Anda di halaman 1dari 2

Bangkit dari keterpurukan

Hidup itu terkadang sulit ditebak, bisa disebut juga hidup itu penuh dengan misteri sehingga
kita tidak tau bagaimana nanti kita di masa depan. Aku tidak percaya bahwa aku bisa sampai
dititik dimana aku bisa melewati masa keterpurukanku dan membanggakan orangtuaku.

Saat itu aku baru duduk di bangku smp, kukira smp akan menjadi masa yang menyenangkan
bagiku ternyata semua itu tidak sesuai ekspektasiku. Awalnya memang hidupku dimasa smp
biasa-biasa saja, hingga datang masa dimana aku merasa tak sanggup untuk melewati ini
semua. Saat itu yang menjadi sumber masalah adalah teman-temanku, mereka bercanda
mengenai fisikku yang berkulit hitam, rambut keriting dan suaraku yang sangat cempreng
sehingga banyak orang yang ikut mengejek dan membullyku seperti “Manusia goa tidak
berpendidikan”, “Si keriting hitam”, dan cacian lainnya.

Memang awalnya aku merasa tidak apa-apa memang begini aku apa adanya dan aku
mensyukurinya, namun makin kesini aku merasa cacian itu semakin mengangguku dan
membuatku insecure. Ya, insecure mengenai diriku sendiri. Mengapa orang-orang bisa
mengatakan seenaknya seperti itu tanpa memikirkan perasaan orang lain? Pada saat itu aku
berada dititik dimana aku benar-benar terpuruk dan tidak tau harus berbuat apa. Yang aku
rasakan aku sangat kesepian, tidak mempunyai teman karena fisikku. Rasanya sangat tidak
enak. Menyesakkan, lelah dengan hidup.

Pada awalnya, orangtuaku tidak mengetahui masalah tentang diriku yang dibully, hingga aku
memberanikan diri menceritakan apa yang terjadi pada diriku di sekolah. Saat itu aku
mendapatkan pencerahan dari orangtuaku mereka mengatakan bahwa “Coba nak, kamu
anggap ejekan itu tidak ada. Kewajibanmu di sekolah adalah belajar. Buktikan pada mereka
bahwa kamu yang seperti ini bisa meraih prestasi yang lebih baik dari mereka. Buktikan
bahwa dari pembullyan ini adalah boomerang bagi mereka dan ini bisa menjadi titik maju
untukmu. Dan buktikanlah bahwa suatu saat kamu dewasa akan menjadi orang yang sukses
dan bisa membanggakan dirimu sendiri dan orangtuamu.” Aku merasa sangat termotivasi
dengan kata-kata mereka.

Aku mulai merasa membaik saat duduk di kelas 9 smp. Aku mulai belajar lebih giat lagi,
tidak mempedulikan kata-kata orang mengenai kejelekanku. Aku hanya fokus untuk belajar
demi memasuki SMA favorit. Alhamdulillah, usahaku tidak sia-sia. Aku akhirnya diterima di
SMA favoritku sekarang aku perlu belajar lebih giat lagi demi mencapai cita-citaku. Menjadi
orang yang sukses dan membanggakan kedua orangtuaku.

Beberapa tahun telah terlewati. Sekarang aku sudah kuliah dan menjadi sekretaris di
perkantoran besar, Kuliah aku membayarnya sendiri karena aku tahu kondisi keluargaku
bagaimana dan aku tidak mau merepoti kedua orangtuaku. Hingga 2 tahun kemudian
alhamdulillah aku bisa membeli rumah sekaligus mobil. Orangtuaku sangat bangga dengan
pencapaianku dan tentu saja aku sangat bahagia bisa menggapai semua cita-citaku.
Alhamdulillah.. Semua ini berkat Allah Swt. Dan dukungan yang orangtua dan keluargaku
berikan.
Biodata penulis

Nama : Akira Raffa Rystansyah


Nama panggilan : Akira
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 Mei 2007
Alamat : Jl. Angsana 1 Dj 8 No.10, RT 5/RW 12
No.HP : 087819052007
Hobi : Membaca novel dan mengedit video
Cita-cita : Psikolog

Anda mungkin juga menyukai