Anda di halaman 1dari 2

Kejujuran yang Berbuah Manis

Aku ingin bercerita tentang suatu pengalaman yang membuatku menyadari betapa pentingnya berkata
jujur. Kejujuran adalah nilai yang diajarkan oleh orangtua dan guru kepada kita, dan aku belajar
pelajaran berharga ini ketika aku berada di sekolah dasar.
Hari itu adalah hari Senin yang cerah. Aku dan teman-temanku sedang sibuk dengan pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas. Guru kami, Pak Balo, memberikan tugas untuk menulis esai tentang “Kejujuran.”
Aku berpikir bahwa tugas ini akan menjadi kesempatan bagus untuk berbicara tentang pentingnya
berkata jujur.
Aku sangat semangat dan mulai menulis esaiku. Aku mencoba memahami makna kejujuran dan
bagaimana itu memengaruhi hidup kita sehari-hari. Aku menulis tentang bagaimana kejujuran
membantu kita membangun kepercayaan dengan teman-teman dan keluarga, dan bahwa itu adalah
kunci untuk hubungan yang sehat.
Setelah menyelesaikan esaiku, aku membacanya lagi dan merasa bangga dengan hasilnya. Aku
merasa itu adalah karya terbaikku dan aku yakin Pak Balo akan senang dengan esaiku. Aku
menyerahkan tugasku dengan penuh semangat ketika Pak Balo memintanya.
Beberapa hari kemudian, Pak Balo memberi tahu kami bahwa esai-esai kami akan dibacakan di depan
kelas. Aku merasa senang tapi juga gugup. Aku tidak terbiasa berbicara di depan banyak orang, tapi
aku ingin sekali berbicara tentang pentingnya kejujuran.
Ketika tibalah giliranku untuk membacakan esai, aku berdiri di depan kelas dengan perasaan gugup
yang tidak bisa dihindari. Aku mulai membacakan esaiku dengan penuh semangat, dan aku berbicara
tentang betapa pentingnya berkata jujur dalam hidup kita.
Namun, saat aku membacakan esaiku, aku menyadari bahwa ada suara-suara tawa dari beberapa
teman sekelasku. Aku merasa bingung dan sedikit terluka. Aku berusaha untuk tetap tenang dan
menyelesaikan esaiku dengan semangat.
Setelah presentasiku selesai, Pak Balo memberi tepuk tangan untuk memberikan apresiasi. Aku
merasa sedikit lega, tapi juga ingin tahu mengapa beberapa teman sekelasku tertawa. Ketika tiba
waktu istirahat, aku mendekati beberapa temanku yang terlihat tertawa saat aku membacakan esaiku.
Aku bertanya pada mereka, “Kenapa kalian tertawa saat aku membacakan esaiku?”
Salah satu temanku, Marsya, menjawab, “Maaf, Jihan. Tadi ada yang melihat kertas kerja kamu, dan
mereka menemukan beberapa kesalahan tata bahasa di esaimu. Mereka tertawa karena itu.”
Aku merasa malu dan sedikit marah pada diriku sendiri. Aku menyadari bahwa aku terlalu terburu-
buru saat menulis esaiku dan tidak mengoreksi dengan baik. Aku tahu bahwa kejujuran adalah nilai
yang penting, dan seharusnya aku lebih jujur pada diriku sendiri saat menulis esaiku.
Setelah itu, aku memutuskan untuk berkata jujur kepada Pak Balo. Aku mengakui bahwa aku terburu-
buru saat menulis esaiku dan tidak melakukan perbaikan tata bahasa dengan baik. Aku meminta maaf
karena telah memberikan esai yang tidak sempurna.
Pak Balo tersenyum padaku dan berkata, “Jihan, bapak menghargai kejujuranmu. Ini adalah pelajaran
berharga bahwa kejujuran tidak hanya berkaitan dengan kata-kata, tapi juga dengan tindakan. Jika kita
berkomitmen untuk menjadi jujur, itu juga berarti kita harus jujur pada diri kita sendiri.”
Aku merasa lega setelah berbicara jujur kepada Pak Balo. Dia memberi tahu aku bahwa itu adalah
langkah pertama menuju perbaikan. Aku juga belajar bahwa kejujuran tidak selalu tentang kata-kata,
tapi juga tentang sikap dan tindakan.
Dari hari itu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu berkata jujur, tidak hanya kepada
orang lain, tapi juga kepada diriku sendiri. Aku belajar bahwa kejujuran adalah kunci untuk
membangun kepercayaan, dan itu adalah nilai yang sangat berharga.
Tidak lama setelah itu, Pak Balo memberitahuku bahwa aku akan membacakan esaiku lagi di depan
kelas, kali ini dengan esai yang telah diperbaiki. Aku merasa senang dan bersyukur atas kesempatan
kedua ini. Aku membacakan esaiku dengan bangga, dan kali ini tidak ada tawa. Aku merasa bangga
atas apa yang aku lakukan, dan aku tahu bahwa kejujuran adalah nilai yang benar-benar berharga
dalam hidupku.
Sejak itu, aku terus berusaha untuk menjadi pribadi yang jujur dalam kata-kata dan tindakan. Aku tahu
bahwa kejujuran adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan dengan
diri sendiri. Aku bersyukur atas pelajaran berharga ini yang aku pelajari di sekolah, dan aku akan
selalu menghargai nilai kejujuran dalam hidupku.

Anda mungkin juga menyukai