Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

FUNGSI PRODUKSI / OPERASI

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Ketua : Dhimas Bintang Anugerah E.


(150810301039)
Anggota : 1. Nuzulul Evita Rizki
(150810301006)
2. Dinda Putri Wulan Sari
(150810301022)
3. Safira Damayanti
(150810301026)
4. Sherly Mardita Pratami N.
(150810301038)
5. Dizzy Asrinda Siswi R.
(150810301042)
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2015

2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu.
Tugas makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pengantar Bisnis. Dengan tema Fungsi Produksi / Operasi. Selain itu, kami juga berharap dengan
adanya makalah ini dapat memberikan serta menambah wawasan yang luas kepada para pembaca
tentang apa sajakah fungsi – fungsi produksi tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
beberapa hal, diantaranya perencanaan produksi, perencanaan lokasi pabrik, perencanaan letak
fasilitas produksi, pengendalian produksi, pengendalian tenaga kerja, pemeliharaan, dan sebagainya.
Kami menyadari bahwa kami kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman, sehingga
makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, makalah ini memiliki banyak kekurangan baik
dalam hal isi maupun sistematika penulisan. Kami meminta maaf atas semua kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak disengaja.

Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II Pembahasan 3

2.1. Perencanaan Produksi 3

2.2. Perencanaan Lokasi Pabrik 6

2.3. Perencanaan Letak Fasilitas Produksi 7

2.4. Perencanaan Lingkungan Kerja 8

2.5. Pengendalian Produksi 8

2.6. Pengendalian Tenaga Kerja 10

2.7. Pengendalian Biaya Produksi dengan Analisis Pulang Pokok 11

2.8. Pemeliharaan 12

2.9. Fungsi Produksi 12

BAB III Penutup 14

3.1. Kesimpulan 14

3.2. Saran 14

Daftar Pustaka 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam
memahami sifat permintaan para pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah dapat dipahami
alasan yang mendorong para pembeli menaikkan permintaannya terhadap suatu barang apabila
harganya turun dan mengurangkan pembeliannya sekiranya harganya naik.

Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada soal penawaran,
yaitu melihat dan mempelajari sikap produsen dalam menawarkan barang yang diproduksinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran adalah produksi. Faktor ini adalah faktor yang
sangat penting dalam menentukan penawaran.

Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan
barangnya diperlukan analisis keatas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama-tama
harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk mengahsilkan barang
yang akan diproduksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-
barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan
membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk
menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat dalam laporan makalah ini adalah :

a. Bagaimanakah perencanaan suatu produksi dan apakah fungsi dari perencanaan


produksi?
b. Bagaimanakah perencanaan dalam menentukan lokasi pabrik ?
c. Bagaimanakah perencanaan letak fasilitas produksi ?
d. Bagaimanakah perencanaan dari lingkungan kerja ?
e. Bagaimanakah cara pengendalian produksi ?
f. Bagaimanakah cara pengendalian tenaga kerja
g. Bagaimanakah cara pengendalian biaya produksi dengan analisis pulang pokok ?
h. Bagaimanakah cara dalam pemeliharaannya ?
1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya :

a. Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur secara berkelompok mata kuliah
Pengantar Bisnis

b. Untuk mengetahui perencanaan suatu produksi dan fungsi dari perencanaan


produksi

c. Untuk mengetahui perencanaan dalam menentukan lokasi pabrik

d. Untuk mengetahui perencanaan letak fasilitas produksi

e. Untuk mengetahui perencanaan dari lingkungan kerja

f. Untuk mengetahui cara pengendalian produksi

g. Untuk mengetahui cara pengendalian tenaga kerja

h. Untuk mengetahui cara pengendalian biaya produksi dengan analisis pulang


pokok

i. Untuk mengetahui cara dalam pemeliharaannya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Produksi


Pada masa sekarang ini semakin banyak barang atau jasa yang dijual-belikan dan
dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli dalam jumlah, kualitas, model,
ukuran yang beraneka ragam. Hal ini didukung oleh adanya suatu kegiatan pabrik untuk menambah
atau menciptakan kegunaan barang dan jasa tersebut. Usaha ini dilaksanakan melalui sistem
produksi , dengan mengubah faktor-faktor produksi yang terjadi sehingga menjadi barang atau jasa.
Faktor-faktor produksi tersebut seperti telah diketahui yaitu berupa tenaga kerja, modal, mesin,
metode, bahan baku.

