LP GDD 7 PDF Free
LP GDD 7 PDF Free
A. Definisi
C. Etiologi
KPG dapat merupakan manifestasi yang muncul dari berbagai kelainan
neurodevelopmental (mulai dari disabilitas belajar hingga kelainan neuromuskular. Tabel
berikut memberikan pendekatan beberapa etiologi KPG
Tabel 1. Penyebab KPG menurut Forsyth dan Newton, 2007 (dikutip dari Walters
AV, 2010)
Kategori Komentar
Genetik atau Sindromik 1. Sindrom yang mudah
Teridentifikasi dalam 20% dari diidentifikasi, misalnya Sindrom
mereka yang tanpa tanda-tanda Down
neurologis, kelainan dismorfik, 2. Penyebab genetik yang tidak
atau riwayat keluarga terlalu jelas pada awal masa kanak-
kanak, misalnya Sindrom Fragile
X, Sindrom Velo-cardio-facial
(delesi 22q11),Sindrom Angelman,
Sindrom Soto, Sindrom Rett,
fenilketonuria maternal,
mukopolisakaridosis, distrofi
muskularis tipe Duchenne, tuberus
sklerosis, neurofibromatosis tipe 1,
dan delesi subtelomerik.
Metabolik 1. Skrining universal secara
Teridentifikasi dalam 1% dari nasional neonatus untuk
mereka yang tanpa tanda-tanda fenilketonuria (PKU) dan
neurologis, kelainan dismorfik, defisiensi acyl-Co A
atau riwayat keluarga Dehidrogenase rantai sedang.
2. Misalnya, kelainan siklus/daur
urea
D. Gejala Klinis
Mengetahui adanya KPG memerlukan usaha karena memerlukan perhatian dalam
beberapa hal. Padahal beberapa pasien seringkali merasa tidak nyaman bila di perhatikan.
Akhirnya membuat orang tua sekaligus dokter untuk agar lebih jeli dalam melihat gejala
dan hal yang dilakukan oleh pasien tersebut. Skrining prosedur yang dilakukan dokter,
dapat membantu menggali gejala dan akan berbeda jika skrining dilakukan dalam sekali
kunjungan dengan skrining dengan beberapa kali kunjungan karena data mengenai
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan berat badan. Mengacu pada
pengertian KPG yang berpatokan pada kegagalan perkembangan dua atau lebih domain
motorik kasar, motorik halus, bicara, bahasa, kognitif, sosial, personal dan kebiasaan
sehari-hari dimana belum diketahui penyebab dari kegagalan perkembangan ini. Terdapat
hal spesifik yang dapat mengarahkan kepada diagnosa klinik KPG terkait
ketidakmampuan anak dalam perkembangan milestonesyang seharusnya, yaitu:
1. Anak tidak dapat duduk di lantai tanpa bantuan pada umur 8 bulan
2. Anak tidak dapat merangkak pada 12 bulan
3. Anak memiliki kemampuan bersosial yang buruk
4. Anak tidak dapat berguling pada umur 6 bulan
5. Anak memiliki masalah komunikasi
6. Anak memiliki masalah pada perkembangan motorik kasar dan halus
E. Patofisiologi
Pathway
G. Penatalaksanaanss
Pengobatan bagi anak-anak dengan KPG hingga saat ini masih belum ditemukan. Hal
itu disebabkan oleh karakter anak-anak yang unik, dimana anak-anak belajar dan
berkembang dengan cara mereka sendiri berdasarkan kemampuan dan kelemahan
masing-masing. Sehingga penanganan KPG dilakukan sebagai suatu intervensi awal
disertai penanganan pada faktor-faktor yang beresiko menyebabkannya. Intervensi yang
dilakukan, antara lain.
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak-anak dengan KPG, yakni kemunduran
perkembangan pada anak-anak yang makin memberat. Jika tidak tertangani dengan baik,
dapat mempengaruhi kemampuan yang lain, khususnya aspek psikologi dari anak itu
sendiri. Salah satunya, anak akan mengalami depresi akibat ketidakmampuan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Anxietas berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya yan terlambat.
2. Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder
berhubungan dengan disfungsi otak.
3. Gangguan tingkat perkembangan (personal social, bahsan dan
kognitif) berhubungan dengan atropi hemisfer kiri (disfunsional otak).
4. Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan social, bahasa, bermain
dan pendidikan sekunder berhubungan dengan kurangnya infomrasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
C. Intervensi
1. Anxietas berhubungan dengan keadaan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat
Tujuan : Anxietas berkurang.
Kriteria :
a. Keluarga mau menerima keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang
dialami sekarang
b. Keluarga mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan serta factor-faktor
yang memepengaruhi.
c. Keluarga nampak tenang dan mau bekerja sama dalam perawatan dan
penatalaksanaan
Intervensi :
1. Bina hubugan trust antara perawatn-keluarga-dokter dalam pengumpulan
data/pengkajian dan penatalaksanaan.
Rasional : Rasa percaya yang terbina antara perawatan-keluarga klien/klien-
dokter merupakan modal dasar komunikasi efektif dalam pengumpulan data,
menemukan masalah dan alternatif pemecahan masalah.
2. Disukusikan dan informasikan dengan jelas sesuai tingkat pengetahuan dan
pengalaman keluarga : Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang
terlambat perlu pemeriksaan yang kompleks dan pengangan lintas devisi.
Rasional : Diskusi merupakan metode efektif untuk menyampaikan informasi
untuk diterima dan dipertimbangkan oleh keluarga , sehingga informasi tersebut
mendapat tanggapan dan kooperatif serta partisipatif yang berkesinambungan.
3. Jelaskan tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai saat dikaji.
Rasional: Penjelasan yan diterima cenderung memberikan jalan pikiran terbuka,
sehingga mau menerima keadaan anaknya dan sedikit menekan stres.
4. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan
cemasnya.
Rasional: Asertivitas dalam menghadapi sesuatu dengan segala perasaan dan
kepuasan akan mendorong atau memberi semangat untuk memfasilitasi tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anaknya mencapai tingkat optimal sesuai dengan
kelompok sebayanya.
5. Beri reinforcement terhadap kemauan dan kemampuan keluarga untuk semangat
dan tanggapan yang positif serta benar tetnang persepsi keadaan anaknya.
Rasional: Reinforcement sebagai kekuatan untuk meningkatkan tingkat psikologis
yang baik dan positif sehingga termotivasi untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
2. Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder berhubungan dengan
disfungsi otak.
Tujuan : Aktivitas fisik dan kemandirian klien dalam batas optimal
Kriteria :
a. Klien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia yang sama.
b. Tingkat ketergantuangan sekunder minimal
c. Stimulasi pada anak dalan aktivitas efektif dan adequate
Intervensi :
1. Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area fungsi motorik
kasar dan halus dengan perangkat scoring denvers (DDST) dan NCHS (BB, TB,
Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas).
Rasional: Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu tergantung
pada sensivitas suatu organ dalam fase cepat seperti fungsi biologis, gizi dan
faktor lingkungan serta pola suh, asah dan asih yang dapat tergambar dalam
perangkat scoring perkembangan denvers dan NCHS dapat meneilai tingkat
kenormalan fisik individu yang sesuai dengan usianya.
2. Diskusikan dan ajarkan keluagra dan pengasuh tentang tugas-tugas
perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan sstimulasinya.
Rasional: Anak harus lebih diberlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang
perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu mengatasi
masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orang tua-klien da pengasuh.
3. Ajarkan dan beri kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas perkembangan
sesauai dengan kelompok seusianya.
Rasional: Tindakan pemeberian stimulasi untuk ungkapkan rasa kasih sayang
yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari tahap yang
sudah dicapai oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan serta beri pujian.
4. Dorong anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (makan, minum dan
toileting sendiri).
Rasional: Tingkat kemampuan motorik kasar dan halus pada usia 1-3 tahun
siberi stimulasi untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang
optimal.
