Anda di halaman 1dari 8

Nama: Muh.

Reza Agung Anugrah Putra

Nim: Z1A021184

UTS Mata Kuliah Drama

1. Drama merupakan hidup yang ditampilkan dalam gerak dan memiliki hakikat yang terbagi atas
dua dimensi. Jelaskan apa hakikakt drama dalam dua dimensi tersebut!
Jawaban
 Drama sebagai genre sastra
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada. Dalam
pertunjukkan drama, yang paling penting adalah dialog atau percakapan yang terjadi di
atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari cerita drama yang
dipertunjukkan.
 Drama sebagai seni pertunjukan
Ketika sebuah naskah drama dipentaskan, maka secara otomatis drama berperan
sebagai seni pertunjukan. mengatakan bahwa drama adalah kualitas komunikasi, situasi,
aksi, segala apa yang terlihat dalam pentas dan menimbulkan perhatian, kehebatan, dan
ketegangan bagi para pendengar atau penonton.

2. Kajian drama dalam sastra hanya mengalami dua proses, yaitumenghayalkan dan menuliskan.
Sehingga naskah drama menjadi penting untuk dikaji. Dalam pengkajian unsur drama, kita
mengetahui adanya alu. Jelaskanlah unsur alur dalam naskah drama?
Jawaban

Drama merupakan suatu pertunjukan karya seni yang bercerita tentang kehidupan manusia. Adapun
unsur unsur drama terbagi 2 yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik, merupakan unsur yang membangun atau membentuk suatu drama dari dalam.
Adapun komponennya yaitu tema, alur, tokoh , latar/setting, dan amanat.

 Tema, merupakan ide atau gagasan utama dalam sebuah drama.


 Alur, merupakan rangkaian atau jalan cerita dari sebuah drama.
 Tokoh, merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama.
 Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah drama.
 Amanat, merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
2. Unsur Ekstrinsik, merupakan unsur yang membangun atau membentuk sebuah drama dari luar. Unsur
ekstrinsik sangat berengaruh pada suatu karya sastra tetapi tidak menjadi bagian dari karya sastra
tersebut. Seperti,

 latar belakang Penulis dari suatu karya sastra tersebut, misalnya asal usul penulis,
pendidikannya, agamanya, dll.
 Latar belakang masyarakat pada suatu karya sastra baik novel, drama maupun cerpen, misalnya
bagaimana kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat, politik, dll.
 Nilai nilai yang terkandung pada karya sastra baik itu novel, drama maupun cerpen, misalnya
nilai nilai agama, sosial,dll
 Latar belakang dalam pembuatan karya sastra, misalnya motivasi penulis pada saat akan
membuat dan ingin menyelesaikan karya sastra tersebut.

3. Alu (plot) dalam naskah adalah rentetan pristiwa yang terjadi yang membangun cerita dari awal
sampai akhir. Jelaskan unsur alur yang terdapat dalam pementasan drama “Brabah”!
Jawaban

Instrinsik
A. Tema
Tema dalam naskah ini adalah percintaan yang ada dalam sebuah kehidupan rumah tangga.
Penjelasan              :
Menceritakan tentang kecemburuan antara Banio-Barabah yang menjadi bukti rasa cinta mereka saat
terjadi kesalahpahaman terhadap tamu mereka, Zaitun dan Adibul.
Bukti                              :
BARABAH
Ibah cemburu bapak akan kawin lagi. Kamum perempuan cemburu kalau suaminya cerita tentang
perempuan lain. (Barabah:11)

BANIO
Menyamar? Oh, ya, iya. Laki-laki mata keranjang memang suka menyamar kalau datang ke rumah istri
orang. Busyet benar!

