Anda di halaman 1dari 3

CANDU

Oleh: Ama

I thing its an awkward story. Cause ain’t a good


writer. And this is the best version that I can give to all
of you. So, its starts in that day.

Hari seperti biasa, melakukan aktivitas padat dan


segala macamnya. Dan ga diprediksi, situasinya berubah.
I still remember, someone’s told me about ‘something’
that i never expect ,it wil be happened to me.
Karena, aku bakal jadi seorang pengurus bahasa.
Its like, hah? Kaget dan gatau lagi mau apa. Aku disitu
mikir, why me? Kalo dipikir-pikir nih, aku bisa dibilang
ga ada ketertarikan dengan devisi ini dan ga ada pikiran
sama sekali bakal ‘menyentuh’ apalagi gabung disini.
Disitu masih kelas awal, dan bener-bener ngrasa nol
banget dalam bahasa. I felt like its not my passion. So,
pas berita itu nyampe ke aku, mau nangis, agak jengkel,
bingung, wah pokonya mantap. Bukannya berlebih si ya,
but its real! Dan mau gamau, aku nerima karena, ya
emang gini adanya.

Lanjut sampe akhirnya interview, terus lanjut


dihari-hari berikutnya. Singkat cerita, sampailah pertama
kalinya aku harus do my job! Dan orang-orang akan tau
jati diri baruku. Wah gatau lagi deh tu gimana rasanya.
Karena aku adalah “pengurus baru di tengah masa”.
Malu pasti ada kan ya, jadi bener-bener pas ditempat tu
ada nervous, malu, campur aduk deh. Dan
Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik dan sesuai
keinginan. And I love that.

Waktu terus berjalan, dan pasti ada yang nanya,


enak gak jadi pengurus, apalagi kebahasaan. Kalo ikut
jawaban banyak orang, jawabnya gini “enak kok, tapi
ada gaenaknya juga. Enak gaenak lah”. Tapi kalo aku,
enak si. Jujurly, enak banget. Gatau ya kenapa. Aku
gabisa menyimpulkan enak karena nyaman, atau enak
karena seru. Mungkin pas dihati aja. Dan yang bikin ini
pas dihati, salah satunya ya karena orang-orang
didalamnya. Gacuma satu hal yang aku dapet dari
mereka. Suatu keberuntungan dan kebanggaan bisa
bekerja bareng orang-orang luar biasa ini. Kalo liat
partner-partner ini tu kadang suka minder sendiri.
Karena emang mereka bertalent dan pantes banget untuk
dibanggakan buat sebuah kemajuan bahasa di organisasi.
Jadi aku belajar banyak banget dari mereka. Emang
bener, ga gampang megang bagian kebahasaan. Tapi,
balik lagi sama kitanya gasi? Gimana kita bikin “ga
gampang”-nya itu jadi sebuah keseruan. Dan keseruan
itu lama-lama jadi kenyamanan buat diri kita. Its
depending to all of us guys

Pada intinya, menjadi pengurus bahasa buat saya


adalah cinta. They told me, learn me, and hug me. Dan
terakhir, untuk Qism Al-Lughah,
Ngapunten, Matursuwun, Njenengan niku Candu!

Anda mungkin juga menyukai