K Ompusunggu
NIM : 17.04.12.6967
M.K : Apologetika Dasar
BAB 8
PERTANYAAN MENGENAI IMAN MENGENBANGKAN PENDEKATAN
Apologetika membicarakan tentang mengomunikasikan sukacita .koherensi,dan
relevansi Iman Kristen di satu sisi dan menjawab kekhawatiran ,kesulitan dan keprihatinan
tentang iman itu . Pertanyan-pertanyaan dan keprihatinan yang diangkat mengenai iman
berbeda dari satu budaya lainnya . Banyak teolog Eropa di awal Abad Pertengahan –
pertengahan dalam kehadiaran dan didalam konteks isam ,sebagai contoh sejarah gereka
.Kedua point doktrinal terakhir secra luas dipandang bertentangn dengan pengajaran Islam.
Dan dalam buku ini mengajarkan kita sebuah metode bukan memberikan serangkaian
jawaban kepada apologis. Dalam konteks rasionalis ,pertanyaan-pertanyaan yang sering
diangkat tentang kepercayaan yang tampak nya “irasional “ atau karakteristik iman kristen
bahwa Yesus itu ilahi dan manusia ,atau hal yang tampaknya (sepertin doktrin dosa asal). Di
dalam konteks pascamodern. Point pentingnya adalah memahami pendengar Anda dan
memahmai keperhatinan pertanyaan dalam menjelaskan dan menawarkan visi Kristen
tentang realitas
Tidak perlu bersikap defentisf dalam membela kekristenan ,bab ini tidak menyajikan daftar
rinci tentang kesulitan mengen iman dan jawaban yang dapat diberikan tetapi seblumnya kita
mulai memikirkan pertanyaan-pertanyaan seperti sebuah kerangka dalam memahami peran
kita sebagai apologis . Semua apologis dapat memberikan jawaban yang baik dan percaya
bahwa sebutir benih telah ditaburkan dan salah satu jalan tanpa ritangan.
Kemudian di bab ini kita akan melihat dua kasus khusus tentang keberatan dan kekhawatiran
mengenai kekristenan yang sering didiskusikan.
Pertanyaan dan Fokus Perhatian: Beberapa Poin Dasar
1. Bersikap Ramah
Paulus mengingatka kita bahwa kita adalah utusan-utusan Kristus (2Kor 5:20).
Keramahan Tuhan perlu ditunjukkan di sini, bukan kesombongan atau ketidaksabaran
manusia, marilah memberikan jawban yang sopan, peneh pengertian dan menolong,
khususnya pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa sang penanya tidak paham akan
iman Kristen.
2. Apa pertanyaan yang sesungguhnya?
Salah satu cara untuk menyelesikan ini adalah dengan menyambut pertanyaan, dan
kemudian bertanya kepada sipenanya apakah ia keberatan membagukan, mengapa ini
merupakan keprihatinan khususnya. Ini akan menolong kita menemukan apa
pertanyaan yang sesungguhnya dan menjawabnya dengan tepat.
3. Jangan memberikan jawaban standar untuk pertanyaan yang terus terang
Para apologis perlu mendengarkan, dan memastikan bahwa kita benar-benar
berhadapan dengan pertanyaan yang diajukan, yang mungkin memaksa kita untuk
beradaptasi dan mengembangkan jawaban standar kita.
4. Hargai pentingnya belajar dari apologis lain.
Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan jawaban kita mengenai masalah
dantantangan iman adalah dengan belajar dari mereka yang telah mengembangkan
seni berapologetika.