5. Berikan area yang aman, dimana anak dapat bermain bebas menggerakkan alat
bantu jalan, pegangi tangan saat melangkah)
Rasional: Tempat aman dimana anak bermain hendaknya diperhatikan, sehingga
terhindar dari cedera, efek keracunana bahan mainan dan lain-lain.
6. Kolaborasi rehabilitasi medis (latihan fisik).
Rasional: Fasilitas latihan fisik untuk mendapatkan kemampuan yang optimal.
3. Gangguan tingkat perkembangan
(personal sosial, bahasa dan kognisi) berhubungan dengan atropi hemisfer kiri
(disfunsi otak)
Tujuan : Memperlihatkan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa dan
kognisi) seoptimal mungkin sesuai dengan kelompok seusianya.
Kriteria :
a. Perilaku sangat ingin tahu dan lebih memungkinak melakukan sesuai secara
mandiri.
b. Belajar dengan kata-kata melalui perabaan bahasa
c. Pengucapan verbal meningkat1-2 kata
d. Dapat berbicara pada diri sendiri dan atau orang lain
e. Keluarga mau melakukan stimulan terhadap tugas-tugas perkembangan anak.
Intervensi :
1. Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area fungsi
motorik kasar dan halus dengan perangkat scoring denvers (DDST) dan NCHS
(BB, TB, Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas).
Rasional: Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu tergantung
pada sensivitas suatu organ dalam fase cepat seperti fungsi biologis, gizi dan
faktor lingkungan serta pola suh, asah dan asih yang dapat tergambar dalam
perangkat scoring perkembangan denvers dan NCHS dapat meneilai tingkat
kenormalan fisik individu yang sesuai dengan usianya.
2. Diskusikan dan ajarkan keluagra dan pengasuh tentang tugas-tugas
perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan sstimulasinya.
Rasional: Anak harus lebih diberlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang
perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu mengatasi
masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orang tua-klien dan pengasuh.
3. Ajarkan dan r\tingkatkan perkembangan kata-kata dengan pengulangan kata-
kata yang dipergunakan anak.
Rasional: Stimulasi pendengaran dengan memanggil nama anak, mengulangi
kata-kata yang diucapkan dengan jelas dengan menyebutkan anggota badan
dapat melatih memory sel otak anak.
4. Berikan waktu bermain dengan anak sebaya
Rasional: Anak bermain dengan cara toddler dengan karakterstik (paralel play
dan solitary play), bermain secara spontan dan bebas. Perlu diingat anak
mempunyai autonomi dan kemauan sehingga penting diperhatikan keamanan
dan keselamatannya.
5. Kolaborasi dengan rehabilitasi medis dan audiologi.
Rasional: Latihan speech dapat merangsang otot-otobicara dan memory sel
otak, sekaligus memberi pelajaran pada orang tua tentang cara menstimulasi
anaknya. Audiologi dapat mengevaluasi kelaianan pada bidang THT.
4. Keterbatasan untuk memenuhi
kebutuhan social, bahasa, bermain dan pendidikan sekunder berhubungan
dengan kurangnya infomrasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
Tujuan : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sosial, bahsa, bermain dan
pendidikan sekunder pada anak.
Kriteria :
a. Keluarga mengeahui atau emngenal tugas perkembangan anak dan
stimulasinya.
b. Keluarga mempunyai buku panduan atau acuan dalan perawatan anak dalam
perkembangan dan stimulasinya.
Intervensi :
1. Ajarakan dan diskusikan pada keluarga tentang tugas-tugas perkembangan dan
stimulasinya pada kelompok usia yang sama
Rasional: Tugas-tugas perkembangan dan stimulasi yang diberikan dapat
dilaksanakan oleh keluarga dalam perawatan sehari-hari di rumah setelah
mengetahui maksud dan tujuan tindakan tersebut.
2. Kolaborasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak (dokter, perawata dan lainnya yang berkompetensi).
Rasional: Sharing pendapat dalam pengalaman dapat memberikan wacana baru
dan luas serta membina hubungan kerja sama dalam mecapai tujuan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA