Amelia Nur Rahman
Amelia Nur Rahman
XI MIPA 2 ( 09 )
(EROPA)
1. Portugal
a. Politik
Bangsa Portugis berusaha menerapkan kekuasaan di Indonesia terutama di Ternate, Maluku dan
Flores, Nusa Tenggara Timur.
Di Ternate, Portugis mulai menanamkan kekuasanya pada tahun 1512 dan berakhir setelah
bentengnya diserahkan ke Kesultanan Ternate pada 1575. Sementara di Flores, Portugis mulai
berkuasa sejah kedatanganya di Flores pada tahun 151, hingga Portugis menjual pulau Flores ke
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1851.
b. Ekonomi
Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate. Bangsa portugis melakukan sistem
monopoli perdagangan rempah rempah khususnya cengkeh di perdagangan maluku dan ternate.
Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G memengaruhi penyebaran agama Kristen dan
Katolik di Indonesia.
Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang
misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik,
agama Kristen Protestan juga turut tersebar di Indonesia.
d. Budaya
e. Pendidikan
f. Militer
Portugis menanamkan kekuasaan di Indonesia melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan
penguasa setempat, mereka mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia Timur,
termasuk Pulau Ternate, Ambon, dan Solor.
g. Hukum: -
h. Ilmu pengetahuan
Mereka mempelajari berbagai ilmu mengenai geografi dan astronomi yang memungkinkan mereka
berani mengadakan ekspedisi penjelajahan dan ekspansi.
2. Belanda
a. Politik
Salah satu kebijakan politik VOC adalah pengangkatan gubernur jenderal sebagai wakil Pemerintah
Belanda di Hindia Belanda. Salah satu tugas utama dari gubernur jenderal ialah mengatur dan
menjalankan kongsi dagang di Hindia Belanda.
Indirect rule merupakan sistem pemerintahan tidak langsung. VOC atau Belanda mengangkat
rakyat pribumi pilihannya untuk menjadi wakil yang berurusan langsung dengan rakyat pribumi
lainnya
b. Ekonomi
· Verplichte Leverantie
Verplichte Leverantie atau penyerahan paksa merupakan kebijakan ekonomi VOC yang
mengharuskan rakyat untuk menyerahkan hasil buminya kepada VOC. Contoh hasil bumi yang harus
diserahkan kepada VOC ialah lada, kayu, kapas, beras, nila serta gula.
· Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah kepada pihak lain selain VOC.
· Jumlah tanaman rempah-rempah beserta lokasi lahannya juga harus ditentukan oleh VOC.
· Hak ekstirpasi
Hak ekstirpasi merupakan hak yang dimiliki VOC untuk menebang atau memusnahkan
tanaman rempah-rempah saat hasil produksinya melebihi ketentuan.
· Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi merupakan kebijakan ekonomi VOC untuk mengawasi tindakan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku serta menghukum pelanggarnya.
· Preangerstelsel
Preangerstelsel merupakan kebijakan ekonomi milik VOC yang memaksa dan mewajibkan rakyat
untuk menanam kopi dan memberikan hasilnya ke VOC.
· Contingenten, merupakan satu dari sekian hak atau peraturan dagang yang dimiliki VOC. Pajak
ini biasa dikenal dengan Pajak In Natura atau yang sering disebut juga sebagai Pajak Hasil Bumi, yaitu
pembayaran pajak sewa tanah oleh rakyat pribumi dalam bentuk hasil bumi, yang dibayarkan
kepada VOC.
c. Sosial
Recognitie Pennigen, ialah sistem pembayaran atas jasa jasa yang diberikan setiap tahun pada
sultan dan para bangsawan sebagai ganti rugi atas perdaganagn cengkeh.
