Anda di halaman 1dari 8

Konsep Kekhalifahan Sebagai Manifestasi

Iman Dalam Aspek-


aspek:Keilmuan,Hukum,Ibadah,Akhlak,
Kekuasaan, Ekonomi dan Pendidikan.
Kelompok 5

Sawaludin Fikri Choirul Anwar

Laila Dewi Qiyamuzaqi Putri Poenna Risti

Muhammad Fajriyansah Fikri Manaf Mahardhika


Pembahasan
Pengertian Khilafah
•Secara bahasa khilafah berasal dari kata kholafa– yakhlufu– khilaafatan yang
artinya adalah mengganti. Sedangkan secara istilah Khilafah disebut juga dengan
kepemimpinan dan juga memiliki beberapa pengertian yaitu perwakilan,
pergantian, atau jabatan khalifah.Bisa kita simpulkan bahwa khilafah adalah
pengganti dari kepemimpinan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam setelah
wafatnya beliau untuk meneruskan tugasnya sebagai pemimpin bagi umat islam
baik itu memimpin perkara urusan keagamaan maupun keduniaan serta
menegakkan agama dan mengatur urusan umat manusia yang selaras dengan
syariat islam. Dimana dalam menggantikan kepemimpinan Rasulullah seorang
pemimpin hendaknya harus memimpin dengan hukum yang diterapkan oleh
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.
Dalam sejarah Islam istilah khilafah pertama kali digunakan ketika Abu Bakar
menjabat sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad SAWmeninggal dunia.
Dalam pidato pelantikannya tersebut Abu Bakar menyebut bahwa dirinya sebagai
khalifah Rasulillah dalam pengertian pengganti Rasulullah dalam mengurusi bidang
kenegaraan. Dalam perkembangannya,konsep khilafah menjadi ciri dari golongan
sunni. Rukun utama dalam pengangkatannya adalah ijma’ yaitu kesepakatan
bersama dan bay’ah atau sumpah setia umat kepada khalifah agar berpegang teguh
kepada syariah.
Ada beberapa pendapat tentang khilafah yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

1.Menurut Dawam Raharjo, Allah telah mengisyaratkan satu konsep tentang manusia, yaitu sebagai khalifah. Khalifah adalah suatu
fungsi yang di emban manusia berdasarkan amanat yang diterimanya dari Allah SWT amanat ini pada intinya adalah tugas
mengelola bumi secara bertanggung jawab, dengan menggunakan akal yang telah dianugrahkanAllah kepadanya.

2.Menurut Abu A’-la Al-Maududikekhilafahan menuntut adanya ketaatan antara yang diberi(manusia) dengan yang memberi
(Tuhan). Maududi juga menekankan bahwa kekhalifahan harus berisi kepatuhan, dan kepatuhan itu tidak lain adalah patuh kepada
sang pencipta yaitu Allah swt.

3.Muhammad Rasyid RidhaKhalifah atau Imamah sebagai tiga kalimat yang bermakna satu, yaitu kepemimpinan negara islam yang
meliputi kemaslahatan dunia dan agama. menerutnya letak perbedaan dari jenis-jenis pemerintahan yang satu dan yang lainnya
terdapat dalam perundang-undangnya. karena Jenis undang-undang akan menjelaskan suatu karakter pemerintahan. Undang-undang
adalah ruh bagian setiap sistem atau tatanan sosial dan menjadi dasar eksistensi.

4. Menurut Ibnu Khaldun,untuk menciptakan suatu Negara yang bisa tegak dan kuat, maka dibutuhkan suatu ketetapan hukum
politik yang bisa diterima dan diikuti oleh rakyat. Namun, hukum tersebut tidak semata didasarkan kepada akal, sebagaimana
hukum itu dibuat oleh para terkemuka, bijaksana, cerdik, pandai melainkan ditentukan oleh Allah melalui perantara Rasul, maka
pemerintahan yang demikian disebut berdasarkan agama. Dalam hal ini Ibnu Khaldun sebagai ilmuwan yang religious memandang
pentingnya sebuah pemerintahan yang mengedepankan orientasi dunia dan akhirat.
Pendapat Aliran Kalam Mengenai Konsep Khilafah
Terdapat perbedaan pendapat dikalangan para aliran kalam mengenai masalah khilafah atau imamah, Diantaranya :

1.Kalangan ulama Ahli Sunnah wal Jamaah berpendapat bahwa pemilihan khilafah adalah hak keturunan suku Quraisy, khilafah
dinyatakan ada jika telah terjadi pembaiatan, pembaiatan khilafah itu harus berdasarkan musyawarah umat islam, pembaiatan kaum
Muslimin terhadap Abu Bakar terlaksana dengan cepat dan tanpa direncanakan, karena menimbang posisi Abu Bakar di sisi Nabi
Muhammad.

2. Kalangan Khawarij berpendapat bahwasanya khilafah harus dari hasil pemilihan bebas umat Islam, Jika seorang khilafah telah
terpilih dia tidak boleh mengalah ataupun diserang, Seorang khilafah menjadi pemimpin umat Islam selama ia berlaku adil, Siapa saja
yang meninggalkannya wajib diperangi untuk membela khilafah. Tetapi, jika khilafah cacat (perilakunya buruk, melanggar hukum) dan
berlaku tidak adil, maka ia wajib dipecat atau disingkirkan, Menurut Khawarij khilafah tidak harus dari suku Quraisy seperti halnya
pendapat kalangan Ahli Sunnah wal Jamaah. Umat Islam boleh memilih khilafah yang disukainya, meskipun ia adalah seorang hamba
sahaya (budak).

3.Kalangan an-Najdat sempalan dari kelompok Khawarij berpendapat bahwasannya manusia tidak membutuhkan khilafah tetapi Mereka
cukup saling menasihati antar mereka sendiri. Jadi, menurut mereka menetapkan khilafah itu tidak wajib tetapi sebatas didasarkan pada
kemaslahatan dan kebutuhan. Kelompok an-Najdat sempalan Khawarij juga, membolehkan wanita menjadi khilafah jika ia mampu
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

4.Kalangan Syiah berpendapat bahwa keberadaan khilafah hukumnya wajib.Ada Sebagian dari kelompok Syiah berpendapat,
khilafahah itu harus berada dalam ruang lingkup keturunan Fatimah, tanpa membedakan keturunan Hasan dan Husein. Dari kalangan
syiah terbagi lagi menjadi 3 yaitu:A.Syiah Zaidiyah
B. Syiah Khilafahiyyah C.Kalangan Syiah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah)
Kesimpulan
khilafah adalah pengganti dari kepemimpinan Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam setelah wafatnya beliau untuk
meneruskan tugasnya sebagai pemimpin bagi umat islam
baik itu memimpin perkara urusan keagamaan maupun
keduniaan serta menegakkan agama dan mengatur urusan
umat manusia yang selaras
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai