Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN

PERCOBAAN I

DESTILASI SEDERHANA

NAMA : RULIANI ANSAR

NIM : F1C1 12 031

JURUSAN : KIMIA

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : MAYA SUSANTI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memurnikan suatu unsur atau senyawa, digunakan salah satu

bidang studi yang secara khusus membahas tentang hal ini, yaitu metode

pemisahan. Destilasi merupakan salah satu cara dalam metode pemisahan yang

paling kuno, namun tetap berkembang mengikuti perubahan zaman. Sehingga

destilasi-pun terbagi menjadi berbagai tekhnik. Destilasi digunakan untuk

memurnikan zat cair berdasarkan pada perbedaan titik didih cairan. Salah satu

teknik dari destilasi yang umum digunakan adalah destilasi sederhana.

Dalam suatu laboratorium (khususnya kimia), kebutuhan akan air

bersih/aquades adalah suatu hal yang pasti. Sebut saja untuk membuat suatu

larutan atau untuk melarutkan suatu bahan, maka kita membutuhkan air yang

bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air destilata atau kita kenal juga

dengan aquades.

Selain di laboratorium, air destilat ini juga dibutuhan sebagai sumber air

destilata. Misalnya kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum dan hal ini

akan sangat membantu dalam pelayaran sehingga dengan teknik destilasi ini para

pelayar tak perlu lagi membawa stok air bersih, mereka tinggal melakukan proses

destilasi untuk mendapatkan air bersih.

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, maka percobaan ini

dilakukan untuk mengetahui proses pemurnian air yang tercampur dengan

senyawa lain. Dalam hal ini senyawa yang dimaksud adalah aseton. Titik tidih

kedua senyawa tersebut berbeda.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana prinsip dan proses

destilasi sederhana.

C. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar proses

destilasi secara sederhana


II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam destilasi sederhana, uap campuran diambil dan dikondensasi

seluruhnya, tetesan merupakan cairan dengan komposisi yang lebih banyak

mengandung minyak atsiri dari pada cairan semula (Atkins, 1999).

Cara umum untuk melukiskan hasil destilat adalah dengan

menggambarkan kurva distilat, dimana komposisi, titik didih atau sifat-sifat fisika

lain dari distilat digambarkan terhadap persen atau jumlah distilat (Anwar, 1994).

Destilasi merupakan proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan

uap yang terbentuk sehingga diperoleh cairan kembali yang murni. Dalam

pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng chips), untuk

mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu

diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk destilasi hampa udara

(vacum destilation), aliran udara melalui kapiler ke dalam bagian bawah labu

merupakan pengganti batu didih (Basset, 1983).

Salah satu metode pemisahan campuran yang dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari adalah prinsip destilasi. Destilasi yaitu metode pemisahan

campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini dapat digunakan

untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih berbeda (Arifiadi dkk,

2013)

Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.

Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil fermentasi. Destilasi

dapat dilakukan pada suhu 80 °C, karena titik didih alkohol 78 °C. sedangkan titik

didih air 100 °C. destilasi adalah memisahkan komponen-komponen yang mudah
meguap suatu campuran cair dengan cara menguapkannya (separating agentnya

panas), yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung

kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai

uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian campuran yang tidak

menguap disebut residu (Kurniawan dkk, 2014).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 4 Juni 2014 dan

bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu labu destilasi, Adaptor,

konektor, kondensor, penangas air, gelas ukur 50 mL, batu didih, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikm ini yaitu aseton, aquades,

alumunium foil dan vaseline.