Dampak dari adanya sistem Recognitie Pennigen ini ialah menderitanya dan tersiksanya masyarakat
akibat pemerasan dan kemiskinan yang berkelanjutan
d. Agama -
e. Budaya -
f. Pendidikan –
g. Militer
· Membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke
Jayakarta ( Batavia )
h. Hukum
Daerah yang dikuasai oleh VOC harus berlaku hukum VOC, baik orang VOC sendiri maupun
Indonesia. Di zaman VOC, peraturan hukum berbeda-beda antara tempat di pantai laut dan daerah
lain yang termasuk dalam kekuasaan VOC.
i. Ilmu Pengetahuan -
Kerajaan Belanda
a. Politik
· Sebelum tahun 1870-an, kebijakan Belanda adalah mengambil tanggung jawab penuh atas
titik-titik strategis dan menyusun perjanjian dengan para pemimpin lokal di tempat lain sehingga
pihak pemerintah akan tetap memegang kendali dan bekerja sama dengan penguasa lokal.
· Hindia Belanda dibagi menjadi tiga Gubernemen, yaitu Groote Oost, Gubernemen Borneo dan
Gubernemen Sumatra, dan tiga Provinsi yang secara khusus hanya ada di Jawa. Provinsi dan
Gubernemen dibagi lagi menjadi Karesidenan—untuk Karesidenan di bawah Provinsi langsung dibagi
menjadi Regentschappen, sedangkan Karesidenan di bawah Gubernemen dibagi menjadi Afdeling
terlebih dahulu sebelum dibagi menjadi Regentschappen
· Pada tahun 1819 gubernur jenderal menghapuskan kekuasaan resmi para bupati atas tanah
dan sebagai gantinya mereka diberi gaji berupa uang
b. Ekonomi
(2) Dalam larangan ini tidak mencakup petak-petak lahan kecil yang
kegiatan usaha.
c. Social
Migrasi
Kebijakan tersebut pertama kali memperkenalkan konsep transmigrasi dari Jawa yang padat
penduduk ke daerah yang kurang padat di Sumatra dan Kalimantan, dimulai dengan skema yang
disponsori pemerintah sejak tahun 1905 dan seterusnya. Namun, jumlah orang yang pindah selama
periode Politik Etis merupakan sebagian kecil dari peningkatan populasi di Jawa selama periode yang
sama.
d. Agama
Dengan prinsip dan dasar liberalisme, yang mengedepankan kebebasan hakhak orang perorangan,
muatan pasal-pasal dalam Regeringsreglement 1854 juga menjamin adanya kebebasan beragama
bagi penduduk di Hindia Belanda
e. Budaya –
f. Pendidikan
Pembukaan pendidikan Barat bagi penduduk asli Indonesia baru dimulai pada awal abad ke-
20; pada tahun 1900. Hanya 1.500 yang bersekolah di Eropa dibandingkan dengan 13.000 orang
Eropa. Akan tetapi, pada tahun 1928, 75.000 orang Indonesia telah menyelesaikan pendidikan dasar
Barat dan hampir 6.500 sekolah menengah, meskipun ini masih merupakan sebagian kecil dari
populasi.
g. Militer
· Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda
(ML-KNIL) didirikan pada tahun 1830 dan 1915 secara berturut-turut.
· Pada bulan Juli 1941, Volksraad mengesahkan undang-undang yang menciptakan milisi pribumi
yang terdiri dari 18.000 orang
h. Hukum
Belanda diratifikasi dengan persetujuan raja Belanda, setelah selesai dalam pembahasan di
Parlemen Belanda. Peraturan tentang tata pemerintahan di Hindia Belanda tersebut dinamakan Het
Reglement op Het Beleid der Regering van Nederlandsch-Indie atau disingkat Regeringsreglement
1854, yang berisi 130 pasal.
3. Prancis
a. Politik
· Membagi negeri menjadi sembilan Prefektorat dan satu di bawah administrasi perhutanan
b. Ekonomi
· Contingenten yaitu kewajiban rakyat menyerahkan hasil bumi sebagai pajak kepada
pemerintah
· Verplichte Leverantie yaitu kewajiban rakyat menjual hasil panen hanya kepada pemerintah
Belanda dengan harga yang telah ditentukan.
