Anda di halaman 1dari 7

Nama : Samuel A.

K Ompusunggu
NIM : 17.04.12.6967
M.K : Apologetika Dasar

Resume Buku Apologetika Dasar


Apologetika Kristen perlu mengkritik kisah agung lainnya –seperti metanarasi yang
menjatuhkan atau memojokkan kekristenan. Metanarasi Kristen tentang penciptaan
,kejatuhan dan penebusan , dan konsumsi yang menolong kita memahami dunia ini seperti
yang telah lewis sampaikan . Perumpamaan adalah yang paling wajar dalam kebetulan bahwa
Yesus dari Nazaret menggunakan kisah ketika ia berbicara kepada pendengarnya.
Perumpamaan memilik potensi yang kuat dalam kekuatan apabila dipakai dengan bijaksana.
Apologis yang bijak akan memanfaatkan perumpamaan-perumpamaan utama, menayakan
pertanyaan-pertanyaan yang kritis yang penting. Disini kisah Alkitab digunakan untuk
menghasilkan poin apologetis yang penting dalam kerangka makna atau interpretasi yang
dapat digunakan untuk memahamo kehidupan. Narasi sejarah yang kuat sering digunakan
untuk memahami keadaan manusia .Dari perspektif Kristen ,situasi Yerusalem yang sedang
dibuang ke babel adalah simbol dari keadaan manusia, narasi mengundang kita untuk
membayangkan dunia yang berbeda dan membandingkan dengan dunia kita sendiri.
 Gerbang 4: Gambar-gambar
Gambar adalah bentuk utama dari komunikasi. Banyak orang Kristen lebih senang
menggunakan kata-kata untuk mengkomunikasikan dan menawarkan iman kami . Tetapi kita
perlu menyadari bahwa ,didalam konteks pascamodern dalam melampaui keterbatasan kata-
kata. Pikiran manusia bekerja dengan memunculkan gambar-gambar-gambar menolong “
mengambarkan “ dan memahami dunia di sekitar. Gambar dapat dibaratkan dengan menta
untuk memetakan teritori realitas dan menemukan kita sendiri di daerah sekitar. Pada bagian
ini kita kan mengekspolorasi beberapa gambar yang seperti dan melihat gambar yang seperti
ini yang dapaat digunakan untuk menawarkan dan mengkomuniskasikan Injil .
 Gambar pertama dari karya klasik dari Alkitab Yunani dan plato juga meminta kita
untuk membayangkan sebuah gua yang gelap dan menglaborasikan dengan beberapa
gambar dalam beberapa cara. Ada berapa soal yang mengatkan bagaiman orang –
orang dalam gua menyadari bahawa ada dunia yang lebih baik ,yang berbeda ,diluar
tembok yang berasap dan gelap. Ada tiga cara yang jelas bagaimana orang-orang
yang tinggal di dalam gua tersebut dapat menemukan situasi mereka yang sejati.
 Seseorang dari dunia nyata di luar masuk ke dalam gua untuk memberitahukan
penghuninya tentang dunia yang nyata. Secara apologetis ,ini cocok dengan ide
pernyatan ilahi.
 Stuktur dari gua itu sendiri memiliki petunjuk bagi keberadaan dunia di luar
tembok –tembok itu. Secara apologetis ,ini cocok dengan argumen bagi
keberadaan Allah berdasarkan petunjuk dari stuktur dunia ini
 Tawanan itu memilkik intusi bahwa ada dunia yang lebih baik dibandingkan
dengan dua yang berasap dan gelap
Dalam beberapa paragraf ke depan ,kita mengeksplorasi potensi apologetis dari masing –
masing paraga ,menggunkan gambar gua yang sudah digunakan dalam sebelumnya,pertama
seseoranh dari dunia yang mengatakan kepada kita menggunkan analogi yang dapat dijumpai
di dalam gua itu .Pendekatan ini sesuai dengan doktrin Kristen tentang inkranasi ,yang
memahami Yesus Kristus sebagai seseorang yang masuk ke dalam duni pengalaman dan
sejarah manusia demi menunjukkan realitas yang sebenarnya dalam kitab PB Yohanes 1:14
“Firman itu menjadi manusia,dan diam di antara kita ,dan kita telah melihat kemuliaan-Nya
(Yohanes 1ayat 14 a).
Pendekatan kedua memandang bahwa dunia di dalam gua itu sendiri dipenuhi oleh pentujuk
dan indikasi bahwa gua itu bukan satu-satuya dunia. Seperti goresan-goresan yang diamati
Oleh Aristipus dipantai Rhode tembok dari goresan. Ketuga ,pengamat dari gua sendiri
mungkin sudah memilik insting yang tertanam bahwa ada dunia lain. Ketiga pendekatan itu
sudah dapat dikembangkan dan dijelaskan menggunakan gua Plato sebagai landasan untuk
mengeksporasi aspek iman Kristen dan menemukan bagaiman ia terhubung dengan
memahami pengalaman
Gambara adopsi itu relatif mudah dipahami ,sebuah keluarga memutuskan untuk memberikan
seorang anak adosip ,maka orang kristen dapata memikirkan diri mereka sendiri bahwa orang
yang dibawa masuk dalam keluarga Allah dan diberikan hak keistimewa dalam Roma 8 :16-
17. Karena itu ciri-ciri keluarga dari anak-anak Allah adalah penderitaan di dalam hidup ini
dan janji akan kemulian di dalam kehidupan selanjutnnya kemuliaan berada dibelakang
penderitaan . Gambaran adopsi juga menarik bagi imajinasi dan hati kita,bukan hanya pikiran
saja ,Ia menuntut kita membayangkan secara imajinatif,bukan hanya dipahami . Adopsi
adalah tentang diinginkan dan dimiliki. Ini adalah tema-tema yang sangat emosional yang
menggema dengan kepedulian dan keperhatinan dari orang banyak. Adopsi merayakan hak
keistimewa untu di undang, gambaran paulus adopsi sangat mencerminkan hasrat manusia .
Sang apologis dapat menggunakan gambaran paulus tentang adopsi menunjukan tingkat-
tingkta pengertiannya . Gambar Paulus ini tida hanya mengiluminasi kebaikan dari kematian
dan kebangkitan Kristus yang diberikan kepada kita dalam kerinduan penting yang besar.
Bergerak Maju
1. Film. Menghubungkan narasi dan gambar, film mungkin adalah salah satu media
terbaik untuk berkomunikasi dengan generasi yang terutama mengakses realitas visual
ketimbang tekstual.
2. Puisi. Banyak puisi mengekspresikan kekhawatiran mendalam tentang kondisi dunia
saat ini dan aspirasi tentang tujuan ultimat dari umat manusia.
3. Karya Seni. Banyak karya seni klasik, belum lagi gambar-gambar popular, dapat
menjadi gerbang apologetika.

BAB 8
PERTANYAAN MENGENAI IMAN MENGENBANGKAN PENDEKATAN
Apologetika membicarakan tentang mengomunikasikan sukacita .koherensi,dan
relevansi Iman Kristen di satu sisi dan menjawab kekhawatiran ,kesulitan dan keprihatinan
tentang iman itu . Pertanyan-pertanyaan dan keprihatinan yang diangkat mengenai iman
berbeda dari satu budaya lainnya . Banyak teolog Eropa di awal Abad Pertengahan –
pertengahan dalam kehadiaran dan didalam konteks isam ,sebagai contoh sejarah gereka
.Kedua point doktrinal terakhir secra luas dipandang bertentangn dengan pengajaran Islam.
Dan dalam buku ini mengajarkan kita sebuah metode bukan memberikan serangkaian
jawaban kepada apologis. Dalam konteks rasionalis ,pertanyaan-pertanyaan yang sering
diangkat tentang kepercayaan yang tampak nya “irasional “ atau karakteristik iman kristen
bahwa Yesus itu ilahi dan manusia ,atau hal yang tampaknya (sepertin doktrin dosa asal). Di
dalam konteks pascamodern. Point pentingnya adalah memahami pendengar Anda dan
memahmai keperhatinan pertanyaan dalam menjelaskan dan menawarkan visi Kristen
tentang realitas
Tidak perlu bersikap defentisf dalam membela kekristenan ,bab ini tidak menyajikan daftar
rinci tentang kesulitan mengen iman dan jawaban yang dapat diberikan tetapi seblumnya kita
mulai memikirkan pertanyaan-pertanyaan seperti sebuah kerangka dalam memahami peran
kita sebagai apologis . Semua apologis dapat memberikan jawaban yang baik dan percaya
bahwa sebutir benih telah ditaburkan dan salah satu jalan tanpa ritangan.
Kemudian di bab ini kita akan melihat dua kasus khusus tentang keberatan dan kekhawatiran
mengenai kekristenan yang sering didiskusikan.
Pertanyaan dan Fokus Perhatian: Beberapa Poin Dasar
1. Bersikap Ramah
Paulus mengingatka kita bahwa kita adalah utusan-utusan Kristus (2Kor 5:20).
Keramahan Tuhan perlu ditunjukkan di sini, bukan kesombongan atau ketidaksabaran
manusia, marilah memberikan jawban yang sopan, peneh pengertian dan menolong,
khususnya pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa sang penanya tidak paham akan
iman Kristen.
2. Apa pertanyaan yang sesungguhnya?
Salah satu cara untuk menyelesikan ini adalah dengan menyambut pertanyaan, dan
kemudian bertanya kepada sipenanya apakah ia keberatan membagukan, mengapa ini
merupakan keprihatinan khususnya. Ini akan menolong kita menemukan apa
pertanyaan yang sesungguhnya dan menjawabnya dengan tepat.
3. Jangan memberikan jawaban standar untuk pertanyaan yang terus terang
Para apologis perlu mendengarkan, dan memastikan bahwa kita benar-benar
berhadapan dengan pertanyaan yang diajukan, yang mungkin memaksa kita untuk
beradaptasi dan mengembangkan jawaban standar kita.
4. Hargai pentingnya belajar dari apologis lain.
Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan jawaban kita mengenai masalah
dantantangan iman adalah dengan belajar dari mereka yang telah mengembangkan
seni berapologetika.

Studi Kasus 1 : Mengapa Allah Mengizinkan Penderitaan


Studi kasus pertama adalah sebuah Isu yang sering diangkat dalam debat publik ataupun
percakapan pribdao ,dalam paragaf selanjutnya kita melihat dalam mengenai penderitaan
masing-masing adalah benang yang dapat digunakan sendri atai dirajut,seperti ada
kontradaksi logik apabia Allah itu baik , Woody Allen mengatakan: “Lebih dari waktu
lainnya dalam sejarah ,umat manusia menghadapai persimpanga jalan dalam menuju
keputusan dan berdoalah agara kita memiliki himat dengan benar Point pertama yang perlu
dibuat disni adalah bahwa kita sering kali perlu beljar membiaskan diri dengna pertanyaaan
manusia harus menciptakan dunia yang bermakna abdi bagi mereka dan memaksakan makna
pada dunia yang secara esensial acak dan tak bertujuan Daam inkaransi,Allah sang
penciptaan masuk ked alam diami yang menderita itu bukan seperti turis yang penasaran
tetapi sebagai juruslamet yang berkomitmen ,karena itu orang kristen mengakui bahwa
komitmen kasih Allah kepada penderitaan dunia sangatlah besar Hingga Allah masuk secara
pribadi bukan mengirimkan wakilnya ,Allah memilih menderita .penderitaan Yesus kristus
dapat menyakinkan kita kembali hak istimewa. Secara apologetis adalah melalui empati anda
berempati dengan masalah ketakutan orang lain gagasan utama Kristen tentang inkaranasi
adalah mengenai Allah yang bersimpayo dengan penderitaan kita bukan berempati. Maka isu
penderitaan memicu segala pertanyaan apaologetika yang penting.

Studi Kasus 2 : Allah sebagai Penopang Orang Lemah


Sebagaimana yang diharapakan pernyataan modernya ditemukan dalam tulisan ateis Sigmud
Fred bagi Fredd percaya kepada Allah adalah sebuah ilusi .Freud beragumen bahwa Allah
hanya ada dipikiran manusia .Ide tentang Allah sebagai “pengenapan khyalan ‘ berasal dari
hasrat kit atas makna dari cinta ,dengan kata lain kita mnciptakan dunia khayalan yang cocok
dengan keingina kita . Bagimana juga kebenaran bahwa Allah itu penuh kasih adalah wahyu.
Ada dua point penting yang perlua dipikirkan disini pertama isunya adalah tentang kebenaran
,bukan kebutuhan . Apologis Kristen selalu menegaskan bahwa klaim kekrisrenan berdiri
tegak di atas batu karang kebenaran, Iman kristen memberikan sejakrah ,eksistesial,hunungan
dan intektual. Kedua apabila kaki patah membutuhkan tongkat .Agustinus dari Hippo
membandingkan gereja dengan rumah sakit yang disebutkan .
Menentukan Arah: Menerapkan Studi Kasus
Pertanyaan Satu. “saya memiliki masalah yang nyata dengan Allah dan penderitaan
dari dunia. Sulit sekali untuk memahami semuanya. Saya pikir Dia tidak benar-benar peduli
denga kita! Mengapa Ia tidak mengenyahkan penderitaan kita?”
Jawaban :pertama, kita semua memiliki masalah penderitaan. Tetapi pegharapan Kristen
adalah satu hari kelak kita akan berada di sebuah tempat yang tidak ada penderitaan dan
kesakitan. Semua penderitaan dan air mata akan benar-benar lenyap.
Pertanyaan Dua. “Kata Anda Allah bukanlah khayalan. Tetapi siapa pun yang memahami
psikologi akan mengatakan kepada Anda bahwa kita menciptakan sesuatu sesuai dengan
kebutuhan kita. Kita menciptakan ide-ide, termasuk Allah.Mengapa kita tidak mengakui ini
dan menghadapi kenyataan?”
Jawaban.Pertama, saya memiliki rekan-rekan ateis, tepatnya karena mereka tidak
meinginkan adanya Allah.Dan kedua, kita perlu mengecek semuanya berdasarkan bukti-bukti
yang ada.
BAB 9
KESIMPULAN
MENGEMBANGKAN PENDEKATAN APOLOGETIKA ANDA SENDIRI
Buku ini disusun untuk menolog kita mengembangkan pendekatan apologetika kita
sendiri. Bukan memberikan kita jawaban yang sudah diformulasikan untuk semua pertanyaan
mengenai iman, namun buku ini menolong kita untuk mengembangkan pendekatan. Tujuan
dari buku ini adalah adalah menolong dan mendorong kita untuk membangun sebuah metode
apologetika, bukan sekedar memaparkan jawaban apologetika. Dan dalam buku ini
memberikan tawaran bagi kita mengenai bagaimana kita mengembangkan pendekatan yang
unik dan lebih lanjut.
Kenali Dirimu
Allah menciptakan setiap manusia secara unik, dan kita perlu belajar menerima keunikan
itu. Kita perlu menyadari kelebihan dan kekurangan kita. Apologetika yang unik di lakukan
dengan 4 cara yaitu:
1. Berbicara di depan public
2. Menulis buku
3. Percakapan pribadi
4. Melalui contoh kehidupan dan sikap kita
Apologis membutuhkan dukungan apabila mereka ingin mengerjaka tugas mereka dengan
baik. Maka kita membutuhkan sekutu dan teman, jika apologis itu sendiri maka akan
kelelahan dan kecapekan karena tanggungjawab terhadap tugas itu.
Belajar dari Orang Lain
Sangat penting belajar dari apologis lain, yaitu kita dapat memperhatikan cara apologis
lain misalnya:
1. Kita dapat mempelajari bagaimana para apologis lain menghadapi pendengar mereka?
2. Ilustrasi seperti apa yang mereka gunakan?
3. Bagaimana mereka dapat mengembangkan argument mereka?
4. Dan bagaimana kita dapat mengembangkan dan mengadaptasi pendekatan mereka?
Yang terpenting adalah kita sanggup mengembangkan metode apologetika kita sendiri,
sesuai dengan Karunia anda di satu sisi dan pendengaran kita di sisi lain. Belajar dari
apologis lain adalah penting dalam tugas ini. Namun kita juga harus menciptakan jawaban
atau cara kita sendiri terhadap pertanyaan mengenai iman. Karena tidak bisa kita hidup
dengan jawaban pinjaman. Namun kita harus mengembangkan jawaban atau cara kita sendiri
dalam melakukan apologetika. Meskipun kita dapat menggunakan jawaban orang lain tapi
jawaban terbaik adalah milik kita sendiri. Mengapa demikian? Karena kita telah sudah
memikirkan dan memodifikasinya hingga kita dapat puas dan mengerti.
Berlatih
Apologetika adalah sebuah ilmu sekaligus seni. Tentang mengembangkan
pemahaman yang baik mengenai iman Kristen dan menemukan cara yang terbaik untuk
menghubungkannya dengan pendengar yang sedang kita temui. Kita masing-masing perlu
mengidentifikasi kekuatan kita dan menemukan cara yang terbaik untuk menggunakannya.
Apologetika yang baik berhubungan dengan praktik. Baik bermaksud melakukan
sesuatu dan melakukan secara teratur (sehingga kita dapat menjadi semakin baik dalam
melakukannya). Kita tidak dapat hanya melakukan mempelajari apologetika dengan
membaca buku atau menghadiri kelas-kelas. Ini hanya sebuah keterampilan bukan sekedar
memperoleh informasi. Satu-satunya cara belajar membangun dan menyampaikan
apologetika adalah dengan membangun apologetika mendapatkan umpan balik dari rekan-
rekan kita.
Kesimpulan
Buku ini tidak bermaksud mengajarkan kita di semua ilmu dan seni apologetika. Namun buku
ini menolong kita memulai, dan menolong kita untuk memahami mengapa apologetika itu
penting dan menarik. Buku ini sekedar menyampaikan teori-teori apologetika. Sekarang
kembali kepada kita bagaimana kita mengeksplorasinya secara mendalam dan menditail.

Anda mungkin juga menyukai