan secara aktif gunakan langkah-langkah
berikut: dengarkan, bertanya, renungkan dan parafrase, dan
pastikan bahwa kita memahami maksud orang tersebut.
SUPERVISI

Blaming TEMUAN Menyampaikan pesan

KOMUNIKASI
Mendengarkan
EDUKASI

Merubah Perilaku
SEMOGA
BERMANFAAT

40

Anda mungkin juga menyukai