· Menjual tanah-tanah Negara kepada pihak swasta atau partikelir (landelijk Stelsel)
c. Sosial
Kerja rodi yaitu kerja paksa bagi penduduk untuk membuat jalan raya Anyer Panarukan
Sejak rezim pemerintahan colonial Daendels, penduduk pribumi diperlakukan sebagai factor dan
system produksi terutama untuk dieksploitasi tenaga kasarnya di lapangan, misalnya dalam proses
penanaman, pemeliharaan, penuaian, pengerjaan jalan (Jalan Raya Pos). Dengan demikian, pada
aspek social peranan tenaga pribumi ditempatkan pada lapisan bawah,sebagai buruh atau pekerja
kasar yang diatasnya terdapat orang Eropa sebagai pengambil prakarsa.
d. Agama -
e. Budaya
f. Pendidikan
Daendels memerintahkan mantan sultan Cirebon mendirikan tiga sekolah tari untuk anak
perempuan Gubernur jenderal itu juga mendorong penduduk “Eropa”, khususnya di Batavia,
mengirimkan anak-amak mereka ke sekolah tempat mereka akan bicara bahasa Belanda. Pada masa
pemerintahannya, program pendidikan dan pengajaran bagi kaum pribumi belum merupakan
prioritas utama, dan bahkan hanya terbatas bagi kalangan tertentu, pejabat pribumi dan golongan
Eropa. Namun dalam proses moderenisasi suatu masyarakat, pengajaran dan pendidikan merupakan
indicator penting.
g. Militer
· Membangun jalan raya Anyer-Panaurkan untuk memudahkan mobilisasi pasukan dan logistik
perang
h. Hukum
Daendels memutuskan untuk melakukan pemisahan kelompok penduduk yang berbeda dalam
urusan peradilan. Daendels memberikan setiap kabupaten dan setiap prefektorat (di atas
kabupaten) pengadilannya sendiri, yang terdiri atas orang-orang Bumiputera (bupati) dan dengan
dua orang Eropa di pengadilan-pengadilan prefektorat. Dengan demikian, Daendels membentuk
kantor pengadilan, yaitu Pengadilan Wilayah dan Pengadilan Bumiputera (Landgericht) untuk setiap
Prefektorat, dengan satu majelis bupati dan sang prefek sebagai ketua majelisnya
i. Ilmu Pengetahuan -
4. Inggris
a. Politik
· Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan, yang terdiri atas beberapa distrik. Setiap distrik
terdapat beberapa divisi (kecamatan) yang merupakan kumpulan dari desa-desa.
· Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
b. Ekonomi
· Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan pemerintah hanya
berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling
menguntungkan.
· Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie) karena dianggap terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.
· Menetapkan sistem sewa tanah (landrent). Sistem ini didasarkan pada anggapan bahwa
pemerintah kolonial adalah pemilik tanah dan para petani dianggap sebagai penyewa (tenant) tanah
pemerintah. Oleh karena itu, para petani diwajibkan membayar pajak atas penggunaan tanah
pemerintah.
· Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan. Namun, karena petugas tidak cukup
akhirnya dipungut per desa. Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa
melalui bupati.
c. Sosial
· Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
d. Budaya
f. Militer –
g. Pendidikan
Raffles aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan
ilmu pengetahuan
h. Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels.
Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar-kecilnya
kesalahan. Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh keadilan. Oleh
karena itu, harus ada benteng yang sama bagi setiap warga negara.
Raffles membentuk Pengadilan Yudisial (Court of Justice), Pengadilan Permintaan untuk Urusan-
urusan Kecil (Court of Requests for Small Debts), dan Magistrat Pengadilan Polisi, yang memutuskan
perkara-perkara peradilan, sipil, dan militer.
i. Ilmu Pengetahuan
· Ditulisnya buku berjudul History of Java. Dalam menulis buku tersebut, Raffles dibantu oleh
juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.