Laporan Praktikum Kultur
Laporan Praktikum Kultur
KULTUR BIJI
Disusun oleh :
1. Neny Andriyani (14304241022)
2. Theopile Niyonsaba (14304249903)
B. Pembahasan
Praktikum kultur jaringan kali ini berjudul kultur biji yang bertujuan untuk
mengetahui cara menumbuhkan biji pada medium yang mengandung unsur hara,
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam
kondisi aseptik. Sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Eksplan kultur biji pada praktikum ini
adalah biji jagun yang ditumbuhkan pada dua jenis media pertumbuhan yaitu
Murashige & Skoog (MS) dan media Agar Kosong.
Langkah yang dilakukan pada praktikum kultur biji ini adalah memilih biji
yang akan ditanam dengan merendamnya pada air, biji yang dipilih adalah biji yang
tenggelam dengan asumsi biji yang tenggelam adalah biji yang memiliki berat jenis
lebih tinggi dari air, serta struktur biji nya masih utuh, endosperm, kotiledon, embriyo
masih ada dalam biji.
Langkah selanjutnya adalah sterilisasi. Praktikan wajib menggunakan jas lab,
sarung tangan (glove), masker, dan dalam keadaan steril dengan membasuh tangan
dan sarung tangan menggunakan alkohol 70% serta jas lab disemprot dengan alkohol
70%. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kontaminasi dari praktikan, terutama
saat bekerja pada LAF.
Prosedur sterilisasi biji adalah sebagai berikut biji dibersihkan dengan
detergen sebanyak 50 ml, bilas 3 kali menggunkan aquades steril, langkah ini berguna
untuk memecah koloni kontaminan agar lebih peka terhadap bahan pensteril, serta
melarutkan kotoran yang berupa lemak dan minyak yang menempel dipermukaan biji.
Selanjutnya biji direndam pada klorox 10 % atau 5 ml klorox ditambah air hingga
volumenya 50 ml, kocok rendaman biji jagung selama 10 menit. Chlorox digunakan
dalam sterilisasi permukaan berfungsi sebagai desinfektan.
Sterilisasi selanjutnya dilakukan di Laminar air flow, Laminar air flow
sebelum digunakan di sinari dengan sinar UV, setelah akan digunakan di
matikan,meja dan dinding LAF dilap menggunakan kanebo yang direndam alkohol
70%. Blower dinyalakan. Alat alat yang akan digunakan bekerja dalam laf (skalpel
steril, petridish, media Ag 0 dan Ms 0, botol jamp, pinset, burnsen dsb) disterilkan
dengan kanebo yang direndam alkohol 70%. Masukan alat-alat tersebut kedalam LAF
segera setelah di sterilisasi. Biji rendam dengan fungisida 50 ml, kocok selama 30
menit fungisida berfungsi sebagai anti fungi. Biji dibilas menggunakan alkohol 70%
bilas menggunakan akuades steril untuk menghilngkan bahan-bahan yang digunakan
untuk sterilisasi.
Langkah kedua adalah penanaman, biji jagung dipindah ke media MS0 dan
Ag0 secara aseptis. Selama penanaman burnsen dinyalakan untuk menambah tingkat
sterilitas. Biji diletakan pada cawan petri steril yang ditutup. Pinset direndam dalam
alkohol 70%, tiap akan digunakan piset dibakar terlebih dahulu, lubang botol media
juga dipanaskan, pemindahan biji kedalam botol media dilakukan didekat api. Setiap
botol media ditanami dua biji. Setelah kedua biji ditanam dalam media media ditutup
kembali menggunakan plastik, kemudian di lapisi dengan plastik warp.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 7 hari, biji dari
kelompok 2 tidak berkecambah baik yang ditanam pada media Ag 0 maupun MS0.
Biji yang di tanam di dalam media MS0 mengalami kontaminasi, sedangkan pada
media agar kosong tidak tumbuh. Terkontaminasinya media MS0 dimungkinkan
terjadi saat penanaman eksplan kedalam botol kultur, sering terjadi hal-hal yang tidak
disadari saat penanaman seperti siku menempel pada meja laf sehingga ada bakteri
atau spora jamur yang menyebar pada laf, penanganan untuk media yang
terkontaminasi adalah dengan mengeluarkan dari lab kultur dan merebus media
beserta wadahnya. Selebihnya praktikan sudah mengupayakan proses strilisasi dan
penanaman secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi.
Eksplan yang ditanam pada media agar kosong tidak tumbuh berberapa faktor
yang menyebabkan tidak tumbunya eksplana pada agar kosong antara lain karena
faktor biji, media yang tidak mengandung mikronutrien dan makro nutrien pada
media agar kosong sehingga biji tidak tumbuh secara optimal.
Berdasarkan hasil praktikum menggunakan data kelas pertumbuhan eksplan
lebih cepat dan lebih banyak pada media MS kosong, yaitu jumlah biji yang
berkecambah sebanyak 22 biji dan mulai terlihat perkecambahan pada hari ke 2. Hal
ini dikarenakan kandungan makro nutrien dan mikro nutrien pada media MS 0 antara
lain NH4.NO3, KNO3, CaCl2.4H2O, MgSO4.4H2O, KH2.PO4, Myo- inositol, Sukrose,
Iron stok , Mikronutrien, Vitamin stok, Bubuk agar, akuades, dalam jumlah yang
sesuai akan membantu proses perkecambahan.
Pertumbuhan eksplan dalam media agar kosong lebih lambat dari pada
pertumbuhan di medium MS 0 yaitu teramati pada hari ke 8 sudah ada 10 eksplan
yang tumbuh. Meskipun pada media agar kosong tidak mengandung mikro nutrien
namun pada biji jagung sudah memiliki sumber energi untuk perkecmbahan yang
tersimpan pada endosperma sehingga.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses penanaman eksplan biji jagung diawali dengan sterilisasi biji kemudian
penanaman eksplan pada medium agar kosong dan MS kosong
2. Perkecambahan biji jagung lebih efektif pada medium pertumbuhan MS kosong
Daftar pustaka
Anonim. 2016. Fase perkecamabahan jagung. http://bp4k.blitarkab.go.id/wp-
content/uploads/2016/09/Fase-Pertumbuhan-tanaman-jagung2.pdf
Hendaryono, D. P. S dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta: Kanisius.
Murni ,A.M dan R.W. Arief., 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Rahmat Rukmana. 1997. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius. Jogjakarta
Sutrisno Koeswara. 2009. Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk diversifikasi
pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suryowinoto. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In vitro. Yogyakarta: Kanisius.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman; Solusi Perbanyakan Tanaman Budi Daya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran