Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH

KEPERAWATAN ANAK II

TUGAS INDIVIDU
RESUME KONSEP ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
“AUTISM, ADHD, DISABILITAS, RETARDASI MENTAL, DAN CEREBRAL PALSY

Dosen Pembimbing : Ns. Riau Rosalita, M.Kep., Sp. Kep. An

Disusun Oleh :
Nama:Wahyu Alfin Khoir
Nim:19031049
Kelas:19B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH PEKANBARU
2021
No Keterangan Autisme Adhd Disabilitas Retardasi Mental Cerebral Palsy
1. Definisi Biasa disebut ASD (Autistic DHD merupakan anak yang memiliki Gangguan fungsi Cerebral palsy merupakan
Spectrum Disorder) gangguan atau keterbatasan, baik intelektual dengan suatu keadaan
merupakan gangguan kelainan pada aspek keterbatasan fisik, rata-rata kerusakan jaringan otak
perkembangan fungsi otak koginitif, intelektual, mental, IQ dibawah 50 pada pusat motorik atau
yang komplex dan sangat psikomotorik, maupun sensorik bahkan Bersamaan jaringan penghubungnya,
bervariasi (spektrum). afektif yang bersifat memiliki lebih dari keterbatasan dengan yang terjadi pada masa
Biasanya gangguan kompleks. satu jenis dua atau prenatal, saat persalinan
perkembangan ini meliputi Kemunculan gejala keterbatasan. Anak lebih keterampilan. atau selama proses
bidang komunikasi, ADHD dimulai pada disabilitas Menekankan pada pembentukan syaraf pusat,
interaksi, perilaku, emosi usia anak-anak dan cenderung fungsi adaptif ditandai dengan adanya
dan sensori bersifat menahun memiliki kualitas individu paralisis, paresis,
hidup yang buruk dengan keterbatasan gangguan kordinasi atau
dikarenakan kemampuan dalam kelainan-kelainan fungsi
rendahnya konteks lingkungan motorik.
kemampuan untuk sosiokultural spesifik
memenuhi
kebutuhan dasar
secara mandiri.
2. Etiologi terjadi karena beberapa penyebab dari yaitu egiver burden Kecacatan sistem  Dimasa prenatal terjadi
faktor, yaitu berat lahir,  faktor genetik, dipengaruhi oleh saraf pusat/ status Infeksi selama
riwayat asfiksia, usia ibu saat diantaranya karakteristik dari maturasional sistem masakandunganPerdar
melahirkan, usia ayah saat keadaan kelahiran caregiver itu saraf pusat. ahan selama trimester
ibu melahirkan, metode prematur, sendiri, mulai dari • Faktor internal : tiga,Inkompeten
persalinan, ras ibu, riwayat konsumsi alkohol usia, jenis kelamin, heterogen (kelainan serviks,Trauma
penggunaan obat dam rokok saat ibu jumlah kromosom, kelainan  Dimasa perinatal
antidepresan, riwayat hamil, pendapatan, status struktur dan terjadi
paparan asap rokok pada ibu  Faktor kerusakan pekerjaan, tingkat metabolik Hipoksia,Pendarahan
hamil, riwayat stres pada ibu otak tersebut pendidikan, pada otak) otak dan prematuritas
hamil, jumlah kehamilan, membuat Anak keparahan Faktor eksternal :  Pascanatal terjadi
riwayat pendarahan ADHD mengalami disabilitas, lamanya infeksi, toksin, trauma
maternal, jenis kelamin kesulitan untuk perawatan dan lain- malnutrisi,
anak, riwayat pemberian melakukan proses lain ( anoksia, dan trauma kapitis,infeksi,kern
makanan pendamping ASI tindakan uterus.
sebelum anak berusia 6 atamenyesuaikan
bulan dan riwayat infeksi diri dengan
pada ibu hamil. Beberapa lingkungannya.
faktor tersebut akan Keadaan ini
mengganggu perkembangan menuntut
otak janin baik secara pengaturan yang
langsung maupun tidak memungkinkan
anak dapat
mengontrol diri
dalam segala
perbuatannya.
membutuhkan
umpan balik yang
segera

3. Tanda Gejala dampak autisme sebelum Gejala utama anak  Kurang daya Serinng muncul menampakkan
masa sekolah yaitu tantrum ADHD adalah tidak ingat Kecemasan memiliki gejala kesulitan dalam hal
(ledakan emosi), telat mampu berkonsentrasi  Kemampuan karakteristik motorik halus,
berbicara, kurangnya kontak dalam waktu yang motorik lambat berupa munculnya misalnya menulis atau
mata dan senyum sosial, lama. Dengan kata  Sulit perasaan takut dan menggunakan gunting,
lebih suka menyendiri dan lain, anak ADHD berkomunikasi kehati-hatian atau masalah keseimbangan
tidak mampu memahami mudah teralihkan dan  Sulit kewaspadaan yang dalam berjalan atau
aturan. Setelah memasuki tidak bisa diam. mendengar tidak mengenai gerakan
usia sekolah perilaku Keadaan tersebut pembicaraan jelas dan tidak involunter, misalnya tidak
menarik diri akan berkurang, mengakibatkan dengan jelas menyenangkan dapat mengontrol gerakan
namun tetap tidak sulit untuk berbagai kesulitan  Kemampuan (Davidson, menulis.
bersosialisasi dengan anak belajar, kesulitan sosial anak dkk. 2014). Penderita CP derajat berat
sebayanya dan tidak dapat berperilaku, dan kurang Kecemasan itu akan
berempati, terjadi hambatan kesulitan dalam  seringkali mengakibatkan tidak dapat
perkembangan bahasa, dan bersosialisasi dan berjalan atau
performa yang tidak
seimbang dalam tugas-tugas diarahkan perilakunya disertai dengan membutuhkan perawatan
kognitif. Menjelang dewasa, Pada gejala fisik seperti yang ekstensif dan
anak autisme akan memiliki umumnya, gangguan sakit jangka panjang, sedangkan
gangguan kualitatif dalam ini dapat sering kepala, jantung CP derajat ringan
interaksi sosial timbal balik, dijumpai pada anak berdebar dengan mungkin hanya sedikit
gangguan kualitatif dalam usia sekolah dengan cepat, dada canggung dalam
komunikasi dan bahasa jenis kelamin laki- terasa sesak, sakit gerakan dan membutuhkan
verbal maupun non verbal. laki. perut atau tidak bantuan yang tidak
Kelainan autisme tenang khusus.
menyebabkan terganggunya dan tidak dapat .
kognisi sosial, keterampilan duduk diam. Dan
dan interaksi sosial, Dalam gejala-
hal interaksi sosial anak gejala tersebut bisa
autisme akan mempunyai berbeda pada setiap
gejala berupa tidak mampu orang
menjalin interaksi sosial
yang cukup memadai, tidak
bisa bermain dengan teman
sebaya, tidak bisa merasakan
apa yang dirasakan orang
lain dan kurangnya
hubungan sosial dan
emosional timbal balik.
4. Tatalaksaaan terapi perilaku ABA Terapi medis : Tingkatkan Psikostimulan Manajemen terapi anak CP
Keperawatan (Applied Behaviour Mengendalikan pendidikan untuk remaja yang menekankan pendekatan
Analysis), terapi biomedik simptom-simptom pengetahuan orang menunjukkan tanda- tujuan fungsional
(medikamentosa), terapi ADHD di sekolah dan tua mengenai tanda gangguan atau orientasi tujuan. Dua
tambahan lain yaitu, terapi rumah. kelainan genetik konsentrasi/ganggua tujuan utama rehabilitasi,
wicara, terapi sensory • Pelatihan penyebab n hyperaktif menurut Molnar, adalah
integration, terapi musik, manajemen orang tua disabilitas untuk menurunkan
terapi diet (Fueyo, 2015). • Intervensi intelektual, komplikasi CP dan untuk
Misaly Irama musik dapat pendidikan kelainan genetik memperbaiki perolehan
mempengaruhi penyebab
perkembangan IQ Sebelum • Merencanakan disabilitas keterampilan-keterampilan
dan sesudah terapi musik program-program intelektual lalu baru. Rothery
mozart, responden diberikan bulanan Paparan informasi menambahkan pendidikan
tugas menggambar orang, • Melakukan mempengaruhi orang tua
dimana setiap detailnya konseling keluarga tingkat dan care giver,
diberi nilai 1. Skor • Mencari kelompok pengetahuan orang mengurangi deformitas
ditentukan oleh jumlah pendukung tua mengenai skeletal dan memperbaiki
detail orang yang digambar. • Melakukan kelainan genetik mobilitas.
Setelah dilakukan skoring konseling individu penyebab Anak-anak tidak
disabilitas seharusnya dinilai hanya
intelektual,lakukan dari segi kekurangan
konseling dengan potensialnya.
dokter agar lebh Rekomendasi manajemen
paham dengan dimulai dengan penilaian
permasalahan yg dari kekuatan dan
dialami kelemahan anak dan
keluarga. Semua masalah
yang berhubungan
seharusnya
diidentifikasi dengan benar
5. Pemeriksaan Neutrologis Pemeriksaan  tes deteksi dini 1. Uji intelegensi  Radiologis
Penunjang • Test neupsikologis Laboratorium dengan alat standar  Ultrasonography
• Test pendengaran  Liver Function bernama OAE 2. Uji perkembangan (USG) kranial USG
• MRI (Magnetic Test (oto acoustic seperti DDST II kranial mengevaluasi
resonance imaging)  Complete emission) 3. Pengukuran fungsi ventrikel
• EEG (elektro blood cell  BERA adaftif  Computed
encepalogram) counts (Brainstem Tomography (CT Otak
• Pemeriksaan darah e. Pemeriksaan Evoked berguna untuk
• Pemeriksaan urine Imaging Response mendiagnosis
 MRI Audiometry) perdarahan intracranial
 PET pada bayi baru lahir
(Positron  Magnetic Resonance
Emision Imaging (MRI) Kranial
Tomography) MRI adalah metode
terbaik untuk
mendiagnosis lesi
substansia alba
setelah usia 2-3minggu
 Electroencephalograph
y (EEG) diperlukan
untuk diagnosis dan
follow-up kejang
DAFTAR PUSTAKA

Ningrum Pangestu, A. I. (2017). FAKTOR RISIKO KEJADIAN AUTISME. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH, 142-150.

Dwi Aprilia, D. (2014). SISTEM PAKAR DIAGNOSA AUTISME PADA ANAK. Jurnal Rekursif, 2 no 2, 92-98.

Wahyuningrum, A. D. (2017). PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PERUBAHAN POTENSI. JURNAL ILMU KEPERAWATAN, 5 no 1, 1-5.

Wahidah, E. Y. (2018). Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD. Millah, 17 no 2, 297-213.

Hayati, D. L. (2019). PELAYANAN KHUSUS BAGI ANAK DENGAN ATTENTIONS. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada masyarakat, 108-122.

Tugui RD, Antonescu D. Cerebral Palsy Gait, Clinical Importance.MAEDICA – a Journal of Clinical Medicine 2013; 8(4): 388-393.

Selekta, M. C. (2018). Cerebral Palsy Tipe Spastik Quadriplegi Pada Anak Usia 5 Tahun. Majority, 7 no3, 186-190.

Yusi Desriyani, D. (2019). BURDEN OF PARENTS IN CHILDREN WITH DISABILITY AT SEKOLAH LUAR BIASA. NurseLine Journal, 4 no 1, 22-30.

Anda mungkin juga menyukai