Disini manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut


sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdaya guna dan lebih
berhasil guna, melalui proses manajemen yang terdiri dari kegiatan Perencanaan, Pengorganisasian,
Pengarahan dan Pengendalian.

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal
serta dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan
produksi sebelum kegiatan produksi dimulai. Hal ini juga akan digunakan sebagai pedoman kerja
bagi para karyawan di bagian produksi agar dapat bekerja sesuai dengan pola yang telah digariskan.
Tanpa adanya perencanaan yang masak maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan dalam
proses produksi perusahaan, baik dalam kualitas, model, kuantitas maupun ketepatan waktu
penerimaan barang/jasa.

Perencanaan produksi juga berguna untuk membandingkan antara rencana dengan


kenyataannya, sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan tindakan
koreksi sebelum produk/jasa dikeluarkan dari pabrik.

 Pengertian

Produksi
Adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Proses Produksi
Yaitu cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang/jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada.
Manajemen Produksi
Adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat keputusan-
keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar
barang atau jasa yang akan dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan.
Proses penciptaan dan penambahan kegunaan/faedah tersebut terbagi kedalam :

a. Faedah Bentuk
Dapat dicontohkan misalnya rotan dihutan setelah diproses maka akan dibentuk menjadi
tas, meja, kursi dll.
b. Faedah Waktu
Misalnya saja jasa pengudangan yang dalam hal ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan barang, dengan menyimpan barang yang dibeli sekaligus dalam jumlah
tertentu, maka dengan adanya perbedaan waktu barang tersebut nilai atau manfaatnya
meningkat.
c. Faedah Tempat
Dalam hal ini dapat dilihat suatu jasa transportasi. Dengan berpindahnya produk dari
suatu kota ke kota lain maka akan tercipta faedah tempat.
d. Faedah Milik
Dengan adanya pemindahan hak milik dari pedagang ke pembeli maka akan terdapat
faedah yang lebih tinggi dari barang tersebut

Menurut sifat Proses Produksi, pengolahan produk dapat dibedakan atas :

1) Proses Ekstratif
Disini produksi mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam
industri produksi dasar.
Contoh : Pertambangan timah, Pertambangan batubara, Pertanian, Perikanan.
2) Proses Fabrikasi (Proses Pengubahan)
Yaitu suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi dalam bentuk yang
lain.
Contoh : Perusahaan meubel, Perusahaan tas.
3) Proses Analitik
Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan yang mirip dengan
bentuk aslinya.
Contoh : Minyak bumi bisa menjadi bensin, solar, kerosin.
4) Proses Sintetik
Adalah suatu proses pengkombinasian beberapa bahan kedalam satu bentuk produk dan
produk akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena ada perubahan fisik
atau kimia.
Contoh : Proses pembuatan obat, Pengolahan baja, gelas atau kaca.
5) Proses Perakitan
Proses yg dilakukan dengan cara menggabungkan komponen-komponen sehingga
menjadi produk akhir dan produk akhir tersebut terdiri dari komponen yang saling
berhubungan.
Contoh : Perusahaan televisi, Almari es, Industri mobil dan motor.
6) Proses Penciptaan Jasa Administrasi
Perusahaan memerlukan data atau informasi secara tepat dan cepat maka diperlukan
suatu bagian tersendiri untuk menangani masalah itu.
Contoh : Lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.

 Jenis Proses Produksi


Secara umum jenis proses produksi dapat dibedakan menjadi dua golongan :
a. Proses Produksi terus-menerus ( Continuous Process )
Jenis proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang
besar.
Contoh : -Industri pupuk , Semen
-Makanan dalam kaleng, Minuman dalam botol
b. Proses Produksi terputus-putus (Intermittent Process)
Jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda
dalam hal jumlah, kualitas, desain maupun harganya.
Contoh : -Perusahaan percetakan
-Perusahaan meubel

 Pemilihan Pola Produksi


Penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap bulannya, oleh karenanya ada
pilihan untuk melayani penjualan tersebut :
a. Stabilitas Produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan stabil dari waktu ke waktu. Fluktuasi
penjualan akan ditutup dengan persediaan produk akhir.
b. Stabilitas persediaan akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu . Fluktuasi penjualan,
langsung ditutup oleh produksi penjualan. Oleh karena itu produksi akan berfluktasi
sesuai dengan jumlah penjualan.
c. Produksi dan persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fluktuasi penjualan, baik dalam produksinya maupun dalam
persediaannya , sebab dapa mengurangi fluktuasi penjualan itu sendiri

Di dalam menetapkan pola produksi maka hal itu tergantung volume penjualan
perusahaan, disamping itu juga harus dilihat besarnya tambahan biaya (incremental cost)
yang timbul pada pemilihan pola produksi. Tambahan biaya ini dipengaruhi oleh
beberapa macam biaya seperti :

1) Biaya Perputaran Tenaga Kerja (Labour Turn Over Cost)


Adalah biaya yang diperlukan untuk memperileh, melatih atau memberhentikan
tenaga kerja selama satu periode produksi.
2) Biaya Simpanan (Carrying Cost)
Yaitu biaya penyimpanan barang-barang hasil produksi yang belum laku terjual
karena pada saat itu volume produksi lebih besar dibandingkan dengan volume
penjualannya.
3) Biaya Lembur (Over Time Premium Cost)
Adalah tambahan upah yang diberikan karena adanya kerja lembur yang disebabkan
naiknya volume produksi dan volume produksi ini tidak melebihi kapasitas
maksimal.
4) Biaya Sub Kontrak (Subcontracting Cost)
Yaitu biaya yang timbul karena perusahaan membeli barang dari perusahaan lain
untuk memenuhi kebutuhannya.

Biaya tambahan (Incremental Cost) akan terjadi jika luas produksi dipecah-pecah
dalam periode pendek sehingga mengakibatkan kenaikan biaya-biaya tersebut diatas.
Setiap pola produksi akan mempunyai biaya tambahan yang berbeda-beda, oleh karena
itu perusahaan harus memilih pola produksi yang mempunyai biaya tambahan minimum.
 Penentuan Luas Produksi
Seperti telah disebutkan di atas, penentuan jumlah produk yang akan dibuat
merupakan hal yang penting. Dalam hal ini kita kenal dengan istilah Luas Produksi. Luas
Produksi diartikan sebagai jumlah atau volume produk yang seharusnya dibuat oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan, maka diperlukan sutu perencanaan produksi yang tepat. Luas produksi yang
terlalu besar dapat mengakibatkan suatu pemborosan dalam perongkosan dan investasi
aktiva tetap dan bahan baku. Juga akan dapat mengakibatkan kerusakan barang jadi,
dikarenakan terlalu lama disimpan dan disini akan memperbesar biaya-biaya
pemeliharaan dan biaya penyimpanan di gudang. Sebaliknya luas produksi yang terlalu
kecil akan dapat mengakibatkan :

a. Terlalu tingginya harga pokok produk, disebabkan biaya tetap hanya dipikul oleh
volume produksi yang kecil saja, sehingga ogkos per kesatuan menjadi tinggi.
b. Tidak terpenuhinya permintaan konsumen (sering perusahaan kehabisan
persediaan), sehingga konsumen akan beralih mencari produk sejenis ke
perusahaan lain atau pesaing. Hal ini berarti perusahaan kehilangan potential
market-nya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi luas produksi adalah:


a. Tersedianya bahan baku
b. Tersedianya kapasitas mesin
c. Tersedianya tenaga kerja
d. Batasan permintaan
e. Tersedianya faktor produksi lainnya
Untuk menentukan Luas produksi suatu perusahaan, dapat dilakukan dengan 2
pendekatan yaitu :
a. Dengan pendekatan konsep Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR)
b. Dengan pendekatan konsep Cost Profit Volume Relationship (CPV ratio), atau
konsep hubungan ongkos, laba, dan volume penjualan.

2.2. Perencanaan Lokasi Pabrik

Perkiraan mengenai letak pasar / konsumen dan letak bahan baku adalah sangat penting
karena mempengaruhi distribusinya agar memaksimalkan keuntungannya. Perencanaan lokasi
pabrik yang kurang tepat, dapat pula mengakibatkan perusahaan mengadakan Re-location, yaitu
penempatan pabrik ke lokasi baru, hal ini dapat memboroskan biaya pabrik.

Jadi tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu
perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar. Hal ini berarti bahwa, dalam penentuan
lokasi pabrik perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi dan distribusi,
agar dapat lebih ditekan serendah mungkin.

Dengan adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat, akan :


 dapat melayani konsumen dengan memuaskan
 dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
 dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing
 memungkinkan perluasan pabrik

Suatu lokasi pabrik bisa saja dikemudian hari dapat menimbulkan masalah penempatan
lokasi yang baru. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja dari gangguan yang dapat menghambat
jalannya operasi perusahaan. Gangguan lain dapat berupa pengaruh cuaca/suhu yang buruk. Dan
dari faktor lain yaitu agar aman dari pencurian.

Didalam mendirikan bangunan, perlu ditimbangkan :


- luas bangunan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
- jenis bangunan : permanent , tidak permanent
- bentuk bangunan : model, bertingkat , tidak bertingkat
Dengan adanya perencanaan bangunan, maka akan dapat diperoleh manfaat antaralain :
o mempelancar jalannya proses produksi dan operasi perusahaan
o memperkecil persediaan barang setengah jadi
o memperoleh pemanfaatan luas lantai yang efektif
o menurunkan biaya pengangkutan dalam pabrik
o meningkatkan produktivitas kerja karyawan
o menurunkan biaya pemeliharaan
o menyederhanakan pengawasan proses produksi

2.3. Perencanaan Letak Fasilitas Produksi


Perencanaan Letak Fasilitas Produksi juga sering disebut layout fasilitas pabrik, yaitu
tata letak mesin dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Ini merupakan tahap
perpaduan desain suatu sitem produksi. Pada tahap ini perusahaan harus menyediakan segala faktor
rencana proses dan desain pekerjaan, misalnya kapasitas ruangan untuk meletakkan peralatan dan
untuk para pekerja, kemudian metode pemindahan bahan dalampabrik serta pertimbangan
fleksibilitas untuk perubahan atau perluasan di waktu yang akan datang.
Suatu tata letak yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan mesin dan peralatan
pabrik dengan teratur dan efisien, termasuk di dalamnya pengaturan tenaga kerja. Fasilitas produksi
di sini termasuk : gudang, tempat pemeliharaan, tempat pengiriman barang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa, tujuan Perencanaan Layout Produksi adalah
untuk dapat mendapatkan kombinasi yang optimal antara fasilitas-fasilitas produksi. Namun dapat
pula kita sebutkan beberapa tujuan khusus, yakni :
a. Untuk simplifikasi dari proses produksi
b. Agar pengeluaran biaya pengangkutan bahan dalam pabrik dapat diminimumkan
c. Mendapatkan perputaran persediaan barang setengah jadi yang tinggi
d. Mengurangi investasi yang kurang penting
e. Memperoleh kepuasan dan keamanan kerja untuk para karyawan
Perusahaan senantiasa memerlukan Perencanaan Tata Letak Produksi disebabkan hal-
hal :
- Adanya perubahan dari desain produk / produk baru
- Adanya perubahan volume permintaan konsumen
- Telah usangnya fasilitas produksi yang ada
- Timbulnya kecelakaan kerja
- Adanya pemindahan lokasi perusahaan
- Lingkungan kerja yang kurang aman
- Untuk menghemat biaya.
Dengan dipertimbangkannya beberapa faktor dimuka, maka diharapkan biaya-biaya
proses produksi dapat ditekan serendah-rendahnya dan di pihak lain tujuan perusahaan dapat
tercapai.

2.4. Perencanaan Lingkungan Kerja

Perencanaan produksi berkaitan erat dengan perencanaan lingkungan kerja. Dengan


lingkungan kerja yang baik, aman serta nyaman maka dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Termasuk ke dalam perencanaan lingkungan kerja yaitu, perencanaan terhadap
pengaturan berbagai fasiltas pelayanan, masalah kondisi kerja dan hubungan kerja antar karyawan.

 Pelayanan bagi Karyawan


Bagi perusahaan yang sudah cukup besar dan teratur, maka dapat diselenggarakan
jenis pelayanan bagi karyawan, seperti :
-Adanya kantin/kafetaria di lingkungan pabrik
-Fasilitas kesehatan
 Kondisi Kerja
Dengan kondisi kerja yang nyaman, maka karyawan akan merasa aman dan
produktif dalam bekerja sehari-hari. Hal ini dapat diciptakan perusahaan dari segi-segi :
-Penerangan
-Suhu Udara
-Suara Bising
-Ruang Gerak
 Hubungan Kerja antar Karyawan
Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
-Faktor bawaan
-Faktor pendidikan dan latihan
-Faktor gizi
-Faktor lingkungan
-Faktor kemauan karyawan untuk bekerjasama
Jadi disini pimpinan harus mengetahui bagaimana agar faktor-faktor tersebut dapat
dipenuhi.
Hubungan antar karyawan secara individual maupun antar bagian dalam perusahaan
perlu dibina terus-menerus, sebab tanpa adanya semangat kerjasama yang baik mustahil
semua pekerjaan akan diselesaikan tepat pada waktunya disertai kualitas yang baik.

2.5. Pengendalian Produksi

Tahap-tahap dalam pengendalian produksi :

i. Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan beberapa banyak akan diproduksikan dan
direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah
sampai produk selesai dibuat.
ii. Routing
Merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai.
Dan tujuan Routing adalah untuk memperkecil adanya kesalahan dalam proses
produksi.
iii. Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
iv. Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja.
v. Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar Routing,
Scduling dan Dispatching sesuai rencana serta untuk menghindari kegagalan proses
produksi

Dengan pengendalian produksi diperoleh keuntungan- keuntungan :


o membantu tercapainya operasi produksi secara efesien dari perusahaan
o lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
o mempertinggi modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai
pengendalian

Beberapa macam Pengendalian Proses Produksi :

1. Pengendalian Order (Order control)

- Pengendalian produksi disini menjaga agar produk yang dibuat sesuai dengan
pesenan yang masuk

- Pengendalian order harus dapat memperkecil adanya penyimpanan-penyimpanan


dalam pembuatan produk

- Jenis pengendalian ini sesuai untuk jenis proses produksi terputus-putus


atau Intermittent Process

2. Pengendalian Arus (Flow control)

- Routing disini lebih banyak ditentukan oleh alat-alat produksi yang dipakai yang
biasanya sudah merupakan satu unit peralatan

- Pengendalian ini digunakan untuk tipe proses terus menerus atau Continuous
Process

3. Pengendalian Beban (Load control)

- Perencanaan produksi dan Routing disusun apabila ada pesanan yang datang.
Scheduling dapat disusun sesudah Routing siap.

- Masalah penting yang perlu diperhatikan:

a. mengusahakan pengalokasian waktu serta kapasitas, agar semua proses


berjalan lancar dalam waktu yang tepat

b. memisahkan bahan untuk masing-masing produk dalam kelompok yang sama,


sehingga memudahkan perhitungan atas komponen tersebut kedalam produk
akhir.
4. Pengendalian Blok (Block control)

- Tipe pengendalian ini , mengelompokan jenis pesanan yang masuk pada jenis
yang mempunyai penyelesaian proses produksi yang sama atau hamper sama

- Pesanan tersebut didaftar dalam satu blok , sehingga blok disini merupakan
kumpulan pesanan dimana proses produksi dari masing-masing produk adalah
sama

- Tujuan pengendalian blok adalah agar tercapai stabilitas tingkat produksi pada
masing-masing bagian

- Setiap bagian yang telat menyelesaikan satu blok agar dilaporkan oleh pengawas
atau mandor ke bagian pengendalian proses

5. Pengendalian Proyek khusus (Special project control)

- Pengendalian ini biasanya dilakukan diproyek proyek besar, misalnya


pembuatan jalan , peluncuran roket dll

- Routing, scheduling, dan dispatching harus diteliti dan dicermat untuk


dikoordinasikan dengan perencanaan produksi

6. Pengendalian Kekecualian (Control By Exception)

- Kebaikan system ini ialah biayanya rendah. Tetapi juga mempunyai keburukan
yakni tidak cocok untuk usaha pencegahan atau Preventif

- Tipe pengendalian ini hanya cocok untuk jenis pekerjaan yang relative tetap dari
waktu ke waktu.

2.6. Pengendalian Tenaga Kerja


Sebelum proses produksi dilaksanakan, disusunlah tahap-tahap yang harus
dilalui/dijalankan oleh tenaga kerja yang telah direncanakan terlebih dulu. Semua itu tertuju pada
efisiensi waktu dan biaya.
Penyusunan perencanaan kerja oleh manajemen memegang pernanan penting di sini
untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dan juga untuk memudahkan pengawasan. Pemahaman
tentang jaringan kerja (net work) dan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method) akan dapat
membantu dalam pembuatan rencana kerja tersebut.
Dalam pendekatan jaringan kerja, pekerjaan besar dipecah-pecah menjadi
peristiwa/tugas/event kecil yang kemudian disusun dalam suatu jaringan kerja yang logis. Waktu
penyelesaian masing-masing tugas diperkirakan terlebih dahulu kemudian jaringan kerja dibuat
dengan mengidentifikasikan kegiatan dan peristiwa. Hal ini untuk memudahkan pengawasan dalam
penyelesaian suatu proyek/pekerjaan.
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
merupakan dua teknik perencanaan. Kedua alat ini sekaligus dapat dipakai untuk mengontrol
koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu pekerjaan sehingga tujuan dapat diselesaikan dalam
jangka waktu yang tepat. PERT dan CPM juga sangat membantu manajemen dalam mempersingkat
jangka waktu penyelesaian sutu pekerjaan dan menghema sumber-sumber atau faktor-faktor
produksi yang digunakan.
Pada dasarnya PERT merupakan representasi diagframatik yang berguna di dalam
merencanakan suatu kegiatan, sekaligus merupakan alat manajemen yang efektif. Jadi dalam PERT
dilukiskan :
a. Pengaturan kegiatan yang logis dan sekuensial dari suatu kegiatan/proyek
b. Hubungan antara kegiatan-kegiatan tersebut
- Apa mendahului apa ?
- Apa yang harus diselesaikan sebelum yang lain dimulai ?
- Apa yang menjadi hambatan ?
Kegunaan PERT ini terletak pada tingkat ketelitian analisis dari suatu kegiatan, urutan
serta hubungan logisnya.
Elemen-elemen dari PERT yaitu :
a. Kegiatan (Activity)
Yaitu merupakan pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan sesuatu pada
waktu tertentu.
b. Peristiwa (Event)
Merupakan suatu permulaan atau akhir suatu kegiatan.

2.7. Pengendalian Biaya Produksi dengan Analisis Pulang Pokok


Analisis pulang pokok (Break Event Point) merupakan analisis untuk mengetahui
apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau justru
merugikan. Keadaan Pulang Pokok yaitu keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana
jumlah pendapatan (penerimaan penjualan) sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya).
Dengan kata lain perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi juga tidak menderita rugi, atau pada
saat penghasilan total (Total Revenue = TR) sama dengan biaya total (Total Cost = TC). Apabila
perusahaan bekerja dalam luas produksi yang lebih kecil daripada volume pada saat pulang pokok
maka akan menderita rugi. Sebaliknya apabila perusahaan berproduksi pada luas produksi yang
lebih tinggi daripada volume pada saat pulang pokok maka akan mendapatkan laba.
Secara umum BEP dapat memberikan informasi bagaimanakah pola hubungan antara
volume penjualan, ongkos dan laba yang akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu. Selain itu,
BEP juga memberikan informasi :
a. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan supaya perusahaan tidak rugi.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu
c. Seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak rugi
d. Dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana efek perubahan marginal, biaya dan
volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.
 Jenis-Jenis Biaya dalam BEP
a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
Adalah biaya yang jumlahnya selalu tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya
tingkat produksi perusahaan.
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
Yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi
perusahaan.
c. Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost)
Yaitu jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang
disebut pula dengan Biaya Semi Tetap (Semi Fixed Cost)
2.8. Pemeliharaan

Banyak kerugian akan timbul karena perusahaan kurang memperhatikan faktor


pemeliharaan fasilitas produksi. Alat produksi yang seharusnya masih dapat berfungsi dengan baik
menjadi cepat rusak serta menurun tingkat kegunaannya karena tidak dipelihara dengan cermat. Jadi
manfaat pemeliharaan ini tidak dirsakan secara langsung namun dalam jangka panjang akan terasa
sekali manfaatnya.

Kerugian-kerugian yang mungkin akan diderita perusahaan diantaranya :

a. Fasilitas / alat produksi hanya dapat dipakai dalam jangka pendek


b. Akan menibulkan kerusakan berat pada alat produksi sebab jika terdapat
kerusakan kecil kurang diperhatikan, sehingga biaya perbaikan mesin juga
semakin besar karena kerusakannya semakin berat
c. Seringkali terjadi kemacetan mesin akibat kurangnya pemeliharaan, sehingga
proses produksipun juga sering terhenti
d. Menurunnya kualitas produk akhir perusahaan sebab mesin / peralatan kurang
lancar jalannya sehingga pengendalian kualitas proses produksi juga akan sulit
e. Dapat menimbulkan ketidakseimbangan kapasitas antara bagian yang satu dengan
yang lainnya akibat adanya kerusakan mesin.

Jenis-jenis dari pemeliharaan, diantaranya :

a. Pemeliharaan Preventif
Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan keadaan yang dapat
menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan
dalan proses produksi
b. Pemeliharaan Korektif
Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya
suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas produksi sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Atau sering disebut Perbaikan atau Reparasi.

2.9. Fungsi Produksi


Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input.
Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q = f (K L R T)
Keterangan :

Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)

f :Fungsi(simbol persamaan fungsional)

K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)


L : Labour (tenaga kerja)

R: Resources (sumber daya alam)

T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)

Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya jumlah output


yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan
dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya
alam) ataupun meningkatkan T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat
melakukan penggunaan input yang lebih efisien.

Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus.
Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk,
pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk
meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti
tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan
pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian.
Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input
saja, dua atau lebih input.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini yaitu :
 Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum yang
mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input atau faktor
produksi yang ada.
 Tujuan dari produksi tersebut salah satunya untuk memenuhi kebutuhan manusia
dan menghasilkan barang dan jasa. Untuk itu sebelum mencapai tujuan yang
diharapkan perlu di rencanakan dulu cara pengelolaan faktor produksi tersebut.

 Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan


suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang
tersedia.
 Proses Produksi yaitu cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan faktor-faktor
produksi yang ada.
 Manajemen Produksi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang atau jasa yang akan dihasilkan sesuai dengan yang
direncanakan.
 Tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu
perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar.
 Perencanaan Letak Fasilitas Produksi juga sering disebut layout fasilitas pabrik,
yaitu tata letak mesin dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses
produksi.
 Ada beberapa tahap-tahap pengendalian produksi
 Dengan lingkungan kerja yang baik, aman serta nyaman maka dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
 PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Method) merupakan dua teknik perencanaan yang dapat dipakai untuk mengontrol
koordinasi berbagai kegiatan dalam suatu pekerjaan sehingga tujuan dapat
diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat.

3.2. Saran
Apabila kita ingin membuat suatu perusahaan maka sebaiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa barang/jasa yang akan kita produksi, lalu tentukan lokasi barik yang tepat karena itu
akan membantu jalannya operasi perusahaan dengan lancar. Selain itu, lingkungan kerja juga harus
baik dan sebisa mungkin suasananya nyaman sehingga produktivitas karyawan kita akan
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarni,Murti dan John Soeprihanto. 1987. Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan


Edisi 1. Penerbit Liberty. Yogyakarta
Sumarni,Murti dan John Soeprihanto. 2011. Pengantar Bisnis, Edisi 5. Penerbit
Liberty. Yogyakarta
Sumarni,Murti dan John Soeprihanto. 2014. Pengantar Bisnis, Edisi 6. Penerbit
Liberty. Yogyakarta
http://www.academia.edu/10736796/Pengertian_Tata_Letak_Pabrik_atau_Fasilitas
diakses pada 03 November 2015 pukul 18:50

http://www.academia.edu/5124880/Makalah_Bab_10 diakses pada 03 November


2015 pukul 18:10

http://purnamiap.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-produksi-lengkap.html
diakses pada 08 November 2015 pukul 09:20

Anda mungkin juga menyukai