Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN TN.“R” PADA NY.


“D” DENGAN KURANGNYA PEMAHAMAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PURI
KENCANA DESA SUMBERGIRANG KECAMATAN PURI KABUPATEN
MOJOKERTO

Disusun Oleh:

Dyah Fajarwati Arofah (1815401011)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

PRODI D3 KEBIDANAN SEMESTER IV

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..

BAB III TINJAUAN MASALAH ……………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Sudah menjadi pandapat umum bahwa kondisi gizi yang optimal dari anak – anak
sekarang, terutama pada bayi adalah sesuatu hal yang mutlak demi kesehatan dan
pertumbuhan yang baik pada masa mendatang. Disamping itu diakui pula bahwa untuk bayi,
air susu ibu (ASI) adalah satu – satunya sumber zat makanan alamiah yang perlu dilindungi
serta si promosikan di seluruh negara (Resolusi WHA 34, 22)
Pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan
bagi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat tergantung kepada informasi yang
diterima oleh ibu – ibu (WHO, 1979; Baer 1981)
Khusus mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi di pedesaan,
disamping penakaran susu yang kurang tepat juga sering disebabkan karena penyapihan yang
terlalu dini. Pada masyarakat yang buta gizi dimana air susu ibu diganti dengan air
tajin/pisang. Kekurangan kalori dan protein pada bayi ini sangat berbahaya karena jumlah sel
otak dan juga luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf terganggu/terhenti
sehingga menyebabkan penurunan kapsitas mental, intelektual dan juga fisik dimasa
mendatang.
Dari Hasil Survey di dusun Kedung Betik banyak ditemukan Masyarakat yang
mmepunyai bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan Asi sejak lahir. Selian masalah kurangnya
pengetahuan tentang asi eksklusif masalah yang lain adalah mengenai kesehatan lingkungan
dan ekonomi penduduk yang rendah, pendidikan yang rendah, karena mengacu pada 9 SKA
maka kami mengambil/mengangkat masalah kurangnya pengetahuan tentang Asi eksklusif
yang ada di dusun Kedung Betik, Desa Kedung Betik. Maka dari itu praktek lapangan (PKL)
merupakan bentuk pembelajaran klinik dengan menerapkan materi yang telah didapat
dibangku kuliah terutama mata kuliah kebidanan kemunitas pada keluarga, dimana
mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan di masyarakat dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan individu, keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kebidanan serta dapat mengembangkan Asuhan Kebidanan
Komunitas pada keluarga dengan menggunakan manajemen kebidanan dan
pengorganisasisan masyarakat.
B.    Tujuan
  a. Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran fungsi dan tugas bidan serta dapat
mengembangkan sikap etis, nasionalisme dan profesionalisme dalam melaksanakan praktek
kebidanan
b. Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasikan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah – masalah kesehatan
dasar dalam keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap anggota
keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah produktivitas anggota keluarganya
Meningkatkan produktivitas keluarga dan meningkatkan mutu hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Dasar ASI Eksklusif

1. Pengertian

ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan tanpa makanan
pendamping ASI

2. Komposisi air susu ibu

a.       Proatein
Protein dari susu (curd) disebut kasein kadar protein yaitu laktal bumil dan laktal globulin
lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi
b.      Lemak
Air susu ibu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jenuh yang sama kadarnya, yang
dapat diabsorbsi oleh bayi secara lebih mudah daripada butir-butir lemak yang terdapat pada
susu sapi. Kadar kolesterol alebih tinggi dari pada susu sapi 
c.       Karbohidrat
Mengandung faktor bifidus, dan faktor ini tidak terdapat di dalam air susu sapi. Faktor-faktor
pelindung ini semua ada di dalam air susu ibu yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar
faktor ini berubah selama masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunilogisnya sendiri.
Perlu diulangi disini bahwa :
a.       Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian air susu ibu yang terus menerus, paling
tidak selama 4 bulan, merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi
terhadap penyakit
b.      Bahkan hanya dengan sekali minum air susu sapi dapat menyebabkan kerusakan faktor
pelindung alami
d.      Garam mineral
Natrium  dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia
Kalsium, fosfor, magnesium  kadarnya dalam air susu ibu lebih cocok untuk bayi
dibandingkan kadarnya yang lebih tinggi pada air susu sapi
e.       Zat besi
Kadar zat besi yang rendah tidak mengurangi sifat anti infeksi dan laktofenin
f.       Vitamin
Kadar vitamin Asphixia, B, C, D dan E lebih tinggi dibandingkan kadarnya dalam air susu
sapi, tetapi terdapat lebih sedikit vitamin K dalam air
g.      Faktor pelindung
Terdapat di dalam air susu ibu maupun di dalam kolostrum
                                    1.      Imunoglobin protektif
                                    2.      Laktofenin
                                    3.      Lisosom
                                    4.      Faktor antitripsin
                                    5.      Faktor bifidus

3. Keuntungan ASI bagi bayi

a.       ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena :


-          Mudah dicarna dan diserap
-          Selalu bersih dan segar
-          Aman
b.      Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat
c.       ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
d.      ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
e.       Untuk menjalani hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

4. Keuntungan meneteki bagi ibu

a.       Mencegah perdarahan pada masa nifas


b.      Membantu segera mengembalikan alat-alat kandungan
c.       Tidak merepotkan atau tidak perlu merebus botol dan membuat susu
d.      Menghemat biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
e.       Praktis karena itu tidak perlu membawa botol bila bepergian
f.       Menjalin hubungan yang akrab antara ibu dan bayi
g.      Menunda masa kehamilan

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI


Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
1.      Perubahan sosial budaya

a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya


b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol

2.      Faktor psikologis


a.       Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
b.      Tekanan batin
3.      Faktor fisik ibu
Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dsb
4.      Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan
atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI
5.      Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
6.      Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan
pengganti ASI dengan susu kaleng

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki

1.      Susuilah bayi segera setelah melahirkan


2.      Bayi harus diberi minum bila lapar dan tidak perlu jadwal secara padat
3.      Berilah ASI pada bayi sampai umur 2 tahun
4.      Cuci tangan sebelum dan sudah meneteki
5.      Sebelum dan sesudah meneteki puting susu dibersihkan
6.      Setelah meneteki, mulut bayi dibersihkan
7.      Selama meneteki usahakan bayi selalu menghisap
8.      Hindarkan agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara ibu
9.      Meneteki tidak boleh tergesa-gesa agar tidak tersedak, kemudian bayi disendawakan
dengan cara menepuk punggung bayi

7. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

1.      Makanan ibu


Ibu makan secara teratur dan cukup gizi, selain itu dianjurkan minum lebih banyak, kira-kira
8 – 12 gelas sehari, misal susu, air, kacang hijau, air buah
2.      Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu selalu dalam kondisi tenang.
Apabila ibu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional
akan menurunkan produksi ASI 
3.      Frekuensi menyusui
4.      Istirahat yang cukup
5.      Perawatan payudara yang teratur
BAB III

TINJAUAN MASALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN TN.“R” PADA NY.


“D” DENGAN KURANGNYA PEMAHAMAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PURI
KENCANA DESA SUMBERGIRANG KECAMATAN PURI KABUPATEN
MOJOKERTO

PENGKAJIAN

Tanggal : 16 Mei 2020

Jam : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Tn. R

SUBJEKTIF

I. A. Identitas Keluarga

Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. R

Umur : 30 Tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Penghasilan /bulan : Rp 2.500.000

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Puri Kencana, Sumbergirang

Nama Istri : Ny. “D”

Umur : 26 Tahun
Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Penghasilan /bulan : Rp -

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Usia pertama kali menikah : 25 Tahun

Jarak rumah dengan tenaga kesehatan : kurang dari 1 Km

Alat Transportasi Kendaraan : Sepeda Motor

B. Komposisi Keluarga

Hubungan Keadaan
No Nama JK Umur pendidikan pekerjaan
Keluarga kesehatan
1 Tn “R” L Suami 30 th SMA Wiraswasta Sehat
2 Ny “D” P Istri 26 th SMA IRT Sehat
3 An “Z” P Anak 5 bulan - - Sehat
4

C. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan
D. Status Imunisasi Keluarga (Hanya untuk yang Memiliki Balita)

Status Imunisasi
No Nama TT DPT Hepatitis Campak
BCG
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 An “Z” s s s s s s s s s s s s
E. Tipe dan Bentuk Keluarga

Keluarga ini termasuk keluarga yang sejahtera karena sudah tinggal di rumah
sendiri yang merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak.

