LP Dan Askep Gagal Nafas 2021
LP Dan Askep Gagal Nafas 2021
Keperawatan Kritis
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Laporan dan Asuhan Keperawatan
Gagal Nafas” sebagai hasil penugasan mata kuliah “Keperawatan Kritis” oleh
dosen kepada Kami. Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makalah ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan saran dan
kritik untuk perbaikan makalah ini. Demikian dari saya, atas perhatian kritik dan
saran kami ucapkan terima kasih.
Senin,13September2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernafasan terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, insprasi akan
mengekspansikan rongga dada, menurunkan tekanan di dalam alveoli paru
sehingga tekanan atmosfer dapat memaksa udara masuk. Ekspirasi
menekan alveoli untuk memaksa udara keluar, didala pernafasan biasanya
terjadi suatu masalah pernafasan seperti gagal nafas.
Gagal nafas adalah masalah yang relatif yang sering terjadi, yang
biasanya, meskipun tidak selalu, merupakan tahap akhir dari penyakit
kronik pada sistem pernafasan. Keadaan ini semakin sering di temukan
sebagai komplikasi dari trauma akut, septikemia, atau syok. Gagal napas,
seperti halnya kegagalan pada sistem organ lainya, dapat di kenali
berdasarkan gambaran klinis atau pemeriksaan laboratorium.
Salah satu penyebab gagal napas yang sering muncul yaitu
disebabkan adanya benda asing yang menyumbat saluran pernapasan.
Saluran pernapasan atas dapat tersumbat oleh benda-benda asing yang
terjebak dilaring, yang superior terhadap pita suara. Penderita menjadi sulit
untuk bernapas dan akan sianosis , khususnya diwajah dan leher.
Karena pengenal diri opstruksi jalan pernapasan merupakan kunci
penata laksanaan yang berhasil, opstruksi jalan pernapasan pada parsial
maupun lengkap dapat disebabkan oleh benda asing. Pada opstruksi
saluran pernapasan parsial penderita dapat mengeluarkan partikel ini
dengan batuk jika ada pertukaran udara yang baik. Jika pertukaran udara
buruk, tandanya akan batuk lemah tidak efektif, bunyi bernada tinggi dan
inspirasi, peningkatan kesulitan pernapasan dan kemungkinan sianosis.
Pada opstruksi saluran pernapasan yang lengkap, pasien tidak sanggup
berbicara, bernapas atau batuk ia bisa mengenggam lehernya.
2
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan sistem pernapasan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian gagal napas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan epidemiologi gagal napas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan epiologi gagal napas
5. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi gagal napas
6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
gagal napas
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi Pernapasan
a. Rongga hidung
Hidung merupakan organ utama saluran pernapasan yang
langsung berhubungan dengan dunia luar yang berfungsi sebagai jalan
masuk dan keluarnya udara melalui proses pernapasan. Selain itu,
hidung juga berfungsi untuk mempertahankan dan menghangatkan
udara yang masuk, sebagai filter dalam membersihkan benda asing
yang masuk dan berperan untuk resonansi suara, sebagai tempat
reseptor alfaktorius.
b. Faring
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang
rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
c. Laring
Laring merupakan saluran pernapasan yang terdekat antara
orofaring dan trakea, fungsi dari laring adalah sebagai jalan masuknya
udara, membersihkan jalan masuknya makanan ke esophagus dan
4
sebagai produksi suara. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan
terdiri atas:
1) Epiglotis, daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelan.
2) Glotis, ostium antara pita suara dalam laring.
d. Trachea
Trachea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan
puncak paru, panjangnya sekitar 10-12 cm.
e. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea yang bercabang dua
keparu-paru kanan dan paru-paru kiri. Bronkus kanan lebih pendek
dan lebih besar diameternya. Bronkus kiri lebih horizontal, lebih
panjang dan lebih sempit.
f. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk
menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli.
g. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar
berada pada rongga dada bagian atas, di bagian samping di batasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah di batasi oleh diafragma. Terletak
dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh
mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah
besar.
h. Alveolus
Merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus, jumlahnya
200-500 juta. Tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2.
2. Fisiologi Pernapasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut pada waktu bernafas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan membrane, yaitu membrane
5
Gagal nafas terdiri dari dua tipe, yaitu gagal nafas akut dan gagal
nafas kronik, dimana msing-masing mempunyai pengertian yang berbeda.
Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang
parunya normal secara structural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik terjadi pada pasien dengan
penyakit paru kronik seperti bronchitis kronis, emfisema dan lain-lain.
2. Aspek Epidemiologi
Ditinjau dari segi epidemiologi, karena sejumlah penyebab yang
mendasari berkontribusi untuk itu, kegagalan pernapasan merupakan
penyebab umum dan utama penyakit dan kematian. Ini adalah penyebab
utama kematian akibat pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). Selain itu, ia juga merupakan penyebab utama kematian di
banyak penyakit neuromuskuler, seperti Lou Gehrig Penyakit
(amyotrophic lateral sclerosis atau ALS), karena penyakit ini melemahkan
otot-otot pernapasan, membuat mereka tidak mampu mempertahankan
pernapasan. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kegagalan
pernapasan akan menjadi lebih umum sebagai penduduk usia, meningkat
sebanyak 80% dalam 20 tahun ke depan.
3. Etiologi (Penyebab)
a. Depresi sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat.
Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah
batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan
dangkal.
b. Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul
dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari
batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan.
Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot
pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada
pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
7
5. Pathway
Kelebihan
volume cairan
cairan masuk ke intertisial
Gg pertukaran gas
Terjadi hipoksemia/hiperkapnia
Gg perfusi jaringan
Odema paru
tidak seimbang
O2 dan CO2
6. Manifestasi Klinis
a. Tanda
1) Gagal nafas total
a) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
b) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula
dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi.
c) Adanya kesulitan isflasi paru dalam usaha memberikan
ventilasi buatan.
2) Gagal nafas parsial
a) Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, growing
dan whizzing.
b) Adanya retraksi dada
10
b. Gejala
1) Hiperkapnia yaitu peurunan kesadaran (PCO2).
2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis
(PO2 menurun).
7. Klasifikasi
Berdasarkan pada pemeriksaan AGD, gagal nafas dapat dibagi
menjadi 3 tipe. Tipe I merupakan kegagalan oksigenasi, Tipe II yaitu
kegagalan ventilasi , tipe III adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi
dan ventilasi. Karena sistem pernafasan terdiri dari dua bagian yang
merupakan paru-paru dan pompa yang ventilasi paru-paru, kegagalan
pernafasan juga dapat dikategorikan sesuai yang baik gagal paru-paru atau
kegagalan pompa.
Berbicara dengan lebih spesifik lagi, kegagalan paru-paru yang
disebabkan oleh berbagai penyakit paru-paru, misalnya pneumonia,
emfisema dan penyakit paru-paru interstitial, mengarah ke hipoksemia
dengan normocapnia atau hipokapnia (hypoxaemic atau tipe I gagal
napas). Tipe kedua adalah kegagalan pompa, misalnya overdosis obat
akan menghasilkan hipoventilasi alveolar dan hiperkapnia (hiperkapnia
atau gagal napas tipe II). Gagal nafas tipe III menunjukkan gambaran baik
hipoksemia dan hiperkarbia (Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2).
9. Penatalaksanaan
Pada keadaan gawat darurat, penatalaksanaan gagal napas yang
penting adalah deteksi dini keadaan gagal napas, manajemen jalan napas,
dan oksigenasi. Berikut adalah strategi umum penatalaksanaan pasien
dengan gagal napas:
a. Kenali dini kondisi gagal napas atau ancaman gagal napas saat triase
b. Bila sudah menemukan, pertama-tama pastikan jalan napas paten.
c. Pertimbangkan kemungkinan intubasi
d. Sambil melakukan terapi, ambil sampel analisis gas darah, sebaiknya
sebelum terapi oksigen diberikan bila kondisi memungkinkan.
e. Koreksi hipoksemia dengan terapi oksigen
f. Lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebab gagal
napas dan penyakit penyerta lain yang dapat memperberat keadaan
pasien
g. Terapi spesifik sesuai etiologi : misalnya antibiotik pada pneumonia,
bronkodilator pada asma, pemasangan chest tube pada
pneumothoraks
h. Observasi tanda vital
i. Rawat intensif bila terdapat indikasi dan memenuhi kriteria rawat.
10. Komplikasi
Komplikasi pada gagal napas dapat terjadi baik akibat kondisi
penyakit maupun akibat terapi yang diberikan.
a. Komplikasi Paru
Komplikasi paru yang terjadi umumnya berkaitan dengan
tindakan ventilasi mekanik yang diberikan kepada pasien. Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1) Ventilator-associated pneumonia
2) Disfungsi diafragma akibat penggunaan ventilator
3) Barotrauma paru, misalnya pneumothoraks
4) Emboli paru
5) Fibrosis paru
12
1) Airway
a) Peningkatan sekresi pernapasan
b) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi
b) Menggunakan otot aksesori pernapasan
c) Kesulitan bernafas : diaphoresis, sianosis
3) Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
d) Papil edema
e) Penurunan haluan urine
f) Kapiler refill
g) Sianosis
b. Pengkajian Sekunder
1) Pemeriksaan fisik (Head to toe)
2) Pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran
3) Eliminasi : kaji haluan urin, diare/konstipasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal
nafas:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d akumulasi secret/retensi sputum di
jalan nafas dan hilangnya reflek batuk sekunder terhadap pemasangan
ventilator.
b. Kerusakan pertukaran gas b.d retensi secret, proses weaning, setting
ventilator yang tidak tepat.
c. Ketidakefektifan pola nafas b.d kelelahan, pengesetan ventilator yang
tidak tepat, peningkatan sekresi obstruksi ETT.
d. Sindroma deficit perawatan diri b.d penggunaan ventilator
15
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Intervensi Rasional
Keperawatan
10. Bronkodilator/ekspektoran
meningkatkan bersihan jalan nafas.
11. Antibiotic dapat diberikan pada
adanya infeksi paru/sepsi untuk
mengobati pathogen penyebab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara
oleh organism hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang
akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah sama,
pada hewan invertebratea memiliki alat pernafasan dan mekanisme
pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
Gagal nafas terdiri daripada dua tipe, yaitu gagal nafas akut dan gagal
nafas kronik, dimana msing-masing mempunyai pengertian yang berbeda.
Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya
normal secara structural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.
Sedangkan gagal nafas kronik terjadi pada pasien dengan penyakit paru
kronik seperti bronchitis kronis, emfisema dan lain-lain.
B. Saran
Setelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan mahasiwa
keperawatan pada khususnya mengetahui pengertian, tindakan penanganan
awal, serta asuhan keperawatan pada klien dengan gagal napas dapat
diketahui dan dipahami.
26
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni, R. (2015, April 13). Pengertian Gagal Nafas. Retrieved from Scribd
Yunis. (n.d.). Gagal Nafas dan Asuhan Keperawatan. Retrieved Maret 31, 2016,
from Scribd