Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN

MERANCANG METODE PENUGASAN MODULAR

Dosen pembimbing :

Ns. Zifriyanti Minanda Putri, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


Meri Gusnita (1811316012)
Irwan (1811316020)
Liza Emilda (1811316021)
Rova Elmi (1811316022)
Yunita (1811316026)
Muhammad Roni (1811316032)
Ika Kemala Sari (1811316033)
Dwi Ayu Humaira (1811316034)

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Merancang Metode Penugasan Modular” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak/ibu Dosen mata kuliah Manajemen
Keperawatan, Ilmu Keperawatan Fakultas UNAND Padang yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang , April 2019

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Topik Bahasan.................................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3
A. Metode Penugasan Modular............................................................................................3
B. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Perawat dalam Metode Modular...........................4
C. Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim Modular...........................................................4
D. Keuntungan Metde Modular...........................................................................................4
E. Kerugian Metode Modular..............................................................................................4
F. Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan.....................................................................4
BAB III ROLE PLAY................................................................................................................6
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan
keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan nilai-nilai yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Keberhasilan suatu
asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka
metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

Kemajuan zaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek
keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat professional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien
dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat
dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun


terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan
primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai
2 upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Kategori pasien
didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia,
Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan

1
(Bron , 1987). Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu,
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan
standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan.

Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya
metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien
tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Dalam
makalah ini elompok akan menjelaskan mengenai perancangan metode penugasan
modular.

B. Topik Bahasan
1. Konsep metode keperawatan modular
2. Alur pengolahan pelayanan keperawatan

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengetahui tentang peracangan penugasan dengan metode modular.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami metode penugasan modular
b. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami alur pengolahan pelayanan
keperawatan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Metode Penugasan Modular


Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode keperawatan
modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan ti maupunmetode
keperawatan primer (Gillies, 1994). Pengembangan model modular merupakan
pengembangan dari primary nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan
melibatkan tenaga professional dan non professional. Model modular mirip dengan
model keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non profesional bekerjasama
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan
kepemimpinan perawat profesional.

Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi keperawatan tim-primer,


yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui
penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners). Dan anggota
memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dan pimpinan modulnya.
Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas
tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap
kebutuhan pasien, asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai
pasien pulang. Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan
meningkat karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif
sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register
(Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif.

Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan


oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat
professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih
non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan
modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.

3
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat
jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan
berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Perawat dalam Metode Modular


1. Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien
2. Memberikan motivasi pada staf perawat
3. Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan

C. Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim Modular


1. Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non profesional untuk
melaksanakan tindakan perawatan
2. Memberikan asuhan keperawatan pasien meliputi: mengkaji, merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil asuhan keperawatan
3. Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat patner kerjanya
4. Tugas dan tanggung jawab anggota tim : memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan yang ditugaskan ketua tim

D. Keuntungan Metde Modular


1. Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok
2. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
3. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuha
4. Meningkatnya kepuasan pasien
5. Biaya efektif

E. Kerugian Metode Modular


1. Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien yang
tidak diharapkan
2. Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim
3. Diperlukan campuran keterampilan yang tepat

F. Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan


Pengelolaan pelayanan keperawatan harus dikendalikan dengan baik sebagai suatu
bentuk pelayanan keperawatan yang berkesinambungan yang menunjukkan suatu pola

4
pelayanan yang berkelanjutan dan terus menerus selama 24 jam pelayanan. Pelayanan
keperawatan pada umumnya di bagi dalam tiga (3) shift jaga yaitu jaga pagi, sore dan
malam yang dilaksanakan secara berkelajutan dan dikendalikan oleh kepala ruang.

Berikut alur pengelolaaan pelayanan keperawatan dalam metoda modular :


1. Kegiatan dimulai dengan membaca laporan yang dibuat oleh shift dinas malam
oleh perawat pada shift dinas pagi dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang dianggap penting.
2. Selanjutnya melakukan operan pelaksanaan pelayanan / asuhan keperawatan dari
perawat shift dinas malam kepada dinas pagi secara langsung dari satu pasien ke
pasien lainnya yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Setelah semua dioperkan secara langsung dilanjutkan dengan konferensi awal (pre
conference). Tujuannya adalah melakukan pembagian tugas dan membahas
kondisi pasien untuk menyusun rencana kegiatan pada kegiatan shift pagi.
4. Setelah pre conference semua anggota tim melakukan kegiatan sesuai tugas dan
fungsinya masing-masing yaitu sebagai kepala ruang, ketua tim atau perawat
pelaksana.
5. Pada pertengahan pelayanan semua anggota bertemu kembali untuk melakukan
kegiatan konferensi tengah (middle conference). Tujuan konferensi ini adalah
melakukan evaluasi pertengahan untuk membahas masalah atau kesulitan yang
ditemui anggota selama pelaksanaan pelayanan untuk tindakan selanjutnya.
6. Kegiatan pada akhir pelayanan adalah konferensi akhir (post conference).
Kegiatan ini bertujuan untuk pelaporan dan evaluasi akhir pelayanan pada shift
pagi untuk ditindaklanjuti oleh perawat pada shit jaga berikutnya (sore hari).
7. Selanjutnya dilakukan operan sore (dari jaga pagi ke sore) dan seterusnya sebagai
kegiatan yang berkesinambungan terus menerus.
.

5
BAB III

ROLE PLAY

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model
fungsional, model tim, model primer, dan model modular. Masing-masing model juga
memiliki kelebihan maaupun kekurangannya sehingga pemberian asuhan
keperawatan dapat dilakukan dalam berbagai macam metode. Model pemberian
asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur
keperawatan. Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab
terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien
dengan pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu.

B. Saran
Semoga tersusunnya makalah ini, dapat berguna bagi penulis dan rekan-rekan
mahasiswa lainnya. Dan semoga bisa menjadi sebuah referensi dalam proses
pembelajaran mata ajar manajemen keperawatan. Sebagai penulis, kami merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah
ini bisa mencapai kesempurnaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Simamora, Roymond. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan
Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai