Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISIS KIMIA TERAPAN

TEH DAUN KELOR

Penyusun :

1. NUR AINI 9276/163.036 (21)


2. NURMA HANIK 9277/164.036 (22)
3. OKTA DWI PUSPITA 9278/165.036 (23)
4. PUTRI EKA F 9277/164.036 (24)

PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 CERME – GRESIK
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA, TEKNOLOGI
INFORMASI & KOMUNIKASI, KIMIA & SENI, KERAJINAN &
PARIWISATA
Jl. JuritKec.Cerme, Kab. Gresik, Telp (031) 7992471, Fax (031) 7994569
e-mail :smkn1cermegresik@yahoo.co.id Website :
http://smkn1cermegresik.sch.id
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan praktek tentang “Menganalisis kadar abu dalam teh
daun kelor”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Luluk Masruchah selaku
guru Mata pelajaran AKT (Analisis Kimia Terapan) yang telah membantu kami dalam
praktek tersebut.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya dan teman-teman sekalian.

Gresik, 27 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
JUDUL LAPORAN.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................6
1.3 Tujuan........................................................................................................................................7
BAB II KEGIATAN SELAMA PRAKTEK......................................................................................8
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktek...............................................................................8
2.2 Menganalisa kadar abu dalam teh daun kelor........................................................................8
A. Dasar Teori.........................................................................................................................8
B. Tujuan.................................................................................................................................8
C. Alat dan Bahan..................................................................................................................8
D. Prosedur.............................................................................................................................9
E. Data Pengamatan………………………………………………………………………….9
2.3 Menganalisa kadar vitamin C yang terkandung dalam teh daun kelor................................9
A. Dasar Teori.........................................................................................................................9
B. Tujuan...............................................................................................................................10
C. Alat dan Bahan.................................................................................................................10
D.Prosedur............................................................................................................................11
E.Data Pengamatan..............................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………..16

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Analisis gravimetri melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat
suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat
digunakan.
Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan berat adalah suatu proses
pengisolasian dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam kondisi semurni
mungkin. Analisis gravimetri berkaitan dengan perubahan suatu unsur atau radikal yang
akan ditentukan kandungannya menjadi senyawa murni yang stabil yang dapat diubah
menjadi bentuk yang cocok untuk ditimbang.
Kadar abu total adalah bagian dari analisis proksimat yang bertujuan untuk
mengevalusi nilai gizi suatu produk/bahan pangan terutama total.
Rumus kadar abu :

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. itamin C termasuk golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa
karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah
besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C lebih banyak 47% daripada jeruk.
Struktur vitamin C

4
Rumus vitamin C

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan
dari alat optic dan elektrik serta sifat-sifat kimia fisiknya. Spektrofotometer sesuai
dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri UV/Vis melibatkan
energi elektronik yang cukup besar saat analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri
UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan
sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Spetrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukut konsentrasi
senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menganalisa kandungan vitamin C dalam teh daun kelor dengan
metode spektrofometri?

5
2. Bagaimana analisa kadar abu teh daun kelor?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah kadar abu yang ada dalam teh daun kelor.
2. Untuk mengetahui cara penentuan kadar abu dalam teh daun kelor
3. untuk menganalisis kandungan vitamin C  dalam teh daun kelordengan metode
analisis kuantitatif.
4. Mengetahui dan memahami prinsip dasar penentuan kadar dengan metode
spektrofotometer.

6
BAB II

KEGIATAN SELAMA PRAKTEK

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktek


A. Waktu pelaksanaan : 07.00-11.30 wib
B. Hari pelaksanaan : Senin, 26 Oktober 2021
C. Tempat pelaksanaan : Laboratorium APL SMK Negeri 1 Cerme, Gresik

2.2 Menganalisa kadar abu dalam teh daun kelor


A. Dasar Teori
Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen
organik bahan pangan. Kadar abu total adalah bagian dari analisis proksimat yang
bertujuan untuk mengevalusi nilai gizi suatu produk/bahan pangan terutama total
mineral. Metode kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan komponen yang
tidak mudah menguap yang tetap tinggal pada pembakaran dan pemijaran senyawa
organik.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah kadar abu yang ada dalam teh daun kelor.
2. Untuk mengetahui cara penentuan kadar abu dalam teh daun kelor

C. Alat dan Bahan


1. Alat – alat :
 Desikator
 Neraca analitik
 Spatula
 Bunsen
 Kaki 3
 Tang krus
 Kaca arloji
 Furnace
 Blender

7
2. Bahan :
 Daun Kelor

D. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Cuci alat spatula, kaca arloji, cawan proselen dan blender
3. Timbang sampel sebanyak 2-3 g
4. Masukkan ke cawan porselen
5. Sampel pijarkan di atas api nyala pembakar Bunsen sampai tidak berasap
6. Lakukan pengabuan dalam furnace pada suhu max 550℃ selama 4-6 jam sampai
terbentuk abu warna putih
7. Sampel di dinginkan ke dalam desikator selama 10 menit
8. Timbang dan ulangi hingga memperoleh berat konstan
9. Perhitungan kadar abu.

E. Data Pengamatan

No Sampel Berat Sampel (g) Berat Cawan Berat Cawan +


Kosong (g) Sampel kering (g)
1. Teh Daun 5.0010 40.4128 38.8751
kelor

 Perhitungan kadar abu


40.4128−38.8751
Kadar Abu = ×100 %
5.0010
= 0.00307%

2.3 Menganalisa kadar vitamin C yang terkandung dalam teh daun kelor
A. Dasar Teori
Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan sebagai
suplemen. Fungsi vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun
cairan.Analisis vitamin C dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya vitamin C dalam sampel

8
sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin C dalam
sampel. 
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan
dari alat optic dan elektrik serta sifat-sifat kimia fisiknya. Spektrofotometer sesuai
dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa. Spektrofotometri UV/Vis melibatkan
energi elektronik yang cukup besar saat analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif. Spektrofotometri
UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan
sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
Spetrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukut konsentrasi senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut.
B. Tujuan
1. Menganalisis kandungan vitamin C  dalam teh daun kelordengan metode analisis
kuantitatif.
2. Mengetahui dan memahami prinsip dasar penentuan kadar dengan metode
spektrofotometer.

C. Alat dan Bahan


1. Alat – alat :
 Buret
 Statif dan klem
 Kuvet
 Spektrofotometer
 Labu ukur 50ml (6)

9
 Kertas saring
 Corong
 Blender
 Neraca analitik
 Gelas kimia
 Spatula
 Botol semprot

2. Bahan :
 Aquades
 Asam askrobat ( Vitamin C )
 Sampel teh daun kelor

D. Prosedur
 Pembuatan larutan induk Vitamin C 100 ppm
1. Menimbang 25 mg sampel vitamin C yang telah dihaluskan
2. Melarutkan dalam 100ml aquadest menandabataskan larutan dalam labu ukur
100ml (larutan induk)
 Pembuatan blanko
1. Blanko dibuat dari pelarut (blanko adalah air)
 Pembuatan larutan standart dari larutan induk 100 ppm
1. Membuat 50ml larutan Vitamin C 4ppm
a. Memipet 2ml larutan induk vitamin C 100ppm
b. Melarutkan dalam labu ukur 50ml sampai tanda batas
2. Membuat 50ml larutan Vitamin C 8ppm
a. Memipet 4ml larutan induk vitamin C 100ppm
b. Melarutkan dalam labu ukur 50ml sampai tanda batas
3. Membuat 50ml larutan Vitamin C 12ppm
a. Memipet 6ml larutan induk vitamin C 100ppm
b. Melarutkan dalam labu ukur 50ml sampai tanda batas
4. Membuat 50ml larutan Vitamin C 16ppm
a. Memipet 8ml larutan induk vitamin C 100ppm

10
b. Melarutkan dalam labu ukur 50ml sampai tanda batas
 Penentuan gelombang panjang maksimum
1. Memilih salah satu dari larutan standart
2. Mengukur serapan maximum pada panjang gelombang 200 – 400 nm dengan
menggunakan blanko
 Pembuatan larutan sampel
1. Daun kelor kering kemudian di blender
2. Timbang daun kelor halus 5 gram, larutkan dalam 250ml air.
3. Saring ambil filtratnya
4. Filtratnya dimasukkan ke dalam labu ukur 50ml
 Pembuatan kurva baku larutan
1. Pastikan absorbansi blanko sama dengan nol
2. Ukur masing – masing larutan standar pada panjang gelombang maximum
yang diperoleh
3. Catat dalam tabel pengamatan
4. Buatlah kurva liniernya
 Penentuan absorbansi sampel
1. Pastikan absorbansi blanko sama dengan nol
2. Ukur larutan sampel pada panjang gelombang maximum yang diperoleh
3. Catat hasil absorbansinya
4. Hitunglah konsentrasi vitamin C

E. Data Pengamatan
1. Penentuan panjang gelombang maximum ( gambar Grafik)

2. Penentuan absorbansi larutan standard sampel

11
No Ppm (kosentrasi ) A (Absorbansi)
1 0 0
2 4 0,211
3 8 0,615
4 12 1,381
5 16 1,821
Sampel >5

3. Persamaan linier Y dan R2

Y = 0,1203x – 0,1568
R2 = 0,9644

4. Perhitungan konsentrasi sampel

4 ppm = 0,211
8 ppm = 0,615
12 ppm = 1,381
16 ppm = 1,821
Sampel = >5

Dibuat kurva menjadi : Y = 0,1203x – 0,1568


R2 = 0,9644
Y = 0,1203x – 0,1568
>5 = 0,1203x – 0,1568
>5 – 0,1568 = 0,1203x
4,8432 = 0,1203x

4,8432
X =
0,1203

X = 40,25

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian kadar vitamin C dengan menggunkan metode spektrofotometi
dalam daun kelor di dapatkan hasil 40,25 mg.

3.2 Saran
1. Institut pendidikan
Dengan hasil penelitian penentuan kadar vitamin C dalam daun kelor dijadikan
sumber pengetahuan serta bahan penyuluhan di masyarakat mengenai kadar
vitamin C.
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat untuk
mengetahui kadar vitamin C daun kelor dan untuk menjaga kesehatan dan
memanfaatkannya dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.saka.co.id/news-detail/analisa-kadar-abu-pada-makanan-dan-minuman
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
http://labvirtual.agroindustri.upi.edu/analisis-kadar-abu

14
LAMPIRAN

A. Kadar Abu

15
B. Kadar Vitamin C

16
17

Anda mungkin juga menyukai