(Pada Barabah)

He, inikah perempuan yang kamu bilang itu Barabah? (Barabah:26)

B. Tokoh dan Penokohan


Untuk masalah tokoh dan penokohan, pengarang sudah memberikan gambaran pada lembaran
naskah ke-2. Pengarang umumnya hanya memberikan gambaran secara fisik. Untuk selebihnya penulis
hanya memberikan penokohan yang belum dituliskan pengarang. Berikut gambaran yang sudah
ditetapkan pengarang:
·         Tokoh
BARABAH  Istri Banio; seorang wanita berumur 28 tahun, cantik, menarik dan mencintai suaminya.
BANIO           Suami Barabah; lelaki tua betubuh bongkok tapi kekar. Berumur sekitar 70an, suaranya
lantang dan sukar untuk tertawa
ADIBUL        Lelaki besar tinggi, berusia 30 tahun, bekerja sebagai kusir sado.
ZAITUN        Wanita montok, berusia 25 tahun, sikapnya ramah dan hangat. Ia adalah anak Banio dari
istri ke enam yang telah lama diceraikannya. (Barabah:2)

 Penokohan
a) Barabah
 Jujur dan lugu, terkesan apa adanya.
Penjelasan            :
Barabah selalu mengungkapkan semua yang ia ketahui secara blak-blakan, sehingga terkesan apa
adanya dan jujur. Namun untuk beberapa hal, sikapnya yang demikian itu membuat keadaan menjadi
meriah karena ketidaktahuannya.
Bukti                              :
BARABAH
SEJAK ENGKAMU DATANG TADI, SAYA SUDAH SABAR-SABARKAN HATI. SAYA SUDAH MENYINDIR-NYINDIR TAPI RUPANYA SAYA
DIBIARKAN PANAS PENASARAN

(MENANGIS TERSEDU-SEDU) 

Saya tidak mau melepaskan dia seperti sebelas istrinya yang lain itu

(Zaitun kaget dengan ucapan Barabah itu, ia beranjak ke pintu dan berdiam di situ. Melihatnya Barabah
makin kesal dan menantangnya)

Jangan lama-lama berdiri di situ! Saya sudah cukup sabar. Nanti kamu melihat cicak di loteng lagi dan
kamu akan berpidato lagi tentang kawin. (Barabah:18)

 Menggunakan perasaan.
Penjelasan            :
Ibah sangat menggunakan perasaanya, sehingga emosi dia mudah tersulut.
Bukti                              :
BARABAH
Dikiranya aku ini masih boca atau nenek-nenek yang sudah lemah apa?

Barabah duduk di kursi dan tangannya mengambil gelas besar dan minum darinya. Ia tersadar itu gelas
kopi suaminya, lalu ditaruhnya kembali

Kopinya tak mau diminum lagi! Bukan laki-laki saja yang mata keranjang, perempuan juga mata
keranjang! Untung dia tidak lama-lama di sini. Dan untung pula tanganku tidak memegang pisau
penumis cabe. Kalau ada, sudah kupotong-potong dagingnya yang montok itu dan kubumbui cabe! Biar
dia tahu, aku ini perempuan yang bukan saja bisa mengiris-ngiris cabe tapi juga...

(menangis lagi)

Tapi juga perempuan yang bisa mengiris perempuan. Biar dia tahu! Biar! Tidak peduli dia mengadu pada
polisi, biar!
(Barabah:18)

 Perhatian dan sayang terhadap suami.


Penjelasan            :
Sangat memperhatikan sang suami, patuh dan menerima Banio apa adanya.
Bukti                              :
BARABAH
Iya. Tangan bapak luka

BANIO MINUM KOPI DAN BARABAH DUDUK DI PETI

BANIO
Tapi kopinya enak

BARABAH
Benar? Tapi itu serbuk kopinya yang kemarin juga
(Barabah:3)

b) Banio
 Suka bermain perempuan
Penjelasan            :
Dia penah menikah sebanyak 11 kali dan berakhir dengan perceraian.
Bukti                              :
BANIO  (MEMEKIK)
Apanya yang lucu? Ini tidak lucu!

 (BEBERAPA SAAT HENING. LALU SENYUM MAHAL DARI BIBIR BANIO KELUAR JUGA)

Haha…. Memang lucu juga . karena aku dulu begitu. Ketika aku melarat waktu masih bujang dulu, aku
menunggu-nunggu seorang kakek yang punya istri muda. Aku mengharapkan kakek itu lekas mati dan
istrinya akan jadi janda muda. Tapi sialan! Kakek itu tidak mati-mati dan aku makin melarat. (Barabah:6)

 Rajin
Penjelasan            :
Meskipun ia sudah tua, namun ia sangat rajin mengerjakan pekerjaan laki-laki. Seperti membersihkan
ilalang dikebunnya.
Bukti                              :
BANIO

Alang-alang itu berbahaya betul untuk ladang, bahkan tanganku luka karenanya. (Barabah:12)

 Sangat mencintai istrinya, perayu ulung.


Penjelasan            :
Ia sangat mencintai Barabah, berharap Ibah adalah isrti terakhirnya.
Bukti                              :
BANIO  (SENYUM MAHAL)

Dari sebanyak itu istriku, Cuma kamulah...hmmmm....saya menyebutnya....Cuma kamulah yang bisa
memasangkan korek api dengan benar. Aku janji aku tidak akan kawin lagi!
(Barabah:12)
c) Zaitun
 Polos
Penjelasan                        :
Tutur katanya semaunya sendiri.
Bukti                                          :
ZAITUN
Betul. Betul, itu garong di siang hari. Oh iya. Bapak mana ya? Apa bisa beliau dipanggil sebentar? Saya
ada perlu sekali. (Barabah:16)
d) Adibul
 Tidak peka
Penjelasan                        :
Saat ia diusir secara halus ia tidak menangkap sinyal itu.
Bukti                                          :
BARABAH
KITA ORANG TIMUR. TIDAK DEMIKIAN SEBENARNYA MAKSUD SAYA CARA MENERIMA TAMU. KAMI ORANG UDIK SEPERTI
DIKATAKAN ORANG-ORANG KOTA. TAPI DALAM SOAL TETEK BENGEK, KAMI TIDAK PERNAH MENGADU PADA POLISI, KECUALI
SOAL-SOAL PENCURIAN ATAU PEMBUNUHAN. TAPI SAYA PERCAYA, POLISI-POLISI KAMI TIDAK AKAN MELADENI PEREMPUAN
MACAM DIA. DAN SAUDARA PASTI BUKAN POLISI DARI DAERAH KAMI INI.

C. Alur
Naskah ini menggunakan alur maju, karena setiap pembentukan cerita saling berurutan akibat
adanya hokum sebab-akibat. Bermula kecemburuan Barabah, kemudian kecemburuan Banio dan
penyelesaian masalah yang ternyata Zaitun adalah anak dari mereka. Terbukti dari halaman 12-42.
D. Latar
Penjelasan                       :
1) Tempat : Ruang tengah rumah Banio.
Terdapat penjelasan di naskah
2) Waktu : Mulai siang hari-sore hari.
Banio pulang istirahat setelah berladang, halaman 3-4.
3) Suasana jaman krisis moneter, sementara suasana cerita dari harmonis sampai tegang hingga
haru.
Harmonis saat Barabah dan Banio mulai bercengkrama, tegang saat Zaitun dan Adibul datang. Haru saat
tahu Zaitun adalah anaknya.
Terdapat dari halaman 25-42.
Bukti                  :
CERITA INI TERJADI DI RUANG TENGAH RUMAH BANIO. NAMPAK SEBUAH MEJA KUNO DAN SEBUAH
KURSI TUA YANG TERLETAK DI SAMPINGNYA, DI SUDUT RUANG MELINTANG SEBUAH PETI PANJANG
DIMANA BISAANYA BARABAH DUDUK MENENUN, DI SISI TERDAPAT KURSI KURUS. BANIO MASUK
DENGAN TANGAN LUKA PENUH TANAH.
(Barabah:3)
E. Sudut Pandang
Sudut pandang menggunakan orang pertama tunggal pelaku utama.
 Penjelasan          :
Karena masing-masing tokoh menggunakan system dialog.
Bukti      :
BANIO
 BARABAH! (MELIHAT SEKELILING) O…BARABAH!