C. Prosedur Kerja

Seperangkat Alat Destilasi

- Dirangkai sedemikian rupa


- Labu destilasi diisi batu didih, lalu
Aquades dan aseton masing-masing 50 mL
- Air dialirkan lewat kondensor
- Labu destilasi dipanaskan hingga mendidih
- Dicatat temperatur maksimum
- Mengukur volume Destilat yang diperoleh

hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Gambar alat destilasi

7
3
8
2
9
4

5
6

Keterangan : 1. Statip 6. Air keluar

2. Klem 7. Kondensor

3. Adaptor 8. Labu destilat

4. labu alas bulat 9. Air masuk

5. Penangas air

b. Perhitungan

V aseton = 50 mL

V air = 50 mL

V destilat = 32 mL

volume destilat 32mL


efisiensi aseton = x 100 % = x 100 % = 32 %
volume campuran 100 mL
B. Pembahasan

Zat cair dapat dipisahkan dan dimurnikan dengan cara destilasi. Destilasi

merupakan suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik

didihnya. Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi adalah adanya

perbedaan titik didih dua cairan atau lebih yang jika campuran tersebut

dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih

dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian

mengembunkan komponen-komponen secara bertahap.

Dalam proses destilasi, terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan

dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair. Atas

dasar ini, maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat

pendingin.

Proses destilasi ini dilakukan pada suhu titik didihnya. Suhu titik didih

yang dipertahankan pada proses destilasi ini adalah suhu titik didih dari aseton

karena suhu titik didihnya lebih rendah dari air. Hal inilah yang mendasari

senyawa aseton akan lebih dulu menguap pada suhu ini, sedangkan air belum

menguap dan tetap berada pada labu alas bulat.

Secara teori, metode pemisahan dengan menggunakan destilasi secara

sederhana dimulai dengan merangkai alat destilasi. Setelah selesai dirangkai, labu

alas bulat atau labu destilasi kemudian dimasukkan batu didih ke dalamnya.

Adapun fungsi dari batu didih ini yaitu untuk meratakan panas dalam labu

destilasi selama proses pemanasan berlangsung. Kemudian, bahan berupa aseton

sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam labu destilat. Aquades sebanyak 50 mL


selanjutnya ikut dimasukkan ke dalam labu destilat. Setelah selesai dirangkai dan

bahan – bahan telah siap, proses destilasi pun dapat dimulai.

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki

titik didih lebih rendah yaitu asetonl akan menguap. Uap tersebut lalu bergerak

menuju kondensor, yaitu pendingin. Proses pendinginan terjadi karena air

mengalir kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan

akan kembali menjadi cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat

memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen

tersebut. Beberapa tujuan destilasi pada umumnya adalah untuk mengambil

sebagian atau seluruh zat tertentu yang ada dalam bahan. Selain itu ada juga hal-

hal yang dapat mempengaruhi ketajaman metode pemisahan destilasi yaitu

perbedaan komposisi yang mungkin ada diantara cairan dalam uap pada keadaan

kesetimbangan selain itu efektifitas uap dan cairan yang biasa dinyatakan dalam

plat teoritis.

Pada Praktikum kali ini, akan dilakukan destilasi campuran yang

mengandung aseton dan air. Dimana, destilat yang diharapkan adalah senyawa

aseton murni. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, volume awal dari

etanol 50 mL dan setelah dilkakukan proses destilasi atau pemurnian dari etanol

tersebut yaitu sebesar 32 mL. Efisiensi kadar aseton yang diperoleh adalah sebesar

32 % tersebut merupakan aseton murni yang diperoleh dari proses destilasi.


V. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa prinsip dasar dari destilasi sederhana adalah memisahkan

senyawa-senyawa berdasarkan perbedaan titik didih. Dimana volume destilat yang

diperoleh sebanyak 32 mL aseton murni.


DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, A., Zenap, C.S. dan Rahmawati, R.S., 2013, “Analisis Keterampilan
Proses Sains melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Konsep
Pemisahan Campuran”.

Anwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik I. UGM. Yogyakarta.

Atkins. 1999. Kimia Fisika. Erlangga: Jakarta.


Basset. 1983. Vogel’s Text Book of Quantitative Inorganic Analysis 4th ed.
Longman Inc. London.

Kurniawan, A.D., Semin, Suprajitno, T., 2014, “Analisa Penggunaan Bahan Bakar
Bioethanol dari Batang Padi sebagai Campuran pada Bensin”, Jurnal
Teknik Pomits, Vol. 3 No 1 : 35.

Anda mungkin juga menyukai