LP&LK Mg2 Ikterus Neonatorum
LP&LK Mg2 Ikterus Neonatorum
DISUSUN OLEH :
NAMA : RHETIYA MEKIZA
NIM : G1B221010
KELOMPOK : II
PERIODE : MINGGU KE-2
PEMBIMBING AKADEMIK :
Ns. Fadliyana Ekawaty, M. Kep., S. Kep. An
Ns. Suryati, S. Kep., M. Kep
C. Etiologi
Penyebab icterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi icterus
neonatorum dapat dibagi :
1. Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya, misalnya pada
hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh, AB0, golongan
darah lain, defisiensi enzim G-6-PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup
dan sepsis.
2. Gangguan dalam proses “uptake” dan konjugasi hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh bilirubin, gangguan fungsi hepar,
akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim
glukoronil transferase (sindrom criggler-Najjar). Penyebab lain yaitu
defisiensi protein. Protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam
“uptake” bilirubin ke sel hepar.
3. Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar.
Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya
salisilat, sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak
terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat
kesel otak.
4. Gangguan dalam ekskresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
Kelainan diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan.
Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh
penyebab lain.(Nurarif dan Kusuma, 2015).
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala secara umum : bayi mengalami lemas ataupun letargis,
disertai kejang tidak mau menghisap, dan biasanya pada bola mata tampak
berputar-putar, feses berwarna seperti dempul, perutnya bisa membuncit
adanya pembesaran pada hati.
Gejala terbagi 2 :
1. Akut : letargis, tidak mau minum dan hipotoni
2. Kronis : sudah mengalami paralisis dari serebral serta adanya paralisis
pada bagian otot mata
Pengamatan dan penelitian RSCM Jakarta menunjukkan bahwa dianggap
hiperbillirubinemia jika :
1. Ikterus terjadi 24 jam pertama
2. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau lebih setiap 24 jam
3. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonates kurang
bulan dan 12,5 mg% pada neonates cukup bulan
4. Icterus yang disertai proses hemolysis (inkompatibilitas darah, defisiensi
enzim G-6-PD dan sepsis)
5. Icterus yang disertai keadaan sebagai berikut :
a. Berat lahir < 2000 gram
b. Masa gestasi < 36 minggu
c. Asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan
d. Infeksi
e. Trauma lahir pada kepala
f. Hipoglikemia, hiperkarbia
g. Hiperosmolalitas darah
(Nurarif dan Kusuma, 2015)
E. Faktor Resiko
1) Faktor Maternal : kelompok atau ras tertentu, penggunaan oksitosin
didalam larutan Hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah),
kekurangan ASI, adanya konsumsi jamu- jamuan, komplikasi selama
kehamilan misalnya DM
2) Faktor Perinatal : Trauma lahir seperti cephal hematoma (pembengkakan
pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah),
adanya infeksi bakteri virus maupun protozoa
3) Faktor Neonatus : prematuritas, faktor genetik seperti hiperbilirubinemia
F. Pathway
Hemoglobin
Hemo Globin
Feco Biliverdin
Ketidakefektifan
termoregulasi
C. Implementasi
Melakukan intervensi seperti rencana keperawatan yang telah dibuat
D. Evaluasi
Evaluasi perkembangan pasien :
1. Tidak di dapati icterus kembali lagi
2. Termoregulasi dalam batas normal
3. Integritas kulit dalam keadaan baik
DAFTAR PUSTAKA
Atikah, Vidya dan Pongki Jaya. 2016. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media
IDENTITAS BAYI/KELUARGA
PENGKAJIAN
1. Kemampuan Konservasi Energi
1. Usia gestasi : 35-36 minggu
2. BB/ PB lahir : 2200 gram/ 40cm
3. Apgar score : 1 menit : 8, 5 menit : 9
4. BB/TB sekarang : 2000 gram/ 48cm
5. Kesadaran : Samnolen
6. Suara tangisan : ( ) kuat ( ) melengking
(✔) lemah ( )sulit menangis
PALPASI
AUSKULTASI
b. Kardiovaskuler
INSPEKSI
PALPASI
c. Gastrointestinal
INSPEKSI
1) Lingkar abdomen : 29 cm
2) Permukaan abdomen : ( ✔ ) rata ( ) ada tonjolan :
kuadran……
3) Kulit abdomen : ( ✔ ) sama dengan bagian tubuh lain
( ) mengkilat dan tipis
4) Regurgitasi/muntah : ( ) ada ( ✔ ) tidak
5) Anus : ( ✔ ) terbuka/paten ( ) inverforata
6) Karakteristik feses :
- Warna : ( ) kekuningan ( ) pucat
( ) bercampur darah ( ) kehitaman
PALPASI
AUSKULTASI
d. Genitourinaria
1) Genitalia wanita :
- Labia :( ) labia mayora lebih besar dari pada
minora
( ✔ ) labia minora lebih besar dari pada mayora
( ) tidak terlihat
3) Urinaria :
- Jumlah :…………….. cc
- Warna : ( ✔ ) kuning jernih ( ) keruh
( ) seperti air teh ( ) bercampur
darah
e. Neurologis
1) Lingkar kepala : 32 cm
2) Respon pupil terhadap cahaya : (✔ ) positif kiri dan kanan
( ) negatif kanan
( ) negatif kiri
3) Reflex :
- Moro :( ✔ ) positif ( ) negatif
- Menggenggam :( ✔ ) positif ( ) negatif
- Menghisap :( ✔ ) positif ( ) negatif
- Mencari sentuhan (rooting) :( ✔ ) positif ( ) negatif
- Melangkah (stepping) :( ✔ ) positif ( ) negative
f. Muskuloskeletal
1) Sendi :
- Bentuk : ( ✔ ) normal ( ) dislokasi :di………
- Pergerakan sendi : ( ✔ ) normal ( ) terbatas :pada……
2) Tonus otot : ( ✔ ) kuat ( ) lemah
g. Integumen
1) Turgor kulit : ( ✔) elastis ( ) kurang elastic
2) Kelembaban : ( ✔) lembab ( ) kering
3) Tekstur : ( ✔ ) halus ( ) kasar ( ) bersisik
4) Iritasi / luka : ( ) ada : di…………………………….
( ✔ ) tidak
( ✔ ) ya ( ) tidak
(✔ ) ya ( ) tidak
( ✔ ) ya ( ) tidak
( ✔ ) ada ( ) tidak
Berkunjung
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Kontak mata
- Genogram
- Riwayat penyakit keluarga :
DATA TAMBAHAN
( Rhetiya Mekiza)
ANALISA DATA
No. DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS : - Imaturitas Pola Nafas tidak
DO : neurologis efektif
1. Keadaan umum : Pasien
tampak lemah
2. Pasien tampak terpasang alat
bantu pernapasan
3. Pasien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan
4. Retraksi dada
5. Pasien tampak sesak nafas atau
Dispnea
6. TTV :
1. S: 37 C
2. Rr: 56
3. N: 132x/i
PRIORITAS DIAGNOSAKEPERAWATAN