F. Latar Belakang Kebudayaan Keluarga

Ibu mengatakan berasal dari keluarga yang berlatar belakang Jawa sehingga dalam
berkomunikasi, ibu dan keluarga menggunakan Bahasa Jawa.

G. Agama

Ibu mengatakan bahwa seluruh keluarganya beragama islam.

H. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Ibu mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup pendapatan sang suami
sudah mencukupi dengan termasuk biaya-biaya untuk yang lain.

I. Aktifitas Rekreasi Keluarga


Ibu mengatakan jika hari libur biasanya diisi dengan kegiatan liburan sekeluarga
atau melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda.

II. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap keluarga ini pada tahap dengan anak balita.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

No Anggota Kel Umur Riwayat Kesehatan Yang Lalu

1. Tn.”K” 30 thn Tn”K” mengatakan tidak pernah menderita penyakit


seperti penyakit kuning, paru- paru, kencing manis,
asma, TBC dll
2. Ny. “D” 26 thn Ny”D”mengatakan tidak pernah menderita penyakit
seperti penyakit kuning, paru-paru, kencing manis,
asma, TBC dll
3. An. “Z” 5 bln Ibu mengatakan pada An”A” tidak pernah menderita
penyakit seperti penyakit kuning,paru-paru,kencing
manis,asma,TBC dll
III. Data Lingkungan
a. Denah Rumah

b. Keadaan Rumah
Jenis Rumah : Permanen
Luas Rumah : 12 x 7 m2
Dinding : Batu bata
Atap : Genting
Langit-langit : Asbes
Lantai : Kramik
Penerangan : Ada, cukup terang
Ventalisasi : Ada
Jendela : Ada
Kepemilikan : Milik Sendiri

c. Karakteristik Lingkungan Sekitar Rumah


Dapur : Ada
Air bersih : Sumur gali (sanyo)
Pembuangan sampah : Ada tempatnya namun tidak ditimbun
Jamban keluarga : Ada, WC jongkok
Kamar mandi : Ada, di dalam rumah
Pekarangan dan Selokan :
- Pengaturan : -
- Kebersihan : Bersih, sampah langsung dibuang
- Air Limbah : SPAL keluarga adalah SPAL tertutup sehingga airnya tidak
mengalir kemana-mana
Hewan Ternak
- Jenis : Kucing
- Kandang : Ada
d. Mobilitas Geografis Keluarga
Kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan istrinya sebagai ibu rumah tangga
biasa, keluarga ini merupakan penduduk setempat.

IV. Struktur Keluarga


a. Pola Komunikasi
Jangkauan komunikasi fungsional/ difungsional
- komunikasi fungsional keluarga menggunakan Bahasa Jawa
- keluarga biasanya berkomunikasi saat makan besama dan saat kumpul
bersama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn “R” mengetahui pentingnya kesehatan, maka dari itu jika ada
keluarga ada yang sakit maka segera di bawa ke tempat kesehatan terdekat. Dan
juga keluarga Tn “R” merupakan orang yang peduli tentang kebersihan
lingkungan.
c. Struktur Kekuasaan
1) Proses Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga sebelum mengambil keputusan selalu di rundingkan terlebih
dahulu dalam melakukan tindakan.
2) Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Ibu, keluarga, bidan/tenaga kesehatan, lingkungan mempengaruhi kekuasaan
dalam keluarga yang berhak memutuskan sesuatu dalam keluarga adalah
suami.
3) Pengambilan Keputusan (yang dominan)
Ibu mengatakan pengambilan keputusan yang paling dominan berada pada
suami, karena suami sebagai kepala keluarga.
d. Nilai dan Norma keluarga
Nilai dan norma budaya keluarga tidak ada peraturan khusus dalam keluarga Tn
“R” (kecuali wajib salat 5 waktu terhadap anggota keluarga) hanya saja aturan
yang sudah biasa di jalankan seperti saling menghormati dan saling terbuka satu
sama lain jika sedang ada masalah.
e. Struktur Peran
1) Struktur Peran Normal
- Bapak
Suami dari istri dan bapak dari anak. Berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga dan anggota dari kelompok masyarakat
- Ibu
Istri dari suami dan ibu dari anak. Berperan mengurus rumah tangga,
pengasuh, pendidik, pelindung bagi anak dan sebagai anggota masyarakat.
2) Faktor yang Mempengaruhi Struktur Peran
Ibu mengatkan semua anggota keluarga selalu mendukung dan menghormati
setiap peran dari masing-masing anggota keluarga agar terciptanya kerukunan
antar anggota keluarga.

V. Fungsi-Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Ibu mengatakan hubungan antara keluarga baik, tidak ada pertingkaian antara
anggota keluarga.
b) Fungsi Ekonomi
1) Ibu mengatakan kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dengan
penghasilan yang cukup.
2) Keuangan di atur oleh ibu, kepala keluarga menyerahkan penghasilan sesuai
dengan apa yang di dapatkan dan ibu membelanjakan sesuai dengan
kebutuhan.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Keyakinan dan Pegertian tentang kesehatan
Ibu mengatakan jika salah satu anggota keluarga sakit langsung berobat ke
bidan atau ke tenaga kesehatan lainnya.
2) Mengenal Masalah Kesehatan
Ibu dan Bapak
3) Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Ibu dan Bapak
4) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Ibu dan bapak mampu merawat anaknya, jika ada salah satu ada anggota
keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lainnya juga akan merawat
anggota yang sakit.
5) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Istri dari bapak rajin datang ke posyandu setiap bulan untuk pemeriksaan
kesehatan balitanya.
6) Prilaku Kesehatan
- Dalam keluarga ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan
- Ibu mengatakan dalam keluarga suami tidak merokok
7) Status Kesehatan dan Kerentanan Terhadap Sakit yang diketahui oleh
Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sering sakit
8) Praktik Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Bapak
Makan 3 x/hari, minum kita-kira 8-9 gelas/hari, dengan menu nasi, lauk-
pauk, sayuran dan buah-buahan, minum air putih kadang teh
Ibu
Makan 3x/hari minum kira-kira 8-9 gelas/hari, dengan menu nasi, lauk-
pauk, sayuran dan buah-buahan, minum air putih dan juga susu.

- Anak
Ibu mengatakan anaknya ini hanya minum ASI saja tanpa tambahan susu
formula.
9) Kebiasaan Tidur Dan Istirahat
- Bapak : Tidur Siang : Tidak tidur siang
Tidur Malam : Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Ibu : Tidur Siang : Jarang Tidur
Tidur Malam : Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Anak : Tidur Siang : Jam 13.00 --15.00 WIB
Tidur Malam : Jam 20.00 – 04.45 WIB
10) Kebiasaan latihan olahraga dan rekreasi
Dalam keluarga bersepeda atau rekreasi saat waktu liburan atau seminggu
sekali dilakukan bahkan untuk rekreasi bisa jarang.
11) Kebiasaan penggunaan obat (bebas, resep, atau tradisional)
Keluarga mengatakan tidak selalu membeli obat dari warung
12) Praktik dalam perawatan diri
-Bapak
Mandi : 2x /hari
Gosok gigi : 2x /hari
Keramas : 2 hari sekali
Ganti baju : 2x setelah mandi / bila basah atau kotor
-Ibu
Mandi : 2x /hari
Gosok gigi : 2x /hari
Keramas : 2 hari sekali
Ganti baju : 2x setelah mandi / bila basah atau kotor
13) Pelayanan kesehatan yang biasa diterima oleh tetangga
Ibu mengatakan bisa menerima pelayanan kesehatan dari bidan terdekat
14) Persepsi keluarga terhadap pelayanan kesehatan
Ibu mengatakan lebih senang berobat ke puskesmas jika ada anggota keluarga
yang sakit
15) Sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan
Ibu mengatakan sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan dari suami

16) Fungsi religius


Bapak dan Ibu menjalankan sholat 5 waktu dan membaca al-quran
17) Fungsi rekreasi
Dilakukan 2x dalam sebulan
18) Fungsi reproduksi
 Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suami 3x dalam
seminggu
 Ibu mengatakan masih menginginkan anak lagi
VI. Koping Keluarga
a. Stresor – stresor keluar jangka panjang dan jangka pendek
Ibu mengatakan tidak menjalani rasa khawatir saat ini dan pemikiran kekhawatiran
nantinya
b. Strategi koping dalam menghadapi stress baik intern maupun ekstern
Ibu mengatakan berusaha rileks jika ada masalah dan diselesaikan dengan
musyawarah terlebih dahulu lalu diselesaikan secara bersama – sama
VII. Keadaan Gizi Keluarga
a. Pemenuhan gizi
Ibu mengatakan tidak setiap hari masak sendiri.
b. Upaya – upaya lainnya
Ibu mengatakan jika ibu sedang memasak sendiri selalu memasak makanan yang
bervariasi dirumah.
VIII. Pengetahuan Tentang Kesehatan Umum, KIA, Sumber Informasi dan
Implementasinya