 (DUDUK DI KURSI DENGAN MENGURUT TANGANNYA SENDIRI YANG LUKA)

BARABAH
Tangan bapak luka!?

2.      Ekstrinsik
a.      Sosial
Dalam naskah menggambarkan keadaan sosial jaman seusai perjuangan 1970 yang masing-
masing masyarakatnya masih berfikiran materi karena krisis. Terlihat pada kondisi mantan istri Banio
yang meninggalkannya karena materi. Karena sering menikah- cerai tidak jelas, hingga Banio sendiri
tidak mengetahui secara pasti siapa keturunannya.
b.      Budaya
Budaya yang tergambarkan di naskah adalah budaya kawin-cerai yang marak di masyarakat,
tidak mengingat lagi kesakralan pernikahan itu sendiri. Dan budaya meminta restu terhadap wali wanita
jika kita ingin menikah, seperti yang dilakukan oleh Zaitun dan Adibul.
c.       Agama
Unsur agama juga mempengaruhi dalam permohonan restu seperti yang dilakukan oleh umat
islam. Mematuhi kaidah yang ditentukan menurut agama. Seperti ysng dilakukan Adibul.
4. Kita mengenal banyak teater tradisional Indonesia dalam sejarah perkembangan drama.
Jelaskan salah satu teater tradisional atau drama tradisional sebagai bagian dalam sejarah
perkembangan drama yang ada di daerah anda serta berikan perbandingan dengan pementasan
teater atau drama modrn saat ini!
Jawaban
Kondo Buleng atau Kondobuleng adalah teater tradisional masyarakat penutur bahasa Makassar di
Sulawesi Selatan. kata Kondobuléng dalam bahasa Bugis dan bahasa Makassar, terbentuk dari dua kata.
Kondo berarti bangau, sejenis burung yang berkaki, berleher, dan berparuh panjang. Burung ini
pemangsa ikan, hidup di rawa-rawa atau di tempat berair, seperti tepi pantai atau sawah. Kata buléng
ada yang mengartikannya “putih”, tapi dalam percakapan sehari-hari, kata “putih” berarti kébo’ dalam
bahasa Makassar. Dalam Kamus Indonesia-Makassar kata “putih” diterjemahkan kébo’. Teater rakyat
Kondobuleng merupakan bentuk teater bernafaskan komedi satir. Teater ini dimainkan oleh lima orang
memerankan tokoh nelayan, satu tokoh memerankan Kondobuleng (bangau putih), satu tokoh
memerankan Pemburu, dan satu tokoh memerankan Pak Lurah. Dalam pertunjukannya, pemain
menggunakan dialog, kostum dan properti sesuai perannya dengan  diiringi oleh kelompok musik antara
5 sampai 10 orang. 
Pertunjukan teater rakyat Kondobuleng (PTRK) pada awal munculnya sampai sekarang tidak pernah
menggunakan naskah tertulis. Mencermati materi awal pertunjukannya yang berulang kali serta hasil
wawancara dengan para pendukungnya, kita diperhadapkan hanya pada ide dalam bentuk lisan, dan
tidak pernah dalam bentuk tulisan, semacam sinopsis apalagi naskah. 

Kondo Buleng dimana struktur pementasannya menjadi jauh lebih panjang, rumit, dan dilengkapi
dengan unsur-unsur musik maupun tari yang diambil dari tradisi tari dan lagu tradisional Makassar lain.
Gaya pementasan pun menjadi sedikit moderen dengan corak komedi dan slapstick. Pada saat yang
sama, dalam transformasi ini, elemenelemen kebaharian semakin nyata bahkan cenderung untuk
digambarkan secara nyata atau langsung tanpa menggunakan metafora.

5. Pementasan drama mampu memikat penonton jika sesuai dengan karakteristik jenis drama
yang ditampilkan. Jelaskan dan berikan contoh masing-masing jenis drama di Indonesia!
Jawaban
 Tragedi
Tragedi merupakan jenis drama menceritakan cerita yang penuh dengan kesedihan dan juga
kemalangan. Tokoh yang berperan di dalam jenis drama tragedi ini biasa disebut dengan
sebutan “tragic hero” mempunyai arti yakni pada seorang pahlawan menjalani nasib yang tragis,
seperti kesialan, ketidak beruntungan, dan sebagainya.

Contoh dari drama berjenis tragedi yang cukup terkenal ialah yang berjudul Doctor Faustus.
Selain itu, terdapat juga drama tragedi dari William Shakespeare berjudul Hamlet, macbeth, dan
juga Othello. William Shakespeare merupakan seorang pemain drama, penulis naskah dan juga
penulis puisi yang berasal dari Inggris. Ia penulis naskah dengan bahasa Inggris yang terbaik
spesialis cerita drama.
 Melodrama
Melodrama merupakan jenis drama yang ceritanya sangat sentimental. Pada Ceritanya dan juga
penokohannya membawa dalam suasana haru dan juga mendebarkan. Kebanyakan dari cerita
melodrama adalah kisah tentang percintaan atau cerita tentang kesedihan. Pada tokoh yang
baik dan yang jahat di dalam melodrama terdapat perbedaan yang digambarkan sangat drastis.

Tokoh yang berperan jahat digambarkan dengan bentuk yang menyeramkan, kelam, dan serba
hitam. Begitu sebaliknya, pada tokoh yang baik digambarkan begitu sempurna sehingga tidak
terdapat kejelekan sedikit pun. Sampai-sampai terkadang dapat menimbulkan beberapa klise 
dikarenakan hanya terdapat satu sifat yang ditunjukkan pada setiap pemain.

Salah satu contoh dari melodrama terkenal yakni berjudul “Still Life” ciptaan Noel Coward. Ia
juga merupakan seorang  penulis drama, komposer, dan sutradara yang asalnya dari Inggris
terkenal dengan kepintarannya dalam membuat cerita drama.
 Komedi
Drama komedi merupakan salah satu jenis daram sifatnya menghibur dengan menggunakan
unsur jenaka didalamnya. Di dalam sebuah skenario drama komedi, didapatkan dialog yang lucu
menyinggung dan juga biasanya memiliki akhir cerita yang bahagia. seperti itu juga pada tokoh
di dalam sebuah drama komedi mempunyai karakter yang lucu, jenaka, dan juga bijaksana.

Adapun tujuan jenis dari drama komedi ini ialah untuk dapat memberi hiburan pada penonton.
Komedi ini juga mempunyai beberapa alur bergantung pada konteks dari cerita yang diangkat si
penulis, dengan cara membawa dialog yang merangkum lelucon dan juga sindiran. Contoh dari
drama komedi yang sedang terkenal seperti Crazy Rich Asians.
 Farce
Farce atau bisa disebut dagelan merupakan jenis drama bersifat ringan dan juga lucu. Alur pada
cerita disusun didasarkan pada pengembangan situasi pada tokohnya. Adegan di dalam drama
sering dibuat terlalu berlebihan dan komedi yang membawa-bawa fisik. Pada jenis drama farce
ini sering dikenal dengan sebutan komedi picisan.

Contoh dari drama frace atau dagelan yang cukup terkenal yakni berjudul “The Importnace of
Being Earnest” ciptaan Oscar Wilde. Ia merupakan penulis novel, penulis naskah drama, dan
juga penulis puisi berasal dari Irlandia. Ia sebagai penulis yang paling dikenal dari London di
tahun 1890.

Anda mungkin juga menyukai