Anda di halaman 1dari 2

B.

Ontologi Tuhan
Salah satu argumentasi ontologis yang paling terkenal adalah argumentasi
yang dilontarkan oleh Anselmus, seorang uskup dari Canterbury. Dalam
argumentasinya, Anselmus menyatakan bahwa Tuhan itu bisa diartikan sebagai
“yang lebih besar daripadanya tidak dapat lagi dibayangkan.” Apa artinya
argumentasi seperti ini?
Argumentasi ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah sesuatu yang lebih
daripadanya tidak dapat lagi dibayangkan sehingga absolutisme dan
kesempurnaan Tuhan menjadi nyata disana. Tuhan adalah yang tersempurna dari
segala sesuatu yang eksis, dari segala sesuatu yang ada. Mengapa demikian?
Menurut Anselmus, jika Tuhan itu tidak ada dan tidak eksis, maka akan
masih ada substansi lain yang bisa dibayangkan yang lebih besar daripada Tuhan.
Bagi Anselmus, sebuah keadaan imajiner adalah keadaan yang tidak eksis atau
dengan kata lain: jika Tuhan hanya berada dalam tataran konsep manusia, maka
dia tidak pernah eksis dan tidak pernah menjadi yang tersempurna dari semua
yang eksis. Oleh karena itu, karena Tuhan dipahami sebagai yang tersempurna, Ia
harus ada, Ia harus eksis.
Dalam keadaannya yang eksis inilah, Tuhan menjadi pribadi yang paling
sempurna sedemikian sehingga tidak ada sesuatu lainnya yang eksis di dunia ini
lebih besar daripada Tuhan. Dengan demikian, eksistensi Tuhan dikatakan sebagai
sesuatu yang necesaary. Artinya, secara prinsip, eksistensi Tuhan itu mutlak dan
tidak mengandung negasi di dalamnya.
Argumentasi ontologis lain dikeluarkan oleh Descartes. Dalam
argumentasinya, Descartes menunjukkan bahwa eksistensi Tuhan itu juga
merupakan sesuatu yang necessary sebab tidak mungkin untuk memikirkan
tentang Tuhan tanpa membuat eksistensi itu sebagai sebuah predikat dari Tuhan.
Jika Tuhan itu adalah sebuah kesempurnaan, maka Tuhan juga harus memiliki
eksistensi sebagai predikatnya.
Decrates mendeskripsikan Tuhan sebagai makhluk sempurna yang tak
terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul begitu saja dari hasil pikiran
dan pengalaman manusia karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak
sempurna dan bisa diragukan dan tidak memenuhi sebab lebih sempurna dari
akibat. Gagasan tentang Tuhan itu muncul karena ada yang menaruh pikiran itu ke
dalam pikiran manusia, yaitu Tuhan tersebut.
Setelah membuktikan keberadaan Tuhan, Descartes mencoba membuktikan
benda material itu ada. Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan
ketidakmampuan untuk membuktikan bahwa benda material itu sejatinya tidak
ada, bahkan Tuhan menciptakan manusia untuk memiliki kecenderungan bahwa
benda material itu ada. Jika pemahaman bahwa benda material itu ada hanya
sebuah matrik kompleks yang menipu pikiran manusia, hal itu menunjukkan
bahwa Tuhan adalah penipu dan bagi Descrates penipu adalah ketidaksempurnaan
sedangkan Tuhan adalah makhluk sempurna sehingga Tuhan tidak mungkin
menipu dan benda material itu ada.

Anda mungkin juga menyukai