No Komponen Pengetahuan Tahu Tidak Implementasi

1 Cuci tangan  Sebelum & sesudah makan


dan sebelum & sesudah
melakukan aktivitas

2 Persalinan dengan nakes  nakes

3 Merokok dalam rumah  Didalam & diluar rumah

4 Penggunaan air bersih  sumur

5 ASI eksklusif  Ibu kurang paham akan


pengetahuan asi eksklusif

6 Menimbang bayi dan balita  Ya, menimbang diposyandu

7 Makan buah dan sayur setiap hari  Mengonsumsi buah dan sayur

8 Memberantas jentik nyamuk  Ya, dengan menguras bak


mandi

9 Ventilasi rumah  Cukup

10 Melakukan aktivitas fisik setiap Melakukan pekerjaan rumah


hari 

11 Lantai rumah  Keramik

12 Pengelolahan limbah rumah  Dibuang


tangga

13 System pengelolaan air minum  Dimasak

14 Jarak kandang ternak dengan  Di dalam teras rumah


rumah

15 Penggunaan jamban sehat  Ada

IX. Pemeriksaan Fisik


Biodata Subjektif
Nama           : Ny ”D”
Keadaan Umum  : Baik
Kesadaran           : Composmentis
Postur tubuh        : Normal, tidak ada kelainan
TB                       : 160 cm
BB                       : 58 kg
Lila                      : + 25,5 cm
Tekanan Darah    : 110/70 mmHg       Suhu    : 36,7 oC
Nadi                    : 80 x/menit             RR       : 20 x/menit
a.       Inspeksi
Kepala                     :  Rambut hitam panjang, tidak rontok, tidak ada ketombe, bersih
Muka                       :  Tidak pucat, tidak oedem.
Mata                        :  Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak icterus, tidak oedem
Hidung                    :  Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut/gigi               :  Simetris, bersih, tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher                       :  Tidak ada pembesaran kelenjar tiriod dan tidak ada pembendungan
vena jugularis
Dada/Payudara       :  Simetris, tidak ada retraksi interoostae, payudara membesar,
hyperpigmentasi pada areola, dan puting susu bersih 
Abdomen                :  Terdapat linea nigra, striealbican, tidak ada luka bekas operasi 
Punggung                :  Tidak ada kelainan
Genetalia                 :  Bersih, tidak oedem, tidak ada condiloma akuminata 
Anus                        :  Tidak ada hemoroid
Exs. Atas & bawah    : Simetris, tidak oedem -/-, tidak ada gangguan pergerakan
b.      Palpasi
Leher             : Tidak ada perbesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembendungan vena
jugularis
Ketiak           : Tidak ada benjolan
Payudara       : Colostrum +/+, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen      : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit baik
c.       Auskultasi
Dada             : Tidak ada ronchi dan wheezing
d.      Perkusi
Abdomen      : Tidak kembung

X. Analisa Masalah
No. DATA ANALISA DATA
1. DS : Ibu mengatakan tidak tahu tentang Ketidaktahuan ibu tentang manfaat
manfaat ASI dan teknik cara menyusui ASI dan teknik cara menyusui
dengan benar. dengan benar.
DO : Ibu tidak dapat menyebutkan
manfaat ASI ASI dan teknik cara
menyusui dengan benar.

XI. Prioritas Masalah


Ketidaktahuan ibu tentang manfaat ASI dan teknik cara menyusui dengan benar.

No Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan


Ibu tidak mengetahu tentang
1. Sifat Masalah (2/3)x1 1 2/3
manfaat ASI dan teknik cara
menyusui dengan benar.

2. Kemungkinan masalah (2/2)x1 2 2 Masalah sebenarnya dapat di ubah,


dapat di ubah tetapi secara bertahap, sesuai
dengan pemahaman keluarga.
Keinginan keluarga untuk
3. Potensi masalah untuk (3/3)x1 1 2/3
mengetahui tentang manfaat ASI
di ubah
4. Menonjolnya masalah (0/2)x1 1 0 Ibu tidak merasakan sebagai
masalah dan tidak perlu segera di
tangani.

Jumlah 2 4/3

XII. INTERVENSI

Tanggal : 16 Mei 2020

Jam : 11.00 WIB

DS : 1. Ibu tidak mengetahui tentang manfaat ASI dan teknik menyusui yang benar

DO : 1. Ibu tidak dapat menyebutkan manfaat ASI dan tekni cara menyusui yang benar

Tujuan : 1. Ibu mengetahui tentang manfaat ASI dan teknik cara menyusui yang benar

Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan sehubungan dengan
mmanfaat ASI dan melakukan teknik cara menyusui dengan benar.

Intervensi :

1. Beritahu ibu tentang manfaat ASI


Rasional : Agar ibu mengerti tentang manfaat ASI
2. Ajarkan ibu teknik cara menyusui dengan benar
Rasional : Agar bayi terpenuhi nutrisinya dengan cukup
3. Ajarkan ibu perawatan payudara
Rasional : Dengan melakukan perawatan payudara dapat memperlancar keluarnya
ASI di samping itu payudara bisa terjaga dan terawatt dengan bersih
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) minimal hingga
mencapai usia 6 bulan dan maksimal sampai umur 2 tahun (ASI EKSKLUSIF)
Rasional : dengan isapan bayi pada payudara ibu dapat merangsang pengeluaran
hormon oksitosin yang membantu infulusio uteri dan semakin sering bayi menghisap
maka semakin banyak pula ASI keluar/produksi ASI lancar sehingga nutrisinya dapat
terpenuhi dengan baik.
XII. IMPLEMENTASI

Tanggal 16 Mei 2020

1. Memberitahu ibu tentang manfaat ASI


 Manfaat bagi ibu :
a. Memberikan asi segera melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim berarti
mengurangi resiko pendarahan.
b. Memberi asi juga membantu perkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
c. Beberapa ahli mengatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui
sangat rendah.
d. Menambah panjang kembalinya tingkat kesuburan paska melahirkan sehingga jarak
kehamilan dengan satu panjang atau menunda kehamilan yang berikutnya (dr Suririnah
2009)
 Manfaat bagi bayi :
a. Asi adalah makanan alami yang do sediakan untuk bayi komposisi nutrisi yang sesuai
untuk perkambangan bayi sehat.
b. Asi mudah dicernah oleh bayi.
c. Jarang menyebabkan konstipasi.
d. Nutrisi yang di kandung oleh asi sangat mudah diserap oleh bayi.
e. Asi kaya akan anti bodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu untuk melawan infeksi
penyakit lainnya.
f. Asi dapat mencegah karies karena mengandung mineral serum.
g. Dari suatu penelitian di Dermark menemukan bahwa bayi yang diberikan asi lebih dari 9
bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas.
h. Memberi asi juga akan menambah ikatan ibu dan bayi.
2. Mengajarkan ibu teknik cara menyusui yang benar.
3. Mengajarkan cara perawatan payudara.
4. Mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on demand) minimal hingga
mencapai umur 6 bulan dan maksimal sampai umur 2 tahun (ASI EKSKLUSIF).
XIV. EVALUASI

Tanggal 16 Mei 2020

S    :  Keluarga mengatakan memahami apa yang dijelaskan oleh petugas kesehatan

O :  1. Ibu mengerti tentang mafaat ASI dan teknik menyusui yang benar

2. Ibu mau melakukan perawatan payudara

A   :  Rencana belum berhasil


P    :  Mengadakan kunjungan rumah 1 minggu lagi 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38422539/KELUARGA_BINAAN_pada_Pemberian_MPASI_6_
Bulan.docx
https://www.academia.edu/10527916/ASUHAN_KEBIDANAN_KOMUNITAS_PADA_KE
LUARGA_Tn_M_
http://amilatusshalihah-unipdu.blogspot.com/p/asuhan-kebidanan-komunitas-keluarga-
tnk.html

Anda mungkin